Sindrom Cushing disebabkan oleh kelebihan hormon kortisol yang dapat berasal dari hipofisis, adrenal, atau obat-obatan. Gejala klinisnya meliputi obesitas, kelemahan otot, dan gangguan kulit. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan laboratorium dan imaging. Asuhan keperawatan meliputi pencegahan komplikasi, seperti infeksi dan cidera, serta dukungan fungsi dan kemandirian pasien.
Original Description:
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Cushing Syndrome
Sindrom Cushing disebabkan oleh kelebihan hormon kortisol yang dapat berasal dari hipofisis, adrenal, atau obat-obatan. Gejala klinisnya meliputi obesitas, kelemahan otot, dan gangguan kulit. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan laboratorium dan imaging. Asuhan keperawatan meliputi pencegahan komplikasi, seperti infeksi dan cidera, serta dukungan fungsi dan kemandirian pasien.
Sindrom Cushing disebabkan oleh kelebihan hormon kortisol yang dapat berasal dari hipofisis, adrenal, atau obat-obatan. Gejala klinisnya meliputi obesitas, kelemahan otot, dan gangguan kulit. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan laboratorium dan imaging. Asuhan keperawatan meliputi pencegahan komplikasi, seperti infeksi dan cidera, serta dukungan fungsi dan kemandirian pasien.
Mustika Pengertian Cushing Syndrome Sindrom cushing merupakan kumpulan abnormalitas klinis yang disebabkan oleh keberadaan hormonal korteks adrenal (khususnya kortisol) dalam berlebih atau kortikosteroid yang berkaitan, dan hormon androgen serta aldosteron (dalam taraf yang rendah) (Jenifer P.kowalak 2013). Etiologi a. Kelebihan hormon hipofisis anterior (kortikotropin). b. Hiperplasia korteks adrenal c. Tumor pada kelenjar hipofisis d. Tumor ektopik yang menghasilkan hormon adrenokortikotropik (ACTH) e. Pemberian kortikosteroid yang berlebihan, termasuk pemakaian yang lama. f. Alkoholik yaitu produksi alkohol berlebih. g. Pada bayi, sindrom cushing paling sering disebabkan oleh tumor adrenokorteks yang sedang berfungsi, biasanya karsinoma maligna tetapi kadang-kadang adenoma benigna. Patofisiologi Sindrom cushing disebabkan oleh pajanan lama pada obat-obatan glukokortikoid yang berlebihan. sindrom cushing ini bersifat eksogen dan terjadi karena pemberian kokortikoid atau kortikotropin yang lama, atau bersifat endogen akibat peningkatan sekresi kortisol atau kortikotropin. Kelebihan kortisol akan menimbulkan efek imflamasi dan katabolosme protein serta lemak perifer yang berlebihan untuk mendukung produksi glukosa oleh hati. Mekanisme tersebut dapat tergantung kortikotropin (kenaikan kadar kortikotropin plasma menstimulasi korteks adrenal untuk menghasilkan kortisol secara berlebihan) atau tidak tergantung kortikotropin (kortikosol yang berlebihan diproduksi oleh kortek adrenal atau diberikan secara eksogen). Kortisol yang berlebihan akan menekan poros hipotalamus hipofisis-adrenal dan juga ditemukan pada tumor yang menyekresi kortikotropin secara atropik Manifestasi klinis a. Henti pertumbuhan, penambahan berat badan dan obesitas, perubahan skeletal, dan intoleransi glukosa. b. Gambaran klasik : obesitas tipe sentral, dengan buffalo hump pundak sapi berlemak dileher dan area supraklavikula, batang tubuh berat, dan obesitas trunkus dengan ekstermitas atas dan bawah yang kurus akibat atropi otot memberikan klasik berupa chusingoid, kulit tipis, rapuh, dan mudah mengalami truma, disertai dengan ekimosis dan striae. c. Kelemahan dan kelesuan : tidur terganggu karena perubahan sekresi kortisol diurnal (pada siang hari). d. Katabolisme