You are on page 1of 32

By : Hanifa Bi Barito

Hayani

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN


RETARDASI MENTAL
Pendahuluan
Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia
yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan
(sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat
perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan,
tetapi gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang.
Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang
atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental
Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun
retardasi mental merupakan hasil dari proses patologik
di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan
terhadap intelektual dan fungsi adaptif.
DEFINISI
Retardasi mental menurut WHO ( dikutif dari menkes
1990 ) adalah Kemampuan mental yang tidak mencukupi.
Menurut, D. wong Retardasi Mental adalah fungsi
intelektual di bawah rata-rata yang muncul bersamaan
dengan kurangnya perilaku adaptif, awitannya sebelum 18
tahun.
(Menurut Melly Budhiman, seorang dikatakan retardasi
mental, bila memenuhi kriteria sebagai berikut :
Fungsi intelektual umum di bawah normal.
Terdapat kendala dalam perilaku adaptif sosial
Gejala timbul dalam masa perkembangan yaitu dibawah
18 tahun.
Fungsi intelektual dapat dihitung
dengan test fungsi kecerdasan atau tes
IQ

IQ adalah MA / CA x 100%
M.A = Mental Age, umur mental age yang
didapat dari hasil test.
C.A = Chronological Age, umur
berdasarkan perhitungan tanggal lahir.
ETIOLOGI
1. Retardasi mental primer
Penyebab kelainan mental ini adalah faktor
keturunan (genetik) atau tak jelas sebabnya
(simpleks).
2. Retardasi mental sekunder
Sedangkan faktor sekunder disebabkan oleh
faktor luar yang berpengaruh terhadap otak
bayi waktu dalam kandungan atau anak-
anak.
(www.republikaonline.Co.id, 06 april 2004)
TANDA & GEJALA
Ada beberapa tanda yang nampak pada anak
dengan retardasi mental :
Memiliki masalah berbicara.
Ia susah untuk ingat berbagai hal
Memiliki masalah aturan pemahaman sosial
Memiliki masalah dalam pembedaan dan efek
Memiliki masalah pemecahan permasalahan
Memiliki masalah pemikiran secara logika.
Perilaku yang bersifat kekanakan.
("http://en.wikipedia.org/wiki/Mental_retardation" )
Bila ditinjau dari gejalanya maka
melly budhiman membagi:
Tipe klinik
Retardasi mental tipe ini mudah dideteksi dini,
kerena kalainan fisis maupun berat.
Penyebabnya sering kelainan organik.
Kebanyakan anak ini perlu perawatan yang
terus menerus dan kelainan ini dapat terjadi
pada kelas sosial tinggi ataupun yang rendah.
Orang tua dari anak yang menderita retardasi
mental ini cepat mencari pertolongan karena
mereka melihat sendiri kelainan pada
anaknya.
Tipe sosial budaya
Biasanya baru diketahui setelah anak masuk
sekolah dan ternyata tidak dapat mengikuti
pelajaran. Penempilan seperti anak normal,
sehingga disebut pula retardasi enam jam. Karena
begitu mereka keluar sekolah, mereka dapat
bermain seperti anak normal lainnya. Tipe ini
banyak berasal dari golongan sosial ekonomi
rendah. Para orang tua dari anak tipe ini tidak
dapat melihat adanya kelainan pada anaknya,
mereka mengetahui kalau anaknya retardasi dari
