You are on page 1of 47

Asuhan Keperawatan Anak

dengan Acut Lymphoblastic


Leukemia

IPANI Yogyakarta

09/04/17 Disampaikan pada Se


09/04/17 Disampaikan pada Se
09/04/17 Disampaikan pada Se
Introduction

Leukemia: 25-35% Childhood Cancer


ALL:
Malignant Disease
berkembangnya sel-sel limfosit normal
menjadi ganas dengan segera
menggantikan sel-sel yang normal di
dalam sumsum tulang belakang

09/04/17 Disampaikan pada Se


Etiology

Radiation
Chemicals
Drugs
Viruses
Genetic Abnormalities

09/04/17 Disampaikan pada Se


Incidence

3 per 100.000 children


Peak: 2-6 years
Sardjito (1992-1998) Leukemia=
48%
Indonesia problems:
Registration, Protocol, Specific
diagnosis, Cost (drugs and
suportive)

09/04/17 Disampaikan pada Se


Prognosis

Poor Countries: prognosis poor


Many patients without any treatment

09/04/17 Disampaikan pada Se


Clinical Signs
Symptoms:
Malaise, Fatigue
Bleeding, bruising
Fever
Bone pain
Lymphadenophaty (80%)
Splenomegali and hepatomegali (70-75%)
Enlargement of the testes
CNS: Intracranial pressure >

09/04/17 Disampaikan pada Se


Laboratory and Radiology

Peripheral blood: anemia,


trombocytopenia, Neutropenia
Bone marrow Aspirate: >25%
leukemia lymphoblasts
Radiographic: Mediastinal mass (5-
10%)

09/04/17 Disampaikan pada Se


FAB Classification
Morphological classification:
French-American-British (FAB):
L1: 80%, L3:< 2%, L2: the Remainder

L1: Higher remission


Prolonged survival than L2 and L3
L3: The worst prognosis

09/04/17 Disampaikan pada Se


Prognostic Factors
WBC, Hb, Trombosit
Age
Organomegaly
FAB Morphology
Mediastinum mass
Sex
CNS disease
09/04/17 Disampaikan pada Se
ALL Management in
childhood
Four components
Remission induction
Intensification
CNS treatment
Continuation
The purpose: eradicate leukemic
cells

09/04/17 Disampaikan pada Se


Remission induction

Regimen:
Vincrisrine (VCR) (Konstipasi, neuropati
perifer)
Dexamethasone (imunokompromis, psikis)
Methotrexate (MTX) intratekal (toksisitas
hati dan renal, syok anafilaksis)
Daunorobicin (Dauno) hanya untuk resti
(toksisitas jantung)
L-asparaginase (syok anafilaksis)

09/04/17 Disampaikan pada Se


09/04/17 Disampaikan pada Se
09/04/17 Disampaikan pada Se
Problems:
Difficult diagnosis
Education/ information
No cost, no delay
Complications/ failure

09/04/17 Disampaikan pada Se


Intensification/ consolidation

Combination:
MTx iv, 6- MP and L-asp
Problems: cost, complications,
isolation room

09/04/17 Disampaikan pada Se


Supportive care

Hemorrhage
Infection
Leukemia patients association

09/04/17 Disampaikan pada Se


Diagnosis Keperawatan
esensial b.d diagnosa
leukemia
Perubahan proses keluarga b.d
dampak diagnosis leukemia dan
dampak diagnosis leukemia dan
prognosis tak pasti
Berduka
Kurang pengetahuan

09/04/17 Disampaikan pada Se


Diagnosa Kep esensial b.d
supresi sumsum tulang
Risiko terhadap infeksi
Perubahan perfusi jaringan,
kardiopulmonal b.d anemia dan
trombositopenia karena leukemia/
kemoterapi

09/04/17 Disampaikan pada Se


Diagnosa kep esensial b.d
kemoterapi
Kurang pengetahuan
Resti terhadap cedera
Risiko terhadap perubahan membran mukosa
Risk terhadap perubahan vol cairan
Tidak toleran terhadap aktivitas
Nutrisi kurang
Gangguan citra tubuh
Perubahan integritas kulit

