You are on page 1of 23

Asuhan Keperawatan pada

Klien dengan Cushing


Syndrome

Oleh : Diah Ayu


Mustika
Pengertian Cushing Syndrome
Sindrom cushing merupakan kumpulan abnormalitas
klinis yang disebabkan oleh keberadaan hormonal
korteks adrenal (khususnya kortisol) dalam berlebih atau
kortikosteroid yang berkaitan, dan hormon androgen
serta aldosteron (dalam taraf yang rendah) (Jenifer
P.kowalak 2013).
Etiologi
a. Kelebihan hormon hipofisis anterior (kortikotropin).
b. Hiperplasia korteks adrenal
c. Tumor pada kelenjar hipofisis
d. Tumor ektopik yang menghasilkan hormon adrenokortikotropik
(ACTH)
e. Pemberian kortikosteroid yang berlebihan, termasuk
pemakaian yang lama.
f. Alkoholik yaitu produksi alkohol berlebih.
g. Pada bayi, sindrom cushing paling sering disebabkan oleh
tumor adrenokorteks yang sedang berfungsi, biasanya
karsinoma maligna tetapi kadang-kadang adenoma benigna.
Patofisiologi
Sindrom cushing disebabkan oleh pajanan lama pada obat-obatan
glukokortikoid yang berlebihan. sindrom cushing ini bersifat eksogen dan
terjadi karena pemberian kokortikoid atau kortikotropin yang lama, atau
bersifat endogen akibat peningkatan sekresi kortisol atau kortikotropin.
Kelebihan kortisol akan menimbulkan efek imflamasi dan katabolosme
protein serta lemak perifer yang berlebihan untuk mendukung produksi
glukosa oleh hati. Mekanisme tersebut dapat tergantung kortikotropin
(kenaikan kadar kortikotropin plasma menstimulasi korteks adrenal untuk
menghasilkan kortisol secara berlebihan) atau tidak tergantung
kortikotropin (kortikosol yang berlebihan diproduksi oleh kortek adrenal
atau diberikan secara eksogen). Kortisol yang berlebihan akan menekan
poros hipotalamus hipofisis-adrenal dan juga ditemukan pada tumor yang
menyekresi kortikotropin secara atropik
Manifestasi klinis
a. Henti pertumbuhan, penambahan berat badan dan obesitas, perubahan skeletal, dan
intoleransi glukosa.
b. Gambaran klasik : obesitas tipe sentral, dengan buffalo hump pundak sapi
berlemak dileher dan area supraklavikula, batang tubuh berat, dan obesitas trunkus
dengan ekstermitas atas dan bawah yang kurus akibat atropi otot memberikan klasik
berupa chusingoid, kulit tipis, rapuh, dan mudah mengalami truma, disertai dengan
ekimosis dan striae.
c. Kelemahan dan kelesuan : tidur terganggu karena perubahan sekresi kortisol diurnal
(pada siang hari).
d. Katabolisme protein yang berlebihan disertai dengan pelisutan otot dan osteoporosis
kifosis, nyeri punggung, dan fraktur kompresi vertebra mungkin terjadi.
e. Retensi natrium dan air, menyebabkan hipertensi dan gagal jantung.
f. Tampilan moon face (wajah seperti bulan ), kulit berminyak dan berjerawat.
g. Peningkatan karena kerantanan terhadap infeksi : kelambatan pemulihan dari luka
sayatan minor dan memar.
h. Hiperglikemia atau diabetes yang nyata.
i. Virilisasi pada wanita (karena kelebihan androgen)
dengan tampilan sifat maskulin dan resesi sifat feminin
( misalnya : rambut / bulu berlebihan pada wajah, atrofi
payudara, menstrusai terhenti, klitoris membesar, dan
suara mendalam) : libido hilang pada pria dan wanita.
j. Perubahan terjadi pada alam perasaan dan aktivias
mental ; psikologis dapat terjadi dan distres serta depresi
dapat terjadi.
k. Jika sindrom cushing terjadi karena dampak dari tumor
hipofisis, gangguan visual mungkin terjadi karena
tekanan pada kiasma optik.
Pemeriksaan Penunjang
a. Uji supresi deksametason, untuk menegakkan
diagnosis penyebab sindrom cushing apakah dari
hipofisis atau adrenal, dexametason diberikan pada
pukul 11 malam dan kadar kortisol plasma diukur pada
pukul 8 pagi di hari berikutnya.
b. Pemeriksaan laboratorium ( misalnya : natrium serum,
glukosa darah, kalsium dan plasma urine) ; urine 24
jam bebas dari kortisol
c. CT, ultrasound, atau pemindaian MRI atau
ultrasonografi dapat medeteksi jaringan adrenal dan
mendeteksi tumor adrenal.
Komplikasi
a. Osteoporosis.
b. Peningkatan kerentanan terhadap infeksi.
c. Hirsutisme
d. Batu uretra
e. Metastasis tumor malignan
ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian
1) Identitas Klien Identitas klien meliputi nama, jenis kelamin,
tempat/tgl lahir , umur, pendidikan, agama, alamat, tanggal
masuk RS. Lebih lazim sering terjadi pada wanita dari pada laki-
laki dan mempunyai insiden puncak antara usia 20 dan 40 tahun.
2) Keluhan Utama Adanya memar pada kulit, klien mengeluh lemah,