gurunya atau psikolog, karena anaknya gagal
beberapa kali tifak naik kelas. Pada umumnya
anak tipe ini mempunyai taraf IQ golongan
bounderline dan retardasi mental ringan.
Gejala retardasi mental tergantung
dari tipenya, adalah sebagai berikut:
Retardasi mental ringan
Bagian terbesar dari retrdasi mental,
kebanyakan dari kelompok ini termasuk dalam
tipe sosial budaya dan diagnosis dibuat setelah
anak beberapa kali tidak naik kelas. Golongan
ini termasuk mampu didik, artinya selain dapat
diajar baca tulis bahkan bisa sampai kelas 4-6
SD, juga bisa dilatih keterampilan tertentu
sebagai bekal hdupnya kelak dan mampu
mandiri seperti orang dewasa yang normal.
Tetapi pada umumnya mereka ini kurang
mampu menghadapi stress, sehingga tetap
membutuhkan bimbingan dari keluarganya.
Retardasi mental sedang
Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh
penderita retardasi mental. Mereka ini mampu
latih tetapi tidak mampu didik. Taraf
kemampuan intalektualnya hanya dapat
sampai kelas 2 SD saja, tetapi dapat dilatih
menguasai suatu keterampilan tertentu
misalnya pertukangan, pertanaian dll. Dan
apabila mereka berkerja nanti ini perlu
pengawasan. Mereka juga perlu dilatih
bagaimana cara mengurus diri sendiri.
Kelompok ini juga kurang mampu menghadapi
stress dan kurang dapat mandiri sehingga
perlu bimbingan fan pengawasan.
Retardasi mental berat
Sekitar 7 % dari seluruh penderita retardasi
mental masuk kelompok ini. Diagnosis mudah
ditegakan secara dini, karena selain adanya gejala
fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan
dari orang tua dimana anak sejak awal, sudah
mendapat keterlambatan perkembangan motorik
dan bahasa. Kelompok ini termasuk tipe klinik.
Mereka dapat dilatih hygiene dasar saja dan
kemampuan berbicara yang sederhana, tidak
dapat dilatih hygiene dasar saja dan kemampuan
berbicara sederhana, tidak dapat dilatih
keterampilan kerja, dan memerlukan pengawasan
bimbingan sepanjang hidupnya.
Retardasi mental sangat berat
Kelompok ini sekitar 1 % dan termasuk dalam
tipe klinik. Diagnosing dini mudah di buat
karena gejala baik mental dan fisik sangat
jelas. Kemampuan bahasanya sangat minimal.
Mereka ini seluruh hidupnya tergantung pada
orang disekitarnya.
KLASIFIKASI
Menurut nilai IQnya, maka intelegensi seseorang dapat digolongkan
sebagai berikut :
Nilai IQ
Sangat superior 130 atau lebih
Superior 120-129
Diatas rata-rata 110-119
Rata-rata 90-110
Dibawah rata-rata 80-89
Retardasi mental borderline 70-79
Retardasi mental ringan 52-69
Retardasi mental sedang 36-51
Retardasi mental berat 20-35
Retardasi mental sangat berat dibawah 20
KLASIFIKASI RETARDASI
MENTAL
From : Donna Wong
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Shonkoff JP,(1992), pemeriksaan penunjang yang perlu
dilakuakn pada anak :
Kromosom kariotipe
EEG
CT-Scan
Titer virus unutk infeksi
Serum asam urat
Laktat dan piruvat darah
Plasma asam lemak rantai sangat panjang
Serum seng
Logam berat darah
Serum tembaga
Serum asam amino atau asam organik
Plasma amonia
Analisa enzim lisozim pada leukosit
Urin mukopolisakarida
Urin reducing substance
Urin ketocid
Urine asam vanilimandelik.
Ciri-ciri Khas
RETARDASI MENTAL..
ASUHAN KEPERAWATAN

