You are on page 1of 61

Laporan Kasus

Dermatitis Kontak Iritan

Pembimbing
dr. Surya Nola, Sp.DV
Disusun oleh
Rizka Azima lubis
Sarah Rahmayani Siregar
Pendahuluan
Dermatitis peradangan kulit baik epidermis maupun
dermis sebagai respon terhadap pengaruh faktor
endogen dan atau faktor eksogen, menimbulkan
kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema,
edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan gatal.

Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan


oleh kontak dengan suatu zat/ bahan tertentu yang
menempel pada kulit, dan menyebabkan alergi atau
reaksi iritasi
Laporan kasus
Identitas

Nama : Nn.RA
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Bangsa/Suku : Indonesia/Aceh
Kawin/Tidak : Tidak Kawin
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Suka Damai
Tanggal Pemeriksaan : 7 Desember 2016
Anamnesis

Keluhan Utama:

Gatal-gatal pada jari-jari tangan kanan


dan kiri, kedua telapak tangan dan
punggung tangan sejak 1 tahun yang
lalu.
Riwayat perjalanan penyakit
Pasien datang dengan keluhan gatal-gatal
pada jari-jari tangan kanan dan kiri, kedua
telapak tangan, hingga punggung tangan.

Awalnya hanya gatal-gatal saja, tetapi


lama-lama menjadi panas, bewarna
kemerahan, kemudian kulitnya mulai
mengelupas, menjadi kasar dan bersisik
serta terasa tebal.
Kedua tangan terasa perih terutama jika
terkena air. Keluhan-keluhan tersebut
dirasakan sejak 1 tahun yang lalu dan
bersifat hilang timbul.
Keluhan mulai memberat lagi sejak 3
minggu ini.
Pasien mengaku keluhan muncul setelah
mencuci pakaian dan piring dengan
menggunakan sabun detergen.

Pasien sudah beberapa kali berobat ke


puskesmas, diberi obat minum dan salep
warna putih, keluhan agak berkurang, tetapi
mulai kambuh lagi jika obat habis dan ketika
pasien mulai mencuci kembali.
Pasien tidak pernah mengalami keluhan
seperti ini ketika ia memakai accesoris di
tangan seperti jam, gelang, dan
sebagainya.

Pasien tidak memiliki binatang peliharaan


di rumah dan menyangkal adanya kontak
dengan binatang.

Pasien mengatakan selalu mencuci


tangan setelah melakukan aktivitas yang
membuat tangannya kotor.
Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah menderita penyakit


seperti ini sebelumnya.
Riwayat alergi disangkal, riwayat asma
disangkal, riwayat sering gatal-gatal di
bagian lain disangkal, riwayat sering
bersin-bersin disangkal.
Riwayat
Penggunaan Obat
Riwayat Keluarga
Pasien mengaku
Pasien mengaku
tidak sedang
tidak ada keluarga
mengonsumsi obat
yang mengalami
dalam jangka
hal yang sama.
waktu lama.
Pemeriksaan Fisik
Status generalisata
Keadaan spesifik
Keadaan umum
Kepala : normocephali
Keadaan sakit: sakit ringan Abdomen : dalam batas
normal
Kesadaran : Compos mentis
Leher : dalam batas
Nadi : 80 x/menit normal
Tekanan darah: tidak dinilai Genitalia : tidak diperiksa
Suhu badan : tidak dinilai Ekstremitas : tidak ada
Pernapasan : 18 x/menit deformitas
Gizi : BB: 58, TB:160
IMT : 22,6
(normoweight)
Lokasi

Regio digiti I-V manus dextra et sinistra,


volar digitorium manu dextra et sinistra,
dorsal digitorum manus dextra et sinistra,
interphalang IV manus dextra
Ruam primer: Makula eritematosa difus regio digiti I-V manus dextra et
sinistra, volar digitorum manus dextra et sinistra, dorsal digitorum manus
dextra et sinistra, interphalang IV manus dextra, palmar manus dextra et
sinintra.v

