You are on page 1of 37

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

GANGGUAN KELAINAN REFRAKSI MATA


MIOPIA DAN HIPERMETROPI
KELOMPOK 1

Novi Widian | Nurmala Dwi Anggiana | Rizki Apriyani | Roni Apriyana


APA ITU MIOPIA ?
Miopi (dari bahasa Yunani:
myopia "penglihatan-dekat) atau
rabun jauh
Sebuah kerusakan refraktif mata di
mana citra yang dihasilkan berada di
depan retina ketika akomodasi
dalam keadaan santai. Miopi dapat
terjadi karena bola mata yang terlalu
panjang atau karena kelengkungan
kornea yang terlalu besar sehingga
cahaya yang masuk tidak difokuskan
secara baik dan objek jauh tampak
buram. Penderita penyakit ini tidak
dapat melihat jarak jauh dan dapat
ditolong dengan menggunakan
kacamata negatif (cekung).
APA ITU MIOPIA ?
American Optometric Association,
2006
Miopi adalah anomali refraksi pada
mata dimana bayangan difokuskan di
depan retina, ketika mata tidak dalam
kondisi berakomodasi. Ini juga dapat
dijelaskan pada kondisi refraktif
dimana cahaya yang sejajar dari suatu
objek yang masuk pada mata akan
jatuh di depan retina, tanpa
akomodasi. Miopia berasal dari bahasa
Yunani muopia yang memiliki arti
menutup mata. Miopia merupakan
manifestasi kabur bila melihat jauh,
istilah populernya adalah
nearsightedness
ETIOLOGI
Kelainan Fungsi Mata
1. Bertambahnya indeks bias media penglihatan yang terjadi pada
katarak dimana lensa mata menjadi lebih cembung sehingga
pembiasan lebih kuat.
2. Pembiasan media penglihatan kornea dan lensa yang terlalu kuat,
akibat panjangnya sumbu bola mata (Sidarta Ilyas, 2010 : 76).
Faktor Genetik
Penelitian genokologis telah memberikan banyak bukti bahwa faktor
keturunan merupakan faktor etiologi utama terjadinya miopia
patologi. Cara transmisi dari miopia patologi adalah autosomal
resesif, autosomal dominan, sex linked dan derajat yang diturunkan
ternyata bervariasi.
Faktor Lingkungan
ETIOLOGI
1. Jarak terlalu dekat membaca buku, menonton televisi, bermain
videogames, main komputer, main ponsel, dan lain-lain. Mata yang
dipaksakan dapat merusak mata. Pelajari jarak aman aktivitas mata
kita agar selalu terjaga kenormalannya. Beberapa penelitian
menyebutkan bahwa faktor lingkungan memiliki perananan yang lebih
besar terhadap miopia dibandingka dengan hiperopia dam
astigmatisma.
2. Terlalu lama beraktifitas pada jarak pandang yang sama seperti bekerja
di depan komputer, di depan layar monitor, di depan mesin, di depan
berkas, dan lain-lain. Mata butuh istirahat yang teratur dan sering agar
tidak terus berkontraksi yang monoton.
3. Tinggal di tempat yang sempit penuh sesak karena mata kurang
berkontraksi melihat yang jauh-jauh sehingga otot mata jadi tidak
normal. Atur sedemikian rupa ruang rumah kita agar kita selalu bisa
melihat jarak pandang yang jauh.
Faktor Perkembangan
ETIOLOGI
Bukti yang ada menunjukan bahwa faktor prenatal dan perinatal
turut beperan serta menyebabkan miopia khususnya jenis patologi.
Yaitu penyakit iu yang dikaitkan dengan penderita miopia kongenital
adalah hipertensi sistemik, toksemia dan penyakit retina. Faktor lain
yang dianggap berhubungan dengan miopia adalah kelahiran
prematur yaki berat badan lahir kurang dari 2500 gr. Brain
menyebutkan bahwa hal ini berkaitkan dengan defek mesodermal
yang berkaitan dengan prematuritas.
Kekurangan Gizi/Nutrisi
Kekurangan gizi yang dibutuhkan mata juga bisa memperlemah mata
sehingga kurang mampu bekerja keras dan mudah untuk terkena
rabun jika mata bekerja terlalu diporsir. Vitamin A, betakaroten,
ekstrak billberry, alpukat, dan lain sebagainya bagus untuk mata
KLASIFIKASI
Menurut jenis kelainannya, Vaughan membagi miopia menjadi:
Miopi aksial
Miopia aksial dalah myopia yang disebabkan oleh sumbu orbita yang lebih panjang
dibandingkan panjang fokus media refrakta. Dalam hal ini, panjang fokus media
refrakta adalah normal ( 22,6 mm) sedangkan panjang sumbu orbita > 22,6 mm.
Myopia Kurvatura
Dalam hal ini terjadinya myopia diakibatkan oleh perubahan dari kelengkungan
kornea atau perubahan kelengkungan dari pada lensa seperti yang terjadi pada
katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih
kuat, dimana ukuran bola mata normal.
Miopi Refraksi
Miopi Refraksi adalah myopia yang disebabkan oleh bertambahnya indek bias media
refrakta. (Sidarta, 2008)
Perubahan Posisi Lensa
Pergerakan lensa yang lebih ke anterior setelah operasi glaucoma berhubungan
dengan terjadinya myopia.
KLASIFIKASI
Miopi berdasarkan berat ringan dan berdasarkan ukuran dioptri lensa yang dibutuhkan
untuk mengkoreksikannya (Sidarta, 2007) :
Ringan : lensa koreksinya 0,25 s/d 3,00 Dioptri
Sedang : lensa koreksinya 3,25 s/d 6,00 Dioptri.
Berat :lensa koreksinya > 6,00 Dioptri.

