You are on page 1of 69

FILSAFAT HUKUM

2 SKS
Wira Udytama
SISTEMATIKA
(Garis Besar Materi Kuliah)
PENGANTAR
PEMIKIRAN TENTANG
HUKUM DALAM SEJARAH
FILSAFAT (Bagian ini adalah
tugas individual)
ALIRAN-ALIRAN FILASAFAT
HUKUM

A. PENGANTAR

Pengertian Filsafat. Apa itu


filsafat?
Etimologis: Philos (cinta) dan
Sofia (Kebijaksanaan). Filsafat:
cinta akan kebijaksanaan.
Seni bertanya (Van Peursen).
Rasa heran: mencari jawaban
mendasar.
Sikap dan Pandangan Hidup
Lanjutan
Persoalan filsafat berkaitan
dengan ide-ide dasar,
pertanyaan tentang kebenaran
dan makna.
Sebagai ilmu (ilmu filsafat):
Ilmu yang mempelajari objeknya
(segala sesuatu) secara
mendasar dan menyeluruh
Lanjutan
Was philosophie ist, lt sich nicht in eine
Definition einfngen, sondern kann nur im
Philosophieren selbst gelernt und erfahren
werden. (Apakah filsafat itu, tidak dapat dijelaskan
dengan suatu definisi, melainkan hanya dapat
dipelajari dan dialami dengan cara berfilsafat itu
sendiri
(Vorlander).
Cara terpenting untuk memahami apa itu filsafat
tidak lain adalah dengan berfilsafat.
Literatur Yang dianjurkan
Untuk Pengertian Filsafat
C.A. van Peursen, Orientasi Di Alam Filsafat,
Jakarta, Gramedia, 1988.
Gerard Beekman & R.A. Rivai, Filsafat Para Filsuf
Berfilsafat, Jakarta, Erlangga, 1984.
Mark B. Woodhouse, Berfilsafat: Sebuah Langkah
Awal, Yogyakarta, Kanisius, 2003.
Buku-buku pengantar filsafat yang lain yang
Saudara anggap lebih mudah dipahami dan cocok
dengan Saudara!
II. Pengertian Filsafat Hukum:
Sederhana: kita mengkaji
hukum secara filsafat, atau
dengan menggunakan metode-
metode filsafat. Salah satu
metodenya adalah refleksi
tentang pengalaman dan
pengertian hukum atau gejala
hukum yang dialami oleh
Filsafat Hukum ingin
mengungkapkan hakekat hukum
dengan menemukan landasan
terdalam dari keberadaan hukum
sejauh dapat dijangkau akal budi
manusia.
Bagian dari Etika (Etika:
filsafat tentang ajaran moral).
Etika sendiri adalah bagian dari
Aksiologi (filsafat tentang nilai).
Maka Filsafat Hukum juga
berbicara tentang nilai-nilai.
Fils. Hukum sebagai suatu
ilmu memiliki objek, metode,
Menurut J.J. H. Bruggink, dalam
lapisan ilmu hukum, filsafat hukum
berada di tingkat paling tinggi dan
sekaligus mendasar (setelah dogmatik
hukum dan teori hukum).
Literatur Untuk Pengertian
Filsafat Hukum
B. Arief Sidharta, Refleksi
Tentang Struktur Ilmu Hukum.
Mandar Maju, Bandung, 2000
(Bab IV bagian A)
Darji Darmodiharjo, Pokok-
Pokok Filsafat Hukum,
Gramedia, Jakarta, 2002.
3. Tujuan Fils. Hukum
Kita ingin mengetahui hakekat hukum dan
kedudukan manusia dalam hukum.
Menemukan hal-hal mendasar yang mendorong
munculnya hukum.
Membantu memecahkan persoalan-persoalan
manusia yang bekaitan dengan hukum.
Mencari dan menemukan: The ultimate
philosophical foundation (dasar filosofis terakhir
dari hukum).
Pertanyaan: apa dasar filosofis terakhir dari
hukum Indonesia?
B. Hukum Dalam Sejarah
Filsafat
Bagian ini adalah tugas.

