Professional Documents
Culture Documents
Anggota Kelompok
Melan Rismaya
Novie Sri Suryaningsih
Sevia Aulia Rachman
Gawat Janin (Fetal Distress)
Disebut gawat
janin bila
ditemukan bila
denyut jantung
janin diatas 160 /
menit atau
dibawah 100 /
menit, denyut
jantung tidak
teratur , atau
keluarnya
Etiologi
Perubahan
pada Perubahan Perubahan
kehamilan cairan amnion pada plasenta
Postterm
Komplikasi
Gawat janin dapat
menyebabkan berakhirnya
Pada Kehamilan kehamilan karena pada gawat
janin, maka harus segera
dikeluarkan.
Pada
persalinan Persalinan dengan
tindakan, seperti ekstraksi
cunam, ekstraksi forseps,
vakum ekstraksi, ataupun
bahkan dapat diakhiri
dengan tindakan sectio
saesarea (SC)
Diagnosa
Gawat janin
iatrogenic
Gawat janin
akut
Gawat
janinselama
persalinan
Penatalaksanaan
Penanganan umum:
Pasien dibaringkan miring ke kiri, agar sirkulasi janin dan pembawaan
oksigen dari obu ke janin lebih lancer.
Berikan oksigen sebagai antisipasi terjadinya hipoksia janin.
Hentikan infuse oksitosin jika sedang diberikan infuse oksitosin,
karena dapat mengakibatkan peningkatan kontraksi uterus yang
berlanjut dan meningkat dengan resiko hipoksis janin.
Jika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan) mulailah
penanganan yang sesuai.
Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan denyut jantung janin tetap
abnormal sepanjang paling sedikit 3 kontraksi, lakukan pemeriksaan
dalam untuk mencari penyebab gawat janin:
Bebaskan setiap kompresi tali pusat
Perbaiki aliran darah uteroplasenter
Menilai apakah persalinan dapat berlangsung normal atau kelahiran segera
merupakan indikasi.
Rencana kelahiran (pervaginam atau perabdominam) didasarkan pada fakjtor-faktor
etiologi, kondisi janin, riwayat obstetric pasien dan jalannya persalinan.
Penatalaksanaan Khusus
Terletak di
Melewati
samping bagian
introitus dan ke
terbawah janin Turun ke vagina luar dari vagina
di PAP
Etiologi
Diagnosa
Diagnosis tali pusat menumbung
dibuat dengan dua cara:
melihat tali pusat di luar vulva, dan
meraba tali pusat pada pemeriksaan
vaginal. Oleh karena kematian janin tinggi
bila tali pusat sudah keluar melalui introitus,
harus dicari cara-cara untuk dapat
menegakkan diagnosis lebih awal.
Prognosis
Asfiksia neonaturum
adalah kegagalan nafas
secara spontan dan
teratur pada saat lahir Asfiksia neonaturum
atau beberapa saat adalah kegagalan
setelah saat lahir yang bernafas secara spontan
ditandai dengan dan teratur segera
hipoksemia, hiperkarbia setelah lahir (WHO,1999)
dan asidosis
( IDAI,2004).
Klasifikasi asfiksia
Denyut
Tidak ada <100 >100
jantung
Tubuh merah
Warna
Biru atau pucat jambu dan kaki Merah jambu
kulit tangan biru
Gerakan
Tidak ada Sedikit fleksi Fleksi
/tonus otot
Refleks
(menangis Tidak ada Lemah/lambat Kuat
)
Etiologi
Kekurangan oksigen :
Partus lama (rigid serviks
dan Antonia / insersi uteri)
Rupture uteri yang
memberat, kontraksi uterus
yang terus-menerus
mengganggu sirkulasi
darah ke plasenta
Asfiksia Prolaps fenikuli tali pusat
dalam akan tertekan antara
kepala dan panggul
persalin Pemberian obat bius terlalu
an : banyak dan tidak tepat
pada waktunya
Perdarahan banyak :
plasenta preavia dan
solution plasenta
Kalau plasenta sudah tua :
Postmaturitas (serotinus),
disfungsi uteri
Cara bayi memperoleh oksigen
sebelum dan setelah lahir :
Sebelum lahir, paru janin tidak berfungsi sebagai sumber oksigen atau
jalan untuk mengeluarkan karbondioksida
Setelah lahir, bayi akan segera bergantung pada paru-paru sebagai
sumber utama oksigen.
Arteri dan vena umbilikalis akan menutup sehingga menurunkan tahanan
pada sirkulasi plasenta dan meningkatkan tekanan darah sistemik.
Keadaan relaksasi tersebut dan peningkatan dan peningkatan tekanan
darah sistemik ,
Pada akhir masa transisi normal, bayi menghirup udara dan
menggunakan paru-paru, akan mendapatkan oksigen.
Reaksi bayi terhadap kesulitan selama masa transisi normal
Pada saat pasokan oksigen berkurang, akan terjadi konstriksi arteriol pada
organ seperti usus, ginjal , otot dan kulit, namun demikian aliran darah ke
jantung dan otak tetap stabil atau meningkat untuk mempertahankan
pasokan oksigen.
Sebagai akibat dari kekurangan perfusi oksigen dan oksigenasi jaringan,
akan menimbulkan kerusakan jaringan otak yang irreversible
Komplikasi Pasca Hipoksia
Penatalaksanaan
asfiksia neonatorum
adalah dengan
melakukan resusitasi Penatalaksanaan
neonatus resusitasi neonatus .
secara garis besar
mengikuti algoritma
resusitasi neonatal
Penilaian
Setelah dilakukan
tindakan
resusitasi diatas,
maka penilaian
dilakukan setelah
30 detik untuk
Pernafas Frekuensi Warna
menentukan perlu
an jantung kulit
tidaknya resusitasi
lanjutan. Menurut
Perinasi (2006),
tanda vital yang
perlu dinilai
sebagai berikut :
Penghentian resusitasi