You are on page 1of 29

ASUHAN KEPERAWATAN

PARTUS PREMATURE DAN POST


MATURE

SGD KEPERAWATAN REPRODUKSI 2


Disusun Oleh :
Kelompok 2/A1/A14

Lucy Kartika (131411131031)


Alfi Dwi Putri (131411131043)
Venni Hariani (131411131034)
Neri Andriani (131411131040)
Eva Diana (131411131055)
Rahendra Wahyu (131411131046)
Desy Indah N. (131411131052)
Kehamilan postmatur (postterm) disebut juga kehamilan
lewat waktu/bulan merupakan kehamilan yang berlangsung
sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari
pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan
siklus haid rata-rata 28 hari (Prawirohardjo, 2008)

POST MATURE
Menurut Sarwono,2010
Pengaruh Progresteron -> Penurunan hormon progresteron dalam
kehamilan dapat mempengaruhi proses biomolekuler pada
persalinan dan meningkatkan sensitivitas uterus terhadap
oksitosin.

Teori Oksitosin -> Pemakaian okstitosin untuk induksi persalinan


secara fisiologis memegang peranan penting dalam menimbulkan
persalinan dan pelepasan okstitosin dari neurohipofisis ibu hamil
yang kurang pada usia kehamilan lanjut.

Etiologi
Teori Kortisol/ ACTH Janin -> Kortisol janin akan
memperngaruhi plasenta sehingga prosuksi progresteron
berkurang dan memperbesar sekresi esterogen.

Saraf Uterus -> Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus


Frankenhauser akan membangkitkan kontraksi uterus.

Herediter -> Mogren menyatakan bahwa bilamana seorang ibu


mengalami kehamilan posterm saat melahirkan anak perempuan,
maka besar kemungkinan anak perempuan akan mengalami
kehamilan posterm
Menurut Sarwono (2010)
Stadium I
Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi
berupa kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas
Stadium II
Gejala di atas disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada
kulit
Stadium III
Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat

Manifestasi klinis
Menurut Bayu (2009)

Biasanya lebih berat dari bayi matur ( > 4000 gram)


Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur
Rambut lanugo hilang atau sangat kurang
Verniks kaseosa di bidan kurang
Kuku-kuku panjang
Rambut kepala agak tebal
Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel
Sindrom Postmatur: Bayi post mature menunjukkan gejala
yang khas, berupa kulit keriput, mengelupas lebar, badan
kurus, dan maturitas lanjut karen mata bayi tersebut terbuka,
tidak mengalami hambatan pertumbuhan karena berat lahirnya
jarang turun dibawah persentil ke-10 untuk usia gestasinya.

Sindrom ini terjadi pada sekitar 10 % kehamilan antara 41 dan


43 minggu dan akan meningkat menjadi 33 % pada 44
minggu. Oligohidramnion yang menyertainya secara nyata
meningkatkan kemungkinan postmaturitas.

Patofisiologi
Disfungsi plasenta : Kadar eritroprotein plasma tali
pusat meningkat secara signifikan pada kehamilan yang
mencapai 41 minggu atau lebih. Janin posterm mungkin
terus bertambah berat badannya sehingga bayi tersebut
luar biasa berat saat lahir. Janin yang terus tumbuh
menunjukan fungsi plasenta tidak terganggu
Pertumbuhan janin terhambat: Pertumbuhan janin
terhambat menyertai kasus lahir mati pada usia gestasi 42
minggu atau lebih.

Serviks yang tidak baik: Pada wanita dengan umur


kehamilan 41 minggu mempunyai serviks yang belum
berdilatasi. Dilatasi serviks adalah indicator prognostic
yang penting untuk keberhasilan induksi dalam
persalinan.
Gawat janin dan Oligohidramnion: Alasan utama
meningkatnya resiko pada janin posterm adalah dengan
diameter tali pusat yang mengecil, diukur dengan USG,
bersifat prediktif terhadap gawat janin intrapartum,
terutama bila disertai dengan ologohidramnion.

