You are on page 1of 36

MORBILI

Pembimbing :

dr. Tundjungsari Ratna Utami, Sp.A

Disusun oleh:
Rahma Damayanti (1510221031)
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. PIS

Umur : 13 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Kab. Semarang

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Pelajar

Agama : Islam

Status : Belum Kawin


ANAMNESA

Dilakukan alloanamnesis dan


autoanamnesis pada tanggal
19 November 2016 .
Ruam
KELUHA
N UTAMA kemeraha
n
KELUHA
N Demam, batuk
TAMBAH dan pilek
AN
Riwayat Penyakit Sekarang
Demam 7 hari SMRS sepanjang hari

Dua hari mengeluh batuk disertai mata merah,


bengkak dan berair disertai bersin-bersin, dan
hidung berair, selain itu muncul ruam-ruam
kemerahan seperti biang keringat yang dimulai
dari kepala kemudian menyebar ke muka,
badan dan akhirnya seluruh tubuh
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga


dan Lingkungan Sekitar
Keluarga tidak ada mengalami
hal serupa. Ada teman sekolah
pasien mengalami hal serupa
Riwayat Kehamilan
Kunjungan ANC teratur dengan bidan, ibu tidak
mengkonsumsi obat-obatan selama masa
kehamilan, ibu tidak pernah sakit selama masa
kehamilan, penyulit kehamilan tidak ada.

Riwayat Kelahiran
Lahir secara normal, lahir tunggal, cukup bulan
(40 minggu), langsung menangis, tidak ada
cacat kongenital, BBL 2800 gram.
Riwayat Perkembangan

Umur Motorik Kasar Motorik Halus Bicara Sosial

10 tahun Bermain Sudah bisa Komunikasi Memiliki banyak


bersama teman menulis dengan jelas dua arah teman dan
sebaya, dahulu baik sejak usia sesuai usia bermain
mulai bisa 6 tahun dengan teman
berjalan saat sebayanya
usia pasien 13
bulan.
Riwayat Makanan
Bubur
Umur (Bulan) ASI Buah Biskuit Nasi Tim
Susu

0-2 ASI - - - -

2-4 ASI - - - -

4-6 ASI - - - -

6-8 ASI - + + -

8 - 10 ASI - + + -

10 - 12 ASI + + + -
12 - 24 ASI + + + +
Riwayat Imunisasi
Tidak diketahui
Genogram


Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Nadi : 95 x/menit

Pernapasan : 16 x/menit

Suhu : 36.7 C
Data Antopometri
Berat Badan : 31 kg

Tinggi Badan : 155 cm

BMI : 12.9
Weight/age percentile : 50 th
(Normal)
BMI/age : 68.8 (Buruk)
Kepala Normocephal,

Mata Konjungtiva kanan dan kiri tidak anemis,


tidak ada sklera ikterik pada kedua mata.

Telinga Normotia, tidak ada secret.

Hidung Tidak dilakukan pemeriksaan.

Gigi dan Mulut Tidak dilakukan pemeriksaan.

Leher Pembesaran KGB (-).


Toraks Paru-paru : Pergerakan hemitoraks kiri dan
kanan simetris ,suara nafas vesikular pada
lapang paru kanan dan kiri, rhonki -/-,
wheezing -/-.
Jantung : Bunyi jantung I-II murni reguler,
murmur (-), gallop (-).
Abdomen Perut datar, tampak verban pada abdomen
kanan bawah, hepar tidak teraba
pembesaran, lien tidak teraba perbesaran.
Ekstremitas Akral hangat, edema -/-, sianosis -/-
Status Dermatologis
Distribusi regional
Badan, tangan, dan kaki

Efloresensi
Lesi multiple, hiperpigmentasi, berbatas
tegas berukuran miliar hingga lentikular,
terdapat makulopapular
Pemeriksaan Penunjang
18 November
2016
Resume
Anak perempuan berusia 13 tahun datang
dengan keluhan demam. Pasien merupakan
pasien baru di RSUD Ambarawa. Demam
dirasakan sejak 7 hari yang lalu dan semakin
hari semakin memberat disertai batuk dan
pilek. Setelah itu pasien juga mengeluhkan
muncul bercak merah diseluruh badan.
Resume
Pada pemeriksaan fisik dan pada
pemeriksaan laboratorium darah dalam
batas normal, sedangkan pada status
dermatologikus ditemukan lesi multiple,
hiperpigmentasi, berbatas tegas
berukuran miliar hingga lentikular,
terdapat makulopapular dengan distribusi
regional.
DIAGNOSI Morbili
S

Rubella
DIAGNOSI Demam berdarah dengue
S Eksantema subitum
BANDING
BANDING
NON MEDIKAMENTOSA

