You are on page 1of 48

ASKEP INFEKSI

JAMUR PADA
KULIT
PUJI ASTUTI
DERMATOPHITOSIS
PENGERTIAN
Dermatophitosis (= Tinea, = Ringworm) adalah infeksi jamur
dermatophita (Microsporum spesies, Trichophyton spesies
dan Epidermophyton spesies) yang menyerang epidermis
bagian superfisial (stratum korneum), kuku dan rambut.

PATOFISIOLOGI

Ada 3 cara penularan yaitu :

1. "Anthropophilic" (manusia ke manusia),


2. "Zoophilic" (binatang ke manusia), dan
3. "Geophilic" (tanah ke manusia)
Jamur dermatophita hanya tumbuh di dalam lapisan keratin
(Stratumkorneum) oleh karena adanya suatu serum faktor
penghambat jamur yang memasuki ruang ekstravaskular dan
melindungi jaringan, sehingga mencegah elemen jamur
penetrasi ke lapisan lebih dalam.

Faktor predisposisi yaitu higiene sanitasi yang jelek, daerah


tropis, penderita sakit parah dan kontak dengan binatang,
manusia atau tanah yang terinfeksi jamur.

Microsporum spesies menyerang rambut dan kulit.


Trichophyton spesies menyerang rambut, kulit dan
kuku.
Epidermophyton spesies menyerang kulit dan jarang
pada kuku.
GEJALA KLINIS
Tergantung lokalisasi yang terkena infeksi dan spesies penyebab.
Dibicarakan 3 penyakit terbanyak
I. Tinea capitis (pada kepala)
1. Tersering pada anak
2. Biasanya asimtomatis, sedang bentuk kerion
terasa nyeri
3. Rambut rontok setempat, rambut putus
("black dot"), keradangan dan ber- skuama.
4. Bentuk kerion tampak follikulitis, pustular
dalam daerah yang membengkak dan purulen.
Dapat sikatrik.
II. Tinea corporis (pada kulit halus/ kulit yang tidak berambut).

1. Lesi terasa gatal dan makin lama makin melebar


2. Makula eritematus berbatas jelas tertutup skuama, tepi
polisiklis dan aktif dimana terdapat papule, vesikule atau pustule
dan terdapat kesembuhan sentral.
III. Tinea cruris (pada daerah inguinal, genetalia dan perineum-
perianal, anus, dapat meluas ke gluteus, perut bawah &lipatan ketiak ).
1. Terasa gatal, dan dapat sangat gatal
2. Lesi kulit sama dengan lesi Tinea corporis (II-2) dan
terkena secara simetris hingga tampak gambaran seperti
kupu-kupu.
IV. Dapat diketemukan Tinea barbae ( pada dagu, kumis &
jambang), Tinea imbricata (menyerang seluruh tubuh dg gambaran yg
khas), Tinea pedis(kaki), Tinea manuum (tangan) dan Tinea
unguium.

Tinea unguium.
PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan mikroskop langsung

Preparat basah dengan KOH 10 - 20%

a.Dari kerokan kulit/skuama terlihat:

1. Hifa bersepta yaitu gambaran 2 garis


sejajar, transparan, bersepta/ sekat dan
bercabang dikotomis.

2. Arthrospora yaitu spora berderet.


b.Dari rambut terlihat salah satu :

1. Spora bulat bergerombol pada ectothrix


( diluar rambut ).

2. Spora bulat berderet-deret pada


endothrix (didalam rambut)

3. Hyphae yang bergelembung udara


pada endothrix.

c. Hasil negatif, belum tentu bukan dermatophitosis.


2. Pemeriksaan lampu Wood

- Pada Tinea capitis


- Fluoresensi positif : Warna hijau terang-kekuningan
(oleh karena Mikrosporum canis, Mikrosporum
audoninii dan Trichophyton schoenleinii).
- Fluoresensi negatif : karena spesies lainnya atau
memang bukan T. capitis
3. Kultur

- Bila pemeriksaan pada KOH negatif dan klinis


menyokong, perlu dikultur.
- Berguna menentukan spesies penyebab.
- Pada lempengan agar sabouraud dekstrose
DIAGNOSIS BANDING
I. Tinea capitis

Alopesia, Trichotillomania, Pedikulosis kapitis, Impetigo,


Dermatitis seboroika, Neurodermatitis sirkumfleksa.