Klasifikasi myopia secara klinis (American Optometric Association, 1997)


Simpel myopia
adalah myopia yang disebabkan oleh dimensi bolamata yang terlalu panjang, atau
indeks bias kornea maupun lensa kristalinaa yang terlalu tinggi.
Nokturnal myopia
adalah myopia yang hanya terjadi pada saat kondisi sekeliling kurang cahaya.
Sebenarnya, fokus titik jauh mata seseorang bervariasi terhadap level pencahayaan
yang ada. Myopia ini dipercaya penyebabnya adalah pupil yang membuka terlalu
lebar untuk memasukkan lebih banyak cahaya, sehingga menimbulkan aberasi dan
menambah kondisi myopia.
KLASIFIKASI
Pseudomyopia
Diakibatkan oleh rangsangan yang berlebihan terhadap mekanisme akomodasi sehingga
terjadi kekejangan pada otot otot siliar yang memegang lensa kristalinaa. Di Indonesia,
disebut dengan myopia palsu, karena memang sifat myopia ini hanya sementara sampai
kekejangan akomodasinya dapat direlaksasikan. Untuk kasus ini, tidak boleh buru buru
memberikan lensa koreksi.
Degenerative myopia
Disebut juga malignant, pathological, atau progressive myopia. Biasanya merupakan myopia
derajat tinggi dan tajam penglihatannya juga di bawah normal meskipun telah mendapat
koreksi. Myopia jenis ini bertambah buruk dari waktu ke waktu.
Induced (acquired) myopia
Merupakan myopia yang diakibatkan oleh pemakaian obat obatan, naik turunnya kadar gula
darah, terjadinya sklerosis pada nukleus lensa, dan sebagainya.
Klasifikasi myopia berdasar umur
Congenital (sejak lahir dan menetap pada masa anak-anak)
Youth-onset myopia (< 20 tahun)
Early adult-onset myopia (2-40 tahun)
Late adult-onset myopia (> 40 tahun). (Sidarta, 2007)
MANIFESTASI KLINIK
Penglihatan kabur
Mata berkedip ketika mata mencoba melihat suatu objek dengan jarak jauh (anak-anak sering tidak
dapat membaca tulisan di papan tulis tetapi mereka dapat dengan mudah membaca tulisan dalam
sebuah buku
Penglihatan untuk jauh kabur, sedangkan untuk dekat jelas
Jika derajat miopianya terlalu tinggi, sehingga letak pungtum remotum kedua mata terlalu dekat, maka
kedua mata selalu harus melihat dalam posisi kovergensi, dan hal ini mungkin menimbulkan keluhan
(astenovergen), mungkin juga posisi konvergensi itu menetap, sehingga terjadi strabismus konvergen
(estropia)
Apabila terdapat miopi pada satu mata jauh lebih tinggi dari mata yang lain dapat terjadi ambliopia
pada mata yang myopianya lebih tinggi. Mata ambliopia akan bergulir ke temporal yang disebut
strabismus divergen (eksotropia). (Illyas,2005).
Pasien dengan miopi akan memberikan keluhan sakit kepala, sering disertai dengan juling dan celah
kelopak yang sempit
Seseorang penderita myopia mempunyai kebiasaan mengerinyitkan matanya untuk mencegah aberasi
sferis atau untuk mendapatkan efek pinhole (lubang kecil)
Pasien myopia mempunyai pungtum remotum (titik terjauh yang masih dilihat jelas) yang dekat
sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan konvergensi yang akan menimbulkan keluhan
astenopia konvergensi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pengujian atau test yang dapat dilakukan dengan pemeriksaan mata
secara umum atau standar pemeriksaan mata, (Sidarta, 2003) terdiri dari

