elemenya. Inflamasi kronik berhubungan dengan hiperesponsivitas jalan napas yang menyebabkan episode berulang dari : 1. Mengi 2. sesak napas 3. Dada terasa berat 4. batuk, terutama pada malam dan pagi hari.
(GINA, global initiative astma) 2011)
Episode ini umumnya berhubungan obstruksi jalan napas yang seringkali reversibel baik spontan maupun setelah pengobatan.
Gangguan fisiologis yang terjadi pada asma
adalah menyempitnya jalan nafas yang dikarakteristikan dengan terbatasnya aliran nafas ketika ekspirasi, yang dapat disertai dengan perubahan struktur jalan nafas. EPIDEMIOLOGI Asma mengenai semua umur, lebih sering pada usia anak dan dewasa muda. Prevalens sama sekitar 5 % seluruh penduduk Indonesia, artinya saat ini ada 12,5 juta pasien asma di Indonesia. ETIOLOGI PATOFISIOLOGI ANAMNESIS Gejala terjadi atau memberat dengan pola musiman Mengi, Riwayat terutama keluarga saat ekspirasi dengan asma ataupun penyakit Riwayat : atopi Gejala terjadi Batuk, atau memberat memburukpada dengan malam hari adanya : Binatang Mengidengan bulu rekuren - Aerosol kimia Perubahan Sesak suhu nafas rekuren - Tungau Obat (aspirin, beta bloker) - Olah raga Chest tightness rekuren Infeksi pernafasan (virus) - Serbuk sari Gejala Ekspresi terjadi atau emosi yang kuatmemberat - Rokok saat malam Gejala hari,terhadap berespon membangunkan pasien terapi anti asma PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum : penderita tampak sesak nafas dan gelisah, penderita lebih nyaman dalam posisi duduk. Paru : Inspeksi : dinding torak tampak mengembang, diafragma terdorong ke bawah. Auskultasi : terdengar wheezing (mengi), ekspirasi memanjang. Perkusi : hipersonor Palpasi : Vokal Fremitus kanan = kiri PEMERIKSAAN PENUNJANG Spirometri Pengukuran FEV1 (force expiratory volume dalam 1 detik) dan FCV. Obstruksi jalan napas diketahui dari nilai rasio FEV1/ FCV < 75% atau VEP1 < 80% nilai prediksi.
Skin tes dengan allergen atau IgE serum
Meningkatkan probabilitas diagnosis asma dan membantu menentukan faktor resiko yang mengakibatkan asma Peak Flow Meter Peningkatan 60L/menit (> 20%prebronkhodilator PEF) setelah inhalasi bronchodilator ataupun variasi diurnal PEF > 20% menegakkan diagnosa asma
Reversibilitas : Perbaikan nilai PEF 15% setelah inhalasi
bronkodilator (uji bronkodilator), atau bronkodilator oral 10- 14 hari, atau respon terapi kortikosteroid (inhalasi/oral, 2 minggu) DERAJAT KLINIS SEBELUM PENGOBATAN NILAI FEV1
Asma & tidur Persisten Sedang -serangan malam >1x/minggu
-gejala terus menerus, sering 60%
mendapat serangan (var: > 30%) Asma -aktivitas fisik terbatas karena Persisten Berat gejala asma
-serangan malam sering
Asthma Control Test (ACT)
5 Status Kontrol (nilai ACT) Tindakan terapi
Pertahankan dan temukan langkah terapi
Terkontrol (25) terendah
Terkontrol Pertimbangkan meningkatkan langkah
sebagian (20-24) terapi untuk mencapai kontrol
Tidak terkontrol Tingkatkan langkah terapi hingga
(<20) terkontrol Eksaserbasi Terapi Eksaserbasi PENATALAKSANAAN Kortikosteroid inhalasi Kortikosteroid sistemik Anti inflammatory agent Mediator inhibitors : Cromolyn sodium dan Long acting bronchodilator nedocromil adrenergic agonist : Leukotriene modifiers : zafirlukast, 2 agonist ( salmeterol dan formoterol) montelukast Phosphodiesterase inhibitors : Desensitisasi : Immunotherapy Theophypilline Miscellaneous agents : Omalizumab Klinis Sebelum Derajat Nilai FEV1 Obat Pencegah Harian Pengobatan - gejala intermiten 1x Tidak diperlukan seminggu Bila timbul serangan dapat Asma - serangan singkat >80% digunakan agonis beta 2 hirup, Intermiten (jam- hari) (var: <20%) bila serangan berat timbul,
- serangan malam ditambahkan pemberian
2x/bulan glukokortikoid sistemik.
- gejala >2x seminggu
(<1x per hari) Glukokortikoid hirup dosis rendah
Asma - serangan mengganggu 80% Alternatif: teofilin lepas lambat, Persisten aktivitas & tidur (var:20 - 30%) kromolin,anti-leukotrien, Ringan nedokromil - serangan malam >2x/bln -gejala (+) setiap hari > 60%-< 80% Glukokortikoid dosis rendah- sedang hirup dan agonis beta-2 -serangan mengganggu (var: >30%) Asma Persisten hirup kerja panjang. aktivitas & tidur Sedang Alternatif: anti-leukotrien atau -serangan malam teofilin >1x/minggu -gejala terus menerus, 60% Glukokortikoid hirup dosis tinggi sering mendapat dan beta-2 agonis hirup kerja (var: > 30%) serangan panjang, dan jika perlu