terjadi kenaikan berat badan.
3) Riwayat penyakit dahulu Kaji apakah klien pernah mengkonsumsi
obat-obatan kartekosteroid dalam jangka waktu yang lama.
4) Riwayat Kesehatan keluarga Kaji apakah keluarga pernah
menderita penyakit cushing sindrom atau kelainan kelenjar
adrenal lainnya.
5) Pemeriksaan Fisik
B1 (Breath)
Inspeksi : Pernapasan cuping hidung kadang terlihat, pergerakan dada simetris
Palpasi : Vocal premitus teraba, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Suara sonor
Auskultasi : Terdengar bunyi nafas normal, tidak terdengar bunyi nafas tambahan.
B2 (Blood)
Perkusi pekak , S1 S2 Terdengar tunggal , hipertensi, TD meningkat.
B3 (Brain)
Composmentis dengan GCS 456, kelabilan alam perasaan depresi sampai insomnia
B4 (Bladder)
Poliuri, kadang terbentuk batu ginjal, retensi natrium.
B5 (Bowel)
Terdapat peningkatan berat badan, nyeri pada daerah lambung, terdapat striae di daerah
abdomen, mukosa bibir kering, suara redup.
B6 (muskuloskeletal dan integumen)
Kulit tipis, peningkatan pigmentasi, mudah memar, atropi otot, ekimosis, penyembuhan
luka lambat, kelemahan otot, osteoporosis, moon face, punguk bison, obesitas tunkus.
Diagnosa keperawatan
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium akibat kortisol
dalam darah meningkat
b. Resiko cidera berhubungan dengan kelemahan
c. Resiko infeksi berhubungan dengan perubahan metabolisme protein dan respons
imflamasi
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, keletihan
e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan, keletihan
f. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema, gangguan pemulihan,
dan kulit yang tipis dan rapuh.
g. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan, gannguan
fungsi seksual, dan penurunan tingkat aktivitas.
h. Gangguan proses pikir berhubungan dengan ketidakstabilan alam perasaan,
iritabilitas, dan depresi.
i. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan stress atau depresi
Intervensi
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium akibat kortisol dalam darah
meningkat
NOC :
Menunjukan perubahanperubahan BB yang lambat, mempertahankan pembatasan diet dan
cairan, menunjukan turgor kulit normal tanpa edema,menunjukan tanda-tanda vital normal.
NIC :
1) Pertahankan pencatatan volume masuk dan keluar dan komulatif keseimbangan cairan.
2) Catat seri berat badan, bandingkan dengan pemasukan dan pengeluaran , timbang
pasien bila abdomen kosong dari dialisat ( titik rujukan konstant )
3) Awasi TD, Nadi, perhatikan hipertensi , nadi kuat, distensi vena leher, edema perifer, ukur
CVP bila ada.
4) Peninggian menunjukan hipervolemia, kaji bunyi jantung dan nafas perhatikan S3 dan
atau gemericik, ronkhi.Kelebihan cairan berpotensi gagal jantung kongesif (GJK/edema
paru)
5) Pembatasan cairan dapat dilanjutakan untuk menurunkan kelebihan volume cairan.
b. Resiko cidera berhubungan dengan kelemahan
NOC :
Meminimalkan resiko cidera
NIC :
1) Memantau dan memanipulasi lingkungan fisik untuk memfasilitasi
keamanan.
2) Mengientifikasi risiko yang meningkatkan kerentanan terhadap cidera.
3) Anjurkan keluarga dan klien untuk menghindari cidera fisik.
4) Sediakan alat bantu bejalan seperti : tongkat dan kursi roda.
5) Bila diperlukan gunakan restrain fisik untuk membatasi resiko jatuh.
6) Tempelkan bel atau lampu panggil pada tempat yang mudah
dijangkau klien agar klien mudah meminta bantuan.
7) Berikan pencahayaan yang adekuat.
8) Berikan materi edukasi yang berhubungan dengan strategi dan
tindakan untuk mencegah cidera.
c. Resiko infeksi berhubungan dengan perubahan metabolisme
protein dan respons inflamasi
NOC :
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi.
Jumlah leukosit dalam batas normal.
NIC:
1) Pertahankan teknik aseptif.
2) Kaji tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.
3) Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.
4) Ajarkan tindakan higiene seperti mencuci tangan.
5) Batasi jumlah pengunjung bila diperlukan.
6) Jaga kebersihan lingkungan dengan benar setelah dipergunakan
masingmasing pasien.
7) Berikan terapi antiboitik.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, keletihan
NOC:
Klien dapat toleransi terhadap aktifitas dengan bisa beraktivitas
seperti kehidupan sehari-hari
Klien dapat mengidentifikasi aktivitas yang dapat menimbulkan
intoleransi aktivitas
