TERAPI

PAR E N T E R A L
A LUD IN , M .Ke p ., S p.Kep.MB 1
Oleh: Ns SIDIK AW
 Learning Objectives
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa
diharapkan mampu menjelaskan tentang:
Terapi parenteral
Injeksi
Infus
Cairan Infus

2
PENGERTIAN

PEMBERIAN OBAT / CAIRAN YANG DILAKUKAN DENGAN

MENYUNTIKAN OBAT TERSEBUT KE DALAM JARINGAN
TUBUH / PEMBULUH DARAH DENGAN MENGGUNAKAN
SYRINGE (INJEKSI) ATAU INFUS

3
TUJUAN
MEMPEROLEH REAKSI YANG LEBIH CEPAT
MEMPEROLEH REAKSI SETEMPAT ( TEST ALERGI)
PENEGAKAN DIAGNOSA (ZAT KONTRAS)
MEMBERI ZAT IMUNOLOGI

4
PERALATAN INJEKSI
SYRINGE

NEEDLE

5
PERALATAN INJEKSI
UKURAN NEEDLE

6
TEKNIK INJEKSI
INTRA MUSCULAR (IM)
SUB KUTAN (SC)
INTRADERMAL (ID)
INTRAVASCULAR (IV)

7
TEKNIK INJEKSI
INTRAMUSCULAR

GAUGE (KALIBER) 20-22

PANJANG JARUM 1-1,5 INCH
SUDUT 90 DERAJAT
ALIRAN CAIRAN = CEPAT
MEMBUTUHKAN ASPIRASI

8
TEKNIK INJEKSI
INTRAMUSCULAR
LOKASI INJEKSI

9
TEKNIK INJEKSI
INTRAMUSCULAR
LOKASI INJEKSI GLUTEAL

ventrogluteal

10
dorsogluteal
TEKNIK INJEKSI
INTRAMUSCULAR
LOKASI INJEKSI VASTUS
LATERALIS
Paling tepat untuk Bayi

Vastus lateralis

11
TEKNIK INJEKSI
INTRAMUSCULAR
LOKASI INJEKSI RECTUS
FEMORIS

12
TEKNIK INJEKSI
INTRAMUSCULAR
LOKASI INJEKSI DELTOID
MUSCLE

nya mampu menampung 0.5 ml

13
TEKNIK INJEKSI
INTRAMUSCULAR
METODE Z TRACK

14
TEKNIK INJEKSI
INTRADERMAL

GAUGE (KALIBER 25 29
PANJANG JARUM - INCH
SUDUT 15 DERAJAT
VOLUME 0,1 ML
TIDAK PERLU ASPIRASI

15
TEKNIK INJEKSI
INTRADERMAL
PERBANDINGAN SUDUT INSERSI NEEDLE

16
TEKNIK INJEKSI
SUBCUTAN
GAUGE (KALIBER) 25 29
PANJANG JARUM = 3/8, 1/4 & 5/8 INCH
SUDUT 45 DERAJAT
TIDAK PERLU ASPIRASI
PEMBERIAN HEPARIN & INSULIIN

17
TEKNIK INJEKSI
SUBCUTAN

ABSORBSI TERGANTUNG ALIRAN

DARAH

PENYERAPAN KONSTAN DAN LAMBAT

SHG EFEK OBAT MEMANJANG

18
TEKNIK INJEKSI
SUBCUTAN

TEKNIK INJEKSI

19
TEKNIK INJEKSI
SUBCUTAN
LOKASI INJEKSI
DINDING ABDOMEN
PAHA
DELTOID
PUNGGUNG

20
TEKNIK INJEKSI
INTRAVENA
PENYERAPAN SANGAT CEPAT
DAPAT DILAKUKAN TITRASI
PEMBERIAN PERLAHAN
KETERBATASAN:
- RELATIVE SULIT DALAM PENYUNTIKAN
- RESIKO TINGGI (INFEKSI)
- MEMBUTUHKAN AKSES INTRAVENA
- NYERI

21
TEKNIK INJEKSI
INTRAVENA
LOKASI INJEKSI

22
CAIRAN INFUS
JENIS
KRISTALOID
KOLOID
RUMATAN/NUTRISI

23
CAIRAN INFUS
KRISTALOID
Larutan air dg elektrolit & atau dextrosa
Tidak mengandung molekul besar
Sebagian besar keluar dari IV
Ekspamsi ke ruang interstitial selama 30-60
menit
Meningkatkan volume ekstrasel dg atau tanpa
peningkatan intrasel.

