You are on page 1of 21

PLENO MODUL 1

BLOK KEPERAWATAN KOMUNITAS


KESEHATAN LINGKUNGAN

Kelompok : II (Dua)

Tutor : Ns. Sitti Herawati, S. Kep

KONSENTRASI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
NEUROGL14 1
KELOMPOK II
Verawati K1A2 14 002
Asriani K1A2 14 005
La Ode Almusyabar K1A2 14 008
Indri Aprilia Riski K1A2 14 012
Inggit Pratiwi K1A2 14 015
Magfirah K1A2 14 018
Randa Pratama Putra Aditia K1A2 14 021
Adinda Putri Citra Pratiwi K1A2 14 024
Muh. Ikhsan Fadli Nanlohy K1A2 14 027
Lili Cahyani K1A2 14 030

NEUROGL14 2
Kesehatan Lingkungan

Pengertian Kesehatan menurut


Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) tahun 1948
menyebutkan bahwa pengertian
kesehatan adalah sebagai
suatu keadaan fisik, mental,
dan sosial kesejahteraan dan
bukan hanya ketiadaan penyakit
atau kelemahan
NEUROGL14 3
Ruang Lingkup Kesehatan
Lingkungan
Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan
lingkungan diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3)
UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8,
yaitu :
1. Penyehatan Air dan Udara.
2. Pengamanan Limbah padat/sampah.
3. Pengamanan Limbah cair.
4. Pengamanan limbah gas.
5. Pengamanan radiasi.
6. Pengamanan kebisingan.
7. Pengamanan vektor penyakit.
8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti
keadaan pasca bencana.
NEUROGL14 4
Syarat-syarat Lingkungan Yang
Sehat

Keadaan air

Keadaan udara

Keadaan tanah

Suara/kebisingan

NEUROGL14 5
Tujuan Pemeliharan Kesehatan
Lingkungan

Mengurangi
Pemanasan
Global
Menjaga
Kebersihan
Lingkungan

NEUROGL14 6
Masalah-masalah Yang Terjadi
Akibat Lingkungan Yang Buruk

Masalah Kesehatan lingkungan merupakan


masalah kompleks yang untuk mengatasinya
dibutuhkan integrasi dari berbagai sector
terkait. Di Indonesia permasalah dalam
kesehatan lingkungan antara lain :
1. Air Bersih
2. Pembuangan Kotoran/Tinja
3. Kesehatan Pemukiman
4. Pembuangan Sampah
5. Serangga dan Binatang Pengganggu
6. Makanan dan Minuman
NEUROGL14 7
Cara-cara Pemeliharaan
Lingkungan Yang Sehat

Tidak mencemari air dengan


membuang sampah disungai
Mengurangi penggunaan
kendaraan bermotor
Mengolah tanah sebagaimana
mestinya
Menanam tumbuhan pada
lahan-lahan kosong
NEUROGL14 8
Kasus
Desa B terdiri dari 4 dusun dan 16 RW termasuk
kedalam daerah binaaan Puskesmas D. Puskesmas ini
terletak dipinggir jalan raya. Jarak antara Puskesmas
dengan warga desa B lumayan sulit dijangkau, karena
letak desa B masuk ke wilayah pegunungan dan
perbukitan, biasa masyarakat datang berjalan kaki untuk
datang ke Puskesmas, karena tidak ada kendaraan umum
yang melewati desa B. desa B berupa pegunungan,
jalanan belum diaspal dan belum ada penerangan listrik
didesa B.
Sumber air minum masyarakatnya dari mata air yang
mengalir dari gunung, biasa masyarakat menggunakan air
sebagai untuk mencuci, memasak dan mandi. Sebagian
masyarakat belum mempunyai kakus dan masih BAB
disungai atau dikebun.

NEUROGL14 9
Lanjutan
kasus
Rata-rata penghasilan penduduknya dari berkebun
dan bertani, pendidikan 45% lulusan SD, 15% SMP, 5%
SMA, dan sisanya tidak bersekolah. Persepsi masyarakat
bahwa sekolah itu mahal dan tidak bisa di jangkau oleh
mereka. Rumah-rumah di Desa B memiliki pekaranagn
dan sebagian besar dimanfaatkan. Jenis pemanfaatan
pekarangan diantaranya untuk kebun sayur dan lain-
lain. Sebagian kecil rumah di Desa B memiliki kandang
hewan ternak. Hewan ternak yang terdapat di Desa B
diantaranya ayam, bebek, sapi, kambing, dll.
Sarana yang ada di Desa ini antara lain Posyandu 1
buah dengan jumlah kader 10 orang. Tidak ada
posbindu, SD 3 buah, Industri besar 1 buah, tidak ada
petugas kesehatan yang tinggal di Desa B.

