You are on page 1of 135

DEFINISI MANAJEMEN

DAN SISTEM MANAJEMEN


Manajemen :
suatu proses kegiatan yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasi,
pelaksanaan, pengukuran dan tindak lanjut yang dilakukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber daya
yang ada

Sistem Manajemen :
kegiatan manajemen yang teratur dan saling berhubungan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan
SISTEM MANAJEMEN K3
Bagian dari sistem manajamen perusahaan secara keseluruhan
yang meliputi
struktur organisasi,
perencanaan,
tanggung jawab,
pelaksanaan,
prosedur,
proses,
dan sumber daya yang dibutuhkan bagi :
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan K3
dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif
LATAR BELAKANG KEBIJAKAN
1. K3 masih belum mendapatkan perhatian yang memadai
semua pihak
2. Kecelakaan kerja yang terjadi relative masih tinggi
3. Pelaksanaan pengawasan K3 masih bersifat parsial dan belum
menyentuh aspek manajemen
4. Relatif rendahnya komitment pimpinan perusahaan dalam
hal K3
5. Kualitas tenaga kerja berkorelasi dengan kesadaran atas K3
6. Tuntutan global dalam perlindungan tenaga kerja yang
diterapkan oleh komunitas perlindungan hak buruh
internasional
7. Desakan LSM internasional dalam hal hak tenaga kerja untuk
mendapatkan perlindungan
K3 masih belum mendapatkan perhatian yang
memadai semua pihak:

8. Masalah K3 masih belum menjadi prioritas program


9. Tidak ada yang mengangkat masalah K3 menjadi issue nasional
baik secara politis maupun sosial
10.Masalah kecelakaan kerja masih dilihat dari aspek ekonomi, dan
tidak pernah dilihat dari pendekatan moral
11. Tenaga kerja masih ditempatkan sebagai faktor produksi dalam
perusahaan, belum dirtempatkan sebagai mitra usaha
12.Alokasi anggaran perusahaan untuk masalah K3 relatif kecil
Masih rendahnya komitment pimpinan perusahaan
terhadap K3 :

Dari jumlah perusahaan 208.737(2009) menurut data UU


No.7/1981, 14.504 merupakan perusahaan dengan tenaga
kerja lebih dari 100 orang ( wajib mempunyai P2K3 sesuai
pasal 10 UUKK No.1/1970)
Jumlah P2K3 yang ada kurang dari 13.000
Dari P2K3 yang ada 10-12 % yang berfungsi, Menunjukan
komitment pimpinan perusahaan terhadap K3 masih rendah

Perusahaan yang mempunyai dokter perusahaan (pasal 8


UUKK No.1/1970) tercatat 1.155 orang
Program pemeriksaan kesehatan tenaga kerja tidak jalan
TUJUAN PENERAPAN SMK3
Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai manusia (pasal 27 ayat 2 UUD 1945)
Meningkatkan komitment pimpinan perusahaan dalam
melindungi tenaga kerja
Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk
menghadapi kompetisi perdagangan global
Proteksi terhadap industri dalam negeri
Meningkatkan daya saing dalam perdagangan internasional
Mengeliminir boikot LSM internasional terhadap produk ekspor
nasional
Meningkatkan pelaksanaan pencegahan kec. melalui pendekatan
sistem
Perlunya upaya pencegahan terhadap problem sosial dan
ekonomi yang tekait dengan penerapan K3
TUJUAN DAN SASARAN SMK3
Adalah :

menciptakan suatu sistem K3 di tempat kerja


dengan melibatkan :
Unsur manajemen,
Tenaga kerja,
Kondisi dan lingkungan kerja
yang terintegrasi,
dalam rangka :
o Mencegah dan mengurangi kecelakaan dan PAK
o Menciptakan tempat kerja yg aman, efisien dan produktif
PENGERTIAN

1. Audit

pemeriksaan secara sistematik dan independen, untuk


menentukan suatu kegiatan dan hasil-hasil yang
berkaitan sesuai dengan pengaturan yang
direncanakan, dan dilaksanakan secara efektif dan
cocok untuk mencapai kebijakan dan tujuan
perusahaan
4. Perusahaan
Setiap bentuk usaha yang mempekerjakan pekerja dengan
tujuan mencari laba atau tidak, baik milik swasta maupun milik
negara

5. Direktur
Pejabat sebagaimana dimaksud dalam UU No.1 tahun 1970

6. Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan


Pegawai tehnis berkeahlian khusus dari departemen Tenaga
kerja yang ditunjuk oleh Menteri
7. Pengusaha
a. Orang atau badan hukum yg menjalankan sesuatu usaha
milik sendiri dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat
kerja
b. Orang atau badan hukum yg secara berdiri sendiri
manjalankan sesustu usaha bukan miliknya dan untuk
keperluan itu mempergunakan temoat kerja
c. Orang atau badan hukum yg di Indonesia mewakili orang
atau badan hukum termaksud pada huruh a dan b, jika kalau
yg diwakili berkedudukan di luar Indonesia

8. Pengurus
Orang yg mempunyai tugas memimpin langsung tempat kerja
atau lapangan yg berdiri sendiri
9. Tenaga Kerja
Setiap orang yg mampu melakukan pekerjaan baik di dalam
maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau
barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
10. Laporan Audit
Hasil audit yg dilakukan oleh Badan Audit yg berisi fakta yg
ditemukan pd saat pelaksanaan audit di tempat kerja sbg dasar
untuk menerbitkan sertifikat pencapaian kinerja SMK3

11. Sertifikat
Adalah bukti pengakuan tingkat pemenuhan penerapan
per.per-uu-an SMK3

12. Menteri adalah Menteri Tenaga Kerja


KRITERIA PERUSAHAAN

Perusahaan dengan :
- tenaga kerja 100 org atau lebih dan atau
- mengandung potensi bahaya yg dpt
mengakibatkan kec.kerja (peledakan,
kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat
kerja)

Pasal 3 Per. Menaker No.05/Men/1996


MANFAAT
Manfaat dari Penerapan SMK3 berdasarkan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja. No.Per 05/Men/96 :

Bagi Perusahaan:
1. Mengetahui pemenuhan perusahaan terhadap peraturan
perundangan dibidang K3
2. Mendapatkan bahan umpan balik bagi tinjauan manajemen
dalam rangka meningkatkan kinerja SMK3
3. Mengetahui efektifitas, efisiensi dan kesesuaian serta
kekurangan dari penerapan SMK3
4. Mengetahui kinerja K3 di perusahaan
5. Meningkatkan image perusahaan yang pada akhirnya akan
meningkatkan daya saing perusahaan
6. Meningkatkan kepedulian dan pengetahuan tenaga
kerja mengenai K3 yang juga akan meningkatkan
produktivitas perusahaan
7. Terpantaunya bahaya dan risiko di perusahaan
8. Penanganan berkesinambungan terhadap risiko yang
ada diperusahaan
9. Mencegah kerugian yang lebih besar kepada perusahaan
10. Pengakuan terhadap kinerja K3 diperusahaan atas
pelaksanaan SMK3
Bagi Pemerintah:
1. Sebagai salah satu alat untuk melindungi hak tenaga
kerja di bidang K3
2. Meningkatkan mutu kehidupan bangsa dan image
bangsa di forum internasional
3. Mengurangi angka kecelakaan kerja yang sekaligus
akan meningkatkan produktifitas kerja/nasional
4. Mengetahui tingkat penerapan terhadap peraturan
perundangan
KETENTUAN UMUM KETENTUAN UMUM
BAB I, PASAL 3 BAB I, PASAL 2
PP NO.50/2012 PP NO.50/2012
(1) Penerapan SMK3 dilakukan a. Meningkatkan efektifitas
perlindungan K3 yang terencana,
berdasarkan terukur, terstruktur dan
terintegrasi;
kebijakan nasional b. Mencegah dan mengurangi
tentang SMK3 kecelakaan kerja dan PAK dgn
(2) Kebijakan nasional tentang SMK3 melibatkan unsur manajemen,
sebagaimana dimaksud pada ayat pekerja/buruh, dan/atau serikat
(1) tertuang dalam Lampiran I, pekerja/serikat buruh;
Lampiran II dan Lampiran III c.Terciptanya tempat
sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan
kerja yang aman,
Pemerintah ini efisien dan produktif
SMK3
SMK3, BAB II, PASAL 4
PP NO.50/2012