II. Tinea corporis

Morbus Hansen, Lues stadium III, Pityriasis rosea,


Impetigo, Psoriasis vulgaris, Dermatitis seborrhoika,
Dermatitis numularis, Neurodermatitis sirkumfleksa,
Candidiasis, Pityriasis versicolor.
III. Tinea cruris
Candidiasis cutis, Erythrasma, Dermatitis
seborrhoika, Dermatitis kontak, Intertrigo, Psoriasis
vulgaris.
PENYULIT
I. Tinea capitis

Alopesia sikatrik/permanent, Reaksi dermatofitid (id),


Infeksi sekunder o.k. bakteri, kekambuhan.

II. Tinea corporis & Tinea cruris

Infeksi sekunder bakteri, kekambuhan.


PENATALAKSANAAN
1. Bila masih basah/infeksi sekunder
- Kompres dengan sol sodium chloride 0,9%
- Kaps. Erithromisina 4 dd 250 - 500 mg
anak-anak : 3-4 dd 12,5 - 37,5 mg/kg BB/dosis diberikan
5 - 7 hari.
2. Obat topikal
Bila lesi tidak luas
- Krim Mikonazole nitrat 2% pagi - sore.
- Salep Whitfield (=salep AAV I ) berisi asidum
salisilicum 3% dan asidum benzoikum 6%, pagi-sore,
jangan untuk daerah muka.
- Salep 2 - 4 (asidum salisilicum 2% - sulfur
presipitatum 4%), pagi - sore.
3. Obat oral:

Tablet Griseofulvin (125 mg/tablet)

Dosis anak 10 mg/kg BB/hari


Dosis dewasa : 500 kg/hari
Diberikan sekali sesudah makan siang atau 2 kali
sehari sesudah makan
Indikasi pada
Tinea capitis, Tinea imbricata, Tinea unguium.
Tinea corporis/Tinea cruris yang luas, sering
kambuh atau dengan obat topikal tidak sembuh-
sembuh.
Tablet Ketokonasol (200 mg/tablet)

Dosis anak 3,3 - 6,6 mg/kgBB/hari


Dosis dewasa 200 mg/hari
Diberikan sekali sesudah makan pagi
Indikasi pada :
Dermatofikosis yang dengan pengobatan
Griseofulvin tidak sembuh/intoleransi

Lama pengobatan topikal atau / dan oral minimal 3


minggu atau sampai dengan 1- 2 minggu sesudah KOH
negatif, untuk mencegah kekambuhan.
4. Obat tambahan

Tab. CTM 2 - 4 dd 1/2 - 1 tablet (anak : 4 dd 0,09 mg/kg


BB/dosis).
HEALTH EDUCATION

1.Mengeringkan daerah lipatan-lipatan


kulit sesudah mandi dan memberi
bedak.
2.Pakaian dan handuk harus sering ganti
dan dicuci serta direndam air panas.
3.Hewan peliharaan (kucing-anjing) yang
terinfeksi jamur harus juga diobati.
KANDIDIASIS
pengertian
Penyakit jamur yang disebabkan oleh Kandida yang
bersifat akut atau kronis dan menyerang kulit, kuku
selaput lendir dan organ.

Penyebab utama adalah C. albicans. Dapat juga


disebabkan oleh spesies

C. Parapsilesis C. Tropicalis
C. Guillermondi C. Stellatoidea
P ATOFISIOLOG
I
C. albicans bersifat saprofitik dan baru menyebabkan
penyakit bila ada faktor predisposisi sehingga bersifat
parasitik.

Faktor predisposisi : kehamilan, kegemukan, diabetes


melitus, terlalu banyak minum obat antibiotika, anti-
mitotika, preparat kortison. Penyakit dengan immunitas
yang menurun.
Ada beberapa kandidiasis :

Kandidiasis kutis (dikulit)


Kandidiasis oris (di mulut)
Kandidiasis vagina (di vagina)
Kandidiasis perianalis (di sekitar anus)
Onichonukosis (pada kuku)

Chronic mucocutaneous candidiasis (CMCC),


Candidiasis conjunctiva dan Candidiasis urethrae
adalah penyakit yang amat sangat jarang sekali.
GEJALA
KLINIS
1. Kandidiasis kutis : makula batas jelas, agak
berkelok- kelok dengan papula pada tepinya. Ditengah
terdapat vesikula, pustula dan folikulitis. Penderita
mengeluh gatal. Yang khas terdapat beberapa satelit
disekitar makula yang besar.
2. Kandidiasis oris : pada rongga mulut terdapat
pseodomembran yang berwarna Putih-krem sampai keabu-
abuan, melekat pada selaput lendir lidah, pipi, palatum
gingiva dan bibir. Bila pseudomembran diangkat tampak
permukaan yang merah.

3. Kandidiasis vagina : pada rongga vagina terdapat


pseudomembran yang berwarna putih-krem sampai keabu-
abuan melekat pada selaput lendir vagina. Bila
pseudomembran diangkat tampak permukaan yang merah.
Onychomikosis :

Terdapat perionychia pada kulit dibelakang kuku.


Kuku berwarna kecoklatan, kadang-kadang bergaris.
Pada kasus yang tidak diobati dalam waktu lama sekali,
kuku menjadi rusak dan berbentuk tak teratur.
PEMERI K SAAN
Pada pemeriksaan langsung dengan larutan KOH 20%,
Taschdjian dan pengecatan dengan cara Gram:

1. Sediaan KOH : tampak hifa transparant, dengan septa


yang jaraknya agak pajang dan kadang-kadang dengan hifa
raket pada ujung hifa serta tampak juga blastospora dengan
inti kecil seperti satu titik minyak ditengah-tengah. Bentuk
blastospora bulat atau lonjong dan kadang-kadang
dengan budding (bercabang).
2. Sediaan Taschdjian : tampak gambaran elemen-
elemen seperti pada sediaan KOH, hanya saja
warnanya kebiruan.

3. Sediaan Gram: tampak hifa, hifa raket dan


blastospora berwarna wungu dengan hallo atau derah tepi
hifa dan blstospora yang tak tercat berwarna putih.
Pada pemeriksaan biakan dilakukan dengan membenamkan
sekret dari selaput lendir, kerokan kulit atau kuku atau
jaringan biopsi ke dalam lempengan yang berisi agar media
Sabouraud dextrose.
DIAGNOSIS

Diagnosa klinik : bila didapatkan gejala-gejala klinik.


Diagnosa pasti : bila ditemukan elemen-elemen jamur pada
sediaan langsung dan didapatkan pertumbuhan jamur
patogen (bukan kontaminan) pada biakan serta dilanjutkan
dengan identifikasi spesies.
DIAGNOSIS BANDING

1. Morbus Hansen 5. Intertrigo


2. Psoriasis vulgaris 6. Eritrasma
3. Sifilis II, tipe benigna 7. Linchen ruber planus
4. Pityriasis rosea 8. Dermatitis seboroika
PENYULIT
1. Infeksi sekunder
2. "id erruption"

Infeksi sekunder memberi gambaran berupa : pustula,


ulserasi dengan nanah diatasnya atau infiltrat disekitar
makula.
Id erruption" berupa vesikula kecil 1 - 2 mm yang
terletak dibawah epidermis dengan lokasi pada ujung
jari-jari tangan atau kaki sebelah lateral. Keluhannya
gatal sekali.
PENATALAKSANAAN

Lama
Nama Penyakit Nama Obat Lokal
Pengobatan

Kandidas kutis, Mikonasol nitrat 2% 4 minggu


pada vulva dan atau krem
sekitar penis Mycostatin
dan pada kuku 100.000 U/gram
atau larutah
Gentian Violet 1%
dioleskan tiap 2
hari sekali
Kandidiasis cutis pd
Ny.H
Setelah perawatan 7
hari
Kandidiasis oris Mycostatin oral 14 hari
suspen-sion 100.000
U/ml dengan dosis
25.000 50.000
U/kg. BB.
Kandidiasis 1 tablet vagina 14 hari
vagina Mycos-tatin @
100.000 U
dimasukkan
kedalam vagina
malan hari
Kandidiasis Nama obat sistemik 10 hari
urethrae Ketokonasol tablet
@ 200 mg : 2 x 1
tablet/hari
Kandidiasis pada Ketokonasol 200 16 12 bulan
kuku mg /hari
Bila gatal dapat diberi CTM 2 - 3 kali 1/2 tablet sehari bagi
orang dewasa. Bila ada "id erruption" dapat diberi C.TM 3
kali 1 tablet sehari dan / atau tablet kortikosteroid. "Id
erruption dapat sembuh spontan bila fokus promernya
sembuh.
Bila ada infeksi sekunder :

Tahap I : dapat diberi Eritromisin stearat, Tetrasiklin atau


preparat sulfa, tetapi jangan diberi preparat penisilin atau
suntikan penisilin, karena dapat menyebabkan shock,
urtikaria atau Dermatitis. Lokal hanya dapat diberi
kompres rivanol 0,1%, sedang pemberian salep atau
krem atau larutan Gentian Violet dituuda sampai
efloresensi mengering.
Tahap II : Setelah mengering efloresensi baru boleh
diberi salep atau krem atau larutan Gentian violet.

Pencegahan relaps :
Semua pakaian dan alas tidur dicuci dengan air panas,
jangan memakai pakaian dalam dari bahan sintetik serta
sandal dari bahan karet, plastik atau imitasi.
Istri penderita kandidiasis pada genitalia pria sebaiknya
diperiksa dan diobati sekali. Demikian juga sebaliknya
suami dari penderita kandidiasis vagina sebaiknya
diperiksa dan diobati sekali.
Pengkajian
Identitas/ data demografi
berhubungan dengan faktor predisposisi infeksi ini seringkali orang terpajan
akibat lingkungan atau perilakunya. Sebagai contoh, seorang atlet dapat
terinfeksi jamur yang tumbuh di loker dari keringat dan mandi yang sering .
Keluhan Utama
perubahan bentuk pada kulit, gatal
Riwayat Penyakit Sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya penyakit kulit yang diderita, apakah ada
keluhan yang paling dominan seperti sering gatal/ menggaruk pada area
mana, ada lesi pada kulit penyebab terjadinya penyakit, apa yang dirasakan
klien dan apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi sakitnya sampai
pasien bertemu perawat yang mengkaji.
Riwayat penyakit keluarga
Adanya riwayat penyakit kulit akibat infeksi jamur,
virus, atau bakteri
Riwayat psikososial
perasaan dan emosi yang dialami penderita
sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan
keluarga terhadap penyakit penderita.
Riwayat penyakit sebelumnya
infeksi jamur sering terjadi pada orang yang
mengalami penurunan fungsi imun, misalnya
pasien diabetes, wanita hamil, dan bayi. Mereka
yang menderita imunodefisiensi berat, termasuk
pengidap AIDS, berisiko mengalami infeksi jamur
yang kronik dan berat.
Pemeriksaan Fisik Integumen
Warna
Pemeriksaan fisik pada Infeksi jamur : lesi pada bagian
muka, leher, ekstremitas, lesi berbentuk cincin atau
lingkaran yang khas dan berbatas tegas terdiri atas
eritema, skuama.
Kelembapan
Kelembapan kulit yang dikaji adalah tingkat hidrasi kulit
terhadap basah dan minyak. Kelembapan biasa
dipengaruhi oleh usia. Semakin tua usia seseorang,
kelembapan akan semakin menurun. Apabila ada
infeksi bakteri, virus, dan jamur maka kelembapan
akan cenderung mengering atau basah disekitar lesi.
Suhu
Suhu dikaji menggunakan dorsal tangan secara
keseluruhan. Dalam keadaan normal permukaan kulit
akan terasa hangat secara keseluruhan. Apabila ada
infeksi biasanya akan memyebabkan hipertermi.
Turgor
Turgor adalah elastisitas kulit. Pengkajian fisik bisa
dilihat dengan cara mencubit kulit, berapa lama kulit
dan jaringan dibawahnya kembali ke bentuk semula.
Texture
Texture bisa dilihat dengan menekankan ibu jari secara
lembut ke daerah kulit. Normal terasa halus, lembut
dan kenyal. Abnormal terasa bengkak atau atrofi.
Lesi
Lesi dilihat dimana lokasinya, distribusi, ukuran,
warna, adanya drainase.
Edema
Edema adalah penumpukan cairan yang berlebih
pada jaringan. Pemeriksaan pitting edema dilakukan
pada tibia dan kaki. Yang perlu dikaji dari edema
adalah konsistensi, temperature, bentuk, mobilisasi.
Odor
Odor atau bau ditemui apabila ada bakteri pada kulit,
infeksi, hygine tidak adekuat.
Kuku
Inpeksi : ketebalan, warna, bentuk, tekstur
Palpasi : CRT 3-5 detik.
Diagnosa keperawatan
Hipertermia berhubungan dengan proses
inflamasi.
Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan kerusakan struktur lapisan dermis
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
lesi dan perubahan struktur kulit
Ansietas berhubungan dengan proses
penyakit.
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
b.d kurang pengetahuan perawatan infeksi
kulit
TERIMA KASIH

You might also like