You are on page 1of 23

ASUHAN KEGAWATDARURATAN

HIPOGLIKEMIA PADA
NEONATUS
NAYSILLA GISHA AGATHA
15/386717/SV/10103
HIPOGLIKEMIA

Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah


(glukosa) secara abnormal rendah. Istilah hepoglikemia
digunakan bila kadar gula darah bayi secara bermakna dibawah
kadar rata-rata. Dikatakan hIpoglikemia bila kadar glukosa darah
kurang dari 30 mg/dl pada semua neonatus tanpa menilai masa
gestasi atau ada tidaknya gejala hepoglikemia. Umumnya
hepoglikemia terjadi pada neonatus umur 1 2 jam. Hal ini
disebabkan oleh karena bayi tidak mendapatkan lagi glukosa dari
ibu, sedangkan insulin plasma masih tinggi dengan kadar glukosa
darah yang menurun (Masjoer, Arif, dkk. 2001).
Nilai kadar glukose darah/plasma atau serum untuk diagnosis
Hipoglikemia pada berbagai kelompok umur anak :
Kelompok Umur Glokuse <mg/dl Darah plasma / Serum

Bayi/anak <40 mg/100 ml <45 mg/100 ml


Neonatus
* BBLR/KMK <20 mg/100 ml <25 mg/100 ml
*0 - 3 hr
3 hr <30 mg/100 ml <35 mg/100 ml
<40 mg/100 ml <45 mg/100 ml
Berikut ini merupakan gejala klinis :

Apn Tangis
Susah
ea an gem
minum
etar
ap sian atau
taki
yang
melem atau
dan
geraka
osis
atis pne
ah
atau trem
or
n
putar
a melen
mata
gking

keja
leta
ng rgi

Dapat pula timbul keringat dingin, pucat, hipotermia, gagal


jantung dan henti jantung. Sering berbagai gejala timbul
bersama-sama.
Terdapat 2 Kelompok Neonatus yang Paling Sering Terkena
Hipoglikemia :

Bayi yang Bayi dengan berat badan


dilahirkan oleh ibu lahir rendah yang mungkin
yang menderita mengalami malnutrisi
diabetes melitus intrauterin, yang
atau menderita mengakibatkan cadangan
diabetes selama glikogen hati dan lemak
kehamilan tubuh total menurun. BBLR
yang termasuk rawan adalah
bayi kecil menurut usia
kehamilan
Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena
dapat menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak.
Bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada
susunan syaraf pusat bahkan sampai kematian. Kejadian
hipoglikemi lebih sering didapat pada bayi dari ibu dengan diabetes
mellitus. Glukosa merupakan sumber kalori yang penting untuk
ketahanan hidup selama proses persalinan dan hari-hari pertama
pasca lahir (Markun. AH.1999).
Kejadian hipoglikemia dapat dicegah
dengan (M Sacharin, Rosa. 1986) :
a. Menghindari faktor resiko yang dapat dicegah, contohnya
hipotermia
b. Pemberian makan enteral merupakan tindakan preventif tunggal
paling penting
c. Jika bayi tidak mungkin menyusu, mulailah pemberian minum
dengan menggunakan sonde dalam waktu 1-3 jam setelah lahir
d. Neonatus yang berisiko tinggi harus dipantau nilai glukosanya
sampai asupannya penuh dan 3x pengukuran normal sebelum
pemberian minum berada diatas 45 mg/dL. Jika ini gagal, terapi
intravena dengan glukosa 10% harus dimulai dan kadar glukosa
dipantau
Untuk penanganan bayi yang mengalami hiplogikemia
dapat dilakukan dengan (Saifudin, Abdul Bari, 2002):