(1) Kebijakan nasional tentang SMK3 sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 3, sebagai pedoman
perusahaan dalam menerapkan
SMK3;
(2) Instansi pembina sektor usaha dapat
mengembangkan pedoman penerapan SMK3
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan
SMK3, BAB II, PASAL 5 PP NO.50/2012
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan
SMK3 di perusahaannya;
(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berlaku bagi perusahaan: Tingkat potensi bahaya
a. Memperkerjakan pekerja/buruh paling tinggi adalah perusahaan
sedikit 100 orang; atau yang memiliki potensi
b. Mempunyai tingkat potensi bahaya bahaya yang dapat
tinggi. mengakibatkan kecelakaan
(3) Ketentuan mengenai tingkat potensi yang merugikan jiwa
bahaya tinggi sebagaimana dimaksud manusia, terganggunya
proses produksi dan
pada ayat (2) huruf b sesuai dengan
pencemaran lingkungan
ketentuan peraturan perundangan. kerja.
(4) Pengusaha dalam menerapkan SMK3
wajib berpedoman pada Peraturan
Pemerintah ini dan ketentuan peraturan
atau standar internasional perundang-
undangan serta dapat memperhatikan
konvensi
SMK3, BAB II, PASAL 6 PP NO.50/2012

(1) SMK3 sebagaimana dimaksud Pasal


3 ayat (1) meliputi:
a. penetapan kebijakan K3;
b. perencanaan K3;
c. pelaksanaan rencana K3;
d. pemantauan dan evaluasi
kinerja K3; dan
e. peninjauan dan peningkatan
kinerja SMK3.
(2) Penerapan SMK3 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tertuang
dalam pedoman yang tercantum
dalam lampiran I sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Pemerintah ini.
Dalam menerapkan SMK3, setiap perusahaan wajib melaksanakan:

Peningkatan
berkelanjutan Penetapan
kebijakan K3
Peninjauan
Peninjauan dan
Ulang &
peningkatan
Peningkatan
kinerja SMK3
oleh manajemen
Perencanaan
K3
Pemantauan dan
evaluasi kinerja K3
Pelaksanaan
rencana K3

KETENTUAN UMUM, BAB I, PASAL 6 PP NO.50/2012


PP No.50/2012
Bahwa untuk
Permenaker
melaksanakan Pasal 87
No.Per.05/MEN/1996 ayat (2) UU No.13 Tahun
a. faktor kecelakaan di
tempat kerja 2003 tentang
b. menjamin : Ketetangakerjaan, perlu
o tenaga kerja
o orang lain menetapkan Peraturan
o sumber produksi
o proses produksi
Pemerintah tentang
o lingkungan kerja Penerapan Sistem
c. globalisasi
d. perlu SMK3 Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Pasal 190 BAB XVI
Pasal 87 Paragraf 5 Bagian Kedua
Keselamatan dan Sanksi Administratif
Kesehatan Kerja UU No.13/2003
UU No.13/2003
(1) Menteri atau pejabat yang
(1) Setiap perusahaan wajib ditunjuk mengenai sanksi
menerapkan sistem manajemen administratif atas pelanggaran
keselamatan dan kesehatan ketentuan-ketentuan
kerja yang terintegrasi dengan sebagaimana diatur dalam Pasal
sistem manajemen perusahaan 5, Pasal 6, Pasal 15, Pasal 25, Pasal
38 ayat (2), Pasal 45 ayat (1), pasal
(2) Ketentuan mengenai penerapan 47 ayat (1), Pasal 48, Pasal 87,
sistem manajemen keselamatan Pasal 106, Pasal 126 ayat (3), dan
dan kesehatan kerja Pasal 160 ayat (1) dan ayat (2)
sebagaimana dimaksud pada Undang-undang ini serta
ayat (1) diatur dengan peraturan pelaksanaannya.
Peraturan Pemerintah
(2) Sanksi administratif
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berupa:
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara sebagian
atau seluruh alat produksi;
h. pencabutan ijin.

(3) Ketentuan mengenai sanksi


administratif sebagaimana
dimaksud ayat (1) dan ayat (2)
diatur lebih lanjut oleh Menteri
Pendekatan sistem:
Connectedness and wholeness
LUDWIG VON BERTAFANFFY, 1930
Manajemen didefinisikan sebagai kemampuan
atau keterampilan untuk memperoleh hasil
dalam rangka pencapaian tujuan melalui
kegiatan orang lain.
Sondang P. Siagian. 1933

Henry Fayol, 1841-1925 dan Frederick W. Taylor,


1856-1916
Mendefinisikan manajemen dalam 5 unsur (elemen), yaitu:
Merencanakan
Mengorganisasikan
Memimpin
Mengkoordinasikan
Mengawasi
Pelopor manajemen ilmiah yang berorientasi kpd efisiensi
dan produktivitas kerja yang menyoroti unsur manusia
dalam organisasi
KETENTUAN UMUM, BAB I , PASAL 1
PP NO.50/2012

yang selanjutnya disingkat


K3 adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan
melindungi keselamatan
dan kesehatan tenaga
kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan
dan penyakit akibat kerja
(PAK).
KEBIJAKAN TEORI DOMINO SQUENCE

NASIONAL PEMERINTAH
UU KK No.1/1970
PP
PERPRES
PERMEN
PERDA ACCIDENT ANALYSIS
KEPGUB/BUP/WAKOT

ACCIDENT
PRA ACCIDENT Personal Injury PASCA ACCIDENT
(PROSPECTVE) Property Damage (RETROSPECTIVE)

RISK MANAGEMENT PERATURAN


NORMATIF
Hight
HIGHT RISK
Medium Non NORMATIF JSA/SOP
Low
SMK3 adalah bagian dari sistem yang selanjutnya
manajamen perusahaan
keseluruhan yang meliputi
secara disingkat SMK3 adalah
struktur organisasi, bagian dari sistem
perencanaan,
pelaksanaan,
manajemen prsh secara
tanggung jawab, keseluruhan dalam
prosedur,
proses, dan
rangka pengendalian
sumber daya yang dibutuhkan bagi: risiko yang berkaitan
pengembangan, dengan kegiatan kerja
penerapan, guna terciptanya tempat
pencapaian,
pengkajian dan kerja yang aman, efisien
pemeliharaan kebijakan K3 dan produktif
dalam rangka pengendalian resiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, KETENTUAN UMUM,
sehat, efisien dan produktif BAB I, PASAL 1 PP NO.50/2012
INPUT

PROCESS FEED
BACK

OUTPUT
Struktur organisasi
Perencanaan
Tanggung jawab
Pelaksanaan
Prosedur
Proses
Sumber daya

Pengembangan
Penerapan
Pencapaian AUDIT
Pengkajian
Pemeliharaan kebijakan K3

Tempat kerja aman,


sehat, efisien, produktif
Bab I - Ketentuan Umum: 3 pasal
Bab II - SMK3: 12 pasal
o Bagian Kesatu: Umum 3 pasal
o Bagian Kedua: Penetapan Kebijakan


