Professional Documents
Culture Documents
Ai Lestari
Asep Surahman
Avien Vindi Ania
Benny Saputra
Dea Suhaenah
Eny Triyuni Astuti
Irvan Akhmad Fauzi
Masnur Sarwida T
Nur Khoerunnisa
Nuraidah
Nurdewi
Siti Maemunah
Alergi adalah suatu reaksi abnormal jaringan
terhadap berbagai substansi yang secara normal
tidak berbahaya bagi individu pada umumnya
Aktivasi sistem
komplemen
Kompleks
Antibodi yang merangsang
antigen
berikatan pelepasan
antibodi yang
dengan antigen berbagai
terbentuk akan
akan mediator oleh
mengendap
membentuk mastosit.
pada jaringan
kompleks Sebagai
tubuh dan akan
antigen akibatnya, akan
mengakibatkan
antibodi terjadi
reaksi radang
kerusakan
jaringan
Tipe IV (Reaksi Alergi Seluler Tipe Lambat)
Urtikaria
Gambaran klinisnya
memberikan gambaran
serupa dermatitis akut,
yaitu efloresensi yang
polimorf, membasah,
berbatas tegas. Kelainan
kulit menyeluruh dan
simetris
Purpura
Alergi pustuler
.Alergi Akneiformis
.Alergi bulosa
Segera Cepat Lambat Sangat lambat
Urtikaria Urtikaria Urtikaria Anemia hemolitik
Hipotensi Erupsi morbiliform Exanthema Thrombositipenia
Asthma Edema larynx Serum siekness Granulositopenia
Edema larynx Drug fever Sindroma Steven Johnson
Payah ginjal akut
Sindroma lupus
Cholestatica jaundice
Dasar diagnosis untuk kondisi alergi obat adalah:
Faktor kronologis Catat semua obat yang dipakai pasien dan waktu pertama
pemakaiannya
Waktu ketika timbulnya alergi
Interval waktu saat pemberian obat dengan munculnya alergi kulit
Respon terhadap penghentian agen yang dicurigai menjadi penyebab
Respon saat dilakukan pemaparan kembali
1. Pemeriksaan in vivo
o Uji tempel (patch test)
o Uji tusuk (prick/scratch test)
o Uji provokasi (exposure test)
2. Pemeriksaan in vitro
a. Yang diperantarai antibodi:
o Hemaglutinasi pasif
o Radio immunoassay
o Degranulasi basofil
o Tes fiksasi komplemen
b. Yang diperantarai sel:
o Tes transformasi limfosit
o Leucocyte migration inhibition test
Desired Outcome
Menghentikan segera pemberian obat yang diduga
menjadi penyebab alergi.
Demam
dan
malaise
Reaksi alergi obat atau allergic drug reaction
ialah reaksi alergi pada kulit atau daerah
mukokutan yang terjadi sebagai akibat
pemberian obat dengan cara sistemik.
Faktor-faktor yang memperbesar risiko
timbulnya reaksi obat adalah jenis kelamin,
sistem imunitas, usia, dosis obat, infeksi dan
keganasan.
Ada dua macam mekanisme yang dikenal disini.
Pertama adalah mekanisme imunologis dan
kedua adalah mekanisme non imunologis.
Mekanisme imunologis sesuai dengan konsep
imunologis yang dikemukakan oleh Commbs dan
Gell yaitu; Tipe I (Reaksi anafilaksis), Tipe II
(Reaksi Autotoksis), Tipe III (Reaksi Kompleks
Imun), Tipe IV (Reaksi Alergi Seluler Tipe
Lambat).
Mekanisme Non Imunologis dapat disebabkan pelepasan
mediator sel mast secara langsung, aktivasi langsung dari sistem
komplemen, atau pengaruh langsung pada metabolisme enzim
asam arachidonat sel. Penggunaan obat-obatan tertentu yang
secara progresif ditimbun di bawah kulit, dalam jangka waktu
yang lama akan mengakibatkan hiperpigmentasi generalisata
diffuse.
Morfologi alergi obat mempunyai kemiripan dengan gangguan
kulit lain pada umumnya, gangguan itu diantaranya; urtikaria,
eritema, dermatitis medikamentosa, purpura, alergi
eksantematosa, eritroderma, reaksi alergi pustuler, dan alergi
bulosa.
Pemeriksaan penunjang alergi obat ini dapat dilakukan dengan
teknik in vivo. Belum ditemukan uji fisik maupun laboratorium
maupun teknik in-vitro yang cukup reliabel untuk digunakan
secara rutin.
Penatalaksanaan penyakit ini terdiri dari penatalaksanaan
umum dan penatalaksanaan khusus. Penatalaksanaan umum
dilakukan pemberian terapi yang bersifat suportif sedangkan
penatalaksanaan khusus diberikan terapi sesuai gejala yang
timbul terutama pemberian obat golongan kortikosteroid dan
antihistamin.
Evaluasi terapi alergi obat sangat tergantung pada luas
permukaan kulit yang terkena.
ERUPSI ALERGI OBAT,Oleh: Harry Wahyudhy Utama, S.Ked, Dedy Kurniawan, S.Ked FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA. PALEMBANG. 2007
Revus J, Allanore AV. Drugs Reaction. In: Bolognia Dermatology. Volume One. 2nd edition. Elserve limited,
Philadelphia. United States of America. 2003. p: 333-352
Lee A, Thomson J. Drug-induced skin. In: Adverse Drug Reactions, 2nd ed. Pharmaceutical Press. 2006. Access on:
June 3, 2007. Available at: http://drugsafety.adisonline.com/pt/re/drs/pdf
Riedl MA, Casillas AM, Adverse Drug Reactions; Types and Treatment Options. In: American Family Physician.
Volume 68, Number 9. 2003. Access on: June 3, 2007. Available at: www.aafp.org/afp
Andrew J.M, Sun. Cutaneous Drugs Eruption.In: Hong Kong Practitioner. Volume 15. Department of Dermatology
University of Wales College of Medicine. Cardiff CF4 4XN. U.K.. 1993. Access on: June 3, 2007. Available at:
http://sunzi1.lib.hku.hk/hkjo/view/23/2301319.pdf
Purwanto SL. Alergi Obat. In: Cermin Dunia Kedokteran. Volume 6. 1976. Accessed on: June 3, 2007. Available
from: www-portalkalbe-files-cdk-files-07AlergiObat006_pdf-07AlergiObat006.mht
Docrat ME. Fixed Drug Eruption.In: Current Allergy & Clinical Immunology. No.1. Volume 18. Wale Street
Chambers. Cape Town. 2005. Access on : June 3, 2007. Available at:
www.allergysa.org/journals/2005/march/skin_focus.pdf