You are on page 1of 29

ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL

GAWAT JANIN, TALI PUSAT MENUMBUNG,


ASFIKSIA

Anggota Kelompok
Melan Rismaya
Novie Sri Suryaningsih
Sevia Aulia Rachman
Gawat Janin (Fetal Distress)

adalah gangguan pada janin dapat terjadi


pada masa antepartum atau intrapartum.
Kegawatan janin antepartum menjadi
nyata dalam bentuk retardasi
pertumbuhan intrauterin. Hipoksia janin
peningkatan tahanan vaskular pada
pembuluh darah janin. (Nelson, Ilmu
Kesehatan Anak)
Gawat Janin (Fetal Distress)

Disebut gawat
janin bila
ditemukan bila
denyut jantung
janin diatas 160 /
menit atau
dibawah 100 /
menit, denyut
jantung tidak
teratur , atau
keluarnya
Etiologi

Penyebab dari gawat janin yaitu:


1. Insufisiensi uteroplasenter akut
(kurangnya aliran darah uterus-
plasenta dalam waktu singkat)
2. Insufisiensi uteroplasenter kronik
(kurangnya aliran darah uterus-
plasenta dalam waktu lama)
3. Kompresi (penekanan) tali pusat
4. Penurunan kemampuan janin
membawa oksigen
Patofisiologi
Ada beberapa proses
atau tahapan
terjadinya peristiwa
Fetal Distress, antara
lain :

Perubahan
pada Perubahan Perubahan
kehamilan cairan amnion pada plasenta
Postterm
Komplikasi
Gawat janin dapat
menyebabkan berakhirnya
Pada Kehamilan kehamilan karena pada gawat
janin, maka harus segera
dikeluarkan.

Persalinan menjadi cepat


karena pada gawat janin harus
segera dikeluarkan

Pada
persalinan Persalinan dengan
tindakan, seperti ekstraksi
cunam, ekstraksi forseps,
vakum ekstraksi, ataupun
bahkan dapat diakhiri
dengan tindakan sectio
saesarea (SC)
Diagnosa

Diagnosis gawat janin saat persalinan


didasarkan pada denyut jantung janin yang
abnormal. Diagnosis lebih pasti jika disertai
air ketuban hijau dan kental/ sedikit. Gawat
janin dapat terjadi dalam persalinan karena
partus lama, Infuse oksitosin, perdarahan,
infeksi, insufisiensi plasenta, ibu diabetes,
kehamilan pre dan posterm atau prolapsus
tali pusat. Hal ini harus segera dideteksi
dan perlu penanganan segera.
Klasifikasi
Jenis gawat janin yaitu :

Gawat janin
iatrogenic

Posisi tidur ibu


Gawat janin
yang terjadi
secara ilmiah
Infus oksitosin
Gawat janin
sebelum
persalinan Anestesi
Epidural
Gawat janin
kronik

Gawat janin
akut
Gawat
janinselama
persalinan
Penatalaksanaan

Penanganan umum:
Pasien dibaringkan miring ke kiri, agar sirkulasi janin dan pembawaan
oksigen dari obu ke janin lebih lancer.
Berikan oksigen sebagai antisipasi terjadinya hipoksia janin.
Hentikan infuse oksitosin jika sedang diberikan infuse oksitosin,
karena dapat mengakibatkan peningkatan kontraksi uterus yang
berlanjut dan meningkat dengan resiko hipoksis janin.
Jika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan) mulailah
penanganan yang sesuai.
Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan denyut jantung janin tetap
abnormal sepanjang paling sedikit 3 kontraksi, lakukan pemeriksaan
dalam untuk mencari penyebab gawat janin:
Bebaskan setiap kompresi tali pusat
Perbaiki aliran darah uteroplasenter
Menilai apakah persalinan dapat berlangsung normal atau kelahiran segera
merupakan indikasi.
Rencana kelahiran (pervaginam atau perabdominam) didasarkan pada fakjtor-faktor
etiologi, kondisi janin, riwayat obstetric pasien dan jalannya persalinan.
Penatalaksanaan Khusus