2 pasal
o Bagian Ketiga: Perencanaan K3 1
pasal
o Bagian Keempat: Pelaksanaan
Perencanaan K3 4 pasal
o Bagian Kelima: Pemantauan dan
Evaluasi Kinerja K3 1 pasal
o Bagian Keenam: Peninjauan dan
Peningkatan Kinerja K3 1 pasal
VI Bab Bab III - Penilaian SMK3: 2 pasal
6 Bagian Bab IV - Pengawasan: 3 pasal
22 Pasal Bab V - Ketentuan Peraliahan: 1 pasal
3 Lampiran Bab VI - Ketentuan Penutup: 1 pasal
2 Tabel
Lampiran I : Pedoman Penerapan SMK3
Lampiran II : Pedoman Penilaian Penerapan SMK3
Tabel 1 : Kriteria Pada Tingkat Penerapan SMK3
Tabel 2 : Penilaian Tingkat Penerapan SMK3
Lampiran III : Formulir Laporan
2. Perbandingan penerapan K3
SMK3, BAB II, PASAL 7 dengan perusahaan dan sektor lain
PP NO.50/2012 yang lebih baik;
3. peninjauan sebab akibat kejadian
yang membahaya kan;
(1) Penetapan kebijakan K3 4. Kompensasi dan gangguan serta
sebagaimana dimaksud Pasal hasil penilaian sebelumnya yang
6 ayat (1) huruf a dilaksana berkaitan dengan keselamatan;
kan oleh pengusaha. dan
(2) Dalam menyusun kebijakan 5. Penilaian efisiensi dan efektivitas
sebagaimana dimaksud pada sumber daya yang disediakan.
ayat (1), pengusaha paling b. memperhatikan peningkatan
sedikit harus: kinerja manajemen K3 secara
a. melakukan tinjauan awal terus-menerus; dan
kondisi K3 yang meliputi: c. Memperhatikan masukan dari
1. identifikasi potensi pekerja/ buruh dan/atau serikat
bahaya, penilaian dan pekerja/serikat buruh.
pengendalian risiko (3) Kebijakan K3 ...................
2.
SMK3, BAB II, PASAL 7 PP NO.50/2012

(3) Kebijakan K3 sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) paling sedikit memuat:
a. visi;
b. tujuan perusahaan;
c. KOMITMEN dan tekad
melaksanakan kebijakan dan
d. kerangka dan program kerja yang
mencakup kegiatan perusahaan
secara menyeluruh yang bersifat
umum dan/atau operasional.
SMK3, BAB II, PASAL 8
PP NO.50/2012
Pengusaha harus
menyebarluaskan Penyebarluasan kebijakan K3
dapat dilakukan melalui
kebijakan K3 yang telah media a.l: papan pengumum
ditetapkan kepada an, brosur, verbal dalam
briefing/apel, dan/ atau media
pekerja/buruh, orang lain elektronik lainnya.
selain pekerja/ buruh Yang dimaksud dengan pihak
yang berada di lain a.l: subkontraktor,
penyewa, tamu, pelanggan,
perusahaan, dan pihak pemasok.
lain yang terkait.
SMK3, BAB II, PASAL 9 PP NO.50/2012
(1) Perencanaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b
dilakukan untuk menghasilkan
rencana K3.
(2) Rencana K3 disusun dan ditetapkan
oleh pengusaha dengan mengacu
pada kebijakan K3 yang telah
ditetapkan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1).
(3) Dalam menyusun rencana K3............
SMK3, BAB II, PASAL 9 PP NO.50/2012
(3) Dalam menyusun rencana K3
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Penelaahan awal adalah
pengusaha harus mempertimbang kegiatan yang dilakukan
kan:
pengusaha untuk mengetahui
a. hasil penelahaan awal; posisi/tingkat pelaksanaan K3 di
b. identifikasi potensi bahaya, prsh thd penerapan peraturan
penilaian, dan pengendalian per-uu-an K3. Kegiatannya
risiko;
mencakup evaluasi thd kebijakan
c. peraturan perundang-undangan K3 yg ada, partisipasi pekerja/
dan persyaratan lainnya; dan
buruh dan/atau serikat pekerja/
d. Sumber daya yang dimiliki. serikat buruh, tanggung jawab
(4) Pengusaha dalam menyusun rencana pimpininan unit kerja, analisa
K3 sebagaimana dimaksud pada ayat dan statistik kecelakaan, dan
(2) harus melibatkan Ahli K3, P2K3,
wakil pekerja/buruh, dan pihak lain PAK, serta upaya pengendalian
yang terkait di perusahaan. yg sudah dilakukan.
Pasal 9 Ayat (3) Huruf b Pasal 9 Ayat (3) Huruf d
Identifikasi bahaya, Sumber daya adalah
penilaian dan pengendali personil yang memiliki
an risiko dilakukan kualifikasi dan kompetensi
terhadap mesin-mesin, K3, sarana K3, APD, alat
pesawat-pesawat, alat pengaman dan anggaran
kerja, peralatan lainnya, yang dialokasikan untuk
bahan-bahan, lingkungan program K3.
kerja, sifat pekerjaan, cara
kerja, proses produksi,
dsb.

Pasal 9 Huruf c
Persyaratan lainnya
adalah standar, pedoman,
dan peraturan perusahaan.
SMK3, BAB II, PASAL 9 PP NO.50/2012

(5) Rencana K3 paling sedikit


memuat:
a. tujuan dan sasaran;
b. skala prioritas;
c. upaya pengendalian bahaya;
d. jangka waktu pelaksanaan;
e. indikator pencapaian; dan
f. sistem pertanggung jawaban.
(3) Sumber daya manusia sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) harus
memilki:
a. kompetensi kerja yang dibuktikan
dengan seritifikat; dan
b. kewenangan di bidang K3 yang
SMK3, BAB II, PASAL 10 dibuktikan dengan surat izin
kerja/operasi dan/atau surat
PP NO.50/2012 penunjukan dari instansi yang
(1) Pelaksanaan rencana K3 berwenang.
dilakukan oleh pengusaha (4) Prasarana dan sarana sebagaimana
berdasarkan rencana K3 dimaksud pada ayat (2) paling sedikit
sebagaimana dimaksud dalam terdiri dari:
Pasal 6 ayat (1) huruf c dan Pasal a. organisasi/unit yang
9. bertanggung jawab di bidang
(2) Pengusaha dalam melaksanakan K3;
rencana K3 didukung oleh b. anggaran yang memadai;
sumber daya manusia di bidang
K3, prasarana, dan sarana. c. prosedur operasi/kerja,
informasi, dan pelaporan serta
(3) Sumber daya manusia pendokumentasi an; dan
sebagaimana .......
d. instruksi kerja.
Pasal 10 Ayat (3) Huruf a
Kompetensi kerja adalah
kemampuan setiap
individu yang mencakup
aspek pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap
kerja yang sesuai dengan
standar yang ditetapkan.

Huruf b
Instansi yang
berwenang a.l:
kementerian kesehatan
e. pembelian/pengada
an barang dan jasa;
SMK3, BAB II, PASAL 11 f. produk akhir;
PP NO.50/2012 g. upaya menghadapi
keadaan darurat
(1) Pengusaha dalam melaksanakan
kecelakaan dan
rencana K3 harus melaku kan
bencana industri;
kegiatan dalam pemenuh an
dan
persyaratan K3.
h. rencana dan
pemulaihan keadaan
(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud
darurat.
pada ayat (1) paling sedikit
meliputi:
(3) Kegiatan sebagaimana
a. tindakan pengendalian;
dimaksud pada ayat (2) huruf a
b. perancangan (design) dan
sampai dengan huruf f,
rekayasa;
dilaksanakan berdasarkan
c. prosedur dan instruksi kerja;
identifikasi bahaya, penilaian,
d. penyerahan sebagian
dan pengendalian risiko.
pelaksanaan pekerjaaan;
Ayat (2) Huruf b
SMK3, BAB II, Pasal 11 Perancangan (design) dan
PP No.50/2012 rekayasa meliputi
pengembangan, verifikasi,
Ayat (2) Huruf a tinjauan ulang, validasi dan
penyesuaian berdasar kan
Tindakan pengendalian identifikasi sumber bahaya,
meliputi pengendalian thd penilaian dan pengendalian
kegiatan, produk barang dan risiko kecelakaan dan PAK.
jasa yg dapat menimbulkan
risiko kecelakaan dan PAK
sekurang-kurangnya Ayat (2) Huruf c
mencakup pegendalian thd Penyusunan prosedur dan
bahan, peralatan, lingkungan instruksi kerja memperhatikan
kerja, cara kerja, sifat syarat-syarat K3 dan ditinjau
pekerjaan, dan proses kerja. ulang apabila terjadi kecelakaan,
perubahan peralatan, perubahan
proses dan/atau perubahan
bahan baku serta ditinjau ulang
secara berkala.
SMK3, BAB II, Pasal 11
PP No.50/2012