Pilih salah satu zaman di bawah ini:


1. Zaman Yunani-Romawi
2. Abad Pertengahan
3. Zaman Renaisance
4. Zaman Rasionalisme
5. Abad XIX- abad Modern
Tugas: Uraikan apa yang dikatakan para filsuf tentang
hukum pada zaman yang kelompok Saudara pilih! Minimal
10 hal folio, diketik rapi, dikumpulkan paling lambat setelah
materi Tujuan Filsafat Hukum. (BERKELOMPOK max 6
orang)
Literatur Untuk Sejarah Filsafat
Hukum
Theo Huijbers, Filsafat Hukum
Dalam Lintasan Sejarah,
Kanisius, Yogyakarta, 2003.
Carl Joachim Friedrich, Filsafat
Hukum Perspektif Historis,
Nuansa & Nusamedia,
Bandung, 2004.
C. Aliran-Aliran dalam Fils. Hk.
dan Teori Hukum
Garis besar aliran:
Moralitas/Prinsip
Hukum Kodrat/Alam Hukum Inabstracto
Universalitas Hk

Sociological Marxisme
Positivisme/legisme
Jurisprudence Sosialisme
Komunisme
Hukum inconcreto
Mazab Sejarah Realisme

Masyarakat Industri Utilitarianisme Critical Legal Studies


Kapitalis/Pasar/ Movement/Hk sbg
Neoliberalisasi agenda politik

Dekonstruksi &
Rekonstruksi/Hk sesuai
Konteks sosial
Aliran Hukum Kodrat/Alam
in philosophy, a system of right or justice held to
be common to all humans and derived from nature
rather than from the rules of society, or positive law
.
Hukum dan keadilan yang sama untuk semua
manusia berasal dari alam/kodrat, bukan dari
hukum positif.
Pentingnya moralitas.
Aristotle (384322 BC) held that
what was just by nature was
not always the same as what
was just by law, that there was
a natural justice valid
everywhere with the same force
and not existing by people's
thinking this or that, and that
appeal could be made to it from
positive law.
In contrast, the Stoics
conceived of an entirely
egalitarian law of nature in
conformity with the logos
(reason) inherent in the human
mind.
Hukum kodrat/alam berlaku
Hugo Grotius (15831645)
mengatakan, bhw semua bangsa
adlh subjek dari hukum alam.
Hukum alam tetap berlaku,
meskipun Tuhan tidak ada, atau
Dia tidak perduli dgn urusan
manusia
Mis: pacta sunt servanda
Thomas Hobbes (15881679), defined
the right of nature (jus naturale) to be
the liberty each man hath to use his
own power for the preservation of his
own nature, that is to say, of life, and a
law of nature (lex naturalis) as a precept
of general rule found out by reason, by
which a man is forbidden to do that
which is destructive of his life.
Merusak/mencemari lingkungan hidup
melawan hukum alam?
St. Thomas Aquinas (1225-1274): Hukum
kodrat/alam adalah partisipasi/perwujudan hukum
abadi/ilahi (lex aeterna) dalam akal budi manusia.
Maka manusia mampu merumuskan hak-haknya,
memenuhi kebutuhan hidupnya dan mengejar
pengetahuan tentang Tuhan. Hukum manusia
(hukum positif harus merupakan penerapan
hukum alam itu.
John Locke (16321704)
:Hukum kodrat/alam hanya ada
dalam hubungannya dengan
masyarakat (state of society)
dengan manusia yang bebas
dan sama.
Abad 17 dan 18 pengaruh hukum kodrat/alam
melemah. Muncul pendapat, bahwa kodrat/alam
tdk dpt menjadi sumber moral, melainkan akal
budi manusia. Namun abad 19-pertengahan abad
20 menguat lagi akibat perang dunia II, krn banyak
hukum positif yang tidak adil/tidak manusiawi.
Muncul ide ttg HAM.
Pada masa itu, sumber hukum kodrat/alam adalah
akal budi manusia.
Arti pentingnya hukum kodrat:
Mencari hukum yang adil
mengutamakan moralitas
Menegaskan hak-hak manusia
Hukum kodrat ikut punya andil mencetuskan hak-
hak asasi manusia (human rights), meskipun tidak
disebut natural rights (hak-hak alamiah).
Hukum kodrat/alam dpt
dibedakan menjadi:
Hukum kodrat sebagai metode. Yang tertua sejak zaman Yunani kuno s/d awal
Abad Pertengahan. Tidak berisi norma tersendiri, tapi memberitahukan ttg
bgmn membuat peraturan2 yg baik. Intinya: akal dan moral.
Hukum kodrat sebagai substansi. Berisi norma-norma. Peraturan
diciptakan berdasarkan asas-asas yang absolut, spt hak-hak asasi
manusia. Hk kodrat ini dominan pd abad 17 & 18, pernah mengalami
kemunduran, dikritik oleh aliran positivisme. Positivisme juga
kemudian mengalami kemuduran, krn gagal menciptakan msy yang
adil.
Kebangkitan kembali hukum kodrat dlm teori hukum modern: Mis.