NEUROGL14 10
Lanjutan kasus

Jumlah kepala keluarga di Desa B berdasarkan data


sebanyak 1500 KK dengan total penduduk 6058 jiwa.
Sebgian besar keluarga memiliki dana jaminan
kesehatan. Unuk PHBS hampir setengah keluarga yang
ada di desa B jarang mencuci tangan dan sebagian besar
keluarga yang ada di desa b melakukan perilaku
merokok, Dari hasil pendataan dilihat banyak sampah,
masyarakat buang sampah sembaragan, saluran
pembuangan air limbah tidak terurus, ada genangan air
dan got tersumbat banyak sampah, dilihat dari kebiasaan
keluarga menyimpan makanan terbuka diatas menja.
Untuk sarana transportasi pada umunya masyarakat
menggunakan ojek sebagai sarana transportasi. Masih
sedikit yang mempunyai kendaraan pribadi.

NEUROGL14 11
Lanjutan
kasus
Dari 450 orang balita yang mempunyai KMS, (89,5%), Dari
hasil angket, balita meninimbang ke posyandu tiap bulan
(45%), berat bedan anak yang berada digaris kuning
(41,57%) dan digaris merah (26,47%), hasil angket: keluarga
yang memberi makana tambahan untuk balita di beri di
warung tak terbungkus (8,61%), jajanan di warung dan masih
banyak orang tua yang memberikan kerupuk dan kecap
sebagai pelengkap nasi kepada anaknya, banyak orang tua
yang beranggapan kalau balitanya dikasih ikan nanti akan
cacingan.
Dari hasil wawancara diapatkan data bahwa masyarakat
masih percaya dengan dukun paraji karena lebih banyak
pengalaman dari bidan yang ada di desa tersebut dan
pemeriksaan kesehatan masih ada yang percaya dengan
pengobatan alternative, apabila ada anak yang sakit jarang
mereka bawa ke puskesmas karena jauh.

NEUROGL14 12
Asuhan Keperawatan
Pengkajian :
Community Core (data inti)
Vital statistik: Dari hasil angket, balita meninimbang
ke posyandu tiap bulan (45%), berat bedan anak yang
berada digaris kuning (41,57%) dan digaris merah
(26,47%), hasil angket: keluarga yang memberi
makana tambahan untuk balita di beri di warung tak
terbungkus (8,61%)
Agama : Dari hasil wawancara diapatkan data bahwa
masyarakat masih percaya dengan dukun paraji
karena lebih banyak pengalaman dari bidan yang ada
di desa tersebut dan pemeriksaan kesehatan masih
ada yang percaya dengan pengobatan alternative

