You are on page 1of 29

Asuhan Keperawatan

Tetanus

Kelompok 12:

Debby Sari Fitri (151013)


Hijayanti Astuti (151028)
Nurul Handayani (151044)
Vivin Avianti (151060)
Pengertian
Tetanus adalah penyakit infeksi
atau gangguan neurologis yang
diakibatkan kuman Clostridium
Tetani, di manifestasikan dengan
trismus, kejang otot secara
paroksimal dan diikuti ketakutan
otot seluruh badan. Kekakuan otot
ini tampak pada otot maseter dan
otot-otot rangka.
Etiologi

Tetanus disebabkan oleh clostridium


tetani yang bersifat anaerob murni.
Spora clostridium tetani dapat
bertahan sampai bertahun-tahun
bila tidak kena sinar matahari. Spora
ini terdapat di tanah atau debu,
tahan terhadap antiseptik,
pemanasan 100C dan bahkan pada
otoklaf 120C selama 15-20 menit.
Klasifikasi

Tetanus local
Tetanus sefalik
Tetanus general
Tetanus neonatorum
Pathway dan Patogenesis
Gambaran Klinis
Spasme dan kaku otot rahang (masester)
menyebabkan kesukaran membuka mulut
(trismus)
Pembengkakan, rasa sakit dan kaku dari
berbagai otot:
Otot leher
Otot dada
Merambat ke otot perut
Otot lengan dan paha
Otot punggung, seringnya epistotonus
Tetanik seizures (nyeri, kontraksi otot yang
kuat)
Iritabilitas
Demam
Gejala Penyerta

Keringat berlebihan
Sakit menelan
Spasme tangan dan kaki
Produksi air liur
BAB dan BAK tidak
terkontrol
Terganggunya pernapasan
karena otot laring
terserang
Pemeriksaan Penunjang

EKG: interval CT memanjang


karena segment ST. Bentuk
takikardi ventrikuler
(Torsaderde pointters)
Pemeriksaan Penunjang

Pada tetanus kadar serum


5-6 mg/l atau 1,2-1,5
mmol/L atau lebih rendah
kadar fosfat dalam serum
meningkat.
Sinar X tulang tampak
peningkatan denitas foto
rontgen pada jaringan
subkutan atau basas
ganglia otak menunjukkan
klasifikasi.
Pengobatan

Prinsip pengobatan tetanus terdiri


atas tiga upaya yaitu mengatasi
akibat eksotoksin yang sudah terikat
pada susunan saraf pusat,
menetralisasi toksin yang masih
beredar dalam darah, dan
menghilangkan kuman penyebab
Berdasarkan perolehan angka
derajad keparahan penyakit dapat
dibagi menjadi:
a) Tetanus ringan (angka <9)
b) Tetanus sedang (9-16)
c) Tetanus berat (angka >16)
Continue....
Pemberian imunoglobin tetanus manusia
cukup dengan dosis tunggal 3000-6000 unit
secara IM, pemberian tidak perlu diulang
karena waktu paruh antibodi ini 3 - 4
minggu.
Antibiotik yang banyak dianjurkan dan efektif
membunuh clostridium tetani adalah penisillin.
Dosis penisilin yang di anjurkan adalah 3x1,5
juta unit/ hari dan metronidazol 3x1 gram/
hari. Penicillin G 100.000 U/kg BB/6 jam (atau
2.000.000 U/kg BB/24 jam IV) selama 10 hari.
Tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hari (max 2 gr)
terbagi dalam 3 atau 4 dosis.
Di suntik disekitar luka 10.000 IU (1 ampul)
IV 200.000 IU (10 ampul lengan kanan dan 10
ampul lengan kiri)
IM di region gluteal 10.000 IU
Tetagam

Komposisi:
1 ml mengandung:
Imunoglobin manusia
100-170 mg dg antibodi
terhadap toksin tetanus
sekurang-kurangnya 250
IU
Asam aminoasetat (glisin)
sebagai stabilisator
Natrium klorida
Aqua pro injeksi
Sediaan:
Larutan jernih
Tidak berwarna hingga
kekuningan
Tidak mengandung pengawet
Mengandung immunologi
95%
Indikasi:
Profilaksis Tetanus
Penatalaksanaan Tetanus
Dosis
Dosis dewasa:
Dosis tunggal 3000-6000 IU dengan pemberian 5 ml
(1250 IU)/ tempat injeksi untuk berat badan > 20 kg.

