You are on page 1of 21

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN


LUKA BAKAR
OLEH : KELOMPOK 7
Pengertian

Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu
tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia dan radiasi juga oleh
sebab kontak dengan suhu rendah
Etiologi

1. Luka Bakar Suhu Tinggi (Thermal Burn)


a.Gas
b.Cairan
c.Bahan padat (Solid)
2.Luka Bakar Bahan Kimia (Chemical Burn)
3.Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical Burn)
4.Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury)
Setelah mengalami luka bakar maka seorang penderita akan berada
dalam tiga tingkatan fase, yaitu :
1.Fase Akut
2.Fase Subakut
3.Fase Lanjut
Patofisiologi

Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energy dari sumber panas ke


tubuh. Kulit dengan luka bakar akan mengalami kerusakan pada
epidermis, dermis maupun jaringan subkutan tergantung faktor
penyebab dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas atau
penyebabnya. Dalam luka bakar akan mempengaruhi kerusakan atau
gangguan kulit dan kematian sel-sel.
Luka bakar mengakibatkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah
sehingga air, natrium klorida, dan protein tubuh akan keluar dari dalam
sel dan menyebakan terjadi edema yang dapat berlanjut pada keadaan
hipovolemia dan hemokonsentrasi.
Pathway
Klasifikasi Luka Bakar
1.Dalamnya Luka Bakar
Kedalaman Penyebab Penampilan Warna Perasaan
Ketebalan partial Jilatan api, sinar ultra - Kering tidak ada gelembung. Bertambah Nyeri
superficial violet (terbakar oleh - Oedem minimal atau tidak ada. merah.
(tingkat I) matahari). - Pucat bila ditekan dengan ujung jari,
berisi kembali bila tekanan dilepas.
Lebih dalam dari - Kontak dengan bahan - Blister besar dan lembab yang Berbintik-bintik Sangat nyeri
ketebalan partial air atau bahan padat. ukurannya bertambah besar. yang kurang
(tingkat II) - Jilatan api kepada - Pucat bial ditekan dengan ujung jari, jelas, putih,
SuperfisialDalam pakaian. bila tekanan dilepas berisi kembali. coklat, pink,
- Jilatan langsung kimiawi daerah merah
- Sinar ultra violet. coklat.

Ketebalan - Kontak dengan bahan - Kering disertai kulit mengelupas. Putih, kering, Tidak sakit,
sepenuhnya cair atau padat. - Pembuluh darah seperti arang terlihat hitam, coklat tua. sedikit sakit.
(tingkat III) - Nyala api. dibawah kulit yang mengelupas. Hitam. Rambut mudah
- Kimia. - Gelembung jarang, dindingnya sangat Merah. lepas bila dicabut.
- Kontak dengan arus tipis, tidak membesar.
listrik. - Tidak pucat bila ditekan.
2. Luas Luka Bakar
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal
dengan nama rule of nine atau rule of wallace yaitu:
a. Kepala dan leher : 9%
b. Lengan masing-masing 9% : 18%
c. Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%
d. Tungkai masing-masing 18% : 36%
e. Genetalia/perineum : 1%
3. Berat Ringannya Luka Bakar
Untuk mengkaji beratnya luka bakar harus dipertimbangkan beberapa
faktor antara lain :
a. Persentasi area (Luasnya) luka bakar pada permukaan tubuh.
b. Kedalaman luka bakar.
c. Anatomi lokasi luka bakar.
d. Umur klien.
e. Riwayat pengobatan yang lalu.
f.Trauma yang menyertai atau bersamaan.
4. Berdasarkan tingkat keseriusan luka
a.Luka bakar mayor
b.Luka bakar moderat
c.Luka bakar minor
Komplikasi

Kelainan pada pernafasan akibat hisapan


Infeksi, insiden infeksi meingkat sejalan dengan peningkatan luas luka
bakar.
Neurovaskular, terjadi karena luka bakar luas
Pembentukan jaringan parut yang menyebabkan penurunan aliran
darah
Penatalaksanaan