Ruam sekunder: Skuama kasar berwarna putih, erosi, likenifikasi, fissura


yang difus at regio digiti I-V manus dextra et sinistra, volar digitorum manus
dextra et sinistra, dorsal digitorum manus dextra et sinistra, interphalang IV
manus dextra, palmar manus dextra et sinistra. Ekskoriasi at regio palmar
manus dextra
Tes-tes yang dilakukan :Tidak ada
Pemeriksaan laboratorium :Tidak dilakukan
Diagnosis banding Tatalaksana
Umum
Dermatitis kontak iritan Hindari kontak
Dermatitis kontak alergi dengan bahan iritan
Dermatitis atopi Gunakan pelindung
Dermatitis seboroik seperti sarung tangan
Dermatitis stasis apabila bekerja
dengan bahan iritan
Diagnosis Jangan menggaruk
Dermatitis kontak iritan. lesi
Pemberian nutrisi
Diagnosis sementara yang cukup
Dermatitis kontak iritan.
Khusus: Prognosis
Cetirizin tablet 1 x 10 Quo ad vitam :
mg bonam
Hidrokortison 1% Quo ad Functionam :
cream, oles 2x sehari bonam
pada daerah yang Quo ad sanactionam:
sakit bonam

Pemeriksaan
Anjuran
Uji tempel/Patch test
dengan bahan yang
dicurigai
Tinjauan Pustaka
Definisi Dermatitis kontak
iritan (DKI)
Dermatitis kontak ialah merupakan reaksi
dermatitis yang peradangan non
disebabkan oleh imunologik, yaitu
bahan atau substansi kerusakan kulit terjadi
yang menempel pada langsung tanpa
kulit. didahului proses
pengenalan/
sensitisasi
Epidemiologi

Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh


semua orang dari berbagai golongan
umur, ras, dan jenis kelamin.

Jumlah penderita dermatitis kontak iritan


diperkirakan cukup banyak, terutama yang
berhubungan dengan pekerjaan (DKI
akibat kerja), namun angka secara tepat
sulit diketahui
Etiologi
Pajanan dengan bahan yang bersifat iritan, misalnya
bahan pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali,
dan serbuk kayu.

Faktor Eksogen Faktor Endogen

(1) Sifat kimia bahan iritan 1. Genetik


(2) Sifat dari pajanan 2.Jenis kelamin
jumlah, konsentrasi, 3. Umur
lamanya pajanan dan jenis 4. Suku
kontak, dll
(3) Faktor lingkungan 5. Lokasi kulit
6. Riwayat atopi
Patogenesa
empat mekanisme yang dihubungkan dengan
dermatitis kontak iritan

Hilangnya substansi daya ikat air dan


lemak permukaan
Jejas pada membran sel
Denaturasi keratin epidermis
Efek sitotoksik langsung
Dermatitis kontak Merusak Aktifkan
Bahan iritan
iritan Membran Fosfolipase

Melepas
Platelet Asam
Diasilgliserida Inositida
activating factor arakidonat

Menstimulasi ekspresi gen


dan sintesis protein Prostaglandin
dan leukotrien

Interleukin 1 ( IL-1) Granulocyte


macrofage
clony Menginduksi
stimulatunf Mengaktivasi vasodilatasi dan
Aktifkan Sel T factor sel mast permeabilitas vaskular
helper (GMCSF) untuk sehingga
melepaskan mempermudah
Stimulasi histamin transudasi komplemen
IL-2 dan mengekspresi autokrin dan dan kinin.
reseptor IL-2 proliferasi sel
Keratinosit

Membuat molekul
permukaan HLA-DR dan adesi Melepas TNF
intrasel-1 (ICAM-1)

Iritan kuat : eritema, edema, panas, dan nyeri.


