You are on page 1of 34

GANGGUAN HAID DAN SIKLUSNYA

Anatomi Uterus
Keluarnya darah dan serpihan endometrium dari rahim melalui vagina
Sebagai hasil Interaksi yang dinamis dari komponen poros reproduksi
pada perempuan dewasa, sebagai manifestasi proses reproduksi
yang berlangsung secara periodik dan siklik dengan urutan proses yang
sekuensial dari sekresi hormon dan perubahan morfologi
organ reproduksi dengan tujuan tersedianya ovum
matang yang siap dibuahi serta
endometrium yang siap untuk
terjadinya nidasi
(Michel Ferin dkk, The Menstrual Cycle, 1993)

Fungsi siklus reproduksi :


1. Pembentukan ovum matang yang siap dibuahi
2. Sekresi hormon steroid seks
3. Persiapan endometrium untuk nidasi
4. Persiapan organ terkait dengan kehamilan
PERDARAHAN ABNORMAL
PERDARAHAN BERCAK
PERDARAHAN LUCUT
SIKLUS OVULATORIK
10% - 20%
P
U
D 80% - 90% Menoragia
SIKLUS ANOVULATORIK Metroragia
74% - 95% Polymenorea
PERDARAHAN UTERUS Oligomenorea
DISSFUNGSIONAL(PU) Perdarahan Prahaid
Perdarahan Pascahaid
Amenorea
1. Hillard PA, Rebar RW. Abnormal Uterine Bleeding needs spesial approach. Contemporary Obgyn 1990; 62:67-80
2. Fayes JA. Dysfunctional Uterine Bleeding. Amer Fam Phys 1982;25:109-15
3. Kadarusman Y, Jacoeb TZ, Baziad A. Perdarahan Uterus Disfungsional kronik pada masa reproduksi:
Aspek patofisiologi dan pengobatan Progesteron. Maj Obstet Ginekol Indonesia 1993;19:67-88
4. Dodds N.. Dysfunctional Uterine Bleeding. eMedicine Journal, May 4 2001, Volume 2, Number 5
HIPOTALAMUS GnRH Prl-RF
GnRH-R
HIPOFISIS
FSH Prl-
rl-R
Prolaktin
LH

OVARIUM Estradiol
Estradiol Progesteron

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Prolaktin
Dopamin menghambat prolaktin
Hiperprolaktin merangsang dopamin
Dopamin menekan LH/FSH: anovulasi,
amenorea
Menyusui: prolaktin tinggi, tidak haid
Prolaktin: memicu produksi androgen di
suprarenal
Prolaktin: memicu somatomedin dihati
Merangsang aktivitas sekresi PRL

Rangsangan puting susu


Kehamilan, hipoglikemia, stress
Antidepresan, anti hipertensi
Antagonis histamin H1/H2
TRH, estrogen
Prolaktinom, uji TSH, uji
metoclopramid
RAGAM PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL

Hipermenorea, Menoragia, Metroragia, Bercak pra dan


pasca haid, Polimenorea, Oligomenorea
(Perdarahan Uterus Disfungsional)
Definisi/Istilah
Haid adalah perdarahan secara periodik dan
siklik dari uterus yang terjadi setiap bulan
disertai pelepasan endometrium yang
kemudian timbul perdarahan melalui vagina
pada seorang wanita.
Hipermenorea : Haid lebih dari Normal,
lebih lama ( > 8 hr) Luka uterus lebih
luas. Mis pd polip, mioma dll
Gangguan Haid
Hipomenorea (Menoragia): Perdarahan haid
lebih pendek dari biasa/ kurang dari biasa
Mis: pd pasca miomektomi, ggn Endokrin
Oligomenorea: Siklus haid lebih panjang ( >
35 hr), perdarahan berkurang
Polimenorea : Siklus haid lebih pendek dari
biasa ( < 21 hr) perdarahan = / >
Haid
Definisi haid
Gangguan haid :- PUD
- Hipermenorea
- Menorragia
- Metroragia
Usia perimenars, reproduksi, perimenopause
Perdarahan prahaid, pasca haid
Dismenorea
Amenorea
Amenorea :
1. Primer
2. Sekunder