Prinsip penanganan luka bakar adalah dengan menutup lesi sesegera


mungkin, pencegahan infeksi dan mengurangi rasa sakit. Pencegahan
trauma pada kulit yang vital dan elemen didalamnyadan pembatasan
pembentukan jaringan parut
Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Aktifitas/istirahat:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area yang
sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
Sirkulasi:
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi (syok); penurunan
nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera; vasokontriksi perifer umum dengan
kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri);
disritmia (syok listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar).
Integritas ego:
Gejala: masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda: ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri, marah.
Eliminasi:
Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin
hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam;
diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi);
penurunan bising usus/tak ada; khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar
dari 20% sebagai stres penurunan motilitas/peristaltik gastrik.
Makanan/cairan:
Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
Neurosensori:
Gejala: area batas; kesemutan.
Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon dalam
(RTD) pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik); laserasi korneal;
kerusakan retinal; penurunan ketajaman penglihatan (syok listrik); ruptur
membran timpanik (syok listrik); paralisis (cedera listrik pada aliran saraf).
Nyeri/kenyamanan:
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren sensitif
untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan
sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara respon pada luka bakar ketebalan
derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak
nyeri.
Pernafasan:
Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan cedera
inhalasi).
Tanda: serak; batuk mengii; partikel karbon dalam sputum; ketidakmampuan
menelan sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera inhalasi.
Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada;
jalan nafas atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme,
oedema laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema paru); stridor (oedema
laringeal); sekret jalan nafas dalam (ronkhi).
Keamanan:

Tanda:
Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari sehubungan dengan proses trobus
mikrovaskuler pada beberapa luka.
Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian kapiler lambat pada adanya penurunan curah
jantung sehubungan dengan kehilangan cairan/status syok.
Cederaapi: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan variase intensitas panas yang dihasilkan bekuan
terbakar. Bulu hidung gosong; mukosa hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring posterior;oedema lingkar
mulut dan atau lingkar nasal.
Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab.
Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak halus; lepuh; ulkus; nekrosis; atau jarinagn parut
tebal. Cedera secara mum ebih dalam dari tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan dapat berlanjut sampai
72 jam setelah cedera.
Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat
meliputi luka aliran masuk/keluar (eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal tubuh tertutup dan luka
bakar termal sehubungan dengan pakaian terbakar.
Adanya fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot tetanik sehubungan dengan syok listrik).
Pemeriksaan diagnostik:

1.LED: mengkaji hemokonsentrasi.


2. Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. Ini terutama
penting untuk memeriksa kalium terdapat peningkatan dalam 24 jam pertama
karena peningkatan kalium dapat menyebabkan henti jantung.
3.Gas-gas darah arteri (GDA) dan sinar X dada mengkaji fungsi pulmonal, khususnya
pada cedera inhalasi asap.
4.BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal.
5. Urinalisis menunjukkan mioglobin dan hemokromogen menandakan kerusakan otot
pada luka bakar ketebalan penuh luas.
6.Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.
7.Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun pada luka
bakar masif.
8.Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap.
Diagnosa Keperawatan

Kerusakan Pertukaran Gas b.d. keracunan gas CO inhalasi asap dan obstruksi saluran nafas atas
Kurang volume cairan b.d. peningkatan permeabilitas kapiler dan kehilangan cairan akibat
evaporasi dari daerah LB
Nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit/jaringan; pembentukan edema.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan metabolic (BMR)
Gangguan mobilisasi b.d kerusakan jaringan dan kontraktur
Gangguan pola tidur b.d perangsangan pusat RES di hipotalamus akibat kerusakan jaringan kulit
Cemas/takut b.d hospitalisasi/prosedur isolasi
Gangguan body image b.d perubahan penampilan fisik
Kurang pengetahuan tentang kondisi luka bakar, prognosis dan perawatan luka bakar b.d
kurangnya informasi
Resti infeksi b.d kerusakan integritas kulit
Intervensi

Kerusakan Pertukaran Gas b.d. keracunan gas CO inhalasi asap dan obstruksi saluran nafas atas
Tujuan :
Oksigenasi jaringan adekuat
Kriteria Hasil:
- Tidak ada tanda-tanda sianosis
- Frekuensi nafas 12 - 24 x/mnt
- SP O2 > 95
Intervensi :
1. kaji tanda-tanda distress nafas, bunyi, frekuensi, irama, kedalaman nafas.
2. monitor tanda-tanda hypoxia(agitsi,takhipnea, stupor,sianosis)
3. monitor hasil laboratorium, AGD, kadar oksihemoglobin, hasil oximetri nadi,
4. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemasangan endotracheal tube atau tracheostomi tube bila diperlukan.
5. kolabolarasi dengan tim medis untuk pemasangan ventilator bila diperlukan.
6. kolaborasi dengan tim medis untuik pemberian inhalasi terapi bila diperlukan
TERIMAKASIH

You might also like