Iritan lemah : akan menimbulkan kelainan
kulit.
Gejala Klinis
Bergantung pada:
o sifat iritannya (iritan kuat menimbulkan
gejala akut, iritan lemah menimbulkan
gejala kronis)
o faktor individu yang menderita dermatitis
(ras, umur, lokasi atopi, penyakit kulit
penyerta yang lain)
o faktor lingkungan (suhu, kelembaban).
Klasifikasi
1. DKI Akut
2. DKI Akut Lambat
3. DKI Kronik Kumulatif
4. Reaksi Iritan
5. DKI Traumatik
6. DKI Non Eritematosa
7. DKI Subjektif
8. DKI Gesekan
9. DKI Acneiform
10.DKI Asteatotik
DKI Akut
Penyebabnya adalah iritan kuat
Biasa terjadi akibat kecelakaan kerja
Timbul segera setelah kontak
Lesi berupa eritem, udem, bulla dan nekrosis
Pinggir lesi berbatas tegas dan umumnya asimetris
Kulit pedih, panas, dan rasa terbakar
DKI Akut Lambat

Gejala sama dengan DKI akut


Timbul 8-24 jam setelah kontak
Penyebab: podofiline, antralin,
tretinoin,etilenoksida,dll
Lesi awal berupa eritem dan akhirnya jadi vesikel
atau nekrosis
DKI Kronik Kumulatif

Jenis dermatitis kontak yang paling sering terjadi


Disebabkan oleh iritan lemah
Timbul setelah kontak berulang
Lesi berupa kulit kering, eritema, skuama, hiperkeratosis, likenifikasi difus
Kontak yang terus berlangsung menyebabkan terbentuk fisura gatal dan nyeri
Sering berhubungan dengan pekerjaan
Reaki Iritan
DKI subklinis pada seseorang yang
terpajan dengan pekerjaan basah dalam
beberapa bulan pertama
Kelainan kulit monomorf, berupa skuama,
eritema, vesikel, putul, dan erosi
Umumnya dapat sembuh sendiri/berlanjut
menjadi penebalan kulit dan DKI kumulatif
DKI Traumatik
Kelainan kulit berkembang lambat setelah trauma
panas atau laserasi
Gejala klinis menyerupai dermatitis numularis,
penyembuhan berlangsung lambat
Sering terjadi di tangan

DKI non eritematosa

Bentuk subklinis DKI yang ditandai dengan perubahan


fungsi sawar st.corneum tanpa disertai kelainan klinis
DKI Subjektif

Disebut juga DKI sensori


Kelainan kulit tidak terlihat
Pasien merasa seperti tersengat atau
terbakar setelah berkontak dengan bahan
kimia tertentu seperti as.laktat
DKI gesekan
Terjadi iritasi mekanis
Secara klinis berupa eritema, skuama,
fisura, dan gatal pada daerah yang
terkena gesekan
Hanya mengenai telapak tangan dan
sering kali terlihat menyerupai psoriasis
DKI Akneiform
Biasanya terjadi setelah pajanan
okupasional, seperti oli, metal, halogen, dan
setelah penggunaan beberapa kosmetik
Reaksi ini memiliki lesi pustular yang steril
dan transien, dan dapat berkembang
beberapa hari setelah pajanan
Dapat dilihat pada pasien dermatitis atopi
atau dermatitis seboroik
DKI Asteatotik
Biasanya terjadi pada pasien lansia yang sering
mandi tanpa menggunakan pelembab pada kulit
Gatal yang hebat, kulit kering, dan skuama
ikhtiosiform.
Diagnosis
Didasarkan atas anamnesis yang cermat
dan pengamatan gambaran klinis yang
akurat
DKI akut lebih mudah diketahui
DKI kronis kadang sulit dibedakan dengan
dermatits kontak alergi (DKA).
Kadang perlu beberapa pemeriksaan
untuk memastikan diagnosis DKI
Anamnesis

Adanya riwayat kontak dengan bahan iritan,


pekerjaan atau hobi, subjektif terasa gatal,
panas, dan nyeri.

Pada yang akut, lesi muncul segera setelah


kontak dengan iritan, umumnya iritan kuat
seperti asam atau alkali.
Pemeriksaan Fisik
Akut lesi eritematosa berbatas tegas dengan edema
superfisial (timbul vesikula atau bula), terbatas pada
tempat kontak, rasa gatal dan nyeri. Pada dermatitis
kontak iritan dengan iritan yang bersifat keras atau kuat,
dapat menyebabkan timbulnya erosi hingga nekrosis
tanpa papula dengan konfigurasi bizarre atau linear.