Tirah baring
MEDIKAMENTOSA
Infus Kaen 3A 10 tpm
Ij. Ampisilin 10-25 mg/kgBB/X
Salbutamol 2 mg/x (hingga 4x/hari)
Vit A 1X 100000 IU
Zink 20 mg/hari
Prognosis

AD VITAM Bonam

AD FUNCTIONAM Bonam

AD
SANATIONAM Bonam
Tinjauan Pustaka

Morbili
Etiologi

Disebabkan oleh infeksi virus RNA dari


Famili Paramixoviridae, genus Morbillivirus
PATOGENESIS

Secara droplet Infeksi dalam saluran pernapasan


masuk ke dalam limfatik lokal, bebas maupun
berhubungan dengan sel mononuklear kelenjar
getah bening regional (virus memperbanyak diri)
sel jaringan limforetikular seperti limpa.
5-6 hari setelah infeksi awal fokus infeksi virus
masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebar
ke permukaan epitel orofaring, konjungtiva, saluran
nafas, kulit, kandung kemih dan usus.
Hari ke 9-10 fokus infeksi yang berada di epitel
saluran nafas dan konjungtiva, nekrosis pada 1-2
lapis sel virus dlm jmlh bnyk msuk kembali ke
P.darah manifestasi klinis dari sistem saluran
napas
Manifestasi klinis
Masa tunas ( 10-
20)

Stadium Kataral /prodormal (4-5 hr)


Demam, batuk, coryza, fotofobia dan konjungtivitis, 24
jam sebelum timbul enantema, timbul bercak koplik (12-
18 jam)

Stadium Erupsi
Coryza & batuk bertambah. Timbul enantema dipalatum
durum dan palatum mole, disertai dengan demam. Ruam
diawali dr blakang telinga, mnyebar ke muka, dada, tubuh,
lengan, & kaki, terdapat sdkit splenomegali, tdk jarang
disertai diare, muntah

Stadium Konvalesensi
Erupsi berkurang ,hiperpigmentasi yg bisa hilang sendiri.
Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada
komplikasi
Penatalaksanaan
Bersifat simtomatik dan dapat dirawat di rumah (rawat
jalan). Obat simtomatik yang diberikan berupa antipiretik,
antitusif, ekpektoran, dan antikonvulsan bila diperlukan.

Pasien dirawat (di ruang isolasi) bila:


Hiperpireksia (suhu >39,0 o C)

Dehidrasi

Kejang

Asupan oral sulit

Adanya komplikasi
Tanpa komplikasi
Tirah baring

Vitamin A 100.000 IU, apabila disertai malnutrisi dilanjutkan 1500 IU tiap

hari.

Vitamin A usia < 6 bulan = 50.000 IU, usia 6 bulan 1 tahun sebanyak

100.000 IU, anak usia >1 tahun sebanyak 200.000 IU.

Antibiotik apabila terdapat infeksi sekunder

Pemberian vaksin campak sebagai profilaksis pasca pajanan dapat

diberikan pada individu imunokompromais atau dengan penyakit kronis

dalam 72 jam pasca pajanan

Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai.


Komplikasi
Bronkopneumonia

Kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dan ampisilin 100 mg/kgBB/hari

selama 7-10 hari

Oksigen 2 liter/menit

Pada kasus campak dengan komplikasi bronkopneumonia

dan gizi kurang dipantau adanya infeksi tuberkulosis (TB)

laten. Pantau gejala klinis serta lakukan uji tuberkulin setelah

1-3 bulan penyembuhan.

Pantau keadaan gizi untuk gizi kurang/buruk.


Pencegahan campak dilakukan
dengan pemberian imuniasasi
aktif pada bayi berumur 9 bulan
atau lebih
Roseola infantum (eksantema subitum) dan Morbili

Manifestasi klinis Manifestasi klinis


Eksantema Subitum Morbilli

Demam (+), kenaikan suhu mendadak tinggi Demam (+), kenaikan suhu bertahap
(39,40C-41,20C)

Batuk dan pilek (-) Batuk dan pilek (+)


Mata merah (-) Mata merah. (+)

Ruam makulopapular diawali demam yang turun Ruam pada campak memiliki ciri khas, yaitu diawali dari
lalu ruam muncul pada tubuh ke leher belakang telinga kemudian menyebar ke muka, dada, tubuh,
wajah dan ekstremitas, lengan, dan kaki

Ruam kemudian menghilang jarang menetap Ruam menghilang > 24 jam


selama 24 jam.
Riwayat kontak dengan pasien campak (+)

limfadenopati cervical, tetapi karakteristik Pembesaran KGB +/-


utama adalah limfadenopati di oksipital
posterior

Riwayat imunisasi campak (-)


TERIMAKASIH

You might also like