09/04/17 Disampaikan pada Se


Risiko Perubahan perfusi jaringan,
ginjal
PK. Anafilaksis syok
PK Perdarahan
Risiko penurunan curah jantung

09/04/17 Disampaikan pada Se


Rencana Perawatan

Risiko terhadap infeksi


Perlindungan Infeksi

Pantau Sel darah putih, diferensial,


jumlah granulosit absolut

Pantau tanda-tanda vital setiap 4 jam


atau lebih sering jika diperlukan

09/04/17 Disampaikan pada Se


Saat pertama suhu meningkat,
dapatkan spesimen untuk kultur sesuai
kebutuhan, biasanya dari urin, swab
tenggorok, darah, sputum dan luka
terbuka
Laporkan jika ada suhu di atas 37,5
derajat C pada dokter
Mulai pemberian antibiotik dengan
segera setelah mendapatkan spesimen
kultur.

09/04/17 Disampaikan pada Se


Gunakan kewaspadaan granulositopeni
per kebijakan institusi, termasuk:
Ruangan pribadi dengan pintu tertutup
Lakukan cuci tangan yang benar baik
pasien, keluarga, pengunjung,
keluarga dan juga terutama staf
Individu dengan infeksi saluran
pernafasan atau infeksi lainnya
disarankan untuk tidak masuk ruangan
pribadi tersebut

09/04/17 Disampaikan pada Se


Pasien diharuskan untuk menggunakan
masker jika meninggalkan ruangan pribadi
Gunakan diet rendah bakteri termasuk buah
segar, lada, sayur, dan bumbu
Pasien harus menghindari tempat keramaian
Gunakan sarung tangan jika berkebun
Pantau adanya infeksi sistemik dan atau lokal,

09/04/17 Disampaikan pada Se


Berikan obat antibiotik, anti jamur, dan
obat-obat antimikrobial lainnya sesuai
kebutuhan.
Berikan faktor perangsang koloni
seperti G-CSF atau GM-CSG sesuai
kebutuhan.
Bantu pasien dalam melakukan higiene
pribadi seperti mandi, perawatan
mulut, perawatan perineal.

09/04/17 Disampaikan pada Se


Anjurkan untuk istirahat sesuai kebutuhan.

Kaji semua sisi prosedur invasif terhadap


munculnya tanda-tanda infeksi.

Kaji kulit dan membran mukosa terhadap


adanya kerusakan.

Ganti semua balutan setiap hari yang meliputi


daerah infus, jalur arteri sesuai standar
institusi

09/04/17 Disampaikan pada Se


Edukasi pasien, Keluarga dan pengunjung
Ajarkan pasien, keluarga/ pengunjung
mengenai tindakan-tindakan untuk
menurunkan risiko infeksi.

Ajarkan pasien/keluarga/pengunjung
mengenai tanda dan gejala infeksi yang
menekankan pada keadaan yang benar
untuk melaporkannya pada tenaga
kesehatan.

09/04/17 Disampaikan pada Se


Instruksikan pasien untuk minum obat
sesuai petunjuk dokter sampai tidak
dibutuhkan lagi seperti antibiotik,
faktor stimulasi koloni.

Jelaskan pada pasien mengenai harga


obat yang diperkirakan dan bantu
untuk memanfaatkan asuransi yang
ada pada pasien atau kemampuannya
untuk membayar.

09/04/17 Disampaikan pada Se


Instruksikan pasien untuk menghindari
orang-orang dengan infeksi saluran
nafas atas (flu, pilek) dan anak-anak
yang terkena infeksi seperti chicken
pox); dan untuk menghindari kontak
dengan penyakit lesi-lesi herpes
lainnya.

09/04/17 Disampaikan pada Se


Pengobatan demam
Pantau suhu setiap 4 jam.

Pantau nadi, tekanan darah, dan


pernafasan setiap 4 jam

Pantau pemasukan dan pengeluaran.

09/04/17 Disampaikan pada Se


Beritahu dokter terhadap peningkatan
suhu tubuh yang pertama pada pasien
dengan neutropenia.

