You are on page 1of 19

ANALGETIK ANTIPIRETIK

PENDAHULUAN
Obat analgesik antipiretik serta obat anti
inflamasi nonsteroid (AINS) merupakan suatu
kelompok obat yang heterogen, bahkan
beberapa obat sangat berbeda secara kimia.

Beberapa obat golongan ini memiliki banyak


persamaan dalam efek terapi maupun efek
samping.
Penggolongan obat AINS
1. Golongan asam karboksilat
a. asam asetat
b.Derivat asam salisilat
c.Derivat asam propionat
d.Derivat asam fenamat
e.Derivat asam fenilasetat
f.Derivat asam asetat inden/indol
2. Golongan asam enolat
a. derivat pirazolon
b. derivat oksikam
INFLAMASI
Gejala proses inflamasi yang sudah dikenal ialah
kalor, rubor, tumor, dolor dan functio laesa.
Selama berlangsungnya fenomena inflamasi
banyak mediator kimiawi yang dilepaskan
secara lokal antara lain histamin, 5-
hidroksitriptamin (5HT), faktor kemotaktik,
bradikinin, leukotrien dan PG.
RASA NYERI
PG berperan pada nyeri yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan atau inflamasi.
Penelitian telah membuktikan bahwa PG
menyebabkan sensitisasi reseptor nyeri
terhadap stimulasi mekanik dan kimiawi.
PG menimbulkan keadaan hiperalgesia
kemudian mediator kimiawi seperti bradikinin
dan histamin merangsangnya dan
menimbulkan nyeri
DEMAM
Suhu badan diatur diatur oleh keseimbangan
antara produksi dan hilangnya panas.
Alat pengatur suhu tubuh berada
dihipotalamus.
Pada keadaan demam keseimbangan ini
terganggu tetapi dapat dikembalikan ke
normal oleh obat mirip aspirin.
EFEK FARMAKODINAMIK
Efek Analgesik
sebagai analgesik obat mirip aspirin hanya
efektif terhadap nyeri dengan intensitas
rendah sampai sedang misalnya sakit kepala,
mialgia, artralgia, dan nyeri lain yang berasal
dari integumen, juga efektif terhadap nyeri
yang berkaitan dengan inflamasi
Efek Antipiretik
sebagai antipiretik obat mirip aspirin akan
menurunkan suhu badan hanya pada keadaan
demam.
fenilbutazon dan antireumatik tidak
dibenarkan digunakan sebagai antipiretik.
Efek Anti-Inflamasi
Kebanyakan oabt mirip aspirin terutama yang baru
lebih dimanfaatkan sebagai anti inflamasi pada
pengobatan kelainan muskuloskeletal seperti artritis
reumatoid, osteoartritis dan spondilitis ankilosa.
Obat ini hanya meringankan gejala nyeri dan dan
inflamasi yang berkaitan dengan penyakitnya secara
simtomatik, tidak menghentikan, memperbaiki atau
mencegah kerusakan jaringan pada kelainan
muskuloskeletal.
EFEK SAMPING
Paling sering terjadi adalah induksi tukak
lambung atau tukak peptik yang kadang-
kadang disertai anemia sekunder akibat
perdarahan saluran cerna.
Beratnya efek samping ini berbeda pada
masing-masing obat
Mekanisme terjadinya iritasi lambung:
1. Iritasi yang bersifat lokal yang menimbulkan
difusi kembali asam lambung ke mukosa dan
menyebabkan kerusakan jaringan.
2. Iritasi atau perdarahan lambung yang bersifat
sistemik melalui hambatan biosintesis PGE2
dan PGI2.
OBAT SALISILAT
Asam asetil salisilat lebih dikenal sebagai
asetosal atau aspirin adalah analgesik
antipiretik dan anti inflamasi yang sangat luas
digunakan dan digolongkan dalam obat bebas.
Pada penyakit demam reumatik, aspirin masih
tetap belum dapat digantikan oleh obat AINS
yang lain dan masih dianggap sebagai
standard dalam studi perbandingan penyakit
artritis reumatoid.
OBAT SALISILAMID
Salisilamid adalah amida asam salisilat yang
memperlihatkan efek analgetikdan antipiretik
mirip asetosal, walaupun dalam badan
salisilamid tidak diubah menjadi salisilat.
Efek analgesik antipiretik salisilamid lebih
lemah dari salisilat, karena salisilamid dalam
mukosa usus mengalami metabolisme lintas
pertama, shg hanya sebagian saja yang aktif.
OBAT DIFLUNISAL
Obat ini merupakan derivat difluorofenil dari
asam salisilat, tetapi in vivo tidak diubah
menjadi asam salisilat.
Bersifat analgesik dan anti inflamasi tetapi
hampir tidak bersifat antipiretik.
Setelah pemberian oral, kadar puncak dicapai
dalam 2-3 jam.
PARA AMINO FENOL
Derivat ini adalah fenasetin dan asetaminofen
(parasetamol).
Asetaminofen merupakan derivat fenasetin
dengan efek antipiretik yang sama dan telah
digunakan sejak tahun 1893.
Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus
aminobenzen.
PIRAZOLON
Antipirin (fenazon) adalah 5-okso-1-fenil-2,3-
dimetilpirazolidin.
Aminopirin (amidopirin) adalah derivat 4-
dimetilamino dari antipirin
Dipiron adalah derivat metansulfonat dari
aminopirin yang larut baik dalam air dan
dapat diberikan secara suntikan
FENILBUTAZON DAN OKSIFENBUTAZON
Fenilbutazon adalah 3,5-diokso-1, 2-difenil-4-
butilpirazolidin.
Oksifenbutazon adalah derivat oksifenilnya.
Fenilbutazon digunakan untuk mengobati
artritis reumatoid dan sejenisnya sejak tahun
1949, kemudian secara berturutan ditemukan
turunan fenilbutazon lainnya yaitu
oksifenbutazon sulfinpirazon dan
ketofenilbutazon.
TUGAS MANDIRI
BUAT MAKALAH TENTANG OBAT ANTI PIRAI
TULIS TANGAN
KERTAS FOLIO BERGARIS

You might also like