You are on page 1of 11

SERVICE-DOMINANT

LOGIC
KELOMPOK VII
Reski Amaliah
Putri Melati Salsabila
Yulivia Setiono
Alima Putri Utami
Adri Adam
LATAR BELAKANG
SERVICE-DOMINANT LOGIC
Elemen bauran pemasaran versi Borden (1964)
meliputi:
1. Produck planning
2. Pricing
3. Branding
4. Channels of distribution
5. Personal selling
6. Adversiting
7. Promotions
8. Packaging
9. Display
10. Servicing
11. Physical handling
12. Fact finding and analysis
Dalam perkembangannya, gagasan Borden kemudian
disederhanakan dan dipopulerkan oleh Jerome McCarthy
(1968) yang merumuskannya ke dalam empat aspek
pokok: Product, Price, Place, dan Promotion (hingga
dikenal dengan istilah 4P). Elemen bauran pemasaran
versi awal yang dirumuskan McCarthy (1968) meliputi:
Product, mencakup variasi produk, kualitas, desain,
fitur, nama merek, kemasan, ukuran, layanan, garansi
dan retur.
Price, meliputi harga katalog, diskon, potongan
khusus, periode pembayaran, dan persyaratan kredit.
Promotion, terdiri dari promosi penjualan, periklanan,
personal selling, public relations, dan direct marketing.
Relations, dan direct marketing.
Physical distribution, terdiri atas saluran distribusi,
cakupan distribusi, kelengkapan produk, lokasi,
sediaan, fasilitas penyimpanan, dan transportasi.
Vargo & Lush (2004a) berusaha
merumuskan dan
mengintegrasikan evolusi
pemikiran pemasaran ke dalam
sebuah dominant logic baru yang
berbasis jasa/layanan. Mulanya
mereka menamakannya new
dominant logic, namun seiring
dengan bermunculannya respon,
komentar dan kritik dari berbagai
kalangan, akhirnya mereka
memutuskan untuk menggunakan
nama service dominat logic,
(Lush & Vargo, (2006b).
APA ITU SERVICE-DOMINANT
LOGIC ?
S-D logic berangkat dari cara pandang yang berbeda
mengenai sumber daya (resources) dalam perspektif good-
dominant logic (G-D logic), sumber daya bersifat statis dan
harus dikumpulkan serta didapatkan agar bisa bertahan hidup
dan berdaya saing. Sementara itu, S-D logic justru berasumsi
bahwa sumber daya bersifat dinamis dan mencakup pula
unsur-unsur non-fisik. Dalam pandangan ini, sumber daya
tidak lagi dibedakan secara tradisonal menjadi sumber daya
yang bisa diperbaharui dan yang tidak bisa diperbaharui.
Dalam konteks S-D logic sumber daya diklasifikasikan
menjadi dua:
1. Operand Resources
2. Operant Resources
Dalam pandangan S-D logic, operant resources merupakan bentuk
sumber daya utama yang dibutuhkan setiap perusahaan. Hal ini berbeda
secara signifikan dengan pespektif G-D logic yang justru menempatkan
operand resources sebagai sumber daya krusial yang harus dimiliki
setiap organisasi. G-Dlogic bersumsi bahwa:
1. Tujuan aktivitas ekonomi adalah membuat dan mendistribusikan
sesuatu yang dapat dijual
2. Agar dapat dijual, sesuatu tersebut harus ditambahkan utilitas dan
nilai selama proses produksi dan distribusi, serta harus menawarkan
nilai pelanggan superior dibandingkan penawaran pesaing.
3. Perusahaan harus menetapkan semua variabel keputusan pada
tingkatan yang mampu memaksimumkan laba dari penjualan output.
4. Dalam rangka mewujudkan pengendalian dan efsiensi produk
maksimum, barang harus distandarisasikan dan produksi secara