Ayat (1) Huruf d Ayat (1) Huruf f


Dalam kontrak penyerahan
Produk akhir dilengkapi
sebagian pelaksanaan
dengan petunjuk
pekerjaan, memuat jaminan
pengoperasian, pesifikasi
kemampuan perusahaan
teknis, lembar data
penerima pekerjaan dalam
keselamatan bahan, label
memenuhi persyaratan K3.
dan/atau informasi K3
lainnya.
Ayat (1) Huruf e
Dalam pembelian/pengadaan
barang dan jasa perlu
memperhatikan spesifikasi
teknis dan aspek K3 serta
kelengkapan lembar data
keselamatan bahan.
SMK3, BAB II, PASAL 11
PP NO.50/2012

(4) Kegiatan sebagaimana Pasal 11 Ayat (4)


dimaksud pada ayat (2) Potensi bahaya adalah
huruf g dan huruf h kondisi atau keadaan baik
pada orang, peralatan,
dilaksanakan mesin, pesawat, instalasi,
berdasarkan potensi bahan, cara kerja, sifat
bahaya, investigasi, dan kerja, proses produksi dan
lingkungan yang berpotensi
analisa kecelakaan. menimbulkan gangguan,
kerusakan, kerugian,
kecelakaan, kebakaran,
peledakan, pencemaran,
dan PAK.
Pasal 11 Ayat (4)
Investigasi adalah serangkaian
kegiatan untuk mengumpulkan
keterangan/data atas rangkaian
temuan kejadian gangguan,
kerusakan, kerugian, Analisa kecelakaan adalah
kecelakaan, kebakaran, serangkaian kegiatan untuk
peledakan, pencemaran, dan mengadakan analisa dan
PAK. penyelidikan untuk
mengetahui/membuktikan
kebenaran atau kesalahan
sebuah fakta yang kemudian
menyajikan kesimpulan atas
kejadian kecelakaan, kebakar
an, peledakan, pencemaran,
dan PAK yang merupakan
bagian penting program
pencegahan kecelakaan
c. membuat petunjuk K3 yang harus
SMK3, BAB II, PASAL 12 diipatuhi oleh seluruh
PP NO.50/2012 pekerja/buruh, orang lain selain
pekerja/buruh yang berada di
perusahaan, dan pihak lain yang
(1) Pengusaha dalam melaksana kan terkait;
kegiatan sebagaimana dimaksud d. membuat prosedur informasi;
dalam Pasal 11 harus: e. membuat prosedur pelaporan; dan
a. menunjuk sumber daya f. mendokumentasikan seluruh
menuasia yang mempunyai kegiatan.
kompetensi kerja dan
kewenangan di bidang K3; (2) Pelaksanaan kegiatan sebagaimana
b. melibatkan seluruh dimaksud pada ayat (1) harus
pekerja/buruh; diintergrasi kan dengan kegiatan
c. manajemen perusahaan.
(1) Prosedur informasi sebagaimana dalam
Pasal 12 ayat (1) huruf d harus
memberikan jaminan bahwa informasi K3
dikomunikasikan kepada semua pihak
dalam perusahaan dan pihak terkait di luar
perusahaan
SMK3, BAB II, PASAL 13 (2) Prosedur pelaporan sebagaimana
PP NO.50/2012 dimaksud dalam Pasal 12 huruf e terdiri
atas pelaporan:
a. terjadinya kecelakaan di tempat
kerja;
b. ketidak sesuaian terhadap peraturan
perundang-undangan dan/atau
standar;
c. kinerja K3;
d. identifikasi sumber bahaya; dan
e. yang diwajibkan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Pendokumentasian sebagaimana dalam
Pasal 12 ayat (1) huruf f paling sedikit
dilakukan terhadap:
a. peraturan perundang-undangan di
bidang K3 dan standar di bidang K3;
b. indikator kinerja K3;
SMK3, BAB II, PASAL 13 c. izin kerja;
PP NO.50/2012 d. hasil identifikasi, penilaian, dan
pengendalian risiko;
e. kegiatan pelatihan;
f. kegiatan inspeksi, kalibrasi dan
pemeliharaan;
g. catatan pemantauan data;
h. hasil pengkajian kecelakaan di temoat
kerja dan tindak lanjut;
i. identifikasi produk termasuk
komposisinya;
j. informasi mengenai pemasok dan
kontraktor; dan
k. audit dan peninjauan ulang.
(1) Pengusaha wajib melakukan
pemantauan dan evaluasi kinerja K3.
(2) Pemantauan dan evaluasi kinerja K3
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
melalui pemeriksaan, pengujian, dan
audit internal SMK3 dilakukan oleh
sumber daya manusia yang
kompeten.
(3) Dalam hal perusahaan tidak memiliki
SMK3, BAB II, PASAL 14
sumber daya untuk melakukan
PP NO.50/2012
pemantauan dan evaluasi keinerja K3
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat menggunakan jasa pihak lain.
(4)
(4) Hasil pematauan dan evaluasi kinerja
K3 sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilaporkan kepada pengusaha.
(5) Hasil pemantauan dan evauasi kinerja
K3 sebagaimana dimaksud ayat (2)
digunakan untuk melakukan tindakan
SMK3, BAB II, PASAL 14 perbaikan.
PP NO.50/2012 (6) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
kinerja K3 sebagaimana dimaksud ayat
(2) dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
dan/atau standar.
(1) Untuk menjamin kesesuaian dan
efektivitas penerapan SMK3,
pengusaha wajib melakukan
peninjauan.
(2) Peninjauan sebagaiman dimaksud
pada ayat (1) dilakukan terhadap
kebijakan, perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi.
(3) Hasil peninjauan sebagaimana
SMK3, BAB II, PASAL 15 dimakasud ayat (2) digunakan untuk
PP NO.50/2012 melakukan perbaikan dan
peningkatan kinerja.
(4)
(4) Perbaikan dan peningkatan kinerja
sebagaimana dimakasud pada ayat (3)
dapat dilaksanakan dalam hal:
a. terjadi perubahan peraturan
perundang-undangan;
b. adanya tuntutan dari pihak yang
SMK3, BAB II, PASAL 15 terkait dan pasar;
PP NO.50/2012 c. adanya perubahan produk dan
kegiatan perusahaan;
d. terjadi perubahan struktur organisasi
perusahaan;
e. adanya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, termasuk
epidemiologi;
f. adnya hasil kajian kecelakaan di
tempat kerja;
g. adanya pelaporan; dan/atau
h. adanya masukan dari pekerja/buruh.
PENILAIAN SMK3, BAB III, Pasal 16
PP No.50/2012
(1) Penilaian penerapan SMK3
dilakukan oleh lembaga audit Lembaga audit
independen yang ditunjuk oleh independen yang
Menteri atas permohonan ditunjuk oleh Menteri
perusahaan. adalah penyelenggara
audit yang dikenal
(2) Untuk perusahaan yang memiliki dengan badan audit
potensi bahaya tinggi wajib (eksternal) sesuai
dengan Per.
melakukan penilaian penerapan
Menakertrans No. PER-
SMK3 sesuai dengan ketentuan 18/MEN/2009
peraturan perundang-undangan.
Audit SMK3 adalah
PENILAIAN SMK3, BAB III, PASAL 16 pemeriksaan secara
PP NO.50/2012 sistematis dan
(3) Penilaian sebagaimana dimaksud independen thd
pemenuhan kriteria yg
pada ayat (1) dilakukan melalui
telah ditetapkan untuk
audit SMK3 yang meliputi: mengukur suatu hasil
a. pembangunan dan kegiatan yg telah
terjaminnya pelaksanaan direncanakan dan
komitmen; dilaksanakan dlm
b. pembuatan dan pemdoku- penerapan SMK3 di
mentasian recana K3; prsh.
c. pengendalian perancangan Audit SMK3: a s/d l
dan peninjauan kontrak; dikenal dengan 12
d. pengendalian dokumen; elemen audit SMK3
PENILAIAN SMK3, BAB III, PASAL 16
PP NO.50/2012
e. pembelian dan pengendali an
produk;
f. keamanan bekerja berdasarkan
SMK3;
g. standar pemantauan;
h. pelaporan dan perbaikan
kekurangan;
i. pengelolaan material dan
perpindahannya;
j. Pengumpulan dan penggunaan
data;
PENILAIAN SMK3, BAB III, PASAL 16
PP NO.50/2012
k. Pemeriksaan SMK3; dan
l. Pengembangan keterampilan dan
kemampuan.

