You are on page 1of 45

PRESENTASI KASUS OBSTETRI & GINEKOLOGI

GEMELLI DENGAN
PREEKLAMSIA BERAT

Oleh
Kelompok I
Presentan
Nikko Darnindro
Pembimbing
Dr. Suskhan SpOG (K)
ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. Rita Armayanti
Usia : 34 tahun
Alamat : Jl Kramat Kwitang RT 006/04
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Suku : Betawi
No Reg. : 3215500
Masuk RSCM : 17 Maret 2008
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara alo dan
autoanamnesis pada tanggal 19 Maret 2008

Keluhan Utama
Mules mules yang semakin bertambah
sejak 1 hari smrs
Riwayat Penyakit Sekarang
Satu hari smrs pasien merasakan sakit
kepala, mules mules semakin bertambah,
dan disertai pula sesak napas
Dirasakan diseluruh perutnya, hilang timbul
Pasien mengaku kehamilan kali ini
merupakan yang keempat, HPHT lupa
Pasien juga mengeluhkan bengkak pada
yang timbul kedua tungkai dan muka
terutama saat pagi hari. Bila berbaring
bengkak berkurang.
Riwayat Penyakit Sekarang
Gejala sudah timbul sejak satu minggu
sebelum masuk rumah sakit
Pasien merasa sakit kepala, nyeri perut,
mules mules makin sering dan makin nyeri.
Tidak ditemukan adanya penglihatan kabur,
ataupun melihat kilatan-kilatan cahaya, atau
kehilangan penglihatan. Nyeri ulu hati (-)
Tidak merasakan ada bintik-bintik hitam saat
melihat
Gangguan berkemih (-)
Riwayat Penyakit Sekarang
Kemudian pasien berobat ke puskesmas
kwitang dikatakan tekanan darah tinggi dan
dirujuk ke RS Tarakan.
Disana pasien dirawat 3 hari, diberi obat
darah tinggi, dan dilakukan USG dikatakan
hamil bayi kembar dan normal.
Riwayat Penyakit Sekarang
Selama hamil kontrol teratur di puskesmas
ANC 1 bulan 1 x, tidak ada HT selama hamil,
keputihan disangkal, demam disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Asma (-),
Jantung (-),

Kencing manis (-),

Alergi (-),

Riwayat hipertensi pada kehamilan


sebelumnya (+)
Riwayat Penyakit Keluarga
HT (-),
DM(-),

asma (-),

jantung (-)
Riwayat Obstetri dan Ginekologi
Menarche 14 tahun, siklus haid teratur, 28 30 hari,
lama 5 7 hari, ganti pembalut 2x / hari
Anak 1 : 11 tahun, cukup bulan, BB 2500,
Spontan, bidan
Anak 2 : 2 tahun, cukup bulan, BB 3750, spontan
Anak 3 : 1 tahun, cukup bulan, BB 2900, spontan
Anak 4 : ini
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran kompos mentis
Tanda Vital:
Tekanan Darah 180/100 mmHg
Frekuensi Nadi 92x/ menit
Suhu 36,60C
Frekuensi Pernapasan 20x/menit
Pemeriksaan Fisik
Kepala: deformitas (-), rambut hitam merata tidak
mudah dicabut
Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-
THT :
Telinga serumen -/-, membrane timpani intak +/+
Hidung mukosa hiperemis (-), deviasi septum -/-
Tenggorokan faring tenang, tonsil T1-T1
Gigi : tidak tampak adanya kelainan
Leher: KGB tidak teraba, JVP 5-2 cmH2O
Dada: Deformitas (-), mammae sesuai tanda-tanda
kehamilan
Pemeriksaan Fisik
Paru:
Inspeksi simetris statis dan dinamis
Palpasi fremitus kanan = kiri
Perkusi sonor
Auskultasi vesikuler, ronki -/-, mengi -/-
Jantung:
Inspeksi iktus kordis tidak terlihat
Palpasi iktus kordis teraba, thrill
Perkusi batas jantung normal
Auskultasi Bunyi Jantung I-II normal, murmur -, gallop
Pemeriksaan Fisik
Abdomen:
Inspeksi lemas, membuncit sesuai usia
kehamilan, striae nigra (+)
Auskultasi bising usus (+) normal
Ekstremitas:
akral hangat, perfusi perifer
cukup, edema pretibial (+)/(+) minimal
Status Obstetrikus (rekam medis)
Tinggi Fundus Uteri 38 cm
Taksiran Berat Janin 4500 gram keduanya

His 1 2 x/ 10 menit, lama 30 detik, relaksasi


baik
Denyut Jantung
Janin Bayi I : 140 dpm
Bayi II : 140 dpm
Status Obstetrikus(rekam medis)
Inspeksi : vulva/uretra tenang, perdarahan (-)
In spekulo: portio livide, ostium uterus
eksterna terbuka, tebal 1 cm, pembukaan 3
cm, fluor (-), flux (-), cairan ketuban mengalir
(-)
VT : portio lunak, axial, pembukaan 4 cm,
ketuban utuh, UU kecil kiri depan, kepala H1
Diagnosis Kerja
G4P3H aterm, JPK gemelli, PK I aktif
Hipertensi dalam kehamilan
dd/ PEB, gestational hypertension
Perencanaan
Rencana diagnostik Rencana terapi
observasi TNP/jam, S/4jam Observasi perburukan PEB

cek DPL, UL, GDS, Ureum, Tatalaksana PEB:

Kreatinin, albumin, SGOT, MGSO4 bolus 4 gr IV


dilanjutkan MGSO4 1g/ jam
SGPT, LDH, asam, urat Nifedipin 4 x 10 mg
Balans cairan seimbang
NAC 3 x 600 mg
tiap 6 jam Vit C 2 x 400 mg
CTG & EKG Elevasi kepala 30o
Konsul mata, anestesi Rencana Partus pervaginam
Observasi perburukan PEB
(DIC, edema pulmoner,
HELLP syndrome)
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium: Urinalisis:
Hb 12,5 g/Dl Sediment : sel epitel +
Ht 37 %vol Leukosit 1 2
Leukosit 12900 /Ul Erotrosit 0 1
Trombosit 194000 /Ul Berat Jenis 1,015
SGOT/PT 17/16 pH 6,0
Ur/ Cr 20/- Protein +++
Alb 2,5 Glukosa/ keton/darah : -/-/-
Na/K/Cl 141/3,7/110 Bilirubin/urobilirubin : -/0,2
Nitrie/ leukosit esterase : -/-
Pemeriksaan penunjang
USG:
Gemelli kepala kepala
BPD 88 / 89 mm
FL 70 / 71
AL 307 / 307
TBJ 2680 / 2600
ICA 3,8
Monokorion diamnion
Konsul mata : tidak didapatkan tanda adanya
retinopati hipertensi
Resume
Seorang pasien datang dengan keluhan utama mules
mules sejak 1 minggu smrs, disertai bengkak pada muka
dan kedua tungkai, sakit kepala dan sesak nafas.
Sempat dirawat di RS Tarakan dikatakan terdapat
hipertensi dan kehamilan kembar. Tidak ada gangguan
penglihatan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya
tekanan darah tinggi (180/100 mmHg), dan status
obstetrikus menunjukkan adanya kehamilan gemelli PK I
aktif. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
adanya hipoalbuminemia (2,5 g/dl) dan proteinuria +++.
Dari USG didapatkan adanya kehamilan kembar kepala
kepala aterm dengan plasenta monokorion diamnion.
Diagnosis

G4P3H aterm, JPK gemelli, PK I aktif


PEB
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
Follow up
Follow Up
17 Maret 2008 14.30
S : Mules (+), perdarahan (-), BAK spontan (+)
O : KU, TSS, Kompos mentis
TD 140/90 mmHg, FN 98x/menit, RR 18 x/menit S: afebris
Status generalis tak ada kelainan
Status obstetrik : kontraksi (+), perdarahan (-), TFU 2 jbpst
I : v/u tenang, perdarahan aktif (-)
A : Post partum spontan, gemeli, hemodinamik stabil
PEB TD terkontrol
P : Rdx/ obsv TNP/jam, S/4 jam
Obsv kontraksi dan perdarahan
Observasi perburukan PEB
Pembahasan kasus
Pasien34 tahun, G4P3 H aterm keluhan
utama mules mules sejak 1 hari smrs.
dirasakan pertama kali 1 mggu smrs yang
semakin memberat

Mules mules kontraksi uterus


1 2 minggu terakhir sebelum persalinan,
sering timbul kontraksi yang ritmis,
discomfort, teratur tiap 10 20 menit.
Pasien dirujuk oleh karena ditemukan adanya
TD

Dari riwayat anamnesis riwayat sakit kepala,


bengkak hilang timbul pada muka dan
tungkai, sesak nafas
Wagner Lk. Diagnosis and Management of preeclampsia. Am Fam Physician 2004: 70 : 2317-24
Tekanan darah meningkat
Dd/
gestational hypertension
Preeclampsia
Chronic hypertension
Pada pasien timbulnya hipertensi dirasakan mulai 1 minggu terakhir

Pada gestational hypertension tekanan darah meningkat pertama kali


dalam kehamilan dan membaik < 12 minggu postpartum tanpa adanya
proteinuria
Preeclampsia dijumpai proteinuria
Chronic hypertension dari awal dan sebelum kehamilan terdapat
hipertensi pada pasien atau hipertensi yang pertama kali dijumpai pada
kehamilan 20 minggu dan bertahan lebih dari 12 minggu post partum
Pada pasien TD meningkat setelah kehamilan 20 minggu

Dilakukan pemeriksaan urinalisis ditemukan proteinuria +++,


pemeriksaan funduskopi juga tak ditemukan tanda retinopati
hipertensi

diagnosis preeclampsia

Adanya bengkak pada pasien tidak dapat digunakan sebagai


dasar menegakkan preeclampsia karena pada kehamilan normal
dapat pula ditemukan bengkak
Preeclampsia dibagi atas ringan dan berat
Pada pasien :
Tekanan darah : 180/100 mmHg
Proteinuria : +++

preeclampsia berat
Pemeriksaan penunjang
Darah perifer lengkap mencari tanda anemia, infeksi, dan
trombositopenia