oleh Francis Geny dan Del Vecchio, yaitu bhw hukum kodrat adalah
penuntun bagi hukum positif, sebab mustahil hk positif mengabaikan
moral dan keadilan bagi masyarakat yang beradab.
Aliran Positivisme
Mulai muncul secara jelas pd abad 19 sbg reaksi
thdp aliran hk kodrat/alam.
Paradigma utama aliran ini adalah realitas sbg
sesuatu yang eksis, sbg objek yg hrs dilepaskan
dari konsepsi metafisis yang bersifat subjektif.
Maka segala yg bersifat metayuridis seperti dlm hk
kodrat hrs ditinggalkan.
Hukum adlh hk positif, yaitu kesepakatan
kontraktual yang konkrit antara para warga masy.
Hukum bukan lagi asas moral yg abstrak ttg
keadilan, melainkan ius yang telah mengalami
positivisasi sebagai lege atau lex (UU).
Pembicaraan mengenai moral dan hal-hal suci
lainnya, dipisahkan dari hk positif.
Menurut H.L.A. Hart, ciri-ciri positivisme:
UU adlh perintah manusia.
Hrs dipisahkan antara hk dan moral, antara hk yang ada
dgn yg seharusnya ada.
Hk adalah closed logical system (sistem logis tertutup),
artinya, peraturan dideduksikan dari UU yg berlaku, tanpa
perlu minta bimbingan moral, norma sosial dan politik.
Untuk saat ini Anda setuju?
Menurut John Austin (positivisme analitis):
Hukum adalah perintah/komando penguasa (kekuasaan
politik yang bedaulat dalam suatu negara). Ini adalah
hukum yg sesungguhnya. Yang tidak sesungguhnya adalah
aturan yg dibuat msy untuk keperluan sendiri, spt aturan
olah raga, arisan, dll. Hukum Adat?
Menurut Satjipto Rahardjo, positivisme ala Austin
itulah yang final, artinya yang berpengaruh sampai
sekarang.
Ada dua macam positivisme:
Positivisme yuridis: hukum hrs diolah secara ilmiah dan dibentuk secara
profesional. Ini masih ditambah dgn closed logical system ala Austin.
Positivisme sosiologis: Hukum terbuka bagi kehidupan masyarakat. Tidak serba
tergantung pada penguasa/pemerintah.
Aliran Sociological
Jurisprudence (SJ)
Arti: aliran dlm fils. Hk. yang menggunakan
pendekatan hukum ke masyarakat. Beda dgn
sosiologi hukum yang mrp cabang sosiologi, yg
melakukan pendekatan masyarakat ke hukum.
Menurut sj, hukum yg baik haruslah hk yang
sesuai dgn hukum yg hidup dlm masy.
Ada perbedaan antara hk positif dan hukum yang
hidup (the living law). Hukum positif adl peraturan
per-uu-an sbg Entscheidungsnormen atau norma-
norma keputusan. Hukum yang hidup adl
kenyataan sosial sbg Rechtsnormen (norma hk).
Tokoh: Eugen Ehrlich (1862-1922).
Mazhab Sejarah (abad 19)
Reaksi thdp rasionalisme yg mengatakan, bhw hk
itu universal. Menurut aliran ini, bicara hk hrs
perhatikan juga jiwa bangsa (Volkgeist).
Hk timbul bukan krn perintah penguasa, melainkan
ekspresi jiwa bangsa sbg sumber hukum.
F. Karl von Savigny:
Law is an expression of the
common consciousness of spirit
of the people.
UUPLH jo PP No. 2/08 adl jiwa
bangsa Indonesia?
Masih relevankah jiwa bangsa
untuk masa sekarang?
Bahan Ujian
Arti filsafat: seni bertanya, ilmu
Arti fils. Hk.
Hk dlm sejarah filsafat (ingat tugas Anda).
Aliran Hk kodrat: akal budi, Thomas, arti aliran tsb.
Positivisme:
Sociological jurisprudence: Hukum yang hidup.
MATERI KULIAH SETELAH
MID
Tentang aliran-aliran yg lain dari
fils. Hk. silahkan baca literatur,
atau seperti aliran
utilitarianisme, realisme hukum,
ajaran hukum bebas, marxisme
dan gerakan studi hukum kritis.
SOAL-SOAL POKOK FILSAFAT
HUKUM
Soal Yuristik Logis:
Asal psikologis hukum
Tujuan hukum
Hakekat hukum
Soal Yuristik Etis:
Moralitas hukum
Norma-norma bagi penggembala hukum (Keadilan)
Kedudukan manusia dlm hukum
Yuristik logis
Asal psikologis hukum
Hk berasal dari kesadaran manusia, melalui dialektika kecenderungan
manusia.
Kecenderungan individualis/egois sebagai tesis, al:
Kehendak bagi diri sendiri
Kehendak berkuasa (Wille zur Macht)
Kecenderungan kolektif sebagai antitesis
Melepaskan egoisme
Pertemuan kehendak
Kecenderungan pengaturan sebagai sintesis
Hukum lahir pada kecendurangan ini, al hukum sebagai: norma
agendi (norma utk berbuat sesuatu
Hk sebagai norma primer (aturan perilaku) dan sekunder (petunjuk
pengenal norma primer (ketentuan formal: UU, PP dsb.)