SNELLEN CHART AUTOREFRAKTOR TES BUTA MATA


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pengujian atau test yang dapat dilakukan dengan pemeriksaan mata
secara umum atau standar pemeriksaan mata, (Sidarta, 2003) terdiri dari

MENGUKUR TEKANAN
UJI GERAKAN OTOT MATA OFTALMOSKOPI
CAIRAN
PENATALAKSANAAN
NON-FARMAKOLOGI
KACAMATA

Pada pasien miopi ini diperlukan lensa kaca mata baca tambahan atau lensa eddisi
untuk membaca dekat yang berkuatan tetentu. Pengobatan pasien dengan dengan
miopi adalah memberikan kaca mata sferis negative terkecil yang memberikan
ketajaman penglihatan maksimal 33 cm. Bila pasien dikoreksi dengan 3.0 D
memberikan tajam penglihatan 6/6 dan demikian memberikan istirahat mata
dengan baik sesudah dikoreksi (Ilyas, 2003).
PENATALAKSANAAN
NON-FARMAKOLOGI
LENSA KONTAK
Pengobatan biasanya ditolong dengan kacamata rangkap dan harus melakukan terapi
dengan cara menggunakan lensa eddisi untuk membaca dekat. Untuk jarak baca 33 cm,
bila jarak berubah maka pemberian lensa juga berubah. Pada umur 40 tahun lensa masih
dapat mengembang, tetapi sangat menurun. Pada umur 60 tahun, lensa menjadi sclerosic
semua. Jadi pemberian lensa addisi tergantung pada pada jarak baca dan umur pederita.
Bifokus adalah kacamata yang digunakan untuk mengatasi presbiopia. Kacamata ini
memeliki 2 lensa, yaitu untuk membaca dipasang dibawah dan untuk melihat jarak jauh
dipasang diatas. Jika pelihat jarak jauh masih baik, bisa digunakan kacamata untuk baca
yang dijual bebas.
PENATALAKSANAAN
NON-FARMAKOLOGI
BEDAH KERATOREFRAKTIF

Bedah keratorefraktif mencakup serangkai metode untuk mengubah kelengkungan


permukaan anterior bola mata diantaranya adalah keratomi radial, keratomileusis
keratofikia, epiakerarfikia.

OPERASI LASIK

Terapi dengan menggunakan


laser dengan atau operasi lasik
mata. Dalam prosedurnya
dilakukan pergantian ukuran
kornea mata dan dirubahnya
tingkat miopi dengan
menggunakan laser.
PENATALAKSANAAN
FARMAKOLOGI
OBAT TETES