SGOT/SGPT mencari adanya kerusakan hepar dan


peningkatan enzim hepar pada sindroma HELLP

Ur/Cr pada preeklamsia berat dapat terjadi oliguria akibat


penurunan GFR, dan kerusakan ginjal

Albumin
Bilirubin mencari tanda hemolisis
Urinalisis proteinuria
Pada pasien juga ditemukan kehamilan kembar

Riwayat pertambahan berat badan lebih tidak diketahui


Terdapat riwayat kehamilan kembar pada suami pasien
USG gemeli JPK kepala kepala, H aterm
Monokorion diamnion

Pada pasien G3P2 hamil kembar aterm, presentasi kepala-


kepala, dapat direncanakan partus pervaginam
Kehamilan kembar dan
preklamsia
Pada wanita dengan gemeli dibandingkan
dengan kehamilan tunggal, insiden
preeklamsia lebih tinggi yaitu, 13 % vs 5 %
Kehamilan kembar meningkatkan resiko
terjadinya preeklamsia
Plasenta lebih besar Lebih banyak viri
korialis ????
Pipkin FB. Risk factors for preeclamsia. Volume 344:925-926.2001

Hypertensive disorders in pregnancy. In Williams Obstetrics 22st Ed:


F. Gary Cunningham (Editor), Norman F. Gant MD, Kenneth J., Md Leveno,
Larry C., Iii, Md Gilstrap, John C., Md Hauth, Katharine D., Md Wenstrom, John C. Hauth, J.
Whitridge Obstetrics Williams (Editor), Steven L. Clark, Katharine D. Wenstrom, by McGraw-Hill Professional (April 2005)
tatalaksana
Tatalaksana PEB pada pasien dilakukan observasi
perburukan PEB (gangguan penglihatan, kejang)
tatalaksana PEB
MGSO4 bolus 4 gr IV dilanjutkan MGSO4 1g/ jam
Nifedipin 4 x 10 mg
NAC 3 x 600 mg
Vit C 2 x 400 mg
Elevasi kepala 30 derajat
MGSO4
MgSO4 antikonvulsan terpilih untuk pasien pre-
eklampsia karena tidak mempunyai efek depresi
sistem saraf pusat
Pemberian MgSO4 menenangkan, mencegah
terjadinya kejang, menurunkan tekanan darah. Ion
magnesium bekerja langsung pada otot polos
sebagai muscle relaxant
penggunaan magnesium lebih unggul
dibandingfenitoin u/ profilaksis kejang. Magnesium
juga lebih unggul dibanding diazepam dan fenitoin
u/ mencegah berulangnya kejang eklamsia.

Duley L, Meher S, Abalos E. Management of Pre-eclampsia. BMJ 2006;332:463-8.


Greene MF. Magnesium Sulfate for Preeclampsia.NEJM. 348:275-276.2003
Nifedipine
anti hipertensi pilihan hydralazine. Namun hydralazine hasil
maternal dan perinatal yang buruk bila dibandingkan labetolol
dan nifedipine
hydralazine penurunan darah yang sulit diprediksikan dan
penurunan perfusi plasenta,
pada pasien lebih dipilih antihipertensi nifesipin dengan dosis 4 x
10 mg.
NAC dan Vit C
Pada pasien juga diberikan antioksidan
berupa N-Acetyil Cystein dan vitamin C.
pemberian ini didasarkan atas terjadinya
stress oksidatif sebagai salah satu penyebab
preeklamsia.
Terminasi kehamilan I
induksi persalinan ataupun
melalui sectio sesarea.
Pada preeklamsia berat sangat rentan
timbulnya kejang.
His merupakan rangsangan yang kuat

Wibowo B, Rachimhadhi T. Preeklamsia dan Eklamsia.


Dalam: Ilmu Kebidanan. Editor. Wiknjosastro H. edisi 3.
Yayasan Bina Pustaka Sarmono Prawirohardjo. JAKARTA.2005. hal 281-301
penatalaksanaan
Saat
tiba di RS pasien dalam status PK I aktif
dengan pembukaan 4 cm

Direncanakan partus pervaginam


Setelah kontraksi cukup adekuat dilakukan
persalinan pervaginam,
Aterm, pembukaan 4 cm (PK I aktif)
Posisi janin presentasi kepala kepala
BPD 88, dan 89 kemungkinan tidak ada CPD

Dalam partograf terdapat inersia uteri, kontraksi HIS


tak adekuat ( 1- 2 x dalam 10 menit, selama 30 detik
) diaugmentasi dengan oksitosin 10 U
diikuti
dengan pengeluaran plasenta manual,
(dalam 30 menit setelah bayi k 2 lahir,
plasenta belum lahir)
Terima kasih

You might also like