RETARDASI MENTAL
Assesment
Dapatkan riwayat kelurga, terutama mengenai
retardasi mental dan gangguan herediter di
mana retardasi mental adalah salah satu jenis
yang utama.
Dapatkan riwayat kesehatan untuk mendapat
bukti-bukti adanya truma prenatal, perinatal,
atau pasca natal atau cedera fisik.
Infeksi maternal (mis, rubella), alcoholisme,
konsumsi obat.
Nutrisi adekuat
Penyimpangan lingkungan
Gangguan psikiatric seperti autisme
Infeksi, terutama yang melibatkan otak (mis,
meningitis, ensafalitis, campak) atau suhu tubuh
yang tinggi abnormalitas kromosom.
Bantu tes dengan tes diagnostic mis: analisis
kromosom, disfungsi metabolic, radiografi,
tomografi, elektroensefalografi.
Lakukan atau Bantu dengan tes intelegensi
Stanford Binet, Wechler intelligence scale for
children
Lakukan atau bantu dengan tes perilaku adaptif
vineland social maturity scale, American
association of mental retardatioan adaptif
behavioral scale.
Observasi adanya manifestasi dini dari
retardasi mental :
Tidak responsive terhadap kontak
Kontak mata buruk selama menyusui
Penurunan aktivitas spontan
Penurunan kesadaran terhadap suara atau
gerakan.
Peka rangsangan.
Menyusu lambat.
Diagnosa, Outcome & Intervensi
Keperawatan
Diangnosa 1
Perubahan pertumbuhan dan
perkembangan berhubungan dengan
kerusakan kognitif.
Sasaran 1 :
Pasien mencapai potensi pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal
Hasil yang diharapkan
Anak dan keluarga aktif terlibat dalam program
stimulasi bayi.
Keluarga menerapkan konsep-konsep dan
melanjutkan aktivitas perawatan anak di rumah.
Anak melakukan aktivitas hidup sehari-hari pada
kapasitas optimal.
Keluarga mencari tahu tentang program
pendidikan.
Penyusunan batasan yang tepat, rekreasi dan
kesempatan social dapat diberikan
Isu-isu remaja digali dengan tepat.
Intervensi keperawatan / rasional
Libatkan anak dan keluarga dalam program stimulasi
dini pada bayi untuk membantu memaksimalkan
perkembangan anak.
Kaji kemajuan perkembangan anak dengan interval
regular ; buat catatan yang terperinci untuk
membedakan perubahan fungsi yang samar sehingga
rencana perawatan dapat diperbaiki sesuai kebutuhan.
Bantu keluarga menentukan kesiapan anak untuk
mempelajari tugas-tugas khusus karena kesiapan
anak mungkin saja tidak mudah untuk dikenali.
Bantu keluarga menyusun tujuan yang realistis untuk
anak mendorong keberhasilan pencapaian sasaran
dan harga diri.
Berikan penguatan positif atas tugas-tugas khusus
atau prilaku anak kerena hal ini dapat dapat
memperbaiki motivasi pembelajaran.
Dorong untuk mempelajari keterampilan perawatan diri
segera setelah anak mencapai kesiapan.
Kuatkan aktivitas perawatan diri untuk memfasilitasi
perkembangan yang optimal
Dorong keluarga untuk mencari tahu program khusus
perawatan sehari dan kelas-kelas pendidikan segera.
Tekankan bahwa anak mempunyai kebutuhan yang
sama dengan yang lain (mis; bermain, disiplin,
interaksi social).
Sebelum remaja, berikan penyuluhan pada anak dan
orang tua tentang maturasi fisik, perilaku social
perkawainan dan keluarga.
Dorong pelatihan vakasional optimal.
Sasaran 2 :
Pasien mencapai sosialisasi yang optimal.
Hasil Yang Diharapkan
Anak berprilaku dengancara yang dapat
diterima secara sosial.
Anak mempunyai hubungan dan pengalaman
dengan teman sebaya.
Anak tidak mengalami isolasi sosial.
Intervensi keperawatan /rasional
1. Tekankan bahwa anak mempunyai kebutuhan untuk
bersosialisasi seperti anak-anak yang lain.
2. Dorong keluarga untuk mengajarkan anak perilaku yang
dapat diterima secara social ( mis., mengatakan