Obat yang digunakan untuk penderita miopia adalah obat tetes mata untuk
mensterilisasi kotoran yang masuk ke dalam mata. Obat-obat tradisionalpun banyak
digunakan ada penderita myopia
Ablasio retina
komplikasi
Resiko untuk terjadinya ablasio retina pada 0 sampai (- 4,75) D sekitar
1/6662.Sedangkan pada (-5) sampai (-9,75) D risiko meningkat menjadi
1/1335.Lebih dari (-10) D risiko ini menjadi 1/148. Dengan kata lain
penambahan faktor risiko pada miopia lebih rendah tiga kali sedangkan
miopia tinggi meningkat menjadi 300 kali (Sidarta, 2003).
Vitreal Liquefaction dan Detachment
Badan vitreus yang berada di antara lensa dan retina mengandung 98% air
dan 2% serat kolagen yang seiring pertumbuhan usia akan mencair secara
perlahan-lahan, namun proses ini akan meningkat pada penderita miopia
tinggi. Halini berhubungan dengan hilangnya struktur normal kolagen.
Pada tahap awal, penderita akan melihat bayangan-bayangan kecil
(floaters). Pada keadaan lanjut, dapat terjadi kolaps badan viterus sehingga
kehilangan kontak dengan retina. Keadaan ini nantinya akan menimbulkan
risiko untuk terlepasnya retina dan menyebabkan kerusakan retina. Vitreus
detachment pada miopia tinggi terjadi karena luasnya volume yang harus
diisi akibat memanjangnya bola mata (Sidarta, 2003).
ABLASIO RETINA VITREAL LIQUEFACTION
Miopik makulopati
komplikasi
Dapat terjadi penipisan koroid dan retina serta hilangnya pembuluh darah
kapiler pada mata yang berakibat atrofi sel-sel retina sehingga lapangan
pandang berkurang. Dapat juga terjadi perdarahan retina dan koroid yang
bisa menyebabkan berkurangnya lapangan pandang. Miopi vaskular koroid
atau degenerasi makular miopia juga merupakan konsekuensi dari
degenerasi makular normal dan ini disebabkan oleh pembuluh darah yang
abnormal yang tumbuh di bawah sentral retina (Sidarta, 2003).
Glaukoma
Risiko terjadinya glaukoma pada mata normal adalah 1,2%, pada miopia
sedang 4,2%, dan pada miopia tinggi 4,4%. Glaukoma pada miopia terjadi
dikarenakan stres akomodasi dan konvergensi serta kelainan struktur
jaringan ikat penyambung pada trabekula (Sidarta, 2003).
Katarak
Lensa pada miopia kehilangan transparansi. Dilaporkan bahwa pada orang
dengan miopia, onset katarak muncul lebih cepat (Sidarta, 2003).
MIOPIK MAKULOPATIK GLAUKOMA KATARAK
BAGAIMANA PENCEGAHAANNYA ?
Jarak baca 40 45 cm.
Aktifitas pemakaian mata jarak dekat dan jauh bergantian. Misalnya setelah
membaca atau melihat gambar atau menggunakan komputer 45 menit, berhenti
dahulu untuk 15 20 menit, beristirahat sambil melakukan aktifitas lain.
Gizi yang berimbang bila diperlukan sesuai aktifitas.
Melihat atau merasakan adanya posisi kepala miring atautorticollis terutama pada
aktifitas lihat televisi atau komputer tepat waktu pemberian kaca mata.
Mengatur program harian anak (sekolah,ekstra kurikuler). Seharusnya diharuskan
aktifitas luar misalnya kegiatan olah raga, musik dan lainlain.
Tidak membaca dalam keadaan gelap dan menonton TV dengan jarak yang dekat.
Memegang alat tulis dengan benar.
Gunakanlah penerangan yang cukup.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
HIPERMETROPI ?
Rabun dekat atau dikenal dengan hipermetropi merupakan keadaan gangguan
kekuatan pembiasan mata, yang mana pada keadaan ini sinar sejajar jauh tidak cukup
dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina. Hipermetrop terjadi
apabila berkas sinar sejajar difokuskan di belakang retina.
Mata hipermetropi disebabkan oleh keadaan
fisik lensa mata yang terlalu pipih atau tidak
dapat mencembung dengan optimal, oleh
sebab itu bayangan yang dibentuk lensa mata
jatuh di belakang retina. Rabun dekat dapat
tolong menggunakan kaca mata lensa cembung,
yang berfungsi untuk mengumpulkan sinar
sebelum masuk mata, sehingga terbentuk
bayangan yang tepat jatuh di retina.
ETIOLOGI
Sumbu utama bola mata yang terlalu pendek (Hipermetropi Axial), biasanya terjadi karena
Mikropthalmia, renitis sentralis, arau ablasio retina (lapisan retina lepas lari ke depan sehingga
titik fokus cahaya tidak tepat dibiaskan).
Daya pembiasan bola mata yang terlalu lemah (Hipermetropi Refraksi), terjadi gangguan-
gangguan refraksi pada kornea, aqueus humor, lensa dan vitreus humor. Gangguan yang dapat
menyebabkan hipermetropi adalah perubahan pada komposisi kornea dan lensa sehingga
kekuatan refraksi menurun dan perubahan pada komposisi aqueus humor dan viterus humor.
Misal pada penderita Diabetes Melitus terjadi hipermetopi jika kadar gula darah di bawah
normal
Kelengkungan kornea dan lensa tidak adekuat (hipermetropi kurvatura), kelengkungan kornea
