You are on page 1of 60

Benbasyar E., S.

Farm, Apt

MINYAK ATSIRI
Introduction
In the fourth century, Hippocrates, the father of
medicine, said that The way to health is to
have an aromatic bath and scented
massage everyday, recognizing that burning
aromatic herbs and oils offered protection
against contagious diseases. Today most of our
medicines and household cleaners and air
fresheners are chemically-based. The
cumulative effect of these products combined
with the toxic air we breathe just cannot be good
for our health and our planets
Contd
What are essential oils?

Aromatic plants produce fragrant essences in


secretary cells, to attract beneficial insects.
The beauty and magic of these essences are
often described as the aromatic heart, life
force or energy, and soul or spirit of the plant.
When aromatic plants are distilled (usually by
steam distillation), the essences undergo
subtle chemical changes and turn into
essential oils.
Contd
An essential oil is a concentrated, hydrophobic liquid
containing volatile aroma compounds from plants.
Essential oils are usually lipophilic (literally: "oil-
loving") compounds that usually are not miscible with
water.
Essential oils are also known as volatile or ethereal
oils. Oil is "essential" in the sense that it carries a
distinctive(special) scent, or essence, of the plant.
(Identification)
In fact, essential oils are far more widely used than is
generally known. They are found in many medications,
in perfumes and beauty products, incense (dupa) and
candles, household cleaning products and in some
commercially prepared food and drinks.
Contd
Contd
Essential Oil Constituents

Essential oils are far from simple substances.


In fact, few people appreciate how
chemically complex essential oils really are.
Every essential oil contains an amazing array
a delicate mosaic of aromatic molecules.
Ex : Myristica fragrans
Representative of this is the following chart.

The seven main chemical groups found in essential oils are Aldehydes,
Esters, Ketones, Phenyl Methyl Ethers, Phenols, Alcohols and Mono
Terpenes.
Minyak Atsiri
Contd
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam
tanaman.
Minyak ini disebut juga minyak menguap (karena pada

suhu biasa (suhu kamar) mudah menguap di udara


terbuka), minyak eteris atau minyak essensial. Dalam Fi
dikenal dengan nama Olea volatilia
Contoh:
Minyak sereh (oleum citronella)

Tanaman asal Cymbopogon nardus

Family dari Graminae


SIFAT-SIFAT MINYAK ATSIRI
1. Tersusun oleh bermacam-macam komponen
senyawa.
2. Memiliki bau khas sesuai dengan bau tanaman
penghasilnya
3. Dalam keadaan segar tidak berwarna atau
berwarna kekuning-kuningan dan beberapa
jenis kemerah-merahan, bila dibiarkan akan
berwarna lebih gelap
4. Memiliki rasa getir, kadang berasa tajam,
menggigit, memberi kesan hangat sampai
panas, dan terasa dingin di kulit.
5. Mudah menguap pada suhu kamar
Contd
1. Tidak bisa disabunkan dengan alkali
2. Tidak stabil mudah teroksidasi
3. Indeks bias umumnya tinggi
4. Bersifat optik aktif
5. Umunya tidak bercampur dengan air
dan larut dalam etanol > 70% dan
kurang larut dalam etanol < 70% dan
mudah larut dalam pelarut organik.
MINYAK ATSIRI YANG BERASAL
DARI TANAMAN
Rambut kelenjar (fam: Labiatae)
Sel-sel parenkim (fam: Piperaceae)
Saluran minyak (fam: Umbelliferae)
Rongga-rongga skizogen dan lisigen (fam:
Pinaceae dan Rutaceae)
Semua jaringan (fam: Coniferae)
Mahkota bunga ( fam: Rosaceae)
Kulit buah (fam: Lauraceae)
METODE ISOLASI MINYAK
1. Metode Destilasi (pemanfaatan titik didih)
a. Metode destilasi kering(langsung dari bahannya
tanpa menggunakan air). Cocok untuk tanaman
kering dan tahan pemanasan.
b. Metode destilasi air, meliputi destilasi air dan uap
air dan destilasi uap air langsung. Digunakan
bahan kering maupun segar terutamaminyak-
minyak yang rusak dengan pemanasan.
2. Metode Penyarian
Digunakan untuk minyak-minyak atsiri yang
tidak tahan pemanasan seperti cendana.dan
kadar minyak dalam tanaman sedikit bila
dilakukan dengan metode lain maka akan
hilang.
3. Metode pengepresan atau pemerasan
Digunakan pada minyak atsiri yang tidak
stabil dan tidak tahan pemanasan, tapi
rendemenya relatif besar.
4. Metode enfleurage
Metode penarikan bau minyak atsiri yang
dilekatkan pada media lilin.
Minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai
campuran persenyawaan kimia yang terbentuk
dari unusur karbon, hidrogen dan oksigen, serta
beberapa persenyawaan kimia yang
mengandung unsur nitrogen dan sulfur.
Pada umumnya komponen kimia dalam minyak

