You are on page 1of 14

Asuhan Keperawatan

GBS

Oleh :
Oded Sumarna
Sejarah
Pada tahun 1916 , 2 orang
ilmuwan asal prancis bernama
gullain & barre menemukan 2
orang prajurit mengidap
kelumpuhan, kemudian sembuh
setelah menerima perawatan
medis
Definisi
GBS : guillain barre syndrome
Penyakit sistem saraf perifer
Sindroma yg memiliki
karakteristik berupa paralisis
flaccid asenden simetris yg
berkembang secara cepat,
biasanya mengikuti infeksi viral
( riwyt flu sal nafas atas, gastrik,
hepatitis) berhubungan dg
autoimun
Etiologi
1. Idiopatik ; smp skrg belum diketahui
2. Toksik/ obat ; tembaga, timah, air
raksa, fosfor, cliocuinol, bahan
sitotoksik.
3. Metabolik ; penyakit hati, defisiensi
kelompok vit B, peminum alkohol
4. Genetik
5. Autoimun ; toxin/ agen infeksi
demyelinasi segmen saraf2
perifer/kranial
Patofisiologi
Virus & antibodi suatu respon
peradangan awal yg ditandai dg
adanya edema yg mengakibatkan;
1. Kompresi akar2 saraf
2. Segmental demyelinaton &
wallerian demyelination
mengurangi konduksi saraf
parastesis ekstremitas bawah &
menyebar pd persendian
Konduksi saraf dihalangi oleh
segmental demyelinated
Paralisis flaccid assenden scr
cepat dg hilangnya sensorik. Smp
tjd disfungsi pernafasan. Syaraf
cranial yg paling umum
dipengaruhi : N VII,IX,X,XI,XII.
Manifestasi klinis
Kelumpuhan akut , bilateral
simetris mengenai lengan &
tungkai
Ascending smp otot pernafasan
Gangguan saraf otak terutama N
VII bilateral (gloves & stocking)
Gangguan otonom : arytmia,
hipo/hipertensi, takikardi
CSS : peningkatan jumlah protein
dg jumlah sel leukosit yg normal
Penatalaksanaan
Pemberin vit B1 Devisit vit B1 ;
thiamin( as piruvat as
oksaloasetat) untuk metabolisme KH,
protein & lemak ( jika kurang thiamin
degenerasi dlm myelin sistem
saraf perifer di bag distal ekstremitas)
Plasmapheresis untuk yg idiopatik
( dimana plasma klien dipisahkan dari
whole blood & bhn yg tdk diperlukan)
Tergantung etiologi
Pengkajian
Karena secara cepatnya
perkembangan paralisis & sangat
potensial untuk mengalami
disfungsi pernafasan . Pengkajian
stp jam mrp hal yg sangat
penting, askep diberikan untuk
mengurangi kecemasan klien dg
cara menjelskan scr rasional &
meyakinkan klien ttg tindakan life
support.
Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tdk effektif b.d
paralisis otot interkostal/diafragma
2. Resiko pola nafas tdk effektif b.d
paralisis otot interkostal/diafragma
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dr
kebutuhan b.d kesulitan dalam
mengunyah/ menelan
4. Gangguan mobilitas fisik b.d kelemahan
5. Gangguan integritas kulit b.d perubahan
sensasi
6. Gangguan komunikasi verbal b.d
paralisis saraf fasial
7. Perubahan persepsi sensori :
sentuhan, penglihatan b.d
parastesia, diplopia
8. Kecemasan b.d kurang
pengetahuan berkaitan dengan
proses penyakit/ pengobatan,
prognosa
Bersihan jalan nafas tdk effektif b.d paralisis otot
interkostal/diafragma

Tujuan : jalan nafas adequat


Kriteria : tidak ada tanda2 distres
pernafasan, bunyi nafas bersih,
AGD dbn.
Intervensi:
1. Pantau frekuensi , kedalaman, &
kesimetrisan pernafasan
2. Auskultasi bunyi nafas , catat
bila ada ronchi/ wheezing
3. Posisikan klien dlm posisi SF
4. Evaluasi reflek batuk secara
periodik, catat warna & jumlah
dr secret.
5. Berikan O2 sesuai indikasi
6. Kolaborasi untuk tindakan
tracheostomi
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA

You might also like