protein yang berlebihan disertai dengan pelisutan otot dan osteoporosis kifosis, nyeri punggung, dan fraktur kompresi vertebra mungkin terjadi. e. Retensi natrium dan air, menyebabkan hipertensi dan gagal jantung. f. Tampilan moon face (wajah seperti bulan ), kulit berminyak dan berjerawat. g. Peningkatan karena kerantanan terhadap infeksi : kelambatan pemulihan dari luka sayatan minor dan memar. h. Hiperglikemia atau diabetes yang nyata. i. Virilisasi pada wanita (karena kelebihan androgen) dengan tampilan sifat maskulin dan resesi sifat feminin ( misalnya : rambut / bulu berlebihan pada wajah, atrofi payudara, menstrusai terhenti, klitoris membesar, dan suara mendalam) : libido hilang pada pria dan wanita. j. Perubahan terjadi pada alam perasaan dan aktivias mental ; psikologis dapat terjadi dan distres serta depresi dapat terjadi. k. Jika sindrom cushing terjadi karena dampak dari tumor hipofisis, gangguan visual mungkin terjadi karena tekanan pada kiasma optik. Pemeriksaan Penunjang a. Uji supresi deksametason, untuk menegakkan diagnosis penyebab sindrom cushing apakah dari hipofisis atau adrenal, dexametason diberikan pada pukul 11 malam dan kadar kortisol plasma diukur pada pukul 8 pagi di hari berikutnya. b. Pemeriksaan laboratorium ( misalnya : natrium serum, glukosa darah, kalsium dan plasma urine) ; urine 24 jam bebas dari kortisol c. CT, ultrasound, atau pemindaian MRI atau ultrasonografi dapat medeteksi jaringan adrenal dan mendeteksi tumor adrenal. Komplikasi a. Osteoporosis. b. Peningkatan kerentanan terhadap infeksi. c. Hirsutisme d. Batu uretra e. Metastasis tumor malignan ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian 1) Identitas Klien Identitas klien meliputi nama, jenis kelamin, tempat/tgl lahir , umur, pendidikan, agama, alamat, tanggal masuk RS. Lebih lazim sering terjadi pada wanita dari pada laki- laki dan mempunyai insiden puncak antara usia 20 dan 40 tahun. 2) Keluhan Utama Adanya memar pada kulit, klien mengeluh lemah, terjadi kenaikan berat badan. 3) Riwayat penyakit dahulu Kaji apakah klien pernah mengkonsumsi obat-obatan kartekosteroid dalam jangka waktu yang lama. 4) Riwayat Kesehatan keluarga Kaji apakah keluarga pernah menderita penyakit cushing sindrom atau kelainan kelenjar adrenal lainnya. 5) Pemeriksaan Fisik B1 (Breath) Inspeksi : Pernapasan cuping hidung kadang terlihat, pergerakan dada simetris Palpasi : Vocal premitus teraba, tidak terdapat nyeri tekan Perkusi : Suara sonor Auskultasi : Terdengar bunyi nafas normal, tidak terdengar bunyi nafas tambahan. B2 (Blood) Perkusi pekak , S1 S2 Terdengar tunggal , hipertensi, TD meningkat. B3 (Brain) Composmentis dengan GCS 456, kelabilan alam perasaan depresi sampai insomnia B4 (Bladder) Poliuri, kadang terbentuk batu ginjal, retensi natrium. B5 (Bowel) Terdapat peningkatan berat badan, nyeri pada daerah lambung, terdapat striae di daerah abdomen, mukosa bibir kering, suara redup. B6 (muskuloskeletal dan integumen) Kulit tipis, peningkatan pigmentasi, mudah memar, atropi otot, ekimosis, penyembuhan luka lambat, kelemahan otot, osteoporosis, moon face, punguk bison, obesitas tunkus. Diagnosa keperawatan a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium akibat kortisol dalam darah meningkat b. Resiko cidera berhubungan dengan kelemahan c. Resiko infeksi berhubungan dengan perubahan metabolisme protein dan respons imflamasi d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, keletihan e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan, keletihan f. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema, gangguan pemulihan, dan kulit yang tipis dan rapuh. g. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan, gannguan fungsi seksual, dan penurunan tingkat aktivitas. h. Gangguan proses pikir berhubungan dengan ketidakstabilan alam perasaan, iritabilitas, dan depresi. i. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan stress atau depresi Intervensi a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium akibat kortisol dalam darah meningkat NOC : Menunjukan perubahanperubahan BB yang lambat, mempertahankan pembatasan diet dan cairan, menunjukan turgor kulit normal tanpa edema,menunjukan tanda-tanda vital normal. NIC : 1) Pertahankan pencatatan volume masuk dan keluar dan komulatif keseimbangan cairan. 2) Catat seri berat badan, bandingkan dengan pemasukan dan pengeluaran , timbang pasien bila abdomen kosong dari dialisat ( titik rujukan konstant ) 3) Awasi TD, Nadi, perhatikan hipertensi , nadi kuat, distensi vena leher, edema perifer, ukur CVP bila ada. 4) Peninggian menunjukan hipervolemia, kaji bunyi jantung dan nafas perhatikan S3 dan atau gemericik, ronkhi.Kelebihan cairan berpotensi gagal jantung kongesif (GJK/edema paru) 5) Pembatasan cairan dapat dilanjutakan untuk menurunkan kelebihan volume cairan. b. Resiko cidera berhubungan dengan kelemahan NOC : Meminimalkan resiko cidera NIC : 1) Memantau dan memanipulasi lingkungan fisik untuk memfasilitasi keamanan. 2) Mengientifikasi risiko yang meningkatkan kerentanan terhadap cidera. 3) Anjurkan keluarga dan klien untuk menghindari cidera fisik. 4) Sediakan alat bantu bejalan seperti : tongkat dan kursi roda. 5) Bila diperlukan gunakan restrain fisik untuk membatasi resiko jatuh. 6) Tempelkan bel atau lampu panggil pada tempat yang mudah dijangkau klien agar klien mudah meminta bantuan. 7) Berikan pencahayaan yang adekuat. 8) Berikan materi edukasi yang berhubungan dengan strategi dan tindakan untuk mencegah cidera. c. Resiko infeksi berhubungan dengan perubahan metabolisme protein dan respons inflamasi NOC : Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi. Jumlah leukosit dalam batas normal. NIC: 1) Pertahankan teknik aseptif. 2) Kaji tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal. 3) Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan. 4) Ajarkan tindakan higiene seperti mencuci tangan. 5) Batasi jumlah pengunjung bila diperlukan. 6) Jaga kebersihan lingkungan dengan benar setelah dipergunakan masingmasing pasien. 7) Berikan terapi antiboitik. d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, keletihan NOC: Klien dapat toleransi terhadap aktifitas dengan bisa beraktivitas seperti kehidupan sehari-hari Klien dapat mengidentifikasi aktivitas yang dapat menimbulkan intoleransi aktivitas Klien dapat menunjukkan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan bantuan perawat, keluarga. NIC: 1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi pilihan aktivitas. 2) Libatkan keluarga dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari bersama. 3) Anjurkan periode untuk istirahat dan aktivitas secara bergantian. 4) Bantu pasien untuk posisi berkala misalnya bersandar, duduk, dan ambulasi sesuai toleransi. e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan, keletihan. NOC : Klien mampu untuk melakukan tugas fisik paling dasar dan aktivitas perawatan pribadi secara mandiri atau tanpa bantuan. NIC : 1) Mengkaji kemampuan mandiri klien. 2) Pantau adanya peubahan kemampuan fungsi 3) Membantu klien untuk memenuhi personal hygine. 4) Anjurkan keluarga dan klien pengguaan metode alternatif untuk mandi dan oral hygne. 