You are on page 1of 24

LAPORAN KASUS

KEJANG DEMAM
Dr. Fariz Masyhuri
Nama : an. Ad
Umur : 1,7 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : melayu
Alamat : Kebun Handil
CM : 07-01-96
Tanggal Masuk : 15 Agustus 2016
Tanggal Pemeriksaan : 15 Agustus 2016

STATUS PASIEN
Keluhan Utama
Kejang 1x saat di rumahKeluhan Tambahan
Demam
Menurut ibunya anak keluhan kejang satu
kali saat di rumah, menurut Ibu anak kejang
seluruh badan kurang lebih 1-2 menit, pasien
juga prnah kejang saat buln april tahun
2016, ibu nya juga mengeluh anaknya
mencret > 5x, BAB cair (+), ampas (+)
sedikit, lendir (-), darah (-), pasien sebelum
nya sudah diberikan stesolid saat di rumah,
namun karena pasien diare maka stesolid
tersebut di mencretkan kembali.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


BB : 8,7 kg
RPD : OS pernah dirawat karena kejang seperti
inisebelum nya
RPK : Tidak ada yang mengalami sakit yang sama
R.Pengobatan : sudah diberikan stesolid saat dirumah
R.Alergi : tidak ada alergi
PEMERIKSAAN
FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
- Kesadaran : aptis
- Kesan sakit : tampak sakit sedang

Tanda Vital
- Suhu : 39,90 C
- Nadi : 97 x/menit, reguler kuat
angkat
- Pernapasan : 25 x/menit
STATUS GENERALIS:
Kepala
Bentuk : normochepal
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterus -/-, edema palpebra
(-/-), mata cekung (+/+), air mata (+/+), ubun-ubun tampak
cekung (+)
Hidung : pernapasan cuping hidung (-), deviasi septum (-),
sekret (-/-),
darah (-/-)
Telinga : Normotia, sekret (-/-)
Mulut : bibir kering (+), lidah kotor (-), perdarahan gusi (-),
faring hiperemis (-/), T1/T1
Leher :
Inspeksi : Pembesaran Kelenjar Tiroid (-)
Palpasi : Pembesaran KGB (-)
Thorak :
Inspeksi
Dada : simetris kanan kiri
Retraksi : -/-
Palpasi
Vocal Fremitus : simetris kanan kiri
Dada tertinggal :-/-
Perkusi paru : tidak dilakukan
Auskultasi
Vesikuler : + / +
Wheezing : -/-
Ronki : -/-
Jantung : BJ I dan II normal, murmur (-), gallops (-)
Abdomen :
Inspeksi : distensi abdomen (-), asites (-)
Auskultasi : bising usus (+) meningkat
Palpasi : nyeri tekan tidak ada, turgor kembali
lambat
Perkusi : timpani
Genetalia : sesuai usia pertumbuhan
Ekstremitas :
atas bawah
Sianosis : -/- -/-
Akral dingin: -/- -/-
Udem : -/- -/-
petekie : -/- -/-
Diagnosa :

Kejang demam komplex +


gastroenteritis akut dengan
dehidrasi ringan sedang
Ivfd RL 10 gtt/i makro
Inj. Ceftriaxone 3 x 150 mg
Stesolid syr 3 x cth
Paracetamol syr 3 x 1 cth
Zirkumkid syr 1 x cth

tatalaksana
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
Kejang demam adalah kejang yang terjadi akibat
demam (suhu rektal di atas 380C) tanpa adanya
infeksi susunan saraf pusat (SSP) atau gangguan
elektrolit akut, terjadi pada anak di atas umur 1
bulan, dan tidak ada riwayat kejang tanpa demam
sebelumnya.
Etiologi
Hingga kini etiologi kejang demam belum diketahui

dengan pasti. Demam sering disebabkan infeksi saluran


pernapasan atas, otitis media, pneumonia,
gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih.
Patofisiologikejang demam secara pasti belum
diketahui, diperkirakan bahwa pada keadaan
demam terjadi peningkatan reaksi kimia tubuh.
Dengan demikian reaksi-reaksi oksidasi terjadi
lebih cepat dan akibatnya oksigen akan lebih
cepat habis, terjadilah keadaan hipoksia.
Transport aktif yang memerlukan ATP terganggu,
sehingga Na intrasel dan K ekstrasel meningkat
yang akan menyebabkan potensial membran
cenderung turun atau kepekaan sel saraf
meningkat.

Patofisiologi
PATOFISIOLOGI
Demam dapat menurunkan nilai ambang kejang
pada sel-sel yang belum matang/immatur
Timbul dehidrasi sehingga terjadi gangguan
elektrolit yang menyebabkan gangguan
permeabilitas membran sel Metabolisme
basal meningkat, sehingga terjadi timbunan asam
laktat dan CO2 yang akan merusak neuron
Demam meningkatkan Cerebral Blood Flow (CBF)
serta meningkatkan kebutuhan oksigen dan
glukosa, sehingga menyebabkan gangguan
pengaliran ion-ion keluar masuk sel
Kejang demam sederhana
Kejang yang berlangsung singkat <15 menit
Kejang berifat umum
Usia waktu KD pertama muncul kurang dari 6
tahun
Frekuensi serangan 1-4 kali dalam satu tahun
EEG normal

Klasifikasi
Kejang demam kompleks
Kejang lama >15 menit ,

Kejang fokal atau kejang partial satu sisi

Kejang berulang lebih dari 1x dalam 24 jam, kejang

2x atau lebih dalam 1 hari dan diantara bangkitan


kejang anak tidak sadar
Gejala Klinis
kenaikan suhu yang cepat 38,5

Kejang berlangsung singkat berupa serangan tonik-


klonik

Setelah kejang anak tampak lemas dan mengantuk

Kejang yang berlangsung >15 menit, bersifat fokal


atau unilateral, dan diikuti parese tood (lumpuh
sementara pasca serangan kejang)
Pengobatan Fase Akut
Membebaskan jalan nafas
Miringkan posisi anak untuk mencegah aspirasi
Pemberian oksigen
antipiretik (asetaminofen oral 10 mg/kg BB, 4
kali sehari atau ibuprofen oral 20 mg/kg BB, 4
kali sehari).
Diazepam 0,3 mg/kg bb (iv), dan diazepam
rektal 5 mg/kg bb apa bila BB <10 kg

Tatalaksana
Pengobatan kejang demam
berulang / kompleks
Profilaksis intermittent
Memberikan anti konvlusan pada saat demam
> 38,5 C
Seperti diazepam oral 0,5 mg/kg bb dalam 3
dosis perhari
Indikasi pemberian profilaksis terus menerus pada saat ini adalah:

Sebelum kejang demam yang pertama sudah ada kelainan atau


gangguan perkembangan neurologis.

Terdapat riwayat kejang tanpa demam yang bersifat genetik pada


orang tua atau saudara kandung.

Kejang demam lebih lama dari 15 menit, fokal atau diikuti


kelainan neurologis sementara atau menetap.

Kejang demam terjadi pada bayi berumur kurang dari 12 bulan


atau terjadi kejang multipel dalam satu episode demam.

Profilaksis terus menerus dengan


antikonvulsan tiap hari.
TERIMA KASIH

You might also like