terpisah (secara fisik bisa pula berlokasi jauh) dari pasar.
5. Barang bisa disimpan, kemudian dijual ke konnsumen manakala ada
yang membutuhkannya, tentunya dengan memperoleh laba tertentu.
S-D logic berpandangan bahwa pemasaran merupakan serangkaian proses
sosial dan ekonomi berkesinambungan yang sangat terfokus pada operant
resource sebagai elemen utama upaya terus-menerus perusahaan untuk
menghasilkan value propisitions yang lebih baik dibandingkan para pesaing.
Dengan kata lain, S-D logic lebih menempatkan pemasaran sebagai proses
pembelajaran berkesinambungan yang ditujukan untuk menyempurnakan
operant resources. Hal ini tercermin dalam aktivitas-aktivitas berikut:
1. Mengidentifikasi atau mengembangkan kompetensi inti, yakni
pengetahuan dan keterampilan fundamental sebuah entetitas ekonomi
yang berpotensi menjadi sumber keunggulan kompetitif.
2. Mengidentifikasi entitas lainnya (pelanggan atau potensial) yang
berkemungkinan mendapatkan manfaat dari kompetensi inti tersebut.
3. Memperkokoh relasi yang melibatkan para pelanggan dalam proses
merancang value proposition ter-customized dalam rangka memenuhi
kebutuhan spesifik.
4. Mengumpulkan balikan (feedback) pasar dengan cara menganalisis
kinerja finansial dari pertukaran yang terjadi, dengan maksud
mempelajari cara-cara menyempurnakan penawaran perusahaan bagi
pelanggan dan memperbaiki kinerja perusahaan.
PREMIS SERVICE-
DOMINANT LOGIC
1. Aplikasi Keterampilan dan Pengetahuan Terspesialisasi Merupakan
Unit Pertukaran Fundamental
2. Pertukaran Tidak Langsung Menyelubungi Unit Pertukaran
Fundamental
3. Barang Merupakan Mekanisme Distribusi Bagi Penyediaan Jasa
4. Pengetahuan Adalah Sumber Fundamental Keunggulan Kompetitif
5. Semua Perekonomian Adalah Perekonomian Jasa
6. Pelanggan Selalu Berperan sebagai Co-Creator of Value
7. Perusahaan Hanya Bisa Membuat Value Propositions
8. S-D Logic Beroirentasi pada Pelanggan dan Bersifat Relasional
9. Organisasi Eksis untuk Mengintegrasikan dan Mentransformasikan
Kompetensi Terspesialisasi secara Mikro ke dalam Jasa Kompleks yang
Dibutuhkan Pasar
Implikasi Bagi Bisnis dan
Manajemen
Dalam usahanya tentang relevansi
paradigma S-D logic ke dalam sebuah skema
umum yang menekankan pentingnya
pertukaran jasa dan proses penciptaan nilai
Bagi Halbrook (2006, p. 212), nilai pelanggan
merupakan preferensi relativistic
(komparatif, personal, situasional)
berkenaan dengan pengalaman subyek
dalam berinteraksi dengan obyek tertentu.
Dalam konteks nilai pelanggan (customer
value), subyek yang dimaksud adalah
konsumen (baik konsumen individual, rumah
tangga, maupun bisnis/industrial),
sedangkan obyek relevannya adalah produk
(barang, jasa, orang/pribadi, tempat,
gagasan, acara/aktivitas, dan organisasi).
Secara garis besar, implikasi utama S-D logic
bagi bisnis dan manajemen adalah
diperlukannya mintset baru bagi setiap
organisasi. Mintset baru tersebut tercermin
dalam perubahan pokok dalam delapan
bidang:
1. Barang Jasa
2. Tangibles Intangibles
3. Operand Resources Operant Resources
4. Asymmetric Symmetric
5. Propaganda Conversation
6. Value Added Value Proposition
7. Transaksional Relasional
8. Laba Umpan Balik Finansial
SELESAI

You might also like