(4) Penilaian penerapan SMK3


sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
tertuang dalam pedomanan yang
tercantum dalam Lampiran II sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Pemerintah ini.
Bagian ke V
Pasal 14 (2)
Audit Internal
Diaudit oleh
Badan Audit
12 unsur/elemen audit
Pasal 16 166 Kriteria
Audit Eksternal

Perubahan atau penambahan sesuai


perkembangan oleh Menteri
Teknis audit SMK3
sesuai lamp. II
(1) Hasil audit sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 dilaporkan kepada
Menteri dengan tembusan
disampaikan kepada menteri
Pasal 17 pembina sektor usaha, gubernur,
PP No.50/2012 dan bupati/walikota sebagai bahan
pertimbangan dalam upaya
peningkatan SMK3.
(2) Bentuk laporan hasil audit
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tertuang dalam pedoman yang
tercantum dalam Lampiran III
sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan
Pemerintah ini.
(1) Pengawasan SMK3 dilakukan oleh
pengawas ketenagakerjaan pusat,
provinsi dan/atau kabupaten/kota
sesuai dengan kewenangannya;
Pasal 18
PP No.50/2012 (2) Pengawasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pembangunan dan jaminan
pelaksanaan komitmen;
b. organisasi;
c. sumber daya manusia;
d.
d. pelaksanaan peraturan
perundang-undangan bidang
K3;
e. keamaanan berkerja;
Pasal 18 f. pemeriksaan, pengujian dan
PP No.50/2012
pengukuran penerapan
SMK3;
g. pengendalian keadaan
darurat dan bahaya industri;
h. pelaporan dan perbaikan
kekuranan; dan
i. tindak lanjut audit.
(1) Instansi pembina sektor usaha
dapat melakukan pengawasan
SMK3 terhadap pelaksanaan
penerapan SMK3 yang
Pasal 19 dikembangkan sessuai dengan
PP No.50/2012
ketentian peraturan perundang-
udangan.

(2) Pelaksanaan pengawasan


sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan secara terkorrdinasi
dengan pengawasa
ketenagakerjaan sesuai dengan
ketentuan perturan perundang-
undangan.
Hasil pengawasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 dan
Pasal 19 digunakan sebagai
Pasal 20
dasar dalam melakukan
PP No.50/2012 pembinaan.
Pada saat Peraturan Pemerintah
ini mulai berlaku, Perusahaan
yang telah menerpakan SMk3,
wajib menyesuaikan dengan
Pasal 21
PP No.50/2012 ketentuan Peraturan
Pemerintah ini paling lama 1
(satu) tahun.
Peraturan Pemerintah ini mulai
berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang
Pasal 22 mengetahuinya,
PP No.50/2012 memerintahkan pengundangan
Peraturan Pemerintah ini
dengan penempatannya dalam
Lembaran Negara Republik
Indonesia
Tuntutan persyaratan atas perlindungan
K3 dalam era globalisasi perdagangan

Upaya pelaksanaan K3 yg terencana,


terukur, terstruktur, dan terintegrasi
melalui SMK3 guna menjamin:
o terciptanya smk3 di tempat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen,
pekerja/buruh, dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh
o dalam rangka mencegah dan
mengurangi kecelakaan kerja dan PAK
o terciptanya ....
o terciptanya tempat kerja yang nyaman,
efisien dan produktif
o untuk memberikan keseragaman bagi
prsh dalam menerapkan SMK3 sehingga
perlindungan K3 bagi TK, peningkatan
efisisiensi, dan produktivitas prsh dapat
terwujud
o PP ini memuat:
a. ketentuan umum;
b. SMK3;
c. penilaian SMK3;
d. pengawasan;
e. ketentuan peralihan;
f. ketentuan penutup.
Dalam menerapkan SMK3, setiap perusahaan wajib
melaksanakan:

Peningkatan
Berkelanjutan Penetapan
kebijakan K3
Peninjauan
Peninjauan dan
Ulang &
peningkatan
Peningkatan
kinerja SMK3
oleh manajemen
Perencanaan
K3
Mengukur
pemantauan dan
evaluasi kinerja
K3 Pelaksanaan
rencana K3

Pasal 6 PP No.50 Tahun 2012


1. Penyusunan kebijakan
dilakukan melalui:
a. tinjauan awal kondisi
K3; dan
b. proses konsultasi
antara pengurus dan
wakil pekerja/buruh.
2. Penetapan kebijakan
harus:
a. disahkan oleh pucuk
pimpinan
perusahaan;
b. tertulis, tertanggal
dan ditanda tangani;
c. secara jelas
menyatakan tujuan
dan sasaran K3;
d. dijelaskan .....
d. dijelaskan dan
disebarluaskan
kepada seluruh
pekerja/buruh, tamu,
kontraktor, pemasok,
dan pelanggan;
e. terdokumentasi dan
terpelihara dengan
baik;
f. bersifat dinamik;
g. ditinjau ulang secara
berkala untuk
menjamin bahwa
kebijakan tsb masih
sesuai dengan
perubahan yang
terjadi dalam
perusahaan dan
peraturan per-uu-an.
3. Untuk melaksanakan
ketentuan angka 2 huruf
c sampai dengan huruf g
pengusaha dan/atau
pengurus harus:
a. menempatkan
organsasi K3 pada
posisi yang dapat
menentukan
keputusan prsh;
b. menyediakan.....
b. menyediakan
anggaran, tenaga
kerja yang
berkualitas dan
sarana-sarana lain
yang diperlukan di
bidang K3;
c. menetapkan personil
yang mempunyai
tanggung jawab,
wewenang dan
kewajiban yang jelas
dalam penangan K3;
d.
d. membuat perencana
an K3 yang
terkoordinasi;
e. melakukan penilaian
kinerja dan tindak
lanjut pelaksanaan
K3.
4. Ketentuan tsb pada
ayat (1) huruf a sampai
dengan huruf e
diadakan tinjauan
ulang secara teratur;
5. Setiap tingkat pimpinan
dalam perusahaan
harus menunjukan
komitmen terhadap K3
sehingga SMK3 berhasil
diterapkan dan
dikembangkan.
1. Pengusaha menyusun
rencana K3 berdasarkan:
a. Hasil penelaahan awal.
Hasil penelaahan awal
merupakan tinjauan
awal kondisi K3
perusahaan yang telah
dilakukan pada
penyusnan kebijakan.
b. Identifikasi ..........
b. Identifikasi potensi
bahaya, penilaian dan
pengendalian risiko.
Identifikasi potensi
bahaya, penilaian
risiko dan pengendali
an risiko harus
dipertimbangkan pada
saat merumus kan
rencana.
c. Peraturan .........
c. Peraturan perundang-
undangan dan
persyaratan lainnya.
Peraturan per-uu-an
dan persyaratan
lainnya harus:
1) ditetapkan.,
dipelihara,
diinventarisasi dan
diidentifikasi oleh
perusahaan; dan
2) Disosialisasikan kod
seluruh
pekerja/buruh.
d. Sumber daya ..........
d. Sumber daya yang
dimiliki.
Dalam menyusun
perencanaan harus
mempertimbangkan
sumber daya yang
dimiliki meliputi
tersedianya:
o sumber daya
manusia yang
kompeten,
o sarana,
o Prasarana, serta
o dana
2. Rencana K3 yg disusun
oleh prsh paling sedikit
memuat:
a.Tujuan dan sasaran.
Tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan ditinjau
kembali sacara teratur
sesuai dengan
perkembangan. Tujuan
dan sasaran K3 paling
sedikit memenuhi
kualifikasi;
1) dapat diukur
2)
1) dapat diukur
2) satuan/indikator
pengukuran; dan
3) sasaran pencapaian.