NEUROGL14 13
Lanjutan
pengkajian
Sub sitem komunitas :
1) Lingkungan fisik:
Desa B terdiri dari 4 dusun dan 16 RW termasuk kedalam daerah
binaaan Puskesmas D
letak desa B masuk ke wilayah pegunungan dan perbukitan
Jumlah kepala keluarga di Desa B berdasarkan data sebanyak
1500 KK dengan total penduduk 6058 jiwa
Rumah-rumah di Desa B memiliki pekaranagn dan sebagian besar
dimanfaatkan.
Jarak antara Puskesmas dengan warga desa B lumayan sulit
dijangkau
jalanan belum diaspal dan belum ada penerangan listrik didesa
B.
2) Pendidikan:
pendidikan 45% lulusan SD, 15% SMP, 5% SMA, dan sisanya tidak
bersekolah.
Persepsi masyarakat bahwa sekolah itu mahal dan tidak bisa di
jangkau oleh mereka
SD 3 buah
NEUROGL14 14
Lanjutan
pengkajian
3) Keamanan dan transportasi:
biasa masyarakat datang berjalan kaki untuk datang ke
Puskesmas,
tidak ada kendaraan umum yang melewati desa B.
Untuk sarana transportasi pada umunya masyarakat
menggunakan ojek sebagai sarana transportasi.
Masih sedikit yang mempunyai kendaraan pribadi.
4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan
kesehatan:
Sebgian besar keluarga memiliki dana jaminan kesehatan
Dari 450 orang balita yang mempunyai KMS (89,5%)
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia :
Posyandu 1 buah dengan jumlah kader 10 orang.
Tidak ada posbindu
tidak ada petugas kesehatan yang tinggal di Desa B.
6) Sistem ekonomi:
Rata-rata penghasilan penduduknya dari berkebun dan
bertani NEUROGL14 15
Lanjutan
pengkajian
- Status kesehatan komunitas
Sumber air minum masyarakatnya dari mata air yang mengalir
dari gunung,
biasa masyarakat menggunakan air sebagai untuk mencuci,
memasak dan mandi.
Sebagian masyarakat belum mempunyai kakus dan masih BAB
disungai atau dikebun.
Unuk PHBS hampir setengah keluarga yang ada di desa B jarang
mencuci tangan
sebagian besar keluarga yang ada di desa b melakukan perilaku
merokok,
Dari hasil pendataan dilihat banyak sampah, masyarakat buang
sampah sembaragan, saluran pembuangan air limbah tidak
terurus, ada genangan air dan got tersumbat banyak sampah
kebiasaan keluarga menyimpan makanan terbuka diatas menja.
jajanan di warung dan masih banyak orang tua yang
memberikan kerupuk dan kecap sebagai pelengkap nasi kepada
anaknya
banyak orang tua yang beranggapan kalau balitanya dikasih
ikan nanti akan cacingan.
NEUROGL14 16
Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Sumber air minum - Kebiasaan masyarakat yang Resiko terjadinya penularan
masyarakatnya dari mata air kurang sehat/ kurang mendukung penyakit (demam berdarah, ISPA,
yang mengalir dari gunung, kebersihan lingkungan. diare)
biasa masyarakat - Kurangnya pengetahuan
menggunakan air sebagai masyarakat terhadap dampak
untuk mencuci, memasak dan yang bisa timbul akibat lingkungan
mandi. yang kurang sehat
Sebagian masyarakat belum
mempunyai kakus dan masih
BAB disungai atau dikebun.
Unuk PHBS hampir setengah
keluarga yang ada di desa B
jarang mencuci tangan
Dari hasil pendataan dilihat
banyak sampah, masyarakat
buang sampah sembaragan,
saluran pembuangan air
limbah tidak terurus, ada
genangan air dan got
tersumbat banyak sampah
kebiasaan keluarga
menyimpan makanan terbuka
diatas menja.
sebagian besar keluarga
yang ada di desa b melakukan
perilaku merokok NEUROGL14 17
Lanjutan analisa data
Data Etiologi Masalah
Dari 450 orang balita Kurangnya pengetahuan Resiko tumbuh kembang
yang mempunyai KMS masyarakat mengenai kurang optimal pada bayi
(89,5%) tumbuh kembang balita.
Dari hasil angket,
balita meninimbang
ke posyandu tiap
bulan (45%), berat
bedan anak yang
berada digaris
kuning (41,57%)
dan digaris merah
(26,47%), hasil
angket: keluarga
yang memberi
makana tambahan
untuk balita di beri
di warung tak
terbungkus (8,61%)
jajanan di warung
dan masih banyak
orang tua yang
memberikan
kerupuk dan kecap
sebagai pelengkap NEUROGL14 18
Diagnose keperawatan dan
intervensi
Diagnose Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
Resiko terjadinya Setelah dilakukan 1.Bekerja sama 1.Dengan Melibatkan
penularan penyakit tindakan keperawatan dengan Pokjakes dan peran serta pokjakes
(demam berdarah, masyarakat mampu: PKM dalam dan pkm penyuluhan
ISPA, diare) dengan -Mengenal penyakit mengadakan lebih efektif
factor resiko yang timbul akibat penyuluhan pada
lingkungan yang dari lingkungan yang kader kesehatan yang
kurang bersih kurang/ tidak sehat. berhubungan dengan
-Masyarakat mengerti lingkungan.
cara mencegah dan 2.Melibatkan seluruh
memberikan 2.Gotong royong warga dalam
pertolongan pertama mengadakan Kerja kebersihan
bila ada anggota bakti membersihkan lingkungan
keluarga yang sakit. lingkungan
-Masyarakat 3.Menambah
termotivasi untuk 3.Mengadakan pengetahuan kader
menciptakan pelatihan dan dalam pelaksanan
lingkungan yang penyegaran kader kegiatan
sehat. kesehatan

NEUROGL14 19
Lanjutan diagnose
keperawatan dan intervensi
Diagnose Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
Resiko tumbuh Setelah dilakukan 1.Penyuluhan pada 1.Seluruh warga sadar
kembang kurang intervensi diharapkan: keluarga yang tentang pentingnya
optimal pada bayi -Keluarga dapat mempunyai bayi dan gizi pada balita untuk
dan balita dengan mengatasi balita tentang penting tumbang
factor resiko kemungkinan masalah gizi untuk tumbang.
kurangnya asupan tumbuh kembang.
gizi yang adekuat -Seluruh bayi dan 2.Bersama kader 2.Seluruh warga
balita memiliki KMS. menganjurkan pada membawa anak
-Seluruh keluarga keluarga untuk balitanya ke
membawa anaknya ke membawa anak ke possyandu
fasilitas kesehatan posyandu untuk di
yang ada. nilai status
-Kader kesehatan kesehatannya.
bertambah aktif
3.Rekrut calon kader. 3.Mermbantu petugas
dalam pelaksanaan
kegiatan
4.Pelatihan dan
penyegaran kader 4.Menambah
kesehatan pengetahuan kader
tentang pelaksanaa
NEUROGL14 20
5.Pengadaan alat kegiatan
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH ATAS
PERHATIAN ANDA

NEUROGL14 21

You might also like