a. Monitor
Pada bayi yang beresiko (BBLR, BMK, bayi dengan ibu DM) perlu
dimonitor dalam 3 hari pertama :
1. Periksa kadar glukosa saat bayi datang/umur 3 jam
2. Ulangi tiap 6 jam selama 24 jam atau sampai pemeriksaan
glukosa normal dalam 2 kali pemeriksaan
3. Kadar glukosa 45 mg/dl atau gejala positif tangani
hipoglikemia
4. Pemeriksaan kadar glukosa baik, pulangkan setelah 3 hari
penanganan hipoglikemia selesai
b. Penanganan hipoglikemia dengan gejala :
1. Bolus glukosa 10% 2 ml/kg pelan-pelan dengan kecepatan 1
ml/menit
2. Pasang dekstrosa 10% = 2 cc/kg dan diberikan melalui
intravena selama 5 menit dan diulang sesuai kebutuhan
(kebutuhan infus glukosa 6-8 mg/kg/menit).
Contoh : BB 3 kg, kebutuhan glukosa 3 kg x 6 mg/kg/mnt = 18
mg/mnt = 25920 mg/hari. Bila dipakai D 10% artinya 10 g/100cc, bila
perlu 25920 mg/hari atau 25,9 g/hari berarti perlu 25,9 g/ 10 g x
100 cc= 259 cc D 10% /hari. Atau cara lain dengan GIR
c. Untuk mencari kecepatan Infus glukosa pada neonatus
dinyatakan dengan GIR. Kecepatan Infus (GIR) = glucosa Infusion Rate
Contoh : Berat bayi 3 kg umur 1 hari
Kebutuhan 80 cc/jam/hari = 80 x 3 = 240 cc/hari = 10 cc/jam
d. Periksa glukosa darah pada : 1 jam setelah bolus dan tiap 3 jam
e. Bila kadar glukosa masih < 25 mg/dl, dengan atau tanpa gejala,
ulangi seperti diatas
f. Bila kadar 25-45 mg/dl, tanpa gejala klinis :
o Infus D10 diteruskan
o Periksa kadar glukosa tiap 3 jam
o ASI diberikan bila bayi dapat minum
g. Bila kadar glukosa 45 mg/dl dalam 2 kali pemeriksaan
o Ikuti petunjuk bila kadar glukosa sudah normal
o ASI diberikan bila bayi dapat minum dan jumlah infus
diturunkan pelan-pelan
o Jangan menghentikan infus secara tiba-tiba
h. Kadar glukosa darah < 45 mg/dl tanpa gejala:

o ASI teruskan
o Pantau, bila ada gejala manajemen seperti diatas
o Periksa kadar glukosa tiap 3 jam atau sebelum minum, bila :
- Kadar 25-45 mg/dl naikkan frekwensi minum
- Kadar 45 mg/dl manajemen sebagai kadar glukosa normal
j. Persisten hipoglikemia (hipoglikemia lebih dari 7 hari)

o Konsultasi endokrin
o Terapi: kortikosteroid hidrokortison 5 mg/kg/hari 2 x/hari iv atau
prednison 2 mg/kg/hari per oral, mencari kausa hipoglikemia
lebih dalam.
o bila masih hipoglikemia dapat ditambahkan obat lain:
somatostatin, glukagon, diazoxide, human growth hormon,
pembedahan. (jarang dilakukan)
k. Hipoglikemia refraktori

Kebutuhan glukosa >12 mg/kg/menit menunjukan adanya


hiperinsulinisme. Keadaan ini dapat diperbaiki dengan:
o Hidrokortison 5 mg/kg IV atau IM setiap 12 jam
o Glukagon 200 ug IV (segera atau infus berkesinambungan 10
ug/kg/jam)
o Diazoxide 10 mg/kg/hari setiap 8 jam menghambat sekresi
insulin pancreas
Pemantauan glukosa ditempat tidur (bed side) secara sering
diperlukan untuk memastikan bahwa neonatus mendapatkan
glukosa yang memadai. Ketika pemberian makan telah dapat
ditoleransi dan nilai pemantauan glukosa di tempat tidur (bed
side) sudah normal maka infus dapat diturunkan secara
bertahap. Tindakan ini mungkin memerlukan waktu 24 -48 jam
atau lebih untuk menghindari kambuhnya hipoglikemia (Hoseth E
dkk, 2000)
ASUHAN KEBIDANAN

