You are on page 1of 34

KELOMPOK A 8

SKENARIO 2
BLOK MEDIKOLEGAL
KELOMPOK A-8
Ketua : Fally U. A. 1102010092
Sekretaris : Bebby S. 1102010045
Anggota :
Ade Agustia A. 1102010004
Dito Hamdi 1102009090
Elsya Aprilia 1102010088
Ikra Alfata A. 1102010127
Jelita Tri L. 1102010135
Jenia Andromi 1102010136
Hipotesis

tanda-tanda kematian positif


Sasaran Belajar
Memahami dan Menjelaskan tentang
KEMATIAN
Memahami dan Menjelaskan tentang
INFANTY CIDE
Memahami dan Menjelaskan tentang KASUS
PEMERKOSAAN
Memahami dan Menjelaskan tentang
ENTOMOLOGY FORENSIK
Memahami dan Menjelaskan tentang
PEMBUNUHAN DALAM ISLAM
JENIS JENIS KEMATIAN
1. mati somatis (mati klinis)
2. mati suri (apparent death)
3. mati seluler (mati molekuler)
4. mati serebral
5. mati otak (mati batang otak)
TANDA TANDA KEMATIAN
Sifat Lebam Mayat Memar
Epidermal Ruptur pembuluh darah
Letak pelebaran pembuluh darah tampak
(superfisial atau lebih dalam)
sampai ke permukaan kulit
Kutikula Tidak rusak Kulit ari rusak

luka pada bagian tubuh yang letaknya


Lokasi tidak meluas
rendah.

Gambaran tidak ada evalasi dari kulit Biasanya membengkak

Pinggiran Jelas Tidak jelas

Memar yang baru berwarna lebih tegas


Warna Warnanya sama
daripada warna lebam mayat disekitarnya
.

Darah ke jaringan sekitar


Pada Darah tampak dalam pembuluh
pemotongan Mudah dibersihkan susah dibersihkan jaringan sekitar.
Jaringan subkutan tampak pucat.
jaringan subkutan berwarna merah kehitaman.

Dampak Akan hilang walaupun hanya diberi


setelah penekanan yang ringan. Maksimal 8 jam Warnanya berubah sedikit saja jika
penekanan lebam mayat tidak hilang dalam diberi penekanan.
penekanan
LEBAM MAYAT MEMAR
Sifat Kaku Mayat Spasme Kadaver
Mulai timbul 1-2 jam setelah meninggal Segera setelah meninggal
Kematian mendadak,aktivitas berlebih,
Faktor
- ketakutan, terlalu lelah, perasaan tegang,
Predisposisi
dll.

Otot yang Semua otot, termasuk otot Biasanya terbatas pada satu
Terkena volunter dan involunter kelompok otot volunter

Tidak jelas, dapat dilawan


Kaku otot Sangat jelas, perlu tenaga yang kuat untuk
dengan sedikit tenaga.
melawan kekakuannya.

Kepentingan Untuk perkiraan saat


Menunjukkan cara kematian yaitu bunuh
dari segi kematian
diri, pembunuhan atau kecelakaan
Medikolegal

Suhu mayat Dingin Hangat

Kematian sel Ada Tidak ada

Rangsangan
Tidak ada respon otot Ada respon otot
listrik
KAKU MAYAT CADAVERIC SPASME
(RIGOR MORTIS)
PEMBUSUKAN
(Decomposition, Putrefaction)
degradasi jaringan
autolisis kerja bakteri
kerja digestif oleh enzim

kira-kira 24 jam pasca mati


warna kehijauan pada perut kanan bawah

kira-kira 36-48 jam pasca mati


Larva lalat akan dijumpai setelah pembentukan gas
pembusukan nyata
Pembusukan akan timbul lebih cepat
1. suhu keliling optimal (26,5oC -suhu normal
tubuh)
2. kelembaban dan udara yang cukup
3. banyak bateri pembusuk
4. tubuh gemuk
5. menderita penyakit infeksi dan sepsis
LILIN MAYAT
(Adipocere)
terbentuknya bahan yang berwarna
keputihan
lunak atau berminyak
berbau tengik yang terjadi di dalam
jaringan lunak tubuh
MUMIFIKASI
proses penguapan cairan (dehidrasi)
jaringan yang cukup cepat
pengeringan jaringan yang selanjutnya
dapat menghentikan pembusukan
1. PELAKU : Ibu Kandung
2. KORBAN : Anak Kandung
3. WAKTU : Segera Saat atau
Setelah Melahirkan
4. MOTIF : Takut atau Malu

Tidak perlu dilakukan Informed Consent


Hukum Menyangkut
Pembunuhan Anak Sendiri
Pembunuhan anak sendiri tercantum di dalam bab kejahatan
terhadap nyawa orang (dalam KUHP)

Pasal 341
karena takut akan ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak
pidana penjara paling lama tujuh tahun

Pasal 342
untuk melaksanakan niat yang ditentukan
pidana penjara paling lama sembilan tahun