Dalam menetapkan
tujuan dan sasaran K3,
pengusaha harus
berkonsultasi dengan:
1) wakil pekerja/buruh;
2) ahli K3;
3) P2K3; dan
4) pihak-pihak lain yang
terkait.
b. Skala Prioritas.
Skala prioritas
merupakan urutan
pekerjaan berdasarkan
tingkat risiko dimana
pekerjaan yang
mempunyai tingkat risiko
yang tinggi diprioritaskan
dalam perencanaan.

c.
c. Upaya Pengendalian
Bahaya.
Upaya pengendalian
bahaya, dilakukan
berdasarkan hasil
penilaian risiko ,elalui
pengendalian teknis,
administratif, dan
penggunaan APD.

d.
d. Penetapan Sumber
Daya.
Penetapan sumber
daya dilaksanakan
untuk menjamin
tersedianya sumber
daya manusia yang
kompeten, sarana da
prasarana serta dana
yang mamadai agar
pelaksanaan K3 dapat
berjalan.

e.
e. Jangka Waktu
Pelaksanaan.
Dalam perencanaan
setiap kegiatan harus
mencakup jangka
waktu pelaksanaan.

f.
f. Indikator Pencapaian.
Dalam menetapkan
indokator pencapaian
harus ditentukan dg
parameter yg dpt
diukur sbg dasar
penilaian K3 yg
sekligus merupakan
informasi mengenai
keberhasilan
pencapaian tujuan
penerapan SMK3.

g.
g. Sistem Pertanggung Jawaban.
Sistem pertanggung jawaban
harus ditetapkan dalam
pencapaian tujuan ybs untuk
menjamin perncanaan tsb
dapat dilaksanakan .
Peningkatan K3 akan efektif
apabila semua pihak dalam
perusahaan didorong untuk
berperan serta dlm penerapan
dan pengembangan SMK3, dan
memiliki budaya prsh yang
mendukung dan memberikan
konribusi bagi SMK3.
berdasarkan hal tsb pengusaha
harus:
1)
g. ............harus:
1) menentukan, menunjuk,
mendokumentasikan dan
mengkomunikasikan tanggung
jawab dan tanggung gugat di
bidang K3 dan wewenang
untuk bertindak dan
menjelaskan hubungan
pelaporan untuk semua
tingkatan manajemen,
pekerja/buruh, kontraktor,
subkontraktor, dan
pengunjung;
2) mempunyai prosedur untuk
memantau dan mengkomuni-
kasikan setiap perubahan
tanggung jawab dan tanggung
gugat yang berpengaruh thd
sistem dan program K3; dan
3)
3) nemeberikan reaksi secara
cepat dan tepat terhadap
kondisi yang menyimpang atau
kejadian-kejadian lainnya.
Pelaksanaan rencana K3
harus dilaksanakan oleh
pengusaha dan/atau
pengurus perusahaan atau
tempat kerja dengan:
1. Menyediakan sumber
daya manusia yang
mempunyai kualifikasi;
dan
2. Menyediakan prasarana
dan sarana yang
memadai.
1. Menyediakan Sumber
Daya Manusia.

a. Prosedur Pengadaan
Sumber Daya Manusia.

Dalam penyediaan
sumber daya manusia,
prsh harus membuat
prosedur pengadaan
secara efektif, meliputi:
1) Pengadaan.......
a. ..........., meliputi:
1) Pengadaan sumber
daya manusia sesuai
kebutuhan dan
memiliki kompetensi
kerja serta kewenang
an di bidang K3 yang
dibuktikan melalui:
a) sertifikat K3 yang
diterbitkan oleh
instansi yang
berwenang; dan
b) ...........
b) surat izin
kerja/operasi
dan/atau surat
penunjukan dari
instansi yg
berwenang.
2) Pengindentifikasian
kompetensi kerja yang
diperlukan pada setiap
tingkatan menajemen
prsh dan menyeleng-
garakan setiap pelatih
an yang dibutuhkan;
3) Pembuatan ketentuan
untuk mengkomuni-
kasikan informasi K3
secara efektif.
4) Pembuatan peraturan
untuk memperoleh
pendapat dan saran
para ahli; dan
5) Pembuatan peraturan
untuk untuk
pelaksanaan konsultasi
dan keterlibatan
pekerj/buruh secara
efektif.
b. Konsultasi, Motivasi dan
Kesadaran.
Dalam menunjukkan
komitmennya thd K3,
pengusaha/pengurus
melakukan konsultasi,
motivasi dan kesadaran
dg melibatkan
pekerja/buruh dan iha
terkait, shg merasa
ikut memiliki dan
mersakan hasilnya.

Dalam melakukan
konsultasi, motivasi
dan kesadaran SMK3,
pengusaha/pengurus
harus memberi
pemahaman kpd
pekerja/buruh tentang
bahya fisik, kimia,
ergonomi, radiasi,
biologi, dan psikologi
yg mungkin dpt
mencedarai dan
melukai saat bekerja,
shg mencegah
tindakan yg mengarah
terjadinya insiden
c. Tanggung Jawab dan
Tanggung Gugat
Bentuk tanggung jawab
dan tanggung gugat dlm
pelaksanaan K3 harus
dilakukan dg cara:
1) menunjuk,
mendokumentasikan
dan mengkomunikasi
kan tanggung jawab
dan tanggung gugat
di bidang K3;
2)
2) menunjuk sumber
daya manusia yang
berwenang untuk
bertindak dan
menjelaskan kpd
semua tingkatan
manajemen,
pekerja/buruh,
kontraktor,
subkontraktor, dan
pengunjung meliputi:
a) pimpinan......
............... meliputi:
a) pimpinan yang
ditunjuk memasti
kan bahwa SMK3
telah diterapkan;
b) pengurus mengnali
kemampuan yg
ditunjuk untuk
menerima
pendelegasian
wewenang dan
tanggung jawab
dlm menerapkan
dan mengembang
kan SMK3;
3) mempunyai prosedur
untk memantau dan
mengkomunikasikan
setiap peruabahan
tanggung jawab dan
tanggung gugat;
4) memberikan reaksi
secara cepat dan
tepat thd kondisi yg
menyimpang atau
kejadian lainnya.
d. Pelatihan dan
Kompetensi Kerja.
dilakukan dg melakukan
identifikasi dan
pendokumentasian
standar kompetensi
kerja K3
Standar kompetnsi kerja
K3 dpt diidentifikasi dan
dikembangkan sesuai
kebutuhan dg;
1) Menggunakan
standar kompetnsi
kerja yg ada;
2)
2) Memeriksa uraian
tugas dan jabatan;
3) Menganalisis tugas
kerja;
4) Menganalisis hasil
inspeksi dan audit;
dan
5) Meninjau ulang
laporan insiden.
Hasil identifikasi kompe-
tensi kerja digunakan sbg
dasar penentuan program
pelatihan, dan pertimbang
an penerimaan, seleksi
dan penilaian kinerja.
2. Menyediakan Prasarana
dan Sarana Yang
Memadai.

