You are on page 1of 13

Patogenesis pada

CKD/GGK
Kelompok 5

ANGELINA FITRI
ARMUTIA RUSKA
DELI HENDRARIENTI
SHINTA TARMIZI
Definisi
Chronik Kidney Desease adalah : kerusakan
ginjal progresif yang berakibat fatal dan ditandai
dengan uremia (urea dan limbah nitrogen
lainnya yang beredar dalam darah serta
komplikasinya jika tidak dilakukan dialisis atau
transplantasi ginjal). (Nursalam. 2006)

Chronik Kidney Desease adalah: suatu sindrom


klinis yang disebabkan oleh penurunan fungsi
ginjal yang bersifat menahun, berlangsung
progresif dan cukup lanjut. ( Slamet Suyono,
2001).
2. Etiologi
Infeksi : Pielonefritis kronik
Penyakit peradangan : Glomerulonefritis
Penyakit vascular hipertensi : Nefrosklerosis benigna,
nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis.
Gangguan jaringan penyambung : Lupus eritematosus
sistemik, Poliarteritis nodosa, sklerosis sistemik progresif.
Gangguan kongerital dan hereditas : Penyakit ginjal polikistik,
asidosis tubulus ginjal.
Penyakit metabolic : Diabetes militus, gout, hiperpara
tiroidisme, amiloidosis.
Nefropati toksik : Penyalahgunaan analgesik, nefropati timbale
3. manifestasi klinis

1. Sistem kardiovaskuler: mencakup hipertensi (akibat


retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem renin-
angiotensin-aldosteron), gagal jantung kongestif dan edema
pulmoner (akibat cairan berlebih) dan perikarditis (akibat
iritasi pada lapisan perikardial oleh toksin uremik).
Sistem integrumenurum: rasa gatal yang parah (pruritus).
Butiran uremik merupakan suatu penunpukkan kristal urin di
kulit, rambut tipis dan kasar.
Sistem gastrointestinal: anoreksia, mual, muntah.
Sistem neurovaskuler: perubahan tingkat kesadaran, tidak
mampu berkonsentrasi, kedura otot dan kejang.
Sistem pulmoner: krekels, sputun kental, nafas dalam dan
kusmaul.
Sistem reproduktif: amenore, atrifi testikuler.
4. Komplikasi
Hiperkalemia, yang diakibatkan karena adanya penurunan
ekskresi asidosis metabolic.
Perikardistis efusi pericardial dan temponade jantung.
Hipertensi yang disebabkan oleh retensi cairan dan natrium,
serta mal fungsi system rennin angioaldosteron. Keempat,
anemia yang disebabkan oleh penurunan eritroprotein,
rentang usia sel darah merah, an pendarahan gastrointestinal
akibat iritasi. Kelima, penyakit tulang. Hal ini disebabkan
retensi fosfat kadar kalium serum yang rendah, metabolisme
vitamin D, abnormal, dan peningkatan kadar aluminium.

5. penatalaksanaan medis dan keperawatan

1. Konservatif
a. Dilakukan pemeriksaan laboratorium darah dan urin
b. Observasi balance cairan
c. Observasi adanya odema
d. Batasi cairan yang masuk
2. Dialysis
a. peritoneal dilisis biasanya dilakukan pada kasus
kasus emergency.
b. Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja
yang tidak bersifat akut adalah CAPD ( Continues Ambulatori
Peritonial Dialysis)
c. Hemodialisis
d.Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di
vena dengan menggunakan mesin. Pada awalnya
hemodiliasis dilakukan melalui daerah femoralis namun
untuk mempermudah maka dilakukan
e. AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
f. Double lumen : langsung pada daerah jantung
(vaskularisasi ke jantung)
3. Operasi
a. Pengambilan batu
b. transplantasi ginjal
6. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Urine
Volume : Biasanya kurang dari 400 ml/24 jam (oliguria) atau
urine tak keluar (anuria)
Warna : Secara abnormal urine keruh mungkin disebabkan oleh
pus bakteri, lemak, partikel koloid, forfat atau urat. Sedimen
kotor, kecoklatan menunjukan adanya darah, HB, mioglobin.
Berat jenis : Kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010
menunjukan kerusakan ginjal berat).
Osmolalitas : Kurang dari 350 mosm/kg menunjukan kerusakan
tubular, dan rasio urine/serum sering 1:1
Klirens keratin : Mungkin agak menurun
Natrium : Lebih besar dari 40 m Eq/L karena ginjal tidak mampu
mereabsorbsi natrium.
Protein : Derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat
menunjukan kerusakan glomerulus bila SDM dan fragmen juga
ada.
Darah
BUN / Kreatin : Meningkat, biasanya meningkat dalam
proporsi kadar kreatinin 16 mg/dL diduga tahap akhir
(mungkin rendah yaitu 5)
Hitung darah lengkap : Ht : Menurun pada adanya anemia
Hb:biasanya kurang ari 78 g/dL
SDM : Waktu hidup menurun pada defisiensi aritropoetin
seperti pada azotemia.
GDA : pH : Penurunan asidosis metabolik (kurang dari 7,2)
terjadi karena kehilangan kemampuan ginjal untuk
mengeksresi hydrogen dan amonia atau hasil akhir
katabolisme protein. Bikarbonat menurun, PCO2 menurun .


Natrium Serum : Mungkin rendah (bila ginjal kehabisan Natrium
atas normal (menunjukan status dilusi hipernatremia).
Kalium : Peningkatan sehubungan dengan retensi sesuai dengan
perpindahan seluler (asidosis) atau pengeluaran jaringan. Pada
tahap akhir, perubahan EKG mungkin tidak terjadi sampai kalium
6,5 MPq atau lebih besar.
Magnesium/Fosfat : Meningkat
Kalsium : Menurun
Protein (khususnya Albumin) : Kadar serum menurun dapat
menunjukkan kehilangan protein melalui urine, perpindahan
cairan, penurunan pemasukan, atau penurunan sintesis karena
kurang asam amino esensial.
Osmolalitas Serum : Lebih besar dari 285 mOsm/kg, sering sama
dengan urine.
b. Radiology
Foto polos abdomen untuk menilai bentuk
dan besar ginjal ( adanya batu atau adanya
suatu obstruksi ). Dehidrasi karena proses
diagnostic akan memperburuk keadaan
ginjal, oleh sebab itu penderita diharapkan
tidak puasa.
IIntra Vena Pielografi (IVP)
Untuk menilai system pelviokalisisdan
ureter.
USG
Untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal, kepadatan parenkim
ginjal, anatomi system pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih dan prostat.
EKG
Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis,
aritmia, gangguan elektrolit (hiperkalemia).
Ultrasono Ginjal : Menentukan ukuran ginjal dan adanya massa, kista, obstruksi
pada saluran perkemihan bagian atas.
Biopsi Ginjal : Mungkin dilakukan secara endoskopik untuk menentukan sel
jaringan untuk diagnosis histoligis.
Endoskopi Ginjal, Nefroskopi : Dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal, keluar
batu, hematuria dan pengangkatan tumor selektif.
EKG : Mungkin abnormal menunjukan ketidakseimbangan elektrolit dan
asam/basa.
Foto Kaki, Tengkorak, Kolmna Spiral dan Tangan : Dapat menunjukan
demineralisasi.

You might also like