24
CAIRAN INFUS
KRISTALOID
Tepat untuk penanganan syok hipovolumik
KELEBIHAN: mudah tersedia, mudah dipakai. Tdk
ada reaksi alergi, dan efek samping minimal
PEMAKAIAN BERLEBIH edema
MISAL:
Salin, dextrosa, dan RL

25
CAIRAN INFUS
KRISTALOID
JENIS CAIRAN

26
CAIRAN INFUS
KOLOID
Larutan gelatin yang mengandung suspensi
molekul berukuran besar sehingga tidak bisa
melewati membran semipermiabel.
Misalnya :
Albumin, Dextrans, Hydroxyethyl starch [HES];
Haemaccel and Gelofusine

27
CAIRAN INFUS
KOLOID
Indikasi pemakaian:
Resusitasi cairan pd depisit cairan
intravaskular
Hipoalbuminemia
Paska pemberian 3-4 L kristaloid dalam

28
3.CAIRAN RUMATAN (NUTRISI)

CAIRAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMENUHI

KEBUTUHAN NUTRISI DAN AIR
DEXTROSE ( D 5%, D 10% )
CAIRAN NUTRISI ( ASAM AMINO, LEMAK)
CAIRAN ELEKTROLIT ( KA EN, KA EN MG)

29
CAIRAN INFUS
NORMAL SALIN 0,9 %
Resusitasi dan Penggantian kehilangan NaCL k/ diare
atau muntah
ISO OSMOLAR yg sesuai dengan osmolalitas tubuh
Kandungan :
Na + 154 mmol/l
K+
Cl- 154 mmol/L

30
CAIRAN INFUS
NORMAL SALIN 0,9 %
Distribusi cairan:
25 % intrasel
25 % intravena
50% interstitial
Untuk mengganti kehillangan darah 100 ml butuh
400 ml NS

31
CAIRAN INFUS
NORMAL SALIN 0,45 %
Merupakan larutan hypotonic
Indikasi :
Hyperosmolar (dehidrasi berat)
Dapat mnyebabkan pengurangan natrium serum jika
diberikan terlalu cepat edema serebri

32
CAIRAN INFUS
HYPERTONIC SALIN (1,8; 3; 7; 7,8; 10 %)
Cairab plasma expander
Mengembalikan cairan dari ruang interstitial ke IV
Jarang digunakan di bangsal umum.
Distribusi Cairan : hampir semuanya di Ekstrasel.
Pemberian berlebihan = hypernatremia dan dehidrasi
intraelular.

33
CAIRAN INFUS
RINGER LAKTAT (RL)
Komposisi:
Na = 130-140 mmmol/dL
K = 4-5 mmol/dL
Ca = 2-3 mmol/dL
Cl = 109-110 mmol/dL
Basa = 28-30 mEq/L

34
CAIRAN INFUS
RINGER LAKTAT (RL)
Larutan Isotonis
Dimetabolisme di HATI
Indikasi : Dehidrasi & syok hipovolumik
Penyebab hypercloremia & asidosis
metabolik
Kontraindikasi = hypernatremia, kelainan
ginjal , keusakan sel hati , asidosis laktat

35
CAIRAN INFUS
RINGER LAKTAT (RL)
Adverse Reaction:
Edema interstitial (edem paru)
Perhatian:
Tidak digunakan dlm pengobatan
asidosis laktat
Hati-hati penggunaan pada penderita
edema, gagal ginjal, atau preeklampsia

36
CAIRAN INFUS
DEXTROSA
Komposisi
Glukosa = 50 gr/L (5%), 100 g/L (10%), 200 g/L (20%)
Indikasi: hidrasi selama & pasca operasi
Diberikan pd oliguria ringan sedang (kadar kreatinin < 25
mg/dL)
Kontraindikasi: Hyperglikemia
Adverse Reaction : injeksi glukosa hypertonik dh pH
rendah dapat mengiritasi pembuluh darah * tromboflebitis

37
CAIRAN INFUS
RINGER ASETAT (RA)
Dimetabolisme di OTOT
Larutan isotonis (komposisi sesuai dg cairan tubuh)
Efektif u/ dehidrasi berat dan syok yang disertai
asidosis
Metabolisme lebih cepat 3-4 kali dari RL
Cocok u/ kehilangan bicarbonat masif pd diare berat

38
CAIRAN INFUS
RINGER ASETAT (RA)
INDIKASI
Resusitasi pd kasus diare, DBD, luka bakar, syok
hemoragik
Pengganti cairan saat tindakan OP
Loading cairan saat induksi ansestesi
Prming solution pd tindakan pintas
kardiopulmonal
Stroke akut dg komplikasi dehidrasi
39
 CAIRAN INFUS
ALBUMIN
Komposisi: protein 69-kDa yg dimurnikan dari plasma
manusia (misal albumin 5%)
Koloid alami :
Volume y dibutuhkan kecil
Efek koagulatif kecil
Resiko akumulasi di dlm jaringan pd penggunaan
jangka panjang leboh rendah dibandingkan strarches
Resiko anafilaksis kecil