Hukum sebagai kewajiban


hukum: kewajiban mengikuti
aturan bisa krn takut sanksi,
supaya dipuji, atau kewajiban
krn kesadaran hukum yang
Hakekat Hukum
Arti hakekat:
Sebab terdalam dari sesuatu, yaitu adanya sesuatu itu
Esensi dari substansi. Sederhananya: ciri khas paling mendasar
dari sesuatu
Aristoteles: hakekat (esensi) adalah bahwa sesuatu itu ADA, bukan
apakah yang dimaksud dengan sesuatu. Keberadaan sesuatu selalu
berdasarkan pada causa (sebab-sebab tertentu)
Causa materialis (sebab berupa bahan)
Causa formalis (sebab berupa bentuk)
Causa efisien (sebab berupa pembuat)
Causa finalis (sebab berupa tujuan)

Pertanyaan: apa yang menjadi hakekat sebuah UU?

Persoalan hakekat hukum


Mencari kenyataan hk menurut dasarnya yang paling mendalam (ex
ultimis causis). Mudahnya: apa yang ada di balik hukum itu?
Berdasarkan Pendapat Kattsoff, bahwa esensi itu bukan substansi
(dalam hal ini bukan isi melainkan wadah) dan bukan pula aksidensi
(sifat-sifat tertentu dari hukum), maka hakekat hukum adl:
Perintah dan larangan?
Manusia dan rasionya sbg kunci pemahaman tentang kenyataan?
Mengikuti filsafat Aristoteles tentang kausalitas
Hakekat hukum berdasarkan kausalitas: apa bahan, bentuk, siapa
pembuat dan apa tujuannya?
Hakekat hukum menurut aliran-aliran:
Menurut aliran hk alam/kodrat: moral
Positivisme: perintah/kedaulatan penguasa
Utilitarianisme: kegunaan hukum
Mazhab sejarah: jiwa bangsa
Sociological jurisprudence: kenyataan sosial/kultur masyarakat
Studi hukum kritis: keputusan politik
Keadilan
Apa itu keadilan?
Menurut Thomas Aquinas:
Keadilan umum: keadilan menurut kehendak UU yg hrs dijalankan demi
kepentingan umum (lihat definisi hukum menurut Thomas: hukum untuk
kebaikan umum (bonun comune)
Keadilan khusus:
Keadilan komutatif: keadilan dlm bidang prestasi dan kontra prestasi.
Keadilan distributif: berikan kpd orang apa yang menjadi haknya.
Keadilan vindikatif: jatuhkan hukuman sesuai kejahatan.
Keadilan kreatif: berikan kebebasan kpd setiap orang untuk
menciptakan sesuatu sesuai kreativitasnya.
Keadilan protektif: berikan perlindungan yg sama bagi setiap orang
dlm masyarakat.
Menurut filsafat Stoa (Yunani klasik): keadilan adl memberikan kpd
setiap orang apa yang menjadi haknya.
Menurut positivisme: keadilan itu tergantung apa kata hukum positif
(Mengapa?)
Keadilan tidak penting dlm hukum
Menurut utilitarianisme: keadilan adl manfaat/kebahagiaan yg besar
bagi sebanyak mungkin orang.
Menurut John Rawls: keadilan:
Keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan
bersama.
Perjuangan membentuk struktur dasar masyarakat yang adil
dlm bidang: sandang, pangan, papan dan hak-hak asasi.
Tidak adanya diskriminasi
Kebebasan yang sama sebesar-besarnya
Ketidaksamaan dlm hal tertentu
Indonesia: keadilan sosial?
Menurut Saudara?
Persoalan Yuristik Etis:
Etika dan moralitas
Moral: menjawab pertanyaan bgm orang hrs hidup, apa
yang boleh, wajib, tidak wajib dibuat manusia.
Etika: filsafat tentang ajaran moral. Mis: Moral: bermoral
baik krn memberi sedekah kpd orang miskin. Etika:
mengapa memberi sedekah disebut baik, moralitas apakah
yg ada di balik perbuatan itu.
Moralitas adalah sebuah nilai atau kualitas dlm
tindakan manusia.
Moralitas objektif:
Menilai tindakan, demi tindakan itu, lepas dari subjek yg
melakukannya.
Melakukan sesuatu karena secara objektif baik dan benar.
Moralitas subjektif:
Yg dinilai adalah subjek yg melakukan tindakan, bukan pd tindakan itu
sendiri.
Melakukan sesuatu berdasarkan anggapan subjek
Moralitas intrinsik:
Menilai tindakan tidak berdasarkan hukum positif (apa yg
diatur oleh hk) melainkan pada benar dan salah itu sendiri.
Melakukan sesuatu perbuatan karena pengetahuan akal budi
tentang kebenaran dan ketidakbenaran (sama dgn moralitas
objektif)
Moralitas ekstrinsik:
Menilai tindakan berdasarkan hukum positif sbg patokannya.
Melakukan atau tidak melakukan sesuatu, krn hukum positif
mengaturnya.
