You are on page 1of 17

Asma Bronkial Kronik

Eksaserbasi Akut
Kelompok 20
IGD
Identitas Pasien
Nama : Tn. X
Usia : 40 tahun
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan sesak napas dan minta
untuk di uap
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien tuan X usia 40 tahun datang dengan keluhan
sesak nafas sejak hari minggu, sesak nafasnya yang
semakin parah dan baru sempat datang berobat ke
dokter hari ini. Sebelumnya pasien sudah mengkosumsi
obat asma yang biasa diminumnya namun tidak terdapat
perbaikan. Pasien membawa sungkup untuk di uap di
rumah sakit. Pasien tidak mengalami nyeri dada.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat asma sejak dari kecil
Pasien juga merokok sejak muda namun tidak berat
dikarenakan lingkungan tempat tinggalnya yang
mayoritasnya perokok
Pasien tidak menderita penyakit gula, darah tinggi, dan
jantung
Riwayat sosial
Tidak sempat ditanyakan
Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah pasien memiliki riwayat sakit asma
Riwayat Alergi
Tidak tahu
Anamnesis sistem
Tidak terdapat keluhan di bagian lainnya
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran Umum : compos mentis
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Tekanan darah : 120/90
Pernapasan : 24 x
Suhu : 36.6 derajat celcius
Pemeriksaan Penunjang

Spirometri
Foto rontgen thorax
PEF (peak expiratory flow)
Skin prick test
Working Diagnosis
Asma
Suatu kelainan berupa inflamasi kronis saluran nafas
yang menyebabkan hipersensitivitas bronkus terhadap
berbagai rangsangan yang ditandai dengan gejala
episodik berulang berupa mengi, batuk, sesak nafas, dan
rasa berat di dada terutama malam hari dan atau dini
hari.
Differential Diagnosis
PPOK adalah penyakit yang ditandai dengan
hambatan aliran udara di saluran nafas yang tidak
sepenuhnya reversibel. Hambatan aliran udara ini bersifat
progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi paru
terhadap partikel atau gas yang beracun atau berbahaya.
Dinyatakan PPOK (secara klinis) apabila sekurang-
kurangnya pada anamnesis ditemukan adanya riwayat
pajanan faktor risiko disertai batuk kronik dan berdahak
dengan sesak nafas terutama pada saat melakukan
aktivitas pada seseorang yang berusia pertengahan atau
yang lebih tua. Faktor risiko yang utama adalah asap rokok.
Differential Diagnosis
Bronkitis kronik merupakan suatu gangguan klinis yang
ditandai pembentukan mukus yang berlebihan dalam
bronkus dan bermanifestasi sebagai batuk kronik dan
pembentukan sputum selama sedikitnya 3 bulan dalam
setahun, sekurang-kurangnya dalam 2 tahun berturut
turut. Bronkitis kronik berhubungan dengan hipertrofi
dari kelenjar penghasil mukus pada mukosa jalan nafas.
Manifestasi klinis
Sesak napas
Mengi saat ekspirasi (berulang)
Batuk lebih berat saat malam hari
Timbul atau makin berat saat malam hari
Riwayat keluarga ada riwayat asma atau atopi
Semakin memberat saat terpapar faktor resiko : debu,
tungau, jamur, bulu binatang, perubahan cuaca, asap
rokok, obat
Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal paru

I. Intermiten
Bulanan APE 80%
* Gejala < 1x/minggu * 2 kali sebulan * VEP1 80% nilai prediksi
* Tanpa gejala di luar APE 80% nilai terbaik
serangan * Variabiliti APE < 20%
* Serangan singkat

II. Persisten Ringan


Mingguan APE > 80%

* Gejala > 1x/minggu, * > 2 kali sebulan * VEP1 80% nilai prediksi
tetapi < 1x/ hari APE 80% nilai terbaik
* Serangan dapat * Variabiliti APE 20-30%
mengganggu aktiviti
dan tidur

III. Persisten Sedang


Harian APE 60 80%

* Gejala setiap hari * > 1x / seminggu * VEP1 60-80% nilai prediksi


* Serangan mengganggu APE 60-80% nilai terbaik
aktiviti dan tidur * Variabiliti APE > 30%
*Membutuhkan
bronkodilator
setiap hari

IV. Persisten Berat


Kontinyu APE 60%
* Gejala terus menerus * Sering * VEP1 60% nilai prediksi
* Sering kambuh APE 60% nilai terbaik
* Aktiviti fisik terbatas * Variabiliti APE > 30%
Penatalaksanaan
Medikamentosa : obat bronkodilator (adrenalin,
Terbutalin, Salbutamol, Aminofilin), obat mukolitik
dan ekspetoran (OBH, bromexin), tes faal paru untuk
evaluasi pasien, antibiotik (apabila ada infeksi),
kortikosteroid (dexametason, hidrokortison,
prednisone)
Edukasi : hindari kebiasaan merokok, hindarkan factor
pencetus, menggunakan obat-obatan secara teratur,
berolahraga secara teratur, dan makan makanan yang
bergizi.

You might also like