......meliputi:
a. Organisasi/Unit yang
bertanggung jawab di
bidang K3.
Membentuk P2K3

b. Anggaran, untuk:
1) Keberlangan organisasi;
2) Pelatihan SDM;
3) Pengadaan prasarana dan
sarana.
c. Prosedur operasi/kerja,
informasi, dan pelaporan
serta pendokumentasian.
1) Prosedur operasi/kerja
untuk setiap jenis
pekerjaan dan dibuat
melalui JSA oleh
personil yg kompeten;
2) Prosedur informasi K3;
...........meliputi:
a) Persyaratan
eksternal/peraturan
per-uu-an dan
internal/indikator
kinerja K3;
b) Izin kerja;
c) Hasil identifikasi,
penilaian, dal-risk,
SB;
d) Kegiatan pelatihan;
e) Kegiatan inspeksi,
kalibrasi dan
pemeliharaan;
f) Pemantauan data;
g) Hasil pengkajian
kec., insiden,
keluhan dan TL;
h)
h) Identifikasi produk
termasuk
komposisinya;
i) Pemasok dan
kontraktor;
j) Audit dan penijauan
ulang.
3) Prosedur pelaporan
informasi terkait,
terdiri atas:
a) Prosedur pelaporan
internal;
b) Prosedur pelaporan
eksternal.
4)
4) Pendokumentasian
kegiatan K3

d. Instruksi Kerja

Kegiatan dalam pelaksanaan


K3 meliputi:
1. Tindakan pengendalian;
Pengendalian risiko kec.
dan PAK, melalui:
a. Identifikasi potensi
bahaya;
b. Penilaian risiko;
c. Tindakan
pengendalian: .......
2. Perancangan dan
rekayasa.
Tahap perancangan dan
rekayasa meliputi:
a. pengembangan;
b. verifikasi;
c. tinjauan ulang;
d. validasi; dan
e. Penyesuaian.
3. Prosedur dan Instruksi
Kerja
4. Penyerahan Sebagian
Pelaksanaan Pekerjaan
5. Pembelian/Pengadaan
Barang dan Jasa
6.
6. Produk akhir
7. Upaya Menghadapi
Keadaan Darurat,
Kecelakaan dan Bencana
Industri
8. Rencana dan Pemulihan
Keadaan Darurat.
Pemantauan dan evaluasi
kinerja K3 meliputi:
1. Pemeriksaan, pengujian dan
pengukuran.
a. Personil yg terlibat
b. Catatan pemeriksaan,
pengujian dan pengukuran
yg sedang berlangsung
c. Peralatan dan metode
pengujian
d. Tindakan perbaikan
e. Penyelidikan yang memadai
f. TL hasil temuan

2. Audit Internal SMK3.


Untuk menjamin kesesuaian
dan kefektifan yang
berkesinambungan, pengusaha/
pengurus harus:
1. Melakukan tinjauan ulang thd
penerapan SMK3 secara berkala;
dan
2. Tinjauan ulang hrs dpt mengatasi
implikasi K3.

Tinjauan ulang SMK3 meliputi:


1. Evaluasi thd kebijakan K3;
2. Tujuan, sasaran dan kinerja K3;
3. Hasil temuan audit SMK3, dan
4. Evaluasi efektifitas penerapan
SMK3 dan kebutuhan untuk
pengembangan SMK3
Perbaikan dan peningkatan
kinerja dilakukan berdasarkan
pertimbangan:
1. Perubahan peraturan per-
uu-an;
2. Tuntutan dr pihak terkait
dan pasar;
3. Perubahan produk dan
kegiatan prsh;
4. Perubahan struktur
organisasi prsh;
5. Perkembangan IPTEK,
termasuk epidemilogi;
6. Hasil kajian kec dan PAK.

Bagian ke V
Pasal 14 (2)
Audit Internal
Diaudit oleh
Badan Audit
12 unsur/elemen audit
Pasal 16 166 Kriteria
Audit Eksternal

Perubahan atau penambahan sesuai


perkembangan oleh Menteri
Teknis audit SMK3
sesuai lamp. II
ELEMEN , SUB ELEMEN DAN KRITERIA SMK3
NO ELEMEN SUB ELEMEN KRITERIA
1. Pembangunan dan Pemeliharaan 4 26
Komitmen
2. Rencana dan Pendokumentasian 4 14
3. Pengendalian Perancangan dan 2 8
Peninjauan Kontrak
4. Pengendalian Dokumen 2 7
5. Pembelian dan Pengendalian Produk 4 9
6. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3 9 41
7. Standar Pemantauan 4 17
8. Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan 4 9
9. Pengelolaan Material dan 3 12
Perpindahannya
10. Pengumpulan dan Penggunaan Data 2 6
11. Pemeriksaan SMK3 1 3
12. Pengembangan Keterampilan dan 5 14
Kemampuan.
12 ELEMEN 44 166
ELEMEN , SUB ELEMEN DAN KRITERIA SMK3
NO ELEMEN SUB ELEMEN krit.
1. Pembangunan dan 1.1 Kebijakan K3; (5)
Pemeliharaan 1.2 Tanggungjawab dan Wewenang
Komitmen Untuk Bertindak; (7)
1.3 Tinjauan dan Evaluasi; (3)
1.4 Keterlibatan dan Konsultasi
dengan Tenaga Kerja. (11)
2. Pembuatan dan 2.1 Rencana Strategi K3; (6)
Pendokumentasian 2.2 Manual SMK3; (3)
Rencana 2.3 Peraturan Perundangan dan (4)
Persyaratan lain di Bidang K3.
2.4 Informasi K3 (1)
3. Pengendalian 3.1 Pengendalian Perancangan; (4)
Perancangan dan 3.2 Peninjauan Kontrak. (4)
Peninjauan Kontrak
4. Pengendalian 4.1 Persetujuan, Pengeluaran dan
Dokumen Pengendalian Dokumen; (4)
4.2 Perubahan dan Modifikasi
Dokumen (3)
ELEMEN , SUB ELEMEN DAN KRITERIA SMK3
NO ELEMEN SUB ELEMEN krit.
5. Pembelian dan 5.1 Spesifikasi Pembelian Barang dan Jasa; (5)
Pengendalian 5.2 Sistem Verifikasi Barang dan Jasa Yang
Produk Telah Dibeli (1)
5.3 Pengedalian Barang dan Jasa Yang
Dipasok Pelanggan; (1)
5.4 Kemampuan Telusur Produk (2)
6. Keamanan 6.1 Sistem Kerja; (8)
Bekerja 6.2 Pengawasan; (5)
Berdasarkan 6.3 Seleksi dan Penempatan Personil; (2)
SMK3 6.4 Area Terbatas; (4)
6.5 Pemeliharaan, Perbaikan dan
Perubahan Sarana Produksi; (10)
6.6 Pelayanan; (2)
6.7 Kesiapan Untuk Menangani Keadaan
Darurat; (7)
6.8 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan; (2)
6.9 Rencana dan Pemulihan Keadaan (1)
darurat
ELEMEN , SUB ELEMEN DAN KRITERIA SMK3
NO ELEMEN SUB ELEMEN krit.
7 Standar 7.1 Pemeriksaan Bahaya; (7)
Pemantauan 7.2 Pemantauan/Pengukuran Lingkungan
Kerja; (3)
7.3 Peralatan Pemeriksaan/Inspeksi,
Pengukuran dan Pengujian; (2)
7.4 Pemantauan Kesehatan Tenaga Kerja (5)

8. Pelaporan 8.1 Pelaporan Bahaya; (1)


dan 8.2 Pelaporan Kecelakaan; (1)
Perbaikan 8.3 Pemeriksaan dan Pengkajian
Kekurangan Kecelakaan; (6)
8.4 Penanganan Masalah; (1)
9. Pengelolaan 9.1 Penanganan Secara Manual dan
Material dan Mekanis; (4)
Perpindahann 9.2 Sistem Pengangkutan, Penyimpanan
ya dan Pembuangan; (3)
9.3 Pengendaliian Bahan Kimia (5)
Berbahaya;
ELEMEN , SUB ELEMEN DAN KRITERIA SMK3

NO ELEMEN SUB ELEMEN krit.


