You are on page 1of 16

ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG

GASTROINTESTINAL (APPENDISITIS)
Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan atau sistem
gastroinstestinal (mulai dari mulut
sampai anus) adalah sistem organ
dalam manusia yang berfungsi untuk
menerima makanan, mencernanya
menjadi zat-zat gizi dan energi,
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna
atau merupakan sisa proses tersebut
dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari
1.mulut
2. tenggorokan (faring)
3.Kerongkongan (esofagus)
4.Lambung
5. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus
dua belas jari (duodenum), usus kosong
(jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
6.usus besar
7.rektum dan anus
Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ
yang terletak diluar saluran pencernaan,
yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
Apendiksitis adalah peradangan
dari apendiks dan merupakan
penyebab abdomen akut yang paling
sering(Mansjoer,2000).

Apendisitisakutadalah penyebab
paling umum inflamasi akut pada
kuadran bawah kanan rongga
abdomen, penyebab paling umum
untuk bedah abdomen darurat
(Smeltzer, 2001).
Terjadinya apendisitis akut umumnya
disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun
terdapat banyak sekali faktor pencetus
terjadinya penyakit ini. Diantaranya obstruksi
yang terjadi pada lumen apendiks. Obstruksi
pada lumen apendiks ini biasanya disebabkan
karena adanya timbunan tinja yang keras
( fekalit), hipeplasia jaringan limfoid, penyakit
cacing, parasit, benda asing dalam tubuh,
cancer primer dan striktur. Namun yang
paling sering menyebabkan obstruksi lumen
apendiks adalah fekalit dan hiperplasia
jaringan limfoid. (Irga, 2007)
Klasifikasi apendisitis terbagi atas 2 yakni :
Apendisitis akut, dibagi atas: Apendisitis
akut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah
sembuh akan timbul striktur lokal.
Appendisitis purulenta difusi, yaitu sudah
bertumpuk nanah.
Apendisitis kronis, dibagi atas: Apendisitis
kronis fokalis atau parsial, setelah sembuh
akan timbul striktur lokal.
Apendisitis kronis obliteritiva yaitu
appendiks miring, biasanya ditemukan
pada usia tua.
Manifestasi Klinik
Nyeri kuadran kanan bawah
dan biasanya demam ringan
Mual, muntah
Anoreksia, malaise
Nyeri tekan
Spasme otot
Konstipasi, diare
(Brunner & Suddart, 1997)
KOMPLIKASI
Komplikasi utama adalah perforasi
appediks yang dapat berkembang
menjadi peritonitis atau abses
apendiks
Tromboflebitis supuratif
Abses subfrenikus
Obstruksi intestinal
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan darah
a)leukositosis pada kebanyakan kasus appendisitis akut
terutama pada kasus dengan komplikasi.
b)pada appendicular infiltrat, LED akan meningkat.
2)Pemeriksaan urin untuk melihat adanya eritrosit, leukosit
dan bakteri di dalam urin. Pemeriksaan ini sangat membantu dalam
menyingkirkan diagnosisbanding seperti infeksi saluran kemih
atau batu ginjal yang mempunyai gejala klinis yang hampir sama
dengan appendicitis.
RADIOLOGIS
1)Foto polos abdomen.
2)USG.
3)Barium enema.
4)CT-Scan
5)Laparaskopi
Pada pemeriksaan rektal toucher akan teraba benjolan dan
penderita merasa nyeri pada daerah prolitotomi.
PENATALAKSANAAN
Pembedahan diindikasikan bila diagnosa
apendisitis telah ditegakkan
Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai
pembedahan dilakukan
Analgetik diberikan setelah diagnosa ditegakkan
Apendektomi dilakukan sesegera mungkin untuk
menurunkan resiko perforasi.
Apendektomi dapat dilakukan dibawah anastesi
umum atau spinal dengan insisi abdomen bawah
atau dengan laparoskopi, yang merupakan
metode terbaru yang sangat efektif.
PROSES KEPERAWATAN KLIEN
APPENDICITIS

PENGKAJIAN
Keluhan Utama
Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat Kesehatan Terdahulu
Riwayat Kesehatan Keluarga
Pengkajian 11 Pola Fungsional
Gordon
Pola 1: Persepsi Kesehatan/ Penanganan
Kesehatan
Pola 2: Nutrisi atau Metabolik
Pola 3: Eliminasi,
Pola 4: Aktivitas atau Latihan,
Pola 5: Tidur atau Istirahat
Pola 6; Kognitif atau Perseptual
Pola 7: Persepsi Diri/ Konsep Diri,
Pola 8: peran atau hubungan,
Pola 9: Seksualitas atau Reproduksi
Pola 10: Koping atau Toleransi Stres,
Pola 11: Nilai atau kepercayaan
Pemeriksaan Fisik.
B1 (Breathing) :
B2 (Blood
B3 (Brain) :
B4 (Bladder)
B5 (Bowel)
B6 (Bone)
Diagnosa keperawatan
Nyeri berhubungan dengan inflamasi
pada apendiks.
Kurang pengetahuan tentang kondisi
prognosis dan kebutuhan
pengobatan b.d kurang informasi.
Intoleransi Aktifitas berhubungan
dengan keadaan nyeri yang
mengakibatkan terjadinya penurunan
pergerakan akibat nyeri akut.
TERIMA KASIH

You might also like