Profilaksis:
Anak dan dewasa mendapatkan dosis
yang sama
Untuk luka bersih, Tetagam 250 IU
diberikan bersamaan dengan 0,5 ml
vaksin toksoid pada sisi kontralateral
Untuk luka yang kotor, luka yang
dilalaikan lebih dari 24 jam dan luka
bakar luas dapat diberikan dosis 500
IU. Untuk luka bakar luas dianjurkan
suntikan kedua sebesar 250 IU pada
akhir fase eksadatif ( kira-kira 36 jam
setelah terjadinya luka bakar)
Cara pemberian:
Diberikan secara
intramuskuler sebaliknya di
daerah ventrogluteal.
Jika dibutuhkan dosis
besar dianjurkan dibagi
dalam beberapa dosis.
Tidak boleh disuntikan
secara intravena dan tidak
boleh dicampur dengan
vaksin toksoid
Kontraindikasi:
Pada kasus trombositopenia berat
atau gangguan pembekuan darah,
dimana injeksi IM
dikontraindikasikan maka Tetagam
hanya dapat diberikan secara
subkutis.
Tetagam dikontraindikasikan pada
pasien dengan riwayat reaksi
anakfilaktoid atau respon sistemik
yang berat terhadap imunosodium
globulin dan / mengalami defisiensi
Ig A dengan adanya kadar antibody
terhadap Ig A
Konsep
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Anamnesis
Riwayat penyakit saat ini
Disini harus ditanya dengan jelas tentang
gejala yang timbul seperti kapan mulai
serangan, timbulnya kejang, stimulus apa
yang sering menimbulkan kejang, dan
tindakan apa yang telah diberikan dalam
upaya menurunkan keluhan kejang tersebut.
Riwayat penyakit dahulu
Pernahkah klien mengalami tubuh terluka dan
luka tusuk yang dalam misalnya tertusuk
paku, pecahan kaca, terkena kaleng atau luka
yang menjadi kotor, karena terjatuh ditempat
yang kotor dan terluika atau kecelakaan dan
timbul luka yang tertutup debu atau kotoran
juga luka bakar dan patah tulang terbuka.
Continue........

Pengkajian psiko-sosio-spiritual
Apakah ada dampak yang
timbul pada klien, yaitu timbul
ketakutan akan kecacatan,
rasa cemas, rasa
ketidakmampuan untuk
melakukan aktifitras secara
optimal, dan pandang
terhadap dirinya yang salah
(gangguan citra tubuh).
Pemeriksaan fisik

Pada klien tetanus


biasanya didapatkan
peningkatan suhu
tubuh lebih dari normal
38-400C
Penurunan denyut nadi
peningkatan frekuensi
pernafasan
Pemeriksaan ini di
lakukan pada B1-B6
Continue.....
Kesadaran klien biasanya
compos mentis.
Pada keadaan lanjut
tingkat kesadaran klien
tetanus mengalami
penurunan pada tingkat
letargi, stupor, dan
semikomatosa. Apabila
klien sudah mengalami
koma maka penilaian
GCS sangat penting.
Diagnosa keperawatan
Risiko cedera yang berhubungan
dengan adanya kejang, perubahan
status mental dan penurunan tingkah
kesadaran.
Risiko tinggi kejang berulang yang
berhubungan dengan kejang
rangsang (terhadap visual, suara,
taktil).
Gangguan ADL yang berhubungan
dengan adanya kejang umum dan
kelemahan fisik.
Cemas yang berhungan dengan
prognosis penyakit, kemungkinan
kejang berulang.
Intervensi

You might also like