5) Berikan bantuan sampai klien benar-benar mampu melakukan perawatn diri. 6) Libatkan keluarga dalam memberikan asuhan. 7) Dukung kemandirian klien dalam melakukan mandi dan oral hygne, bantu klien hanya jika diperlukan. f. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema, gangguan pemulihan, dan kulit yang tipis dan rapuh. NOC : Tidak terjadinya kerusakan integritas jaringan: kulit dan membran mukosa. NIC : 1) Tingkatkan kenyamanan dan keamanan serta cegah komplikasi pada pasien yang tidak dapat turun dari tempat tidur. 2) Minimalkan penekanan pada bagian-bagian tubuh. 3) Cegah ulkus dikubitus pada pasien yang beresiko tinggi mengalaminya. 4) Kumpulkan dan analisa data pasien untuk mempertahankan integritas kulit dan membran mukosa. g. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan, gangguan fungsi seksual, dan penurunan tingkat aktivitas. NOC : Klien akan mengungkapkan perasaan tentang perubahan penampilan, fungsi seksual, dan tingkat aktivitas. NIC : 1) Jelaskan bahwa perubahan fisik terjadi sebagai akibat kelebihan kortikosteroid. 2) Jelaskan penyebeb sindrom cushings dapat diatasi dengan baik, perubahan fisik utama akan hilang pada waktunya. h. Gangguan proses pikir berhubungan dengan ketidakstabilan alam perasaan, iritabilitas, dan depresi. NOC : Klien menunjukan kemampuan untuk melaksanakan proses mental yang kompleks. Klien menunjukan kemampuan untuk menahan diri dari gangguan persepsi, proses fikir, dan isi fikir. Menunjukan proses fikir yang logis, terorganisasi. NIC : 1) Meminimalkan ketakutan, kekhawatiran, firasat, atau ketidaknyamanan terkait perkiraan sumber bahaya yang tidak jelas. 2) Meningkatkan keamanan, kenyamanan dan orientasi realitas klien yang mengalami halusinasi. 3) Membantu dan memodifikasi lingkungan fisik untuk meningkatkan keamanan. 4) Meningkatkan kesadaran klien terhadap identitas, personal, waktu dan lingkungan. 5) Membantu klien menggali dan memahami gagasan, perasaan, motivasi, dan perilaku mereka. 6) Membantu klien meningkatkan penilaian pribadi tentang harga diri. i. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan stress atau depresi NOC : Mencapai istirahat tidur yang adekuat. Meminimalkan stress atau depresi klien. NIC : 1) Kaji poa istirahat tidur klien 2) Anjurkan klien untuk menghindari mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat mengganggu tidur klien saat tidur seperti : kopi. 3) Hindari kebisingan dan penggunaan lampu ruangan pada waktu tidur, ciptakan lingkuangan yang tenang dan damai serta meminimalkan gangguan. 4) Bantu klien mengidentifikasi dan mengantisipasi faktor yang dapat menghilangkan rasa kantuk seperti ketakutan, kecemasan, masalah yang tidak terselesaikan, serta konflik. 5) Bantu klien membatasi waktu tidur siang dengan memberikan aktivitas yang meningkatkan keterjagaan. 6) Ajarkan klien dan keluarga tentang faktor yang mengganggu tidur misalkan : stress, suhu ruangan terlalu dingin atau terlalu panas, serta kebisingan. 7) Diskusikan dengan dokter tentang penggunaan obat tidur. Evaluasi a. Tidak terjadi kelebihan volume cairan b. Mengalami penurunan risiko cedera. c. Mengalami penurunan risiko infeksi. d. Toleransi terhadap aktivitas. e. Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas perawatan diri. f. Mencapai atau mempertahankan integritas kulit. g. Mencapai peningkatan citra tubuh. h. Memperlihatkan perbaikan fungsi mental. i. Mencapai istirahat tidur yang aekuat. j. Tidak mengalami komplikasi. Terima Kasih
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis