You are on page 1of 9

ATONIA

UTERI
Atonia uteri terjadi jika uterus tidak berkontraksi
dalam 15 detik setelah dilakukan rangsangan taktil
(pemijatan) fundus uteri. Perdarahan postpartum
dengan penyebab uteri tidak terlalu banyak
dijumpai karena penerimaan gerakan keluarga
berencana makin meningkat (Manuaba & APN).
. Atonia terjadi karena kegagalan mekanisme ini.
Perdarahan pospartum secara fisiologis dikontrol
oleh kontraksi serabut-serabut miometrium yang
mengelilingi pembuluh darah yang memvaskularisasi
daerah implantasi plasenta. Atonia uteri terjadi
apabila serabut-serabut miometrium tidak
berkontraksi.
Atonia uteri adalah kegagalan serabut-
serabut otot miometrium uterus untuk berk
ontraksi dan memendek.
Hal inimerupakan penyebab perdarahan p
ost partum yang
paling penting dan biasa terjadi segera set
elah bayi lahir hingga 4
jam setelah persalinan. Atonia uteri dapat
menyebabkan perdarahan hebat dan dap
at mengarah pada terjadinya syokhipovole
mik. (Askeb IV Patologi Kebidanan, 2010)
Atonia uteri dapat 3. Multipara dengan
terjadi pada ibu hamil jarak kelahiran pendek
dan melahirkan 4. Partus lama / partus
dengan faktor terlantar
predisposisi 5. Malnutrisi.
(penunjang ) seperti
6. Penanganan salah
1. Overdistention dalam usaha
uterus seperti: gemeli melahirkan plasenta,
makrosomia, misalnya plasenta
polihidramnion, atau belum terlepas dari
paritas tinggi. dinding uterus.
2. Umur yang terlalu
muda atau terlalu tua.
Uterus tidak berkontraksi dan
lunak
Perdarahan segera setelah
plasenta dan janin lahir (P3).
Atonia uteri dapat dicegah dengan Managemen aktif kala
III, yaitu pemberian oksitosin segera setelah bayi lahir
(Oksitosin injeksi 10U IM, atau 5U IM dan 5 U Intravenous atau
10-20 U perliter Intravenous drips 100-150 cc/jam.
Pemberian oksitosin rutin pada kala III dapat mengurangi
risiko perdarahan pospartum lebih dari 40%, dan juga dapat
mengurangi kebutuhan obat tersebut sebagai terapi.
Menejemen aktif kala III dapat mengurangi jumlah
perdarahan dalam persalinan, anemia, dan kebutuhan
transfusi darah.Oksitosin mempunyai onset yang cepat, dan
tidak menyebabkan kenaikan tekanan darah atau kontraksi
tetani seperti preparat ergometrin. Masa paruh oksitosin lebih
cepat dari Ergometrin yaitu 5-15 menit.
kontraksi uterus
yang akan menghentikan per
darahan.
Pemijatan fundus uteri segera
setelah lahirnya plasenta
maksimal 15 detik, jika uterus b
erkontraksi maka
lakukan evaluasi, jika uterus b
erkontraksi tapi
perdarahan uterus berlangsun
g, periksa apakah perineum
atau vagina dan serviks meng
alami laserasi dan jahit atau

You might also like