Klien dapat menunjukkan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan
bantuan perawat, keluarga.
NIC:
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi pilihan aktivitas.
2) Libatkan keluarga dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari bersama.
3) Anjurkan periode untuk istirahat dan aktivitas secara bergantian.
4) Bantu pasien untuk posisi berkala misalnya bersandar, duduk, dan
ambulasi sesuai toleransi.
e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan, keletihan.
NOC :
Klien mampu untuk melakukan tugas fisik paling dasar dan aktivitas
perawatan pribadi secara mandiri atau tanpa bantuan.
NIC :
1) Mengkaji kemampuan mandiri klien.
2) Pantau adanya peubahan kemampuan fungsi
3) Membantu klien untuk memenuhi personal hygine.
4) Anjurkan keluarga dan klien pengguaan metode alternatif untuk
mandi dan oral hygne.
5) Berikan bantuan sampai klien benar-benar mampu melakukan
perawatn diri.
6) Libatkan keluarga dalam memberikan asuhan.
7) Dukung kemandirian klien dalam melakukan mandi dan oral hygne,
bantu klien hanya jika diperlukan.
f. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema,
gangguan pemulihan, dan kulit yang tipis dan rapuh.
NOC :
Tidak terjadinya kerusakan integritas jaringan: kulit dan
membran mukosa.
NIC :
1) Tingkatkan kenyamanan dan keamanan serta cegah
komplikasi pada pasien yang tidak dapat turun dari tempat
tidur.
2) Minimalkan penekanan pada bagian-bagian tubuh.
3) Cegah ulkus dikubitus pada pasien yang beresiko tinggi
mengalaminya.
4) Kumpulkan dan analisa data pasien untuk mempertahankan
integritas kulit dan membran mukosa.
g. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan,
gangguan fungsi seksual, dan penurunan tingkat aktivitas.
NOC :
Klien akan mengungkapkan perasaan tentang perubahan penampilan,
fungsi seksual, dan tingkat aktivitas.
NIC :
1) Jelaskan bahwa perubahan fisik terjadi sebagai akibat kelebihan
kortikosteroid.
2) Jelaskan penyebeb sindrom cushings dapat diatasi dengan baik,
perubahan fisik utama akan hilang pada waktunya.
h. Gangguan proses pikir berhubungan dengan ketidakstabilan alam perasaan,
iritabilitas, dan depresi.
NOC :
Klien menunjukan kemampuan untuk melaksanakan proses mental yang kompleks.
Klien menunjukan kemampuan untuk menahan diri dari gangguan persepsi, proses
fikir, dan isi fikir.
Menunjukan proses fikir yang logis, terorganisasi.
NIC :
1) Meminimalkan ketakutan, kekhawatiran, firasat, atau ketidaknyamanan terkait
perkiraan sumber bahaya yang tidak jelas.
2) Meningkatkan keamanan, kenyamanan dan orientasi realitas klien yang mengalami
halusinasi.
3) Membantu dan memodifikasi lingkungan fisik untuk meningkatkan keamanan.
4) Meningkatkan kesadaran klien terhadap identitas, personal, waktu dan lingkungan.
5) Membantu klien menggali dan memahami gagasan, perasaan, motivasi, dan
perilaku mereka.
6) Membantu klien meningkatkan penilaian pribadi tentang harga diri.
i. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan stress atau depresi
NOC :
Mencapai istirahat tidur yang adekuat.
Meminimalkan stress atau depresi klien.
NIC :
1) Kaji poa istirahat tidur klien
2) Anjurkan klien untuk menghindari mengkonsumsi makanan dan minuman yang
dapat mengganggu tidur klien saat tidur seperti : kopi.
3) Hindari kebisingan dan penggunaan lampu ruangan pada waktu tidur, ciptakan
lingkuangan yang tenang dan damai serta meminimalkan gangguan.
4) Bantu klien mengidentifikasi dan mengantisipasi faktor yang dapat
menghilangkan rasa kantuk seperti ketakutan, kecemasan, masalah yang tidak
terselesaikan, serta konflik.
5) Bantu klien membatasi waktu tidur siang dengan memberikan aktivitas yang
meningkatkan keterjagaan.
6) Ajarkan klien dan keluarga tentang faktor yang mengganggu tidur misalkan :
stress, suhu ruangan terlalu dingin atau terlalu panas, serta kebisingan.
7) Diskusikan dengan dokter tentang penggunaan obat tidur.
Evaluasi
a. Tidak terjadi kelebihan volume cairan
b. Mengalami penurunan risiko cedera.
c. Mengalami penurunan risiko infeksi.
d. Toleransi terhadap aktivitas.
e. Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas perawatan diri.
f. Mencapai atau mempertahankan integritas kulit.
g. Mencapai peningkatan citra tubuh.
h. Memperlihatkan perbaikan fungsi mental.
i. Mencapai istirahat tidur yang aekuat.
j. Tidak mengalami komplikasi.
Terima Kasih

You might also like