Hal-hal yg bekaitan dng moralitas:
Keutamaan: keunggulan perilaku, mutu manusia. Dari dlm
dirinya sendiri manusia ingin selalu berbuat baik, tidak
peduli apakah diatur atau tidak, akan diberi hadiah atau
tidak.
Kewajiban: melakukan sesuatu sesuai kewajiban. Secara
hukum, ini baik, krn tampak secara fisik. Tapi secara etika,
belum tentu. Tergantung motovasi dan tujuannya. Mis:
pengusaha mengolah limbah dgn baik. Secara hukum,
bagus. Menurut etika, tidak punya kualitas moral, jika
motivasi atau tujuannya hanya supaya mendapat
penghargaan pemerintah.
Menurut Emanuel Kant: kalau orang melaksanakan
kewajibannya demi kewajibannya (bukan sesuai
kewajibannya), maka org tsb punya moralitas yang
baik.
Apakah di Indonesia dibedakan antara sesuai
kewajiban dan demi kewajiban?
Moralitas Hukum:
Moralitas aspirasi: lebih menekankan pada keutamaan
manusia. Hukum punya kualitas moral ini, bila membuat
manusia bisa memiliki keutamaan. Mis UUPLH 23/97
punya moralitas ini, bila bisa membuat manusia Indonesia
unggul dlm memelihara lingk hdp.
Moralitas kewajiban: yang penting orang
menjalankan tuntutan dasar dlm hk. Mis:
harus/wajib melakukan ini dan itu, dilarang
melakukan ini dan itu. Moralitas ini baik juga, bila
dikaitkan dgn keutamaan manusia atau moralitas
objektif dan intrinsik, yaitu bahwa org melakukan
sesuatu bukan krn ada kewajiban, tapi krn dia
sendiri tahu, bahwa dia harus melakukan itu karena
hal itu baik dan perlu. Maka kalau kewajiban itu
dicabut dari hukum, dia tetap meneruskan
perbuatan baiknya itu.
Moralitas hukum adalah:
Moralitas aspirasi dan moralitas kewajiban yang kemudia membentuk
inner/internal morality of law
Hk mencapai target/sasaran/tujuan
Sosialisasi yg efektif
Dihargai/ada perilaku taat
jelas rumusannya.
Menuntut sesuatu (perilaku) dlm batas kemampuan masyarakat
Tidak berubah-ubah setiap saat.
Antara ketentuan hukum dan perilaku pejabat terdapat kesesuaian.
Kalau hk tidak punya inner morality, maka tidak ada kewajiban moral
mengikuti hukum itu.
Moralitas eksternal:
Berkaitan dgn akibat dari penerapan hukum. Kalau akibat dari
penerapan hk semua org jadi jahat, atau segala sesuatu jadi rusak,
maka hk tsb tdk punya moralitas eksternal (Apakah pandangan ini
dianut oleh positivisme?)
Hak Asasi Manusia dan
Persoalan Filsafat
Persoaloan HAM:
Universalisme: universalitasnya HAM, jaminan bagi hak-hak individu.
Partikularisme: orientasi pada kepentingan nasional, bukan individual.
Menganut relativisme kultural.
Indonesia: cenderung ke universalisme.
Pengertian HAM:
APTIK 1989:
Hak-hak yg dimiliki manusia krn martabatnya sbg manusia.
Manusia ciptaan Tuhan
Hak2 itu dibawa manusia sejak lahir
Bukan pemberian negara atau masyarakat
Tidak dpt dihilangkan atau dinyatakan tidak berlaku baik oleh negara maupun
oleh masyarakat.
Natural Rights Theory:
Hak-hak yg dimiliki oleh semua manusia di segala waktu dan tempat,
krn dilahirkan sbg manusia.
Positivist Theory:
Hak-hak yg diciptakan dan dijamin oleh konstitusi, hukum atau
perjanjian.
Cultural Relativist Theory:
Tidak ada hak-hak universal. HAM tergantung pd tradisi, sosial dan
budaya: hak-hak yg diciptakan oleh kebudayaan.
Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM:
Seperangkat hak
Melekat pada hakekat dan keberadaan manusia
(secara inheren atau koheren?)
Manusia sbg makhluk Tuhan Yang Mahaesa
Wajib dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang
Tujuan: perlindungan harkat dan martabat manusia.
HAM dan Filsafat Manusia: Apa/siapakah manusia
itu?:
Louis Leahy (1989): manusia, makhluk penuh misteri yg
terus menerus menjadi objek penelitian/pertanyaan filsafat.
Driyarkara (1960): Manusia, makhluk yg berhadapan dgn
diri sendiri (mempertanyakan diri sendiri), bereksistensi
dan mengarah ke masa depan, terbuka utk masa depan
dgn segala kemungkinannya.
Makhluk yg memiliki keutamaan: mewujudkan kemungkinan2
manusiawi yg positif, yaitu bakat rasional manusia (Aristoteles)