atsiri digolongkan menjadi dua yaitu :


1. Hidrokarbon yang terutama terdiri dari
persenyawaan terpen
2. Hidrokarbon yang teroksigenasi
Golongan Hidrokarbon
Persenyawaan yang termasuk golongan ini

terbentuk dari unsur hidrogen dan karbon.


Golongan hidrokarbon yang terdapat dalam
minyak atsiri sebagian besar terdiri dari
monoterpen, seskuiterpen, diterpen,
politerpen, parafin, olein dan hidrokarbon
aromatik.
Terpenoid adalah polimer dari isopren (C5H8),
di mana kerangka karbonnya dibangun
dari penyambungan dua atau lebih satuan
isoprena
Biosintesis Minyak Atsiri
Jalur biosintesis terpenoid adalah melalui jalur asam
asetat. Biosintesis terpen dalam tanaman dapat
dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama
meliputi:
1. sintesis dari isopentenil difosfat
2. isomerisasi isopentenil difosfat menjadi dimetilalil
difosfat
3. kondensasi 2 unit C5 tersebut menjadi GDP (geranil
difosfat) dikatalisis oleh preniltransferase
4. adisi 1- 4 isopentenil difosfat menjadi FDP (farnesil
difosfat) dan GGDP (geranilgeranil difosfat)
Pada tahap kedua, prenil difosfat akan
mengalami reaksi siklisasi untuk
menghasilkan kerangka induk dari setiap
kelas terpenoid. Maka, GDP akan
membentuk monoterpen, FDP akan
membentuk sesquiterpen, dan GGDP akan
membentuk diterpen. Perubahan
(transformasi) ini dikatalisis oleh enzim
terpenoid synthases (cyclases). (lihat
gambar)
Persenyawaan terpen terutama monoterpen
dan seskuiterpen berbau kurang wangi,
sukar larut dalam etanol encer, terutama
jika kena cahaya matahari dan oksigen
udara. Minyak yang mengandung terpen jika
disimpan dalam jangka waktu yang lama
akan membentuk sejenis damar yang sukar
larut dalam etanol
Golongan hidrokarbon yang teroksigenasi
Persenyawaan yang termasuk golongan ini terbentuk

dari unsur hidrogen, karbon dan oksigen.


Persenyawaan yang termasuk golongan ini adalah
alkohol, aldehid, keton, eter, ester dan lain-lain
Ikatan atom karbon yang terdapat dalam molekulnya

dapat terdiri dari ikatan jenuh dan tidak jenuh.


Persenyawaan yang mengandung ikatan tidak jenuh
umumnya tersusun dari terpen. Komponen lain terdiri
dari persenyawaan fenol, asam organik yang terikat
dalam bentuk ester, misalnya lakton, kumarin, dan
turunan furan, misalnya kinon
Persenyawaan yang termasuk golongan hidrokarbon
yang teroksigenasi merupakan senyawa yang paling
penting dalam minyak atsiri, karena umumnya
persenyawaan tersebut mempunyai bau yang lebih
wangi dibandingkan dengan persenyawaan yang
termasuk hidrokarbon.
Untuk tujuan tertentu, dalam pembuatan parfum,
fraksi terpen perlu dipisahkan sehingga didapatkan
minyak atsiri yang tidak mengandung terpen
tertentu.
Pemisahan fraksi terpen dari minyak atsiri
bertujuan untuk :
1. Memperbesar kelarutan minyak dalam etanol

2. Memperbesar daya tahan minyak terhadap


kerusakan yang disebabkan oleh proses
oksidasi
3. Memperbesar kadar persenyawaan golongan
hidrokarbon yang teroksigenasi yang berbau
lebih wangi
Sifat kimia minyak atsiri ditentukan oleh
persenyawaan kimia yang dikandungnya, terutama
persenyawaan tidak jenuh (terpen), ester, asam,
aldehid dan beberapa jenis persenyawaan lainnya
yang termasuk dalam golongan hidrokarbon yang
teroksigenasi (alkohol, eter, keton)
Perubahan sifat kimia minyak atsiri merupakan ciri
kerusakan shingga mengakibatkan penurunan mutu.
Beberapa proses yang dapat mengakibatkan
perubahan sifat kimia minyak atsiri adalah proses
oksidasi, hidrolisa, polimerisasi, pendamaran dan
penyabunan.
Jika minyak atsiri dibiarkan di udara dan kena cahaya
matahari pada suhu kamar, komponen dalam minyak
atsiri teroksidasi sehingga menghasilkan minyak lebih
kental warna lebih gelap, bau berubah dan akhirnya
membentuk sejenis damar. Reaksi oksidasi pada
minyak atsiri terutama terjadi pada ikatan rangkap
dlam terpen. Dalam proses oksidasi akan terbentuk
senyawa aldehid, asam organik dan keton yang
menyebabkan perubahan bau yang tidak diinginkan.
Proses hidrolisa terjadi dalam minyak atsiri yang
mengandung ester misalnya pada minyak
lavendel. Dalam proses hidrolisa akan terbentuk
asam bebas dan alkohol. Ester akan terhidrolisa
dengan sempurna dengan adanya air dan asam.
Asam organik yang terdapat secara alamiah dan
yang dihasilkan dalam proses hidrolisa ester
dapat bereaksi dengan logam, sehingga
terbentuk garam yang mengakibatkan warna
minyak atsiri menjadi lebih gelap.
Untuk mencegah proses oksidasi pada minyak atsiri,
penyimpanan dilakukan dalam jumlah kecil,
sebaiknya dalam botol berwarna gelap, sedang
penyimpanan minyak atsiri dalam jumlah besar
dilakukan dlam drum yang dilapisi dengan laquer
(menghindari reaksi katalisis antara minyak dengan
ion logam). Udara yang terdapat di atas minyak atsiri
dalam wadah dapat diganti dengangas
karbondioksida atau gas nitrogen.
Logam dalam minyak atsiri dapat dipisahkan dengan
penambahan zat kimia yang membentuk kompleks,
misalnya asam tartrat dan asam sitrat.
Cara Pembuatan Minyak Atsiri
Berdasarkan sifat fisika dan kimia, maka
minyak atsiri dapat dibuat dengan cara :
1. Penyulingan

