Professional Documents
Culture Documents
By
Elvera Dwi Andini
(P1337420615034)
Pengertian
Atresia Esofagus adalah kelainan bawaan, yang
berarti terjadi sebelum kelahiran atau kegagalan
esophagus untuk membentuk saluran kotinu dari faring
ke lambung selama perkembangan embrionik
Anatomi
ETIOLOGI
Hingga saat ini, teratogen penyebab kelainan ini
masih belum diketahui. Terdapat laporan yang
menghubungkan atresia esofagus dalam keluarga.
Terdapat 2% resiko apabila saudara telah terkena
kelainan ini. Kelainan ini juga dihubungkan
dengan trisomi 21, 13 dan 18. angka kejadian
pada anak kembar dinyatakan 6x lebih banyak
dibanding bukan kembar.
Pathways
PENYEBAB
Atresia esofagus merupakan suatu kelainan bawaan
pada saluran pencernaan. Terdapat beberapa jenis
atresia, tetapi yang paling sering ditemukan adalah
kerongkongan yang buntu dan tidak tersambung
dengan kerongkongan bagian bawah serta lambung.
FAKTOR RESIKO
GEJALA
Diagnosanya adalah:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
lubang abnormal antara esophagus dan trakea atau obstruksi
untuk menelan sekresi.
2. Ansietas berhubungan dengan kesulitan menelan, dan
ketidaknyamanan
3. Gangguan menelan berhubungan dengan obstruksi mekanis
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia
KLASIFIKASI
1. Kalasia
Kalasia adalah kelainan yang terjadi pada
bagian bawah esophagus (pada persambungan
dengan lambung) yang tidak dapat menutup
rapat sehingga bayi sering regurgitasi bila
dibaringkan.
Pertolongan: beri makan dalam posisi tegak.
2. Akalasia
Akalasia merupakan kebalikan dari kalasia, pada
akalasia bagian distal esophagus tidak dapat
membuka dengan baik sehingga terjadi keadaan
seperti stenosis atau atresia.
Penyebabnya:
adanya kartilago trakea yang tumbuh ektopik pada
esofagus bagian bawah.
Pertolongannya: tindakan bedah sebelum dioperasi
pemberian minum harus dengan sendok sedikit demi
sedikit dengan bayi dalam posisi duduk.
3. System Gross
Tipe A atresia esofagus tanpa fistula atau atresia
esofagus murni (10%)
Tipe B atresia esofagus dengan TEF proksimal (<1%)
Tipe C atresia esofagus dengan TEF distal (85%)
Tipe D atresia esofagus dengan TEF proksimal dan
distal (<1%)
Tipe E TEF tanpa atresia esofagus atau fistula tipe H
(4%)
Tipe F stenosis esofagus kongenital (<1%)
PENATALAKSANAAN