Amenorea Primer :
mencapai usia 14 tahun, pertumbuhan seksual
sekunder belum sampai muncul, haid belum
muncul
Telah mencapai usia 16 tahun, telah tampak
pertumbuhan sekual sekunder, belum haid

Amenorea Sekunder :
Pernah haid, kemudian tidak haid 3 bulan berturut-
turut.
Amenorea Primer

Aplasia uterus dan vagina (sindrom


Mayer-Kusner V. Rokistanki)
Uterus berupa garis
Kedua ovarium normal
Kromosom xx
Hati-hati kelainan pada ginjal, ureter
Pengobatan : vagino plasti, infertilitas
Sindroma Feminisasi Testikuler (androgen
insensitivity)
- karyotip xy
- Kadar T tinggi
- Kadang-kadang ditemukan testis intra abdominal,
atau labial
Berkurangnya jumlah reseptor androgen
Kelenjar kelamin adalah testis :
- Wanita penampilan normal dan cantik
- Rambut ketiak dan pubis tidak ada
Pengobatan :
- Konseling
- Angkat testis
- Ingin menjadi perempuan atau laki-laki
- HRT
Sindrom Adrenogenital (AGS)
Kromosom xx
Kerusakan pada enzim suprarenal
Kekurangan produksi kortisol
ACTH berlebihan
Hiperplasia suprarenal
Pengaruh androgen: verilisasi, hirsutismus
Penutupan lebih cepat tulang epifisis
Si wanita kelihatan lebih kecil
Pembesaran klitoris, atrofi payudara
Pengobatan :
Konseling
Kortikosteroid jangka panjang
Ulrich-Turner Sindrom
Paling banyak ditemukan
Karyotip xo
Kelainan juga pada morfologik x
Alat genitalia wanita tidak terbentuk
Wanita pendek, leher pendek, torak
menonjol
Cubitus valgus
Rambut pubis/ketiak tidak ada
Pengobatan : HRT
Amenorea sekunder
A. Hipotalamik
Psikis, wanita dalam penjara
Menolak untuk makan
Diet yang berlebihan (anoreksia nervosa)
Bulimia
Psikofarmaka

B. Hipofisis
Seehan sindrom
Bila adenohipofisis rusak, semua produksi hormon
terganggu
Tumor hipofisis : - kranio paringeoma
- adenoma eosinofil = somatotropin
- adenoma basofil = cushing sindrom
Sindroma amenorea galaktorea
Hiperprolaktin
> 100 ng/ml prolaktinom
Psikofarmaka, simetidin
Hipertiroid, akromegali
Amenorea uteriner
Aplasia uteri
Sindroma Aserman
Infeksi berat TBC
Atresia himen
Amenorea pasca pil kontrasepsi
Sindroma ovarium polikistik
Sindroma ovarium resisten
Menopause prekok
Gangguan pubertas
Menopause
Menopause
Kekurangan hormon estrogen
Keluhan jangka pendek/panjang
Pengobatan dan pencegahan
HRT sisa hidup
Bifosfonat, kalsium, vitamin D3,
calsitonin
Kanker payudara
80
70
60

DUB
50
40
30
20
10
0
M -12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 M

1 4

2
3

M -12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 M

Created by Yanto K
Aa. Spiralis sumber perdarahan endometrium
Fase proliferasi pembuluh darah tumbuh upward
Pasca ovulasi pembuluh darah berdilatasi,
memanjang dan mulai coiling.
Kehamilan -, Korpus Luteum mulai regresi D-2
blood flow mengalami penurunan. Kelenjar
kosong dan menyusut, endometrium srink
Aa dan Venula Spiralis semakin coiling dan kinking
diikuti oleh kontraksi spasmodik
Aliran darah baik arteri maupun vena mulai terbendung
sehingga darah di endometrium zona fungsional ber-
kumpul di venous lakes/sinusoid . Terjadi nekrosis
fokal pada pembuluh darah sehingga membentuk
venous lakes yang semakin besar dan banyak
Terjadi lift off daerah devital antara venus lakes
Terjadilah haid perdarahan berasal dari venous-
venouse lakes, Vena yang terbuka dan tunggul A. Spiralis
disertai debris endometrium
Tunggul Aa. Spiralis, Fibrin terkumpul
dalam 30 menit. Fibrin telah diserbuki
leukosit dalam 2 jam
20-24 jam epitelialisasi lumen pembulu
darah shg terjadi oklusi
Terjadi pertumbuhan kembali (4-7hr)
pembuluh, kelenjar dan stroma
Etiologi Perdarahan Uterus Disungsional