Penurunan volume cairan amnion biasanya terjadi ketika


kehamilan telah melewati 42 minggu, mungkin juga
pengeluaran mekonium oleh janin ke dalam volume
cairan amnion yang sudah berkurang menyebabkan
terbentuknya mekonium kental yang terjadi pada sindrom
aspirasi mekonium
USG
Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan diagnostik
Menentukan apakah kehamilan memang telah
berlangsung lewat bulan atau bukan. Dengan demikian,
penatalaksanaan ditujukan pada dua variasi dari
postmatur ini.
Identifikasi kondisi janin dan keadaan yang
membahayakan janin.
Periksa kematangan serviks dengan skor Bishop

Penatalaksanaan
kehamilan post matur
Hangatkan inkubator
Bersihkan bayi baru lahir, dari darah dan verniks yang
belebihan, khususnya yang ada di kepala, dengan handuk
yang telah dihangatkan sebelumnya
Letakkan bayi ke dalam inkubator
Bungkus bayi dengan selimut yang telah dihangatkan dan
pindahkan bayi ke ibu
Rangkul bayi sehingga menempel pada dada ibu dan
dibedong dengan selimut yang hangat

Penatalaksanaan bayi
post matur
Gawat janin
Gerakan janin berkurang
Kematian janin
Asfiksia
Kelainan letak
Sindrom aspirasi mekonium
Makrosomia
Pertumbuhan janin terlambat

Komplikasi
Asuhan Keperawatan
American academy pediatric mendefinisikan prematuritas adalah
kelahiran hidup bayi dengan berat < 2.500 gram.

Menurut WHO, persalinan premature adalah persalinan dengan usia


kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat bayi < 2.500 gram.

Menurut nugroho (2010) persalinan preterm atau partus prematur


adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu
(antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500
gram. Partus preterm adalah kelahiran setelah 20 minggu dan
sebelum kehamilan 37 minggu dari hari pertama menstruasi terakhir.

PARTUS PREMATUR
Faktor Iatrogenik (Indikasi Medis pada Ibu/ Janin) :
pengakhiran kehamilan yang terlalu dini dengan seksio
sesaria dapat disebabkan karena ibu atau janin dalam
keadaan seperti diabetes maternal, hipertensi dalam
kehamilan, atau terjadi gangguan intra uterine

Eiologi
Faktor maternal : Toksenia, hipertensi, malnutrisi /
penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus kelahiran
premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana
uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya pada
pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari
plasenta.
Faktor fetal : Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi
antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi

Faktor spontan : idiopatik, ketuban pecah dini, inkompetensi


serviks, insufisiensi plasenta, overdistensi uterus, perdarahan
dalam trimester ketiga, abnormalitas uterus, trauma, dll.
Sangat prematur -> usia kehamilan 24-30mgg. BB bayi
1000-1500g.
Prematur sedang -> usia kehamilan 31-36mgg. BB bayi
1501-2000g.
Prematur borderline -> usia kehamilan 36-38mgg. BB
bayi 2001-2499g. Lingkar kepala 33cm. Lingkar dada
30cm. Panjang badan 45cm.

Klasifikasi
Ibu dengan persalinan prematur dapat disebabkan oleh
beberapa faktor yang berasal dari ibunya sendiri maupun
ddari janin yang mengalami kegawatan. Adanya penyakit
sistemik yang menyertai dapat menyebabkan ketuban pecah
dini sehingga menginduksi kontraksi uterus.
Adanya kontraksi yang dirasakan terus menerus dapat
menekan pembuluh saraf dan menyebabkan terjadinya
nyeri, selain itu kontraksi yang berlebihan sebelum
persalinan pada waktunya, dapat merusak pembuluh darah
di sekitar uterus sehingga terjadi pendarahan.

Patofisiologi
Kontraksi uterus yang teratur sedikitnya 3-5 menit sekali
dalam 45 detik dalam waktu minimal 2 jam
Kram seperti kram menstruasi, nyeri pada punggung
bawah, nyeri atau tekanan pada suprapubis, tekanan atau
rasa berat pada panggul
Pada fase aktif, intensitas dan frekuensi kontraksi
meningkat pada saat pasien melakukan aktivitas.

Manifestasi klinis
Kontraksi rahim yang teratur dengan jarak waktu sepuluh
menit atau kurang dan kontraksi ini tidak harus teraa sakit
Taksiran berat janin sesuai dengan usia kehamilan antara 20-37
minggu
Keluar air atau cairan lainnya dari vagina
Menurut Ida Bagus Gde Manuaba dkk, 2007, upaya
menunda persalinan prematur sangat penting karena dapat
mengurangi kematian akibat persalinan dan komplikasi bayi
prematur. Dengan demikian, upaya menunda dapat
dilakukan dengan menghambat kontraksi otot uterus dengan
menggunakan terapi tokolitik.

Penatalaksanaan
Sediaan apus vagina dan serviks
Urin rutin dan kultur
Usg
Pengkajian gestasi

Pemeriksaan diagnostik
Perdarahn intra ventrikuler
Enterokolitis Nekotizing
Hipertensi Pulmonal Persisten
Sindroma gawat nafas
Sepsis
Apnea
Hiperbilirubinemia

Komplikasi
Asuhan Keperawatan
THANK YOU !

You might also like