40
 CAIRAN INFUS
ALBUMIN
INDIKASI:
Pengganti plasma/protein pd keadsan syok
hipovolumia, hipoalbuminemia, hipoproteinemia,
operasi, trauma, CABG, hiperbilirubinemia, gagal ginjal
akut, pancreatitis, luka bakar
Kontra indikasi
Gagal Jantung
Anemia berat

41
 CAIRAN INFUS
HES (HYDROXYETYL STARCHES)
KOMPOSISI : tersusun 2 polimer glukosa (amilosa dan
amilopektin)
INDIKASI: resusitasi post trauma u/ menurunkan permeabilitas
pembuluh darah
KONTRAINDIKASI
CABG : meningkatkan perdarahan post op bersifat
antikoagulan pd dosis moderat (> 20 ml/kg BB)
SEPSIS: meningkatkan resiko gagal ginjal akut, koagulopati

42
 CAIRAN INFUS
HES (HYDROXYETYL STARCHES)
Adverse Reaction: HES dapat terakumulasi pd jaringan endotel
jika digunakan dalam jangka waktu lama & menimbulkan
pruritus
SEDIAAN: HAES steril, Expafusin

43
 CAIRAN INFUS
DEXTRAN
KOMPOSISI: polimer glukosa hasil sintesis dari bakteri
Leuconostoc mesenteroides, yang ditumbuhkan pada media
sukrosa.
INDIKASI:
Penambah volume plasma pd kondisi trauma, syok sepsis,
iskemia miokard, iskemia cerebral, dan peny. Vaskular
perifer

44
 CAIRAN INFUS
DEXTRAN
Mamiliki efek anti trombus
KONTRAINDIKASI:
Terdapat tanda-tanda kerusakan hemostatik
(trombositopenia, hipofibrinogenemia)
Terdapat tanda-tanda ginjal dg oliguria atau anuria parah

45
 CAIRAN INFUS
DEXTRAN
Adverse Reaction: reaksi anafilaksis
Contoh: haemacel, gelofusine

46
 CAIRAN INFUS
MANNITOL
INDIKASI:
Menurnkan tekanan intra kranial pd edem serebri
Meningkatkan diuresis pd oliguria yd disebabkan gagal
ginjal
Menurunkan tekanan intraokular
Meningkarkan ekresi senyawa toksis melalui urin
Larutan irigasi genitourin pd operasi prostat atau op
transuretral

47
 CAIRAN INFUS
ASSERING
KOMPOSISI
Na 130 mEq - Asetat (garam) 28 mEq
K 4 mEq - Ca 3 MmEqCl 109 mEq
INDIKASI:
Dehidrasi (syok hipovolumik & asidosis) pd kondisi:
gastroenteritis akut, DBD, syok hemoragik, & trauma

48
 CAIRAN INFUS
ASSERING
KELEBIHAN:
Aman pada pasien dg gangguan hati
Mengatasi asidosis laktat lebih baik dari RL
Mempertahankan suhu sentral pada kasus bedah
Memiliki efek vasodilator

49
 CAIRAN INFUS
KA-EN 1B
KOMPOSISI
Tiap liter mengandung:
sodium klorida 2,34 g
potassium klorida 0,75 g,
sodium laktat 2,24 g
anhydrous dekstros 27 g
Elektrolit: K+ 10, Cl- 50, laktat- 20, glukosa : 27 g/L.,

50
 CAIRAN INFUS
KA-EN 1B
INDIKASI
Larutan awal jika status elektrolit belum diketahui, misal
kasus emergency

51
JENIS CAIRAN INFUS LAIN
KA-EN 3B PAN-AMIN G
KA-EN MG3 TUTOFUSIN OPS
KA-EN 4A
KA-EN 4B
MARTOS-10
AMIPAREN
AMINOVEL-600

52
 MENGHITUNG JUMLAH TETESAN INFUS

Kecepatan Volume Cairan Infus (ml) Drop Faktor

Tetesan/mnt = Waktu (menit)
X (tetes/menit)

53
MENGHITUNG JUMLAH TETESAN INFUS

Seorang pasien diberikan cairan RL

berisi 500 ml dan harus diberikan dalam
waktu 8 jam. Berapa tetes permenit
harus diberikan jika drip factornya 20
tetes permenit ?

54
MENGHITUNG JUMLAH TETESAN INFUS

500 ml
X 20 tts/menit
8 jam (480menit)

20,8 atau 21 tetes/menit

55
TERIMA KASIH

56