You are on page 1of 25

MENGATASI SILIKA PADA

BRINE GEOTHERMAL
DARI DIENG
Fatma arfan
30000.51641.0007
PENDAHULUAN
Lapangan geothermal Dieng terletak di Jawa Tengah.
Potensi energi panas bumi: 200mw
Memiliki kandungan silika yang tinggi: 900mg/L
Silika yang tinggi menyebabkan masalah scaling pada
sumur produksi dan jalur injeksi brine.
Scaling sendiri dapat didefinisikan sebagai pembentukan
endapan atau kerak yang berasal dari mineral garam terlarut
dalam air pada suatu media kontak tertentu yang
mengakibatkan penskalaan pada media kontak tersebut,
misal pengecilan diameter dalam pipa atau bahkan
penyumbatan total pada pipa.
Fluida panas bumi yang berada di reservoir Dieng berada pada kondisi satu
phasa.
Saat mulai mengalir keluar sumur bor, suhu dan tekanan mengalami
penurunan menjadikan uap dan cairan berubah menjadi 2 fasa dan tercampur
keluar melalui wellbore.
Saat fluida dari sumur dipisahkan di separator menjadi uap dan brine.
Uap mengalir dan memutar turbin dan brine menuju ke flasher
Tujuan penelitian

untuk menguji kemampuan kanal dan pound untuk mengatasi pembentukan


scale

mengetahui faktor apa yang paling berpengaruh terhadap pembentukan


scaling terkait laju penebalan scaling

posisi dimana scaling mulai terbentuk di sepanjang jalur injeksi brine dengan
membuat suatu pemodelan proses
Penanggulangan masalah silica di Dieng
Sistem Kanal

Di Dieng, kanal dan kolam (pound) adalah sistem yang relatif baru

untuk menghindari pengendapan silika di sumur reinjeksi. Sebelum

menggunakan sistem ini, air dipisahkan langsung dikirim ke reinjeksi

sumur sebagai sistem penginjeksian kembali suhu tinggi. Namun sistem

ini gagal karena pompa injeksi tidak bisa dipertahankan. Konsentrasi

silika yang tinggi dari brine secara signifikan merusak pompa. Sebuah

sistem baru memungkinkan aliran brine melalui kanal ke kolam. Dalam

sistem ini suhu brine turun melalui kanal dan signifikan jumlah silika

disimpan. Brine tetap di kolam untuk sementara waktu sebelum

dipompa ke reinjeksi sumur. Meskipun kanal dan kolam sistem bertujuan

untuk meningkatkan deposisi silika, silika masih tetap dalam brine dan

akan deposit dalam pipa reinjeksi seperti ditunjukkan pada Gambar. 2.


pH Control

Sistem penakaran asam sulfat (H2SO4) telah dipasang di separator untuk


mengontrol pH brine. Karena pH brine bersifat netral maka pemberian asam ini
untuk menurunkan pH agar tidak terjadi polimerisasi silika. Tanpa pengasaman
ini silika dapat saja menggangu sumur pipa injeksi.
Pengujian Lapangan
Percobaan dilakukan di wellpad 1, 3, dan 4 dimana sistem kanal dipasang untuk
pengendapan silika sebelum di simpan ke pound dan pemompaan brine yang
mendingin ke sumur injeksi.

Untuk mengamati konsentrasi silika sepanjang kanal, sampel air garam yang diambil
di lokasi spesifik di tapak sumur 1, 3 dan 4. Gambar. 2-4 menunjukkan skema dari
sistem saluran desain dan lokasi pengambilan sampel di kanal masing-masing.
Wellpad 1

Dalam wellpad 1, kami mengumpulkan sampel di


lima lokasi seperti ditunjukkan pada Gambar. 2.
Sampel pertama fi diambil di outlet dari flasher.
Kemudian, 13 m setelah, sampel 2 dikumpulkan.
Sampel 3 dan 4 diambil di tengah kanal dan sampel
terakhir adalah pada akhir kanal sebelum fl karena
ke kolam. Dalam wellpad 1 diberi asam dan fluida
yang lainnya tidak ditreat asam.
Wellpad 3

Dalam wellpad 3, lima sampel dikumpulkan


bernama Sampel 6-10 seperti ditunjukkan
pada Gambar. 3. Lokasi di mana sampel yang
diambil sangat mirip dengan wellpad 1.
Untuk sampel pertama, diambil dari outlet
flasher. Sampel kedua, ketiga dan keempat
diambil di tengah kanal sedangkan sampel
terakhir diambil sebelum kolam.
Wellpad 4

Dalam wellpad 4, lima sampel yang diambil dari


kanal seperti ditunjukkan pada Gambar. 4.
Jarak lokasi berada di 0 m, 100 m, 200 m, 300
m dan 400 m. Kanal di wellpad 4 memiliki jarak
terpanjang di antara wellpad lainnya di Dieng.
Pengujian polimerisasi karakteristik
silika pada brine
Peralatan eksperimen terdiri dari wadah
plastik, plug untuk wadah, rod, keranjang, dan
basement. Sekitar 0,75 L dari Brine keluar dari
flasher itu diambil dengan ember, kemudian
segera dituangkan ke dalam wadah dari 1 L
kontainer. wadah tertutup dan tenggelam di
kanal untuk tetap temperatur konstan. steker
memungkinkan akses untuk pengambilan
sampel. Sebuah keranjang dan kawat penjepit
yang digunakan untuk menahan wadah.
Metode

Metode pengambilan sampel dan pengukuran

Metode pengambilan sampel brine


Mengambil sampel di beberapa titik di kanal, sekitar 5 ml brine dan dimasukkan ke
flask (tabung labu) yang telah diberi 40-45 ml air destilasi dan 1 ml 1 N H2SO4. Tujuan
penambahan H2SO4 adalah untuk menjaga air garam mendatang mixer yang dalam kondisi
asam pH di bawah 2 guna menekan polimerisasi lebih lanjut dari silika dalam sampel air
garam.

Pengukuran pH dan Temperatur


Suhu dan pH juga diukur pada setiap lokasi sampling dengan termometer dan pH
meter.
Metode Analisis Kimia
Untuk konsentrasi total silika, 5 ml sampel ditambahkan dengan 0,5 ml dari 1 N NaOH,
dan kemudian dipanaskan dalam piring platinum pada 80 oC untuk 10 menit untuk rincian
polimerisasi silika menjadi silika monomer.
Kemudian, konsentrasi silika monomer dianalisis dengan U-1800 Rasio Spektrofotometer.
sampel air garam dianalisis untuk kation (Li +, NH4 +, Na +, K +, Mg2 +, dan Ca2 +) dan anion
(Cl-, SO4 2-) dengan kromatografi ion (Dionex ICS-90).
Hasil dan Diskusi
Komposisi Kimia
Pengukuran Temperatur dan pH
Konsentrasi Silika Sepanjang Kanal
Ada 2 percobaan yang dilakukan pada wellpad 1, yaitu dengan treatment asam, dan
tidak. Oleh karena itu perubahan silika pada wellpad 1 dapat dievaluasi. Wellpad 3 dan 4
tidak ditreatment asam.
Wellpad 1
(Kondisi telah ditreatment asam)

Total konsentrasi silika di Sampel 1-4 dari


wellpad 1 tetap hampir konstan seperti
ditunjukkan pada gravik. konsentrasi
silika monomer juga menunjukkan
perilaku serupa. Namun, kedua
konsentrasi dalam Sampel 5 penurunan.
nilai pH dari sampel 5 menunjukkan 4,5,
yang lebih tinggi daripada di Sampel 1-4
menjadi sekitar pH 3.2. tidak diketahui
mengapa pH sampel 5 lebih tinggi dari
sampel lainnya yang dikumpulkan di
saluran yang sama.
Wellpad 1
(Kondisi tanpa treatment asam)

Sampel pertama dekat dengan flasher, total


konsentrasi silika adalah 971 ppm sedangkan
konsentrasi silika monomer adalah 498 ppm.