KASUS :
Keluarga mengatakan bayi baru lahir usia 2 hari dengan keluhan
bayinya gemetar, tangisannya lemah, pucat, timbul keringat dingin,
dan bayi malas menyusu. Ny. X juga memiliki riwayat penyakit
diabetes saat hamil dan dari lahir bayi Ny. X sudah malas menyusu
karna selalu terlihat lmas dan mengantuk.
1. DATA SUBJEKTIF

a. Keluhan Utama
Keluarga mengatakan bayi baru lahir usia 2 hari dengan keluhan bayinya
gemetar, tangisannya lemah, pucat, timbul keringat dingin, dan bayi malas
menyusu.
b. Riwayat Kehamilan
Ibu mengatakan ini adalah hamil anak pertama. Ibu mengatakan rutin
periksa ke bidan dan hasilnya ibu tidak mengalami penyulit dalam
kehamilan hingga mendekati proses bersalin. Ibu melahirkan pada usia
kehamilan 40+2 minggu.
c. Riwayat Persalinan
Ibu melahirkan di BPS ditolong oleh bidan secara spontan, usia kehamilan
saat bersalin adalah cukup bulan. Saat proses persalinan ibu dan bayi dalam
keadaan baik.
d. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga
Ibu mengatakan memiliki riwayat penyakit diabetes atau
penyakit gula yang diderita oleh ibu sebelum hamil hingga saat
hamil. Dan ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit kelamin,
darah tinggi, hepatitis, TBC, asma dan HIV/AIDS begitu pula dengan
keluarganya.
e. Riwayat Laktasi
Ibu mengatakan bayinya kesulitan minum ketika di beri ASI
sejak lahir, daya hisapnya pun lemah. Ketika disusui bayi terlihat
malas dan tertidur.
DATA OBJEKTIF

A. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Bayi terlihat lemas dan mengantuk
Tanda-tanda vital :
Nadi : 134 x/menit
Pernapasan : 69 x/menit
Suhu : 36 C
B. Antropometri
BB : 4000 gram
LK : 35 cm
LILA : 10 cm
PB : 52 cm
LD : 34 cm
C. Pemeriksaan fisik
1. Hidung : Tidak ada napas cuping hidung
2. Mulut : Tidak ada labiopalatoskizis, reflek hisap lemah
3. Kulit : Terdapat verniks kaseosa sedikit, warna kulit
merah tidak keriput, turgor kulit jelek, tidak ada
pembengkakan dan tidak ada tanda lahir.
4. Ekstremitas Atas : Gerakan tangan lemah, jari-jari tangan
lengkap, dan tidak ada kelainan.
Bawah : Gerakan kaki lemah, jari-jari lengkap, dan tidak
ada kelainan.
5. Reflek
Reflek moro : ada
Reflek rooting : lemah
Reflek sucking : lemah
Reflek swallowing : ada
Reflek tonik neck : ada
Reflek babinsky : ada
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium, GDS bayi : 31 mg/dl ( < 35 mg/dl )
E. Data Tambahan
GDS ibu : 250 mg/dl
ASSASMENT

Bayi Ny. x usia 2 hari neonatus cukup bulan dengan hipoglikemia


PENATALAKSANAAN

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu, suami, dan keluarga bahwa bayi
memiliki kadar gula darah kurang.
Evaluasi: ibu, suami dan keluarga mengerti hasil pemeriksaan
2. Melibatkan keluarga pada saat kita melakukan tindakan pada bayi
Evaluasi: Keluarga bersedia terlibat dalam mengasuh bayinya
3. Mengobservasi keadaan umum bayi dan tanda-tanda vital
a. memantau keadaan bayi: bayi terlihat lemah
b. memantau tanda-tanda vital dengan hasil:
BB : 4000 gr
Suhu badan : 36 0C
Nadi : 130 kali / menit
Pernafasan : 69 kali / menit
4. Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat
a. Membungkus bayi dengan selimut yang kering dan hangat
b. Menjaga suhu lingkungan di sekitar bayi agar tetap hangat
Evaluasi: Bayi digedong, menggunakan topi, sarung tangan dan
sarung kaki)
5. Menganjurkan pada ibu agar tetap memberikan ASI sesering mungkin
pada bayinya
Evaluasi: Ibu bersedia melakukannya
6. Mengajarkan kepada ibu mengenai cara pemberian ASI minimal 3-4
jam sekali dengan porsi sedikit tapi sering. Jika bayi tidak mau menyusu,
mulai pemberian makan dengan menggunakan sonde dalam waktu 1-3
hari lahir dengan menggunakan susu khusus untuk bayi hipoglikemia.
Evaluasi: Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
7. Menganjurkan pada keluarga untuk membawa anaknya ke Rumah
Sakit apabila keadaanya belum membaik
Evaluasi: Keluarga mengerti dan bersedia melakukannya

You might also like