halodan terima kasih, sopan, sentuhan yang tepat).
3. Anjurkan berdandan dan berpakain sesuai usia untuk
mendorong mendorong penerimaan oleh orang lain dan
harga diri.
4. Anjurkan program yang memberikan hubungan dengan
teman sebaya dan pengalaman (mis, Pramuka,
olahraga) untuk meningkatkan sosialisasi optimal.
5. Berikan pada remaja informasi praktik seksual dank
ode-kode prilaku yang konkret dan terdefinisi dengan
baik karena kemudahan persuasi anak dan kurangnya
penilaian dapat membuat anak berada pada resiko
berbahaya.
Diagnosa 2:
Perubahan proses keluarga berhubungan
dengan mempunyai anak yang menderita
retardasi mental
Sasaran Klien ( Keluarga ) 1:
Pasien ( Keluarga ) mendapat dukungan yang
adekuat.
Hasil Yang Diharapkan
Keluarga mengekspresikan perasaan
kekhawatirannya mengenai kelahiran anak denga
retardasi mental dan impilaksinya.
Anggota keluarga membuat keputusan yang realistis
berdasarkan kebutuhan dan kemampuan mereka.
Anggota keluarga menunjukan penerimaan terhadap
anak.
Intervensi keperawatan /
Rasional
1. Berikan informasi pada keluarga sesegera mungkin pada
saat atau setelah kelahiran, karena keluarga dapat
mencurigai adanya masalah dan mungkin memerlukan
dukungan yang segera.
2. Ajak orang tua untuk hadir pada konferensi pemberian
informasi agar orang tua yang satu tidak harus mengulangi
informasi yang kompelek tersebut ke orang tua yang lain dan
unutk menghadapi reaksi emosi awal dari lain.
3. Bila mungkin, berikan informasi tertulis pada keluarga tentang
kondisi anak (mis: sindrom khusus atau penyakit), untuk
dijadikan bahan rujukan keluarga dikemudian hari.
4. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang manfaat dari
perawatan di rumah; beri kesempatan pada mereka untuk
menyalidiki semua alternatif residensial sebelum membuat
keputusan.
5. Dorong keluarga untuk bertemu dengan keluarga lain yang
mempunyai masalah yang sama sehingga mereka dapat
menerima dukungan tambahan.
6. Jangan memberikan jawaban definitif tentang derajat
retardasi mental; tekankan pada potensi kemampuan
belajar anak, terutama dengan intervensi dini untuk
mendorong harapan.
7. Tunjukan penerimaan terhadap anak melalui perilaku
sendiri karena orang tua sensitif pada sikap afektif
professional.
8. Tekankan karakteristik normal anak untuk membantu
keluarga melihat anak sebagai individu dengan
kekuatan, serta kelemahan masing-masing.
9. Dorong anggota keluarga unutk mengekpresikan
perasaandan kekhawatiran karena hal ini merupakan
bagian dari proses adaptasi.
Sasaran Pasien ( Keluarga ) 2 :
Pasien (Keluarga) siap untuk perawatan anak
jangka panjang.
Hasil yang diharapkan.
Keluarga mengidentifikasi sasaran realistis
untuk perawatan anak di masa yang akan
datang.
Keluarga mendapatkan manfaat dari
pelayanan pendukung.
Intervensi Keperawatan.
1. Setelaha anak tumbuh besar, diskusikan dengan orang tua
alternative perawatan di rumah, terutama saat orang tua hamper
pension atau menjadi lansia, sehingga dapat diberikan perawatan
jangka panjang yang tepat.
2. Dorong keluarga untuk mempertimbangkan pemberhentian
perawatan sesuai kebutuhan unutk memfasilitasi kemampuan
keluarga menghadapi perawatan jangka panjang anak.
3. Bantu keluarga menyelidiki lingkungan residensial karena hal ini
mungkin diperlukan untuk perawatan optimal anak.
4. Dorong keluarga untuk memasukan anggota keluarga yang
menderita retardasi mental dalam perencanaan dan untuk
melanjutkan hubungan yang bermanfaat setelah penempatan.
5. Rujuk pada lembaga yang memberikan dukungan dan bantuan.

You might also like