2. Ekstraksi dengan pelarut mudah menguap

3. Pembuatan dengan lemak padat

4. Ekpressi.
A. Penyulingan
Pembuatan minyak atsiri dengan

penyulingan dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu


:
1. Besarnya tekanan uap yang digunakan

2. Bobot molekul masing-masing komponen

dalam minyak
3. Kecepatan keluarnya minyak atsiri dari

simplisia
Pembuatan minya atsiri dengan cara penyulingan
mempunyai beberapa kelemhan, antara lain :
1. Tidak baik terhadap beberapa jenis minyak yang mengalami
kerusakan oleh adanya panas dan air
2. Minyak atsiri yang mengandung fraksi ester akan
terhidrolisa karena adanya air dan panas
3. Komponen minyak yang larut dalam air tidak dapat tersuling
4. Komponen minyak yang bertitik didih tinggi yang
menentukan bau wangi dan mempunyai daya ikat terhadap
bau sebagian tdak ikut tersuling dan tetap
tertinggal dalam bahan
Dikenal 3 macam sistem penyulingan, yaitu :
Penyulingan dengan air
Disini terjadi kontak langsung antara aimplisia

dengan air mendidih. Simplisia yang telah


dipotong-potong, digiling kasar atau digerus
halus dididihkan dengan air, uap air dialirkan
melalui pendinginan, sulingan berupa minyak
yang belum murni ditampung. Penyulingan
dengan cara ini sesuai untuk simplisia kering
yang tidak rusak dengan pendidihan.
Penyulingan dengan air dan uap
Penyulingan dengan cara ini memakai alat

semacam dandang. Simplisia diletakkan di atas


bagian yang berlubang-lubang, sedangkan air
diletakkan dilapisan bawah. Uap dialirkan melalui
pendingin dan sulingan ditampung. Minyak yang
diperoleh belum murni. Cara ini baik untuk
simplisia basah atau kering yang rusak pasa
pendidihan. Untuk simplisia kering harus
dimaserasi lebih dulu, sedangkan untuk simplisia
segar yang baru dipetik tidak perlu dimaserasi.
Penyulingan dengan uap
Penyulingan cara ini tidak memerlukan air,

uap air panas yang biasanya bertekanan lebih


dari 1 atm dialirkan melalui suatu pipa uap.
Peralatan yang dipakai tidak berbeda dengan
penyulingan dengan air dan uap air, hanya
diperlukan alat tambahan untuk memeriksa
suhu dantekanan. Bila pemeriksaan telah
dilakukan dengan baik, dengan cara ini akan
diperoleh minyak yang lebih banyak.
Cara ini baik digunakan untuk membuat
minyak atsiri dari biji, akar, kayu yang
umumnya mengandung komponen minyak
atsiri yang bertitik didih tinggi. Penyulingan
ini dapat digunakan untuk membuat minyak
cengkeh, minyak kayu manis, minyak akar
wangi, minyak sereh, minyak kayu putih,
dan lain-lain.
B. Ekstraksi dengan pelarut mudah menguap
Prinsip dari ekstraksi ini adalah melarutkan minyak

atsiri yang terdapat dalam simplisia dengan pelarut


organik yang mudah menguap.
Simplisia diekstraksi dengan pelarut yang cocok

dalam suatu ekstraktor pada suhu kamar, kemudian


pelarut diuapkan dengan tekanan yang dikurangi.
Dengan cara ini diperlukan banyak pelarut sehingga
biaya cukup mahal dan harus dilakukan oleh tenaga
yang ahli. Sebagai pelarut biasanya digunakan eter
minyak tanah.
Pelarut yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1. Melarutkan sempurna komponen dari minyak atsiri yang
terdapat dalam tanaman
2. Mempunyai titik didih rendah
3. Tidak campur dengan air
4. Inert, tidak bereaksi dengan komponen minyak atsiri
5. Mempunyai satu titik didih, bila diuapkan tidak
meninggalkan sisa
6. Harga murah
7. Bila mungkin tidak mudah terbakar
Ekstraksi dengan pelarut organik umumnya
digunakan untuk mengekstraksi minyak
atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan
dengan uap dan air. Cara ini baik untuk
mengekstraksi minyak dari bunga-bungaan
misalnya bunga cempaka, melati, mawar,
lavendel, kenanga dan sebagainya.
C. Pembuatan Dengan Lemak Padat
Minyak atsiri dari bunga-bunga tersebut di atas

diperoleh dengan cara seperti disebut di bawah ini :