Kronik kulit yang kering, eritema, skuama,


hiperkeratosis, likenifikasi, dengan batas difus.
Pemeriksaan Penunjang
Patch Test
digunakan untuk menentukan substansi yang
menyebabkan kontak dermatitis dan digunakan
untuk mendiagnosis DKA.

Dilakukan bila :

1. lesi tenang / sembuh


2. setelah 3 minggu
3. lokasi : punggung
CARA

Bahan diletakkan pd Finn Chamber


Tempelkan pd kulit
Tutup rekat dgn plester
Setelah 48 jam buka
Hasil dibaca : - 48 jam
- 72 jam 96 jam
UJI TEMPEL
PEMBACAAN

Eritema : meragukan
Eritema + papul : +1
Eritema + papul + vesikel: +2
Eritema + nekrosis : +3
UJI TEMPEL
UJI TEMPEL
Hasil uji tempel +++
RX IRITAN RX ALERGI
Oligomorfik Polimorfik
Bentuk ~ unit Bentuk lebih menyebar
Batas tegas Batas tidak tegas
Bahan dilepas : Bahan dilepas :
reaksi (-) / reaksi menetap /
Rasa nyeri / terbakar Rasa gatal (tu)
Kultur Bakteri
Pemeriksaan KOH
Pemeriksaan IgE
Diagnosis Banding

1. Dermatitis Kontak Alergi 2. Dermatitis Atopi


3. Dermatitis Seboroik 4. Dermatitis Stasis
Terapi
Umum:
Kurangi frekuensi kontak
Ganti bahan iritan dengan bahan lain yang lebih
tidak mengiritasi
Hindari lingkungan yang terlalu panas dan lembab
Gunakan sarung tangan pelindung saat kontak
Gunakan krim pelindung
Hindari trauma kulit
Menjaga hygiene dan meningkatkan
kewaspadaan kerja
Khusus:
1. Sistemik : -Antihistamin
2. Topikal : -Kortikosteroid
-Emolien
Komplikasi
DKI meningkatkan sensitasi pengobatan
topikal
Lesi kulit bisa mengalami infeksi sekunder
Liken simpleks kronis
Hiper/hipopigmentasi post inflamasi
Jaringan parut
Prognosis

Prognosisnya kurang baik jika bahan iritan


penyebab dermatitis tersebut tidak dapat
disingkirkan dengan sempurna.
Pembahasan
Dari anamnesis: gatal-gatal, terasa panas,
bewarna kemerahan, kulit mengelupas,
kasar, bersisik, dan tebal pada kedua
tangan.

Timbulnya sejak 1 tahun yll setelah kontak


berulang dengan detergen.
Timbulnya keluhan setelah berulang kontak dengan
bahan tersebutdetergen sebagai pemicu atau iritan
terjadinya DKI pada pasien ini.

Perjalanan yang lama hingga menimbulkan gejala


sesuai dengan gejala DKI kumulatif kronik.
Lokasi effloresensi di jari tangan sesuai
dengan lokasi predileksi DKI: pada tangan
dan lengan.

Efloresensi :kulit kering, eritema, skuama,


likenefikasi, dan fisura sesuai dengan
gambaran DKI pada umumnya.
Bahan penyebab DKI: bahan iritan
tergantung pada konsentrasi dan dapat
mengenai semua orang,
Bahan penyebab DKA: bahan alergen,
tidak tergantung konsentrasi dan hanya
pada orang yang mengalami
hipersensitivitas.
Penatalaksanaan pasien ini antara lain
penghentian kontak dengan detergen
yang merupakan bahan iritan pemicu.

Hal ini sesuai dengan prinsip terapi DKI,


yaitu segera hentikan pemakaian atau
pajanan substansi pemicu.
Untuk medikamentosa, bertujuan untuk
menghilangkan keluhan gatal diberi
antihistamin dan untuk menekan
peradangan diberikan kortikosteroid
Prognosis kasus ini baik setelah
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu
gejala klinis yang ringan, tidak ada riwayat
atopik dan alergi
Kesimpulan

Dermatitis kontak iritan adalah


peradangan pada kulit sebagai respon
terhadap bahan iritan yang terpajan pada
kulit.

Dalam kasus ini bahan iritan pemicunya


adalah deterjen.

You might also like