Posisikan ibu dalam keadaan miring sebagai usaha untuk


membebaskan kompresi aortokaval dan memperbaiki aliran
darah balik, curah jantung dan aliran darah uteroplasenter.
Oksigen diberikan melalui masker muka 6 liter permenit
sebagai usaha untuk meningkatkan pergantian oksigen
fetomaternal.
Oksigen dihentikan, karena kontraksi uterus akan
mengganggu curahan darah ke ruang intervilli.
Hipotensi dikoreksi dengan infus intravena dekstrose 5 %
berbanding larutan laktat. Transfusi darah dapat di
indikasikan pada syok hemoragik.
Pemeriksaan pervaginam menyingkirkan prolaps tali pusat
dan menentukan perjalanan persalinan.
Pengisapan mekonium dari jalan napas bayi baru lahir
mengurangi risiko aspirasi mekoneum
Tali pusat menumbung

Tali Pusat Menumbung adalah


keadaan tali pusat ada di
samping atau di bawah
bagian terbawah janin.
Meskipun merupakan
komplikasi yang jarang
kurang dari 1 persen (0.3
sampai 0.6 persen) tetapi
artinya besar sekali oleh
karena angka kematian janin
yang tinggi dan bahaya untuk
ibu bertambah besar akibat
tindakan operatif yang
digunakan dalam
penanganannya.
Klasifikasi
Tali pusat
menempati
salah satu dari
tiga
kedudukan:

Terletak di
Melewati
samping bagian
introitus dan ke
terbawah janin Turun ke vagina luar dari vagina
di PAP
Etiologi
Diagnosa
Diagnosis tali pusat menumbung
dibuat dengan dua cara:
melihat tali pusat di luar vulva, dan
meraba tali pusat pada pemeriksaan
vaginal. Oleh karena kematian janin tinggi
bila tali pusat sudah keluar melalui introitus,
harus dicari cara-cara untuk dapat
menegakkan diagnosis lebih awal.
Prognosis

Persalinan Persalinan tidak


terpengaruh oleh tali pusat
menumbung. Ibu Bahaya untuk ibu
hanya apabila dilakukan tindakan
traumatik untuk menyelamatkan
bayi. Janin Kematian perinatal tak
dikoreksi sekitar 35 persen. Harapan
untuk bayi tergantung pada derajat
dan lamanya kompresi tali pusat dan
interval antara diagnosis dan
Penanganan Tali Pusat Menumbung

Bila janin sudah meninggal.\


Bila janin diketahui abnormal
(mis. anencephalus).
Tali pusat Bila janin masih sangat
menumbung
prematur sehingga tidak ada
dibiarkan dan
persalinan harapan untuk dapat hidup.
diteruskan pada Tidak ada gunanya
keadaan-keadaan memberikan risiko pada ibu.
sebagai berikut:
Usaha-usaha untuk mengurangi kompresi tali
pusat dan memperbaiki keadaan janin adalah
sebagai berikut:

Penolong memasukkan satu tangan ke dalam vagina dan mendorong


bagian terendah ke atas menjauhi tali pusat. Pada waktu yang
bersiumum dilakukan persiapan untuk menolong persalinan.

Pasien diletakkan dalam sikap lutut-dada (knee chest) atau


Trendelenburg, dengan pinggul di atas dan kepala di bawah.

Diberikan oksigen dengan masker kepada ibu.

Denyut jantung janin sering diperiksa dengan teliti.

Dilakukan pemeriksaan vaginal untuk menentukan presentasi,


pembukaan cervix, turunnya bagian terendah dan keadaan tali
pusat.
Asfiksia Neonaturum

Asfiksia neonaturum
adalah kegagalan nafas
secara spontan dan
teratur pada saat lahir Asfiksia neonaturum
atau beberapa saat adalah kegagalan
setelah saat lahir yang bernafas secara spontan
ditandai dengan dan teratur segera
hipoksemia, hiperkarbia setelah lahir (WHO,1999)
dan asidosis
( IDAI,2004).
Klasifikasi asfiksia

Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3.