1. Pembuatan dengan lemak tanpa pemanasan

(enfleurage)
Setelah tanaman dipetik, tanaman tersebut akan
meneruskan proses fisiologinya dengan
mengeluarkan bau yang khas. Segera setelah bunga
dipetik, ditaburkan di atas lemak, lemak
mengabsorbsi minyak tersebut. Untuk memperbesar
absorbsinya permukaan lemak digores.
Tiap 1kg lemak diperlukan bunga melati sebanyak 2,5-3
kg. Untuk seluruh proses enfleurage memerlukan waktu
8-10 minggu. Lemak yang telah jenuh dengan minyak
dikerok dengan sudip, kemudian dilelehkan pada
tempat tertutup. Lemak kemudian diekstraksi dengan
alkohol lalu didinginkan pada suhu rendah (jika mungkin
15 C) untuk memisahkan lemaknya, disaring, kemudian
dipekatkan dengan cara penyulingan. Car ini dilakukan
hanya untuk bunga-bunga tertentu, memerlukan waktu
lama dan memerlukan bayak tenaga yang terlatih untuk
mengerjakannya, walaupun dengan cara ini dapat
menghasilkan minyak yang lebih baik.
2. Pembuatan dengan lemak panas
Lemak dipanaskan pada suhu lebih kurang 80 C. Bunga

segar dimaserasi dengan lemak panas tersebut selama


1,5 jam. Bunga tersebut harus sering diganti dengan
yang baru sampai tiap kg lemak kontak dengan 2-2,5 kg
bunga, kemudian dibiarkan selama lebih kurang satu jam
dan disaring melalui saringan logam. Untuk memisahkan
lemak yang melekat, bunga disiram dengan air panas
kemudian diperas dengan saringan kain. Air akan mudah
dipisahkan dari lemak, kemudian dilanjutkan seperti cara
enfleurage di atas. Pembuatan minyak asiri dengan
lemak panas baik untuk simplisia tertentu seperti bunga.
D. Ekspresi
Pembuatan minyak atsiri dengan cara pengepresan

dilakukan terhadap bahan berupa biji, buah atau kulit


buah yang dihasilkan dari tanaman yang termasuk
jenis sitrus, karena minyak dari jenis tanaman
tersebut akan mengalami kerusakan bila dibuat
dengan cara penyulingan
Berdasarkan tipe alat ekspresi dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
Hydraulic Expressing