Konsentrasi kedua nya mengalami penurunan tajam.


Pada akhir kanal pada jarak 145 m, konsentrasi silika
total dan monomer yang 745 dan 265 ppm, masing-
masing. Hal ini menunjukkan bahwa silika diendapkan
sepanjang kanal karena total konsentrasi silika
menurun sebagai jarak sepanjang meningkat kanal.
Wellpad 3
(Kondisi tanpa treatment asam)

Total silica pada mula flasher 1.145 ppm,


monomer silika 827 ppm, mengidentikkan bahwa
ada 318 ppm yang terpolimer.

Pada akhir kanal kosentrasi silika total ialah 600


ppm, ini berarti ada hampir 600 ppm silika yang
terendapkan di sepanjang kanal.
Wellpad 4
(Kondisi tanpa treatment asam)

Total panjang kanal wellpad 4 lebih panjang


daripada wellpad 1. Gambar. 9
menggambarkan konsentrasi sampel yang
diambil pada spesifik jarak. Kedua
konsentrasi total dan monomer silika
menurunkan sepanjang kanal, sehingga
pengendapan silika terjadi. Total silika di
outlet dari flasher adalah 816 ppm
sementara itu 755 ppm pada jarak 400 m
(sampel 5).
Percobaan Polimerisasi

Percobaan ini hanya dilakukan pada


kanal yang tanpa pengasaman.
Percobaan dilakukan di bawah suhu
konstan, sekitar 80 C
Wellpad 1
menunjukkan perubahan konsentrasi baik total
dan monomer konsentrasi silika dengan waktu
pada brine dari wellpad 1. Durasi dari
penelitian ini adalah 180 menit. Konsentrasi
silika Total cepat menurun 0-25 menit, maka
tingkat penurunan tersebut menjadi agak
bertahap. pengamatan visual dari brine dalam
wadah plastik ketika sampling brine
menunjukkan bahwa seperti bahan gel
terbentuk di bagian bawah wadah. Konsentrasi
silika monomer juga menurun dengan cepat di
awal kali diikuti dengan penurunan bertahap.
Wellpad 4

Pada grafik menunjukkan perubahan total dan monomer konsentrasi


silika di kanal wellpad 4 dari waktu ke waktu. Tren serupa diamati
dengan yang di grafik sebelumnya. Namun, tingkat penurunan
konsentrasi total silika lambat dibandingkan dengan yang untuk
wellpad 1. Alasan untuk ini terkait dengan konsentrasi total silika dan
konsentrasi garam dalam brine karena garam menghindari
polimerisasi kimia. Namun, kita dapat menyimpulkan bahwa sistem
kanal berhasil meningkatkan laju pengendapan silika.
Kesimpulan

Pada sumur injeksi, penggunaan kanal dan kolam (pond) sangat berfungsi dalam mengurangi
masalah ini.

Treatment pengasaman pada brine juga baik dalam menekan polimerisasi silika
(pengendapan silika).

Air asin yang dikumpulkan dari kanal memiliki dua kondisi: acidcanal pada kondisi ini
menunjukkan bahwa pengasaman brine ke pH 3,2 berhasil menekan pengendapan silika
sepanjang kanal karena konsentrasi total dan monomer silika dalam sampel air garam tetap
konstan.

Percobaan di bawah suhu konstan mengungkapkan bahwa total dan monomer konsentrasi
silika menurun dengan cepat di awal waktu diikuti dengan penurunan bertahap dengan
waktu, menunjukkan sistem kanal berhasil dengan panjangnya perancangan kanal.
TERIMA KASIH

You might also like