10. Pengumpulan dan 10.1 Catatan K3; (4)
Penggunaan Data 10.2 Data dan Laporan K3. (2)
11. Pemeriksaan 11.1 Audit Internal SMK3. (3)
SMK3
12. Pengembangan 12.1 Strategi Pelatihan; (7)
Keterampilan dan 12.2 Pelatihan Bagi Manajemen dan
Kemampuan. Penyelia; (2)
12.3 Pelatihan Bagi Tenaga Kerja; (3)
12.4 Pelatihan Pengenalan dan
Pelatihan Untuk Pengunjung dan
Kontraktor; (1)
12.5 Pelatihan Keahlian Khusus. (1)
1. KATEGORI TINGKAT AWAL
PENILAIAN
Prsh yg memenuhi 64 kriteria
HASIL sesuai kolom 3 Tabel 1
AUDIT 2. KATEGORI TINGKAT TRANSISI
SMK3 Prsh yg memenuhi 122 kriteria
TERDIRI sesuai kolom 3 dan 4 Tabel 1
DARI 3 3. KATEGORI TINGKAT LANJUTAN
KATEGORI Prsh yg memenuhi 166 kriteria
sesuai kolom 3, 4 dan 5 Tabel 1
Tingkat penilaian penerapan SMK3 dapat
mengacu pada tabel 2
Tabel 1- Lampiran II

TINGKAT TINGKAT
TRANSISI LANJUTAN
NO ELEMEN TINGKAT AWAL (Seluruh (Seluruh tingkat
tingkat awal awal, transisi
dan transisi) dan lanjutan)
1 2 3 4 5
1 Pembangunan 1.1.1, 1.1.3, 1.1.2, 1.2.1, 1.1.4, 1.1.5,
dan pemelihara 1.2.2, 1.2.4, 1.2.3, 1.3.1, 1.2.7, 1.3.2,
an komitmen 1.2.5, 1.2.6, 1.4.2, 1.4.10, 1.4.11
1.3.3, 1.4.1,
1.4.3, 1.4.4,
1.4.5, 1.4.6,
1.4.7, 1.4.8,
1.4.9
1 2 3 4 5
2 Strategi 2.1.1, 2.4.1, 2.1.2, 2.1.3, 2.1.5, 2.1.6,
pendokumentasi 2.1.4, 2.2.1, 2.2.2, 2.2.3,
an 2.3.1, 2.3.2, 2.3.3
2.3.4
3 Peninjauaan 3.1.1, 3.2.2 3.1.2, 3.1.3, 3.2.3, 3.2.4
ulang desain 3.1.4, 3.2.1
dan kontrak
4 Pengendalian 4.1.1 4.1.2, 4.2.1 4.1.3, 4.1.4,
dokumen 4.2.2, 4.2.3

5 Pembelian 5.1.1, 5.1.2, 5.1.3 5.1.4, 5.1.5,


5.2.1 5.3.1, 5.4.1,
5.4.2
6
1 2 3 4 5
6 Keamanan 6.1.1, 6.1.5, 6.1.2, 6.1.3, 6.1.8, 6.6.1,
bekerja 6.1.6, 6.1.7, 6.1.4, 6.2.2, 6.6.2, 6.9.1
berdasarkan 6.2.1, 6.3.1, 6.2.3, 6.2.4,
6.3.2, 6.4.1, 6.2.5, 6.5.1,
SMK3
6.4.2, 6.4.3, 6.5.5, 6.5.6,
6.4.4, 6.5.2, 6.5.10, 6.7.1,
6.5.3, 6.5.4, 6.7.2, 6.7.3,
6.5.7, 6.5.8, 6.7.5, 6.7.7
6.5.9, 6.7.4,
6.7.6, 6.8.1,
6.8.2
7 Standar 7.1.1, 7.2.1, 7.1.2, 7.1.3, 7.3.1, 7.3.2
pemantauan 7.2.2, 7.2.3, 7.1.4, 7.1.5,
7.4.1, 7.4.3, 7.1.6, 7.1.7,
7.4.4, 7.4.5 7.4.2
8 Pelaporan dan 8.3.1 8.1.1, 8.2.1, 8.3.3, 8.3.4,
perbaikan 8.3.2 8.3.5, 8.3.6,
8.4.1
1 2 3 4 5
9 Pengelolaan 9.1.1, 9.1.2, 9.1.3, 9.1.4, 9.2.2, 9.3.2
material dan 9.2.1, 9.2.3, 9.3.5
perpindahannya 9.3.1, 9.3.3,
9.3.4
10 Pengumpulan 10.1.1, 10.1.2, 10.1.3, 10.1.4
dan penggunaan 10.2.1, 10.2.2
jasa
11 Audit SMK3 11.1.1, 11.1.2,
11.1.3

12 Pengembangan 12.2.1, 12.2.2, 12.1.2, 12.1.4, 12.1.1, 12.1.3,


kemampuan 12.3.1, 12,5.1 12.1.5, 12.1.6, 12.1.7, 12.3.3
12.3.2, 12.3.2,
12.4.1
Tabel 2 Lampiran II

KATEGORI TINGKAT PENCAPAIAN PENERAPAN


PERUSAHAAN 0 59 % 60 84 % 85 100 %
Tingkat Awal
Kurang Baik Memuaskan
(64 kriteria)

Tingkat Transisi
Kurang Baik Memuaskan
(122 kriteria)

Tingkat Lanjutan
Kurang Baik Memuaskan
(166 kriteria)

KEBERHASILAN = TC TNC X 100 %


TC
PENILAIAN 1. KATEGORI KRITIKAL
HASIL Temuan yg mengakibatkan fatality/kematian
AUDIT 2. KATEGORI MAYOR
SMK3 a) tidak memenuhi ketentuan peraturan per-
uu-an
BERDASAR b) Tidak melaksanakan salah satu prinsip
KAN SMK3; dan
KRITERIA c) Terdapat temuan minor untuk 1kriteria
audit di beberapa lokasi
MENURUT 3. KATEGORI MINOR
SIFATNYA Ketidak-konsistenan dlm pemenuhan
TERDIRI persyaratan peraturan per-uu-an, standar,
pedoman, dan acuan lainnya.
DARI 3
KATEGORI Dalam hal penilaian termasuk kategori
kritikal atau mayor, dinilai balum berhasil
menerapkan SMK3 dan penilaian tidak
mengacu tabel 2
Bagi perusahaan :
- Mempekerjakan Pekerja/buruh lebih dari 100 org
- < 100 org dgn potensi bahaya tinggi
Penerapannya dibuktikan dgn
Pengawasan oleh Instansi Audit
Ketenagakerjaan pada
Pem.Prop, Pem.Kab/Kota

Eksternal Internal
(3 th sekali)

Badan Audit Pengusaha/


(Auditor) Pengurus
MENTERI cq
DIRJEN
Evaluasi &
Penilaian Ajukan Tetapkan
RTA RTA
BADAN DINAS KETENAGAKERJAAN PADA
Laporan
AUDIT PEM PROV
Audit
Permohonan
u/ di Audit (sukarela) DINAS KETENAGAKERJAAN PADA BADAN
PEM KAB/KOTA AUDIT
Sertifikat
Tindakan
hukum
Permohona Audit
Audit
PERUSAHAAN
Eksternal
Ditanda
tangani
Menteri
Berlaku 3 th

Dimensi/ukuran
sertifikat didesign
u/ menghindari
pemalsuan

You might also like