Expeller Expressing
Minyak yang dihasilkan dari penyulingan tanaman pada
umumnya tidak murni karena masih tercampur dengan
minyak lain yang berasal dari tanaman sendiri atau dengan
hasil penguraian komponen tanaman yang disebabkan proses
penyulingan. Untuk memperoleh minyak yang murni perlu
dilakukan proses pemurnian
Proses pemurnian dilakukan dengan cara :
1. Penyulingan kembali
Penyulingan kembali bertujuan untuk memisahkan komponen
yang mudah menguap dari komponen yang tidak mudah
menguap seperti logam berat yang menyebabkan minyak
berwarna lebih gelap dan debu halus yang terbawa oleh uap
atau uap air pada waktu penyulingan
2. Penyulingan bertingkat
Penyulingan ini bertujuan untuk memisahkan minyak berdasarkan perbedaan
titik didih. Dilakukan penyulingan dengan pengurangan tekanan. Di industri
minyak atsiri dilakukan pada tekanan tidak lebih dari 5 10 mmHg. Untuk
minyak-minyak yang bertitik didih tinggi dapat dipakai tangas minyak
3. Penurunan suhu untuk menghablurkan hasil sampingan dari minyak atsiri yang
berupa senyawa hidrokarbon yang teroksidasi
4. Penghabluran bertingkat
Penghabluran bertingkat dilakukan dengan penambahan bermacam-macam
pelarut yang cocok, pada penambahan tersebut akan menghasilkan hablur
secara bertingkat.
5. Menghilangkan komponen dengan reaksi kimia
Komponen yang tidak dikehendaki dihilangkan dengan reaksi kimia. Asam-asam
bebas dapat diilangkan dengan natrium karbonat, basa dengan asam klorida,
denol dengan natrium hidroksida, aldehida dengan natrium bisulfat dan lain
sebagainya.
Uji sifat fisik dan kimia
Sifat fisik minyak atsiri merupakan suatu tetapan yang konstan
pada kondisi yang tetap dan sifat fisik ini digunakan untuk
mengetahui kemurnian minyak. Analisa sifat kimia bertujuan
untuk menentukan mutu dan prosentase jumlah persenyawaan
kimia yang terdapat dalam minyak atsiri.
Analisa sifat fisik dan kimia yang sering dilakukan adalah :
Pemeriksaan pendahuluan
Bobot Jenis
Putaran optik
Indeks bias
Kelarutan dalam etanol pada berbagai konsentrasi
Bilangan asam
Bilangan ester dan bilangan penyabunan
Prosentase alkohol
Kadar aldehid keton
Kadar fenol
Uji logam
Kadar sineol
Uji pemalsuan
GOLONGAN MINYAK ATSIRI
1. Minyak atsiri hidrokarbon
a. Minyak terpentin, Recified Turpentine oil
Minyak terpentin diperoleh dari tanaman-tanaman bermarga
pinus(fam: Pinaceae) yang terbagi dalam 80-90 spesies.
Antara lain:
Pinus palustri Miller: Amerika selatan dan tengah
Pinus maritime Lamarck: Perancis
Pinus merkusii L: Indonesia
Isi : asam-asam resin, ester-ester dari asam lemak, senyawa
inert netral yang disebut resena
Kegunaan: Sebagai obat luar, melebarkan pembuluh darah
kapiler, merangsang keluarnya keringat.
Sediaan: Pasta alba FOI, Pasta Chrysorbibi composita FOI.
b. Oleum Cubebae
Minyak atsiri yang diperoleh dri penyulingan Piper
cubeba Linn. Family Piperaceae disimpan dalm botol
gelap, tetrtutup rapat, ditempat sejuk, dan terlindung
dari cahaya.
Isi : Mengandung senyawa lignan yang terdiri dari
kubebin 0.5-3%, asam kubebat 1%, gom, pati, lemak
minyak atsiri 10-15%.
Khasiat : stimulan, karminatif, ekspektoran