Pasal 343
Bagi orang lain yang turut serta melakukan kejahatan yang
diterangkan dalam pasal 342 KUHP diartikan sebagai
pembunuhan atau pembunuhan berencana
Pemeriksaan Kedokteran
Forensik
1. Apakah anak tersebut dilahirkan hidup atau
lahir mati?
2. Apakah terdapat tanda-tanda perawatan?
3. Apakah ada luka-luka yang dapat dikaitkan
dengan penyebab kematian?
4. Apakah anak yang dilahirkan itu cukup bulan
dalam kandungan?
5. Apakah pada anak tersebut didapatkan
kelainan bawaan yang dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup bagi si anak?
1. Apakah anak
tersebut
dilahirkan
hidup atau
lahir mati?
2. Apakah terdapat tanda-tanda
perawatan?
a. tubuh masih berlumuran darah
b. ari-ari (plasenta) masih melekat dengan
tali pusat dan masih berhubungan
dengan pusat (umbilicus)
c. bila ari-ari tidak ada, maka ujung talli
pusat tampak tidak beraturan
d. adanya lemak bayi (vernix caseosa)
3. Apakah ada luka-luka yang dapat
dikaitkan dengan penyebab kematian
adanya tanda-tanda adanya luka tusuk
mati lemas atau luka sayat
keadaan mulut dan adanya tanda
sekitarnya terendam
adanya luka lecet
tekan di bibir dan
sekitarnya
keadaan di daerah
leher dan sekitarnya
adanya luka lecet
tekan yang
melingkari sebagian
atau seluruh bagian
4. Apakah anak yang dilahirkan itu
cukup bulan dalam kandungan?
pengukuran lingkar kepala, lingkar dada,
tinggi badan, berat badan
ujung-ujung jari
keadaan genitalia eksterna
pusat-pusat penulangan khususnya
pada tulang paha (os femur)
5. Apakah pada anak tersebut didapatkan
kelainan bawaan yang dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup bagi si anak?
Viabilitas
jantung (ASD, VSD)
otak (anensefalus atau mikrosefalus)
saluran pencernaan (stenosis
esophagus)
Pelanggaran kesusilaan (natural sexual
offerences) sebagai :
1. manifestasi birahi yang tidak
terkendalikan
2. tertuju kepada objek yang wajar yaitu
kelamin yang berlawanan jenis
(heteroseksual).
ALUR PEMERIKSAAN
Undang-Undang
1. Pasal 285 KUHP
Laki-laki menyetubuhui perempuan bukan istrinya,
dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
Pidana maksimal 12 tahun
2. Pasal 286 KUHP
Laki-laki menyetubuhi perempuan bukan istrinya
yang diketahui dalam keadaan pingsan atau tidak
berdaya
Pidana maksimal 9 tahun
3. Pasal 287 KUHP
Persetubuhan dengan anak dibawah umur
Laki-laki menyetubuhi perempuan bukan istrinya, yang
diketahui belum cukup 15 tahun, atau belum pantas dikawin
Pidana maksimal 9 tahun
Delik aduan, kecuali :
Belum 12 tahun
Berakibat luka berat atau mati (Pasal 291 KUHP)
Anak-anak asuh, dll (Pasal 294 KUHP)
Terhadap Bawahannya yang harus dijaganya
4. Pasal 288 KUHP
Laki-laki menyetubuhi perempuan istrinya yang belum
pantas dikawin
Bila berakibat :
Luka, pidana maksimal 4 tahun
Luka berat, pidana maksimal 8 tahun
Mati, pidana maksimal 12 tahun
UU NO 1/74 tentang perkawinan mensyaratkan usia kawin
16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk laki-laki.
1. Nekrofagus
Memakan jaringan tubuh
Larva lalat
2. Predator parasit
Memakan nekrofagus
Famili Schizophagus
3. Omnivor
Memakan keduat tipe diatas
Semut, Lebah, Kumbang, dsb
4. Menggunakan tubuh sebagai tempat tinggal
Laba - laba
Fresh
Stage
Lalat
Telur lalat

Tidak jelas serangganya


Bloated Kumbang (kasus tertentu) Skeletal
Stage Lalat Stage
Larva lalat

Lalat
Larva lalat Kumbang
Post-
Decay Kumbang
Semut decay
Stage
Stage
JENIS JENIS PEMBUNUHAN
1. Pembunuhan disengaja
2. Pembunuhan tak disengaja
3. Pembunuhan semi sengaja

Hai orang-orang yang beriman diwajibkan


atasmu Qishos berkenaan dengan orang-
orang yang dibunuh.
{QS. AL-Baqoroh : 178}
Bagi Pembunuh
Pelaku pembunuhan yang disengaja
Qishos
Diyat
Pihak keluarga memaafkannya apakah harus
dengan syarat atau tanpa syarat.
Pelaku pembunuhan yang tidak disengaja,
Diyat
Membayar kifarah (memerdekakan budak mukmin)
Jika tidak mampu maka pelakunya diberi hukuman
moral : berpuasa selama 2 bulan ber urut-turut

Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan


sengaja, maka balasannya adalah jahanam, kekal ia
didalamnya dan Allah murka kepadanya dan mengutukinya
serta menyediakan azab yang besar baginya.
{QS. An-Nisa : 93}
Daftar Pustaka
Budiyanto A, widiatmaka W, Sudiono S, Mun'im TWA, Sidhi, Hertian
S et al. Ilmu Kedokteran forensik. Jakarta, Indonesia : Bagian
Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 1997.
Budiyanto A, widiatmaka W, Sudiono S, Mun'im TWA, Sidhi, Hertian
S et al. Teknik Autopsi Forensik. Jakarta, Indonesia : Bagian
Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2000.
DiMaio, Vincent & Dominick. 2001. Forensic Pathology second
edition. Florida: CRC press
http://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Forensik/VetR.pdf
Idries, Abdul M. 2008. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam
Proses Penyidikan. Jakarta: sagung seto
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Forensik/TANATOLOGI.p
df

You might also like