Asfiksia ringan sedang dengan nilai APGAR 4-
6.
Bayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai
APGAR 7-9.
Bayi normal dengan nilai APGAR 10
(Ghai,2010)
KLASIFIKASI ASFIKSIA BERDASARKAN
NILAI APGAR :
Nilai 0 1 2
Nafas Tidak ada Tidak teratur Teratur

Denyut
Tidak ada <100 >100
jantung

Tubuh merah
Warna
Biru atau pucat jambu dan kaki Merah jambu
kulit tangan biru

Gerakan
Tidak ada Sedikit fleksi Fleksi
/tonus otot
Refleks
(menangis Tidak ada Lemah/lambat Kuat

)
Etiologi

Kekurangan oksigen :
Partus lama (rigid serviks
dan Antonia / insersi uteri)
Rupture uteri yang
memberat, kontraksi uterus
yang terus-menerus
mengganggu sirkulasi
darah ke plasenta
Asfiksia Prolaps fenikuli tali pusat
dalam akan tertekan antara
kepala dan panggul
persalin Pemberian obat bius terlalu
an : banyak dan tidak tepat
pada waktunya
Perdarahan banyak :
plasenta preavia dan
solution plasenta
Kalau plasenta sudah tua :
Postmaturitas (serotinus),
disfungsi uteri
Cara bayi memperoleh oksigen
sebelum dan setelah lahir :
Sebelum lahir, paru janin tidak berfungsi sebagai sumber oksigen atau
jalan untuk mengeluarkan karbondioksida
Setelah lahir, bayi akan segera bergantung pada paru-paru sebagai
sumber utama oksigen.
Arteri dan vena umbilikalis akan menutup sehingga menurunkan tahanan
pada sirkulasi plasenta dan meningkatkan tekanan darah sistemik.
Keadaan relaksasi tersebut dan peningkatan dan peningkatan tekanan
darah sistemik ,
Pada akhir masa transisi normal, bayi menghirup udara dan
menggunakan paru-paru, akan mendapatkan oksigen.
Reaksi bayi terhadap kesulitan selama masa transisi normal
Pada saat pasokan oksigen berkurang, akan terjadi konstriksi arteriol pada
organ seperti usus, ginjal , otot dan kulit, namun demikian aliran darah ke
jantung dan otak tetap stabil atau meningkat untuk mempertahankan
pasokan oksigen.
Sebagai akibat dari kekurangan perfusi oksigen dan oksigenasi jaringan,
akan menimbulkan kerusakan jaringan otak yang irreversible
Komplikasi Pasca Hipoksia

Asfiksia neonatorum dapat menyebabkan


komplikasi pasca hipoksia, yang dijelaskan
menurut beberapa pakar antara lain berikut ini :
Pada keadaan hipoksia akut akan terjadi
redistribusi aliran darah sehingga organ vital
seperti otak, jantung dan kelenjar adrenal akan
mendapatkan aliran yang lebih banyak
dibandingkan organ lain. Perubahan dan
redistribusi aliran terjadi karena penurunan
resistensi vascular pembuluh darah dan jantung
serta meningkatnya resistensi vascular di
perifer( Williams CE. 1993)
Penegakkan Diagnosa

Untuk menegakkan diagnosis dapat dilakukan dengan


berbagai cara dan pemeriksaan, berikut ini :
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan
asfiksia neonatorum
adalah dengan
melakukan resusitasi Penatalaksanaan
neonatus resusitasi neonatus .
secara garis besar
mengikuti algoritma
resusitasi neonatal
Penilaian

Setelah dilakukan
tindakan
resusitasi diatas,
maka penilaian
dilakukan setelah
30 detik untuk
Pernafas Frekuensi Warna
menentukan perlu
an jantung kulit
tidaknya resusitasi
lanjutan. Menurut
Perinasi (2006),
tanda vital yang
perlu dinilai
sebagai berikut :
Penghentian resusitasi

penghenti Bila tidak ada upaya bernafas dan


denyut jantung setelah 10 menit,
an setelah usaha resusitasi yang
resusitasi menyeluruh dan adekuat dan
penyebab lain telah disingkirkan,
dilakukan, maka resusitasi dapat dihentikan.
dengan Data mutakhir menunjukkan
bahwa setelah henti jantung
criteria selama 10 menit sangat tipis
kemungkinan selamat, dan yang
antara selamat biasanya menderita
lain : cacat berat (Vain NE,2004)
a
r i m
e
T s i h
K a
Pertanyaan
1. Kenapa diabetes dapat
menyebabkan gawat janin ? Arfilla
2. Jika pada trim.2 gerakan janin
berkurang, apakah ada
penatalaksanaan khusus atau harus
di ternimasi? Nurfadillah
3. Kenapa resusitasi dilakukan selama
10menit? Kenapa tidak berlanjut ?

You might also like