Dari family piperaceae minyak atsiri juga ditemikan


pada buah Piper nigrum (lada hitam). Yang berisi
pipermal& pelladrin. Dan berkhasiat anti iritan
2. Minyak atsiri Alkohol
a. Mentha Piperita Linn
Spesies: Mentha arvensis Linn, Family labiate.
isi : Mentol sampai 51%, metil-asetat, terdapat pula metil-
isovalerianat, -pinen, l-limonen, kadinen,sineol, menton,
asetaldehid, isovalerianat.
Khasiat : Karminatif, stimulansia, banyak dipakai sebagai obat
mulas.
Sediaan : Aqua menthae piperita, mixtura antirheumatica
compositus FOI, mixtura brometorum FOI & FMS
b. Cardamomum Oil (Kapulaga)
Tanaman asal : Elettaria cardamomum (kapulaga)
Familia : Zingiberaceae
Konstituen : borneo, terpen alkohol, cyneon
Khasiat : Kamrminaf, stimulan
c. Coriander Oil
Spesie : Coriandrum sativum L.(fam: Umbelliferae)
isi : linalol 60-70%, Coriandrol
Khasiat : karminatif,aromatic, stimulan
Sediaan : Ol. Ricini aromatisatum FOI, Ol. Ricini compositum FOI.
d. Rose Oil
Spesie : Rosa gallica, (fam : Rosaceae)
Isi : Graniol, Citronella
Khasiat : Aromatic
sediaan : Aqua rosae FI
e. Oleum Santali
Spesies : Santalum album L, (fam : Santalaceae)
Isi : 91% alfa dan beta santalol, santenon, santalon, santalen,
isovaleraldehid, asam bebas dan esternya.
3. Minyak atsiri fenol
a. Minyak cengkeh / clove oil
Spesies : Eugenia caryophillata(fam : Myrtaceae)
isi : Minyak atsiri 15-20%, minyak cengkeh terutama tersusun
dari eugenol, yaitu sampai 95% dari minyak atsiri secara
keseluruhan.
Khasiat : Analgetikim, antiseptikum, stimulansia, corrigen odoris,
obat mulass, antiemetik, aromatik.
b. Herba Thymi (oleum thymi)
Spesies : Thymus vulgaris (fam: labiatae)
isi : Minyak atsiri 1-2,5 %, terdiri dari thymol, phenol carvacrol.
Khasiat : Ekspektoran, aromatik, karminatif, stimulan
4. Minyak atsiri eter fenol
a.Oleum anisi (minyak adas manis)
Spesies :Pimpinella anisum (fam : Apiaceae)
Isi : Metil cavicol penena,felandrena
khasiat : Ekspektoran, karminatif
b. Oleum Foeniculli (minyak adas pedas)
Spesies : Foenicullum vulgare (fam : Myristicaceae)
Isi : anetol, anisaldehid
Kasiat : Ekspektoran aromatik, karminativ
c. Nutmeg Oil (minyak pala)
Spesies : Myristica (fam : Myristicaceae)
Isi : Myristicine metoxy safrol, minyak lemak 40%
Khasiat : bahan pewarna, karminatif, sedatif, flavouring agent
5. Minyak atsiri oksida
a. Oleum kayu putih
Pesies : Melaleuca leucadendron (fam: Myrtaceae)
Isi : Cyneol 85% senyawa dari kelompok terpenoid
Khasiat : Karminative, obat gosok, anti iritan, anti emetic,
stimulant, draforetik.
b. Oleum chenopodi
Spesies : Chenopodium ambrosiodes (fam : Chenopodiaceae)
isi: ascardiol 60-80% Cymene
Khasiat: Obat cacing pita
c. Oleum eucalypti
Spesies : Eucalyptis globules (fam : Myrtaceae)
Isi : Eucalyptol 10% Cyneol
Khasiat : Diaforetin, ekspektoran, antiseptiri.
6. Minyak atsiri ester
a. Minyak gandapura
Spesies : Gaultheria procombens(fam:Erycaceae)
Isi : Metil salisilat merupakan bentuk ester,triakontan,
aldehid, keton, alkohol, dan eter lain.
Khasiat: Corigen odoris, aromatic, industri permen,
minuman tidak beralkohol.
b. Lavender Oil
Spesies : Lavandula officinallis(fam: labiatae)
Isi ; L. onaryl asetat, limonene, geraniol.
c. Minyak ikan
Spesies : Gadus callaris (fam : gadidae)
khasiat :sumber vitamin a ADEK.
7. Minyak atsiri aldehid
a. Cinnamomi Oil
Spesies : Cinnamomum laureirii (fam: lauraceae)
isi: Sinamil aldehid, sinamil asetat, borneol terpen
Khasiat : Karminative dan romatik
b. Sweet orange oil
Spesies : Citrus sinensis (fam: Rutaceae)
isi : d. lemonen, ester, trepan
khasiat : Flavouring agent, aromatic
c. Bitter Orange Oil
Spesies : Citrus aurantium (fam : Rutaceae)
Isi: Aurantin, Aurantia martin.
Khasiat : Flavouring agent, karminative, aromatic
Tugas:
Buat rangkuman tentang minyak atsiri dari
buku Cara pembuatan simplisia, dilengkapi
dengan sumber pustaka lainnya.
Diketik di kertas A4 spasi 1,5 font arial,

You might also like