You are on page 1of 23

ASUHAN KEPERAWATAN TB

MILIER PADA ANAK


Dea Aulivia 132141037
Dela Okto Intan A 132141040
Desi Ratnasari 132141016
Devita Junishertia 132141034
Tri Ayu Laksana 132141013
Definisi TB Milier
Tuberkulosis milier disebabkan adanya
penyebaran TB dalam jumlah besar melalui
aliran darah karena adanya daya tahan
pasien yang lemah untuk membunuh
kuman-kuman tersebut ( disebut milier )
karena luka-luka kecil pada paru tampak
sebagai butiran gandum ( Crofton, 2002 )
Etiologi TB Milier

Mycobacterium tuberculosis merupakan jenis kuman berbentuk


batang berukuran panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm
Menurut Suriadi dan Yulianni (2006) etiologi tuberkulosis paru
pada anak dapat dilihat sebagai berikut:
1. Mycobacterium tuberculosa dan mycobacterium bovis
2. Faktor-faktor yang menyebabkan seorang yang terinfeksi
mycobacterium tuberkulosis
1)Herediter
2)Jenis kelamin
3)Usia
4)Keadaan stress
5)Meningkatnya sekresi steroid adrenal yang menekan reaksi
infalamasi dan memudahkan ntuk penyebaran luasan infeksi
6)Anak yang mendapatkan terapi kortikostreroid kemungkin
terinfeksi lebih mudah
7)Nutrisi
8)Infeksi berulang
9)Tidak mematuhi aturan pengobatan
Tuberkulosis
Milier Akut
Klasifikasi
TB Milier
Tuberkulosis
Milier Kronik
Tanda, Gejala, dan Komplikasi Tanda,
Gejala, dan Komplikasi TB Milier
Gejala awal pada TB paru anak diantaranya
(Handayani dan Suharmiati, 2011):
1. Batuk lama lebih dari tiga minggu disertai
demam lama berulang dan keringat malam
2. Berat badan menurun tanpa sebab yang jelas
3. Tidak nafsu makan dan gagal tumbuh
4. Pembesaran kelenjar limfe tanpa nyeri di
bagian leher, ketiak, dan lipatan paha.
5. Letargi dan febris
Komplikasi yang terjadi pada pada anak
yaitu ;
1. Meningitis
2. Spondylitis
3. Pleuritis
4. Bronkopneumoni, dan
5. Atelectasis
(Suriadi dan Yulianni, 2006)
Pathway TB Milier
Pemeriksaan Diagnostik TB Milier

a.Pemeriksaan Rontgen Thoraks


b. Pemeriksaan CT Scan
c.Radiologi TB Paru Milier
d. Pemeriksaan Laboratorium
Gambar Pemeriksaan Radiologi

2.3. Tampak paru kanan dan kiri pada klien TB Milier yang 2.4. Pada nodul-nodul, milier terlihat lebih putih dan lebih jelas
memperlihatkan sejumlah daerah opaque kecil yang merata
Penatalaksanaan TB Milier
a. Nutrisi adekuat
b. Kemoterapi
c. Pembedahan
(Suriadi dan Yulianni, 2006)
Pencegahan TB Milier
1. Pemeriksaan kontak yaitu pemeriksaan terhadap individu
yang bergaul erat dengan penderita tuberkulosis paru
BTA positif. Pemeriksaan ini meliputi tes tuberculin,
klinis dan radiologis
2. Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan massal terhadap
kelompok-kelompok populasi tertentu
3. Vaksinasi BCG
4. Kemoprofilaksis dengan menggunakan INH 5mg/kgBB
selama 6-12 bulan
5. Komunikasi, informasi dan edukasi tentang TBC pada
masyarakat
(Muttaqin, 2008)
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Data pasien
2. Riwayat keperawatan: riwayat kontak
dengan individu yang terinfeksi, penyakit
yang pernah diderita sebelumnya.
3. Riwayat Kesehatan: Kaji adanya gejala
panas yang naik turun dan dalam jangka
waktu lama, batuk yang hilang timbul,
anoreksia, lesu, kurang nafsu makan, dan
hemoptysis.
4. Pemeriksaan Fisik
1) Observasi keadaan umum dan pemeriksaan
tanda-tanda vital
2) B1 (breathing)
3) B2 (blood)
4) B3 (brain)
5) B4 (bladder)
6) B5 (bowel)
7) B6 (bone)
Diagnosa dan Intervensi
1. Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan
adanya sekret .
Intervensi:
a. Mengkaji ulang status pernafasan (irama, kedalaman, suara
nafas, penggunaan otot bantu pernafasan, dan bernafas
melalui mulut)
b. Memberikan posisi tidur semi fowler atau fowler
c. Menganjurkan anak untuk banyak minum sedikitnya 2500
ml
d. Mengkaji kemampuan mengeluarkan sekresi, catat
karakter, volume sputum, dan adanya hemoptysis
e. Ajarkan kepada anak untuk nafas dalam dan batuk efektif

2. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan


dengan menurun ekspansi paru sekunder
terhadap penumpukan cairan dalam rongga
pleura.
Intervensi :
a. Monitor pola pernafasan
b. Berikan Memberikan posisi tidur semi
fowler atau fowler
c. Auskultasi bunyi nafas
d. Lakukan fisioterapi dada jika diperlukan
3. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan
kerusakan membrane alfeoral-kapiler.
Intervensi :
a. Kaji dipsnea, takipnea, bunyi nafas, peningkatan upaya
pernafasan, ekspansi thoraks, dan kelemahan
b. Evaluasi perubahan tingkt kesadaran, catat sianosis,
dan perubahan warna kulit, termasuk membrane
mukosa dan kuku .
c. Tunjukkan dan dukung pernafasan bibir selama
ekspirasi khusunya untuk klien dengan fibrosis dan
kerusakan varenkim paru.
d. Tingkahkan tirah baring, batasi aktivitas dan
bantukebutuhan perawatan diri sehari-hari sesuai
keadaan pasien
e. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan tambahan
4. Perubahan nutrisi kurang nutrisi dari kebutuhan
tubuh berhubungan anorexia
Intervensi:
a. Kaji ketidakmampuan anak untuk makan
b. Berikan makanan yang disertai dengan suplemen
nutrisi
c. Menilai indikator terpenuhi kebutuhan nutrisi
(berat badan, lingkar lengan, dan membrane
mukosa pada anak)
d. Menganjurkan kepada orang tua untuk
memberikan makanan dengan porsi kecil tetapi
sering
e. Berikan makan yang menarik
5. Resiko penyebaran infeksi berhubungan
dengan organisme virulen
Intervensi:
a. Tempatkan anak pada ruang khusus (isolasi)
b. Gunakan prosedur perlindungan infeksi jika
melakukan kontak dengan anak
c. Pertahankan isolasi yang ketak di rumah
sakit pada anak dengan TB aktif
d. Melakukan uji tuberculin dan memberikan
penilaian hasil uji tersebut
e. Berikan obat antituberkulosis pada anak
Evaluasi
1. Mempertahankan jalan napas
2. Penafasan menjadi normal
3. Tidak ada gejala distress pernafasan
4. Mencegah atau menurunkan resiko
penyebaran infeks
5. Bebas dari distress pernapasan, nyeri
berkurang atau hilang
6. Bebas dari tanda-tanda malnutrisi dan
berat badan menjadi ideal.
ThankYou

You might also like