Manusia Berhak
Manusia sbg subjek: tujuan dlm dirinya sendiri. Krn itu manusia mempunyai hak
dan kewajiban fundamental kemanusiaannya.
Manusia sebagai pribadi: memiliki kepribadian atau ke-diri-an yg punya hak dan
kewajiban
Manusia sbg pusat dunia:
Punya hak penuh untuk menjadi diri sendiri.
Berhak mengembangkan diri lewat interaksi dgn dunia dan segala
isinya (Martin Heideger: In der Welt sein)
Memiliki hak-hak dasar utk menjalani kehidupan sbg kehidupannya
sendiri. Di antaranya ialah kemerdekaan yg fundamental utk
mengambil keputusan sendiri (otonomi)
Manusia berada dlm keserbaterhubungan (in
relation with/miteinandersein) dgn segala sesuatu:
dirinya sendiri, manusia yg lain, dan dgn
dunia/alam semesta: ini disebut Theo Huijbers
sebagai Ko-eksistensi
Biologis-psikis: muncul berdasarkan kebutuhan AKU
Etis: berdasarkan kesamaan hak. Orang lain juga punya hak
seperti aku.
Etis bedasarkan pada kewajiban: ini merupakan sumber moral
hidup.
Bagaimana dengan
pelanggaran terhadap hak-hak
asasi manusia? Apa jawaban
filsafat untuk itu?
FILSAFAT HUKUM INDONESIA
Filsafat Pancasila
Pancasila sebagai cita hukum (Rechtsidee): mengarahkan
hukum Indonesia kepada cita-cita yang diinginkan
masyarakat.
Pancasila sbg sumber hukum: mengarahkan hukum
kepada Pancasila sendiri?
Fungsi cita hukum:
Landasan keberlakuan filosofis hukum: keberlakuan yg
sesuai dengan nilai positif tertinggi.
Fungsi regulatif: menentukan keadilan. Cita hukum menjadi ukuran
keadilan. Maka cita hukum itu sendiri hrs memiliki keadilan.
Fungsi konstitutif: menentukan dan mengarahkan sistem hukum.
BAHAN UJIAN
Asal psikologis hukum:
dialektika kecenderungan
manusia.
Keadilan
Hakekat (arti, Aristoteles)
Moralitas
HAM: manusia berhak

You might also like