Kegagalan atau
tidak adekuatnya pembentukan korpus luteum
Anovulasi Spiral arterioles as end arteries
Ovulasi in adekuat/imbalans hormonal
Venous lakes and sinusoids
The role of prostaglandin
Vassoconstricsion and occlusion
Heparin like activity in
Perdarahan lucut/withdrawal Estrogen dan progesteron uterine cavity
Imbalans ratio PGE2/PGF2- Heamostatic plug formation
Peningkatan Prostaglandin di sel endometrium Vascular epitelialization
Kegagalan pembentukan sumbat trombotik/trombotic
plugs
Regeneration
Peningkatan fibrinolisis
Kegagalan proliferasi endotel vaskuler
Keterlambatan regenerasi endometrium
Penatalaksanaan

a. Pertimbangan penatalaksanaan
Umur , status , Fertilitas
Berat, jenis, dan lama perdarahan

b. Tujuan penatalaksanaan
Memperbaiki keadaan umum
Menghentikan perdarahan
Mengembalikan fungsi hormon reproduksi
Perbaikan keadaan umum
Syok atasi dengan resusitasi cairan
Hb<8gr% Transfusi darah

Penghentian perdarahan pada PUD di lini primer


Progesteron
Penghambat sintesis Prostaglandin/Anti Cox
o As. Mefenamat 3 x 500mg/hr selama 5 hari
o Naproxen 3 x 500mg
o As salisilat
Anti fibrinolitik
o As. Traneksamat
Hematinik
3. Gonans: Derivat Norethisterone. C19

Desogestrel
Norgestimate
Gestodene

4. Progesteron Alamiah, Larut dalam lemak dan cepat di


absorbsi, sehingga tidak disimpan dalam tubuh.

5. Progesteron menjadi bentuk tdk aktif(pregnandiol)


10-20% di hati, di sekresi melalui ginjal dalam bentuk
pregnandiol yang terikat dg As. Glukoronat
Kelainan yang harus diperiksa sebelum
Pemberian sediaan progesteron

1. Gangguan Hati
2. Gangguan ginjal
3. Kehamilan
4. Tekanan darah tinggi
5. Diabetes melitus
6. Hipersensitif
7. Penyakit Tromboemboli
8. dll
DOSIS CARA PEMBERIAN PADA PENGHENTIAN
PERDARAHAN

Norethisteron 2-3 X 5 mg, PC /10 hari


As.Menemat (Anticox) 3x500 mg, PC

Jika dalam 2 hari perdarahan tidak berhenti


Pikirkan kemungkinan bukan PUD. Cari patologi lain
Noretisteron jangan dihentikan.
Akan terjadi perdarahan lucut setelah obat habis
Perlu dijelaskan kepada pasien dengan baik.

Untuk mengatur siklusnya sebaiknya dilakukan di lini


sekunder
Kesimpulan

1. Progesteron dan estrogen untuk penghentian PUD


Aman digunakan.

2. Dosis Noretisteron yang dianjurkan adalah 2-3 X 5 mg/hr


selama10 hari. Disarankan untuk tidak melebihi 30mg/hr

3. Penghentian progesteron akan menimbulkan


Perdarahan Lucut/withdrawal bleeding

4. Perdarahan akan berhenti setelah 2-3 hari pengobatan


Jika tidak berhenti maka harus dipikirkan kausa lain.
Terima kasih

You might also like