Berikan obat-obat antipiretik sesuai


permintaan seperti asetaminofen,
hindari penggunaan aspirin.

Gunakan matras termik sesuai dengan


kebutuhan.

09/04/17 Disampaikan pada Se


Edukasi

Instruksikan pasien rawat jalan dengan


granulositopenia untuk memeriksa suhu
pada pagi dan sore hari atau jika merasa
kedinginan atau hangat.

Beritahu petugas kesehatan dengan


segera jika ada suhu diatas 37,5 derajat C

09/04/17 Disampaikan pada Se


Instruksikan pasien untuk minum
paling sedikit 2-3 liter per hari (8-12
gelas).

Instruksikan pasien untuk minum obat


antibiotik sesuai permintaan (7-14
hari).

09/04/17 Disampaikan pada Se


Perubahan perfusi jaringan,
kardiopulmonal
Pantau Hb, Ht dan jumlah
trombosit.

Pastikan pesanan dokter mengenai


pemberian produk darah dan
kecepatan infusnya.

09/04/17 Disampaikan pada Se


Pasang ukuran jarum yang tepat
untuk pemberian produk darah ke
dalam alat akses vena implantasi
(VAD).
Lakukan pembilasan pada infus
dengan salin isotonik.
Pantau tanda-tanda vital sebelum
dan sesudah selama transfusi.

09/04/17 Disampaikan pada Se


Jangan memberikan beberapa obat ke
dalam darah atau infus yang sedang
untuk transfusi darah.

Observasi dan tanyakan adanya


perasaan gatal, rasa gatal disertai
bintik, bintik merah, napas pendek.

Pantau dan atur kecepatan aliran


selama transfusi.

09/04/17 Disampaikan pada Se


Pantau sisi penusukan IV terhadap adanya
tanda kemerahan, nyeri dan pembengkakan.
Hindari pemberian sdm yang terlalu cepat.
Berikan obat-obat untuk mengatasi kelebihan
beban cairan.(Meningkatkan diuresis)
Hentikan transfusi bila terjadi reaksi dan
pertahankan infus dengan salin normal.
Ambil spesimen darah dan urin yang
dikeluarkan pertama sesuai dengan kebijakan
institusi.

09/04/17 Disampaikan pada Se


Selesaikan pemberian darah dan
kembalikan ke bank darah dengan
wadah dan selangnya.

Dokumentasikan adanya reaksi


transfusi, jumlah yang diinfuskan,
tanda vital dan respon pasien

Pertahankan kewaspadaan umum.


(Mencegah kontaminasi dan
penyebaran infeksi)

09/04/17 Disampaikan pada Se


Edukasi

Instruksikan pasien/ keluarga mengenai


tanda dan gejala yang perlu dilaporkan
dan di catat selama transfusi (seperti
gatal dengan bintik kemerahan,
menggigil, gatal-gatal, pernafasan
pendek).

Beritahu pasien dan keluarga terhadap


kebutuhan akan transfusi berulang.

09/04/17 Disampaikan pada Se


Risiko penurunan curah jantung

Identifikasi pasien berisiko:


Adriamycin . 550mg/m2 atau ,450
mg/m2 dengan siklofosfamid

Kaji data dasar pasien sebelumnya


untuk memulai kemoterapi

09/04/17 Disampaikan pada Se


Kaji kualitas dan keteraturan dari
denyut jantung
Lakukan EKG bagi pasien risiko tinggi
Instruksikan pasien untuk melaporkan
adanya keluhan dispnea
Beritahukan pasien/keluarga terhadap
risiko masalah jantung, sebelum
pengobatan

09/04/17 Disampaikan pada Se


Reflection and Discussion
Are we clarifying the roles of parents/
family/ patient and the roles of nurses
explicit?
Are parents/family/ patient asked whether
and how they want to participate?
The need for private rooms/ relief? How do
we ensure that?
Parents or family/ patient informational
needs vs. do not dare to disturb nurses
because they are busy

09/04/17 Disampaikan pada Se


09/04/17 Disampaikan pada Se
09/04/17 Disampaikan pada Se
Terima Kasih

09/04/17 Disampaikan pada Se

You might also like