Professional Documents
Culture Documents
DHF
Nama : Claresta Rahajeng Cikita
Nim : 14005
AKADEMI KEPERAWATAN
YAYASAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA TIMUR
2015
Latar Belakang
DHF (Dengue Haemorraghic Faver) pada masyarakat
awam sering disebut sebagai demam berdarah.
Menurut para ahli, demam berdarah dengue disebut
sebagi penyakit (terutama sering dijumpai pada
anak) yang disebabkan oleh virus Dengue dengan
gejala utama demam, nyeri otot, dan sendi diikuti
dengan gejala pendarahan spontan seperti ; bintik
merah pada kulit, mimisan, bahkan pada keadaan
yang parah disertai muntah atau BAB berdarah.
Di Indonesia penyakit DHF pertama kali ditemukan
pada tahun 1968 di Surabaya dan sekarang menyebar
keseluruh propinsi di Indonesian. Timbulnya
penyakit DHF ditenggarai adanya korelasi antara
strain dan genetic, tetapi akhir-akhir ini ada
tendensi agen penyebab DHF disetiap daerah
berbeda. Hal ini kemungkinan adanya factor
geografik, selain factor genetik dari hospesnya.
Selain itu berdasarkan macam manifestasi klinik
yang timbul dan tatalaksana DHF secara
konvensional sudah berubah. Infeksi virus Dengue
telah menjadi masalah kesehatan yang serius pada
banyak negara tropis dan sub tropis.
A. Definisi DHF
DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering
disebut sebagai demam berdarah. Menurut para ahli, demam
berdarah dengue disebut sebagai penyakit (terutama sering dijumpai
pada anak) yang disebabkan oleh virus Dengue dengan gejala utama
demam, nyeri otot, dan sendi diikuti dengan gejala pendarahan
spontan seperti ; bintik merah pada kulit, mimisan, bahkan pada
keadaan yang parah disertai muntah atau BAB berdarah. Dengue
Hemoragic Fever (DHF) atau yang biasa disebut dengan demam
berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti
(Kristina, Isminah, W Leny, 2005).
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam
akut yang disertai dengan adanya manifestasi perdarahan,
yang bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat
menyebabkan kematian. Penyakit ini berlangsung akut
menyerang baik orang dewasa maupun anak-anak berusia di
bawah 15 tahun. DHF disebabkan oleh virus dengue dan
penularan melalui gigitan nyamuk aedes. Organisasi
kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya
terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus dengue di seluruh
dunia.
B. Etiologi DHF
a. Virus Dengue
Virus dengue yang menjadi penyebab, penyakit ini
termasuk ke dalam Arbovirus (Arthropodborn virus)
group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe
1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di
Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya
secara serologis virus dengue yang termasuk dalam genus
flavovirus ini berdiameter 40 nonometer dapat
berkembang biak dengan baik pada berbagai macam
kultur jaringan baik yang berasal dari sel sel mamalia
misalnya sel BHK (Babby Homster Kidney) maupun sel-
sel Arthropoda misalnya sel aedes Albopictus.
b. Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan
melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk
aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa
spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan
berperan.infeksi dengan salah satu serotipe akan
menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe
bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap
serotipe jenis yang lainnya.
c. Patofisilogi
Virus dengue masuk dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes dan infeksi
pertama kali mungkin memberi gejala sebagai Dengue Fever (DF). Reaksi tubuh
merupakan reaksi yang biasa terlihat sebagai akibat dari proses viremia seperti
demam, nyeri otot atau sendi, sakit kepala, tanpa rash dan limfa denopati.
Sedangkan DHF biasanya timbul apabila seseorang telah terinfeksi dengan virus
dengue pertama kali, mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya.
Terdapatnya komplek antigen antibodi dalam sirkulasi darah mengakibatkan :
1. Aktivasi sistem komplemen yang berakibat dilepaskannya
mediator anafilatoksin C 3a dan C 5a, dua peptida yang berdaya
melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat yang
menyebabkan meningkatnya permeabilitas pembuluh darah
(plasma Leakage), dan menghilangnya plasma melalui endotel
dinding itu, renjatan yang tidak diatasi secara adekuat akan
menimbulkan anoksia jaringan, asidosis metabolik dan berakhir
kematian.
2. Depresi sumsum tulang mengakibatkan trombosit
kehilangan fungsi agregasi dan mengalami
metamorfosis, sehingga dimusnahkan oleh sistem RE
dengan akibat terjadi trombositopenia hebat dan
perdarahan.