ataupun lensa berkkurang sehingga bayangan difokuskn di belakang retina.
Perubahan posisi lensa, dalam hal ini, posisi lensa menjadi lebih posterior. Tidak ada lagi
(afakia).
KLASIFIKASI
Hipermetropia manifest
Adalah hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan kacamata positif maksimal yang
memberikan tajam penglihatan normal. Hipermetropia ini terdiri atas hipermetropia absolut
ditambah dengan hipermetropia fakultatif. Hipermetropia manifes didapatkan tanpa
siklopegik dan hipermetropia yang dapat dilihat dengan koreksi kacamata yang maksimal.
Hipermetropia Absolut
Dimana kelainan refraksi tidak diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan kacamata
positif untuk melihat jauh. Biasanya hipermetropia laten yang ada berakhir dengan
hipermetropia absolut ini. Hipermetropia manifes yang tidak memakai tenaga akomodasi
sama sekali disebut sebagai hipermetropia absolut, sehingga jumlah hipermatropia fakultatif
dengan hipermetropia absolut adalah hipermetropia manifes.
KLASIFIKASI
Hipermetropia Fakultatif
Dimana kelainan hipermatropia dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun dengan kaca mata positif.
Pasien yang hanya mempunyai hipermetropia fakultatif akan melihat normal tanpa kaca mata yang bila
diberikan kaca mata positif yang memberikan penglihatan normal maka otot akomodasinya akan
mendapatkan istrahat. Hipermetropia manifes yang masih memakai tenaga akomodasi disebut sebagai
hipermetropia fakultatif.
Hipermetropia Laten
Dimana kelainan hipermetropia tanpa siklopegi ( atau dengan obat yang melemahkan akomodasi)
diimbangi seluruhnya dengan akomodasi. Hipermetropia laten hanya dapat diukur bila siklopegia. Makin
muda makin besar komponen hipermetropi laten seseorang. Makin tua seseorang akan terjadi
kelemahan akomodasi sehingga hipermetropia laten menjadi hipermetropia fakultatif dan kemudian
akan menjadi hipermetropia absolut. Hipermetropia laten sehari-hari diatasi pasien dengan akomodasi
terus menerus, teritama bila pasien masih muda dan daya akomodasinya masih kuat.
Hipermetropia Total
Hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah diberikan siklopegia.
KLASIFIKASI
Klasifikasi berdasar berat ringan gangguan
Hipermetropia ringan: gangguan refraksi dibawah +2D
Hipermetropia sedang: gangguan refraksinya +2.25- +5 D
Hipermetropia berat: gangguan refraksinya diatas 5D
MANIFESTASI KLINIS
Penglihatan tidak nyaman (asthenopia), terjadi ketika harus fokus pada suatu jarak tertentu
untuk waktu yang lama.
Akomodasi akan lebih cepat lelah terpaku pada suatu level tertentu dari ketegangan.
Bila 3 dioptri atau lebih, atau pada usia tua, pasien mengeluh penglihatan jauh kabur.
Penglihatan dekat lebih cepat buram, akan lebih terasa lagi pada keadaan kelelahan, atau
penerangan yang kurang.
Sakit kepala biasanya pada daerah frontal dan dipacu oleh kegiatan melihat dekat jangka
panjang. Jarang terjadi pada pagi hari, cenderung terjadi setelah siang hari dan bisa membaik
spontan kegiatan melihat dekat dihentikan.
Eyestrain
Sensitive terhadap cahaya
Spasme akomodasi, yaitu terjadinya cramp m. ciliaris diikuti penglihatan buram intermiten
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis hipermetropi adalah :
Opthalmoscope adalah alat yang digunakan untuk melihat media dan fundus mata yaitu dengan
cara membiarkan praktisioner untuk memandang sepanjang sinar lampu. Selaput yang dalam
keadaan normal tidak bisa dilihat, dengan opthalmoscope akan terlihat. Opthalmoscope dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, Opthalmoscope Langsung (Direct Opthlamoscope) dan
Opthalmoscope tidak langsung (Indirect Opthalmoscope)
E-chart / Snellen Chart
Retinoskopi
Sampai usia 5 tahun anomali refraksi dapat ditentukan secara objectif dengan retinoskopi
setelah atropinisasi dengan atropin 0,5 % 1 %, diatas usia 5 tahun ditentukan secara
subbjektif seperti pada orang dewasa.
Uji Krimsky
Mengukur sudut deviasi pada juling dengan meletakkan ditengah cahaya refleks kornea
dengan prisma.
PENATALAKSANAAN
Koreksi Optikal
Hipermetropia dikoreksi dengan kacamata berlensa plus (konveks) atau dengan lensakontak.
Pada anak kecil dengan kelainan berderajat rendah yang tidak menunjukan gejala sakit kepala
dan keluhan lainnya, tidak perlu diberi kacamata. Hanya orang-orang yang derajat
hipermetropianya berat dengan atau tanpa disertai mata juling dianjurkan menggunakan
kacamata. Pada anak-anak dengan mata juling ke dalam (crossed eye) yang disertai
hipermetropia, diharuskan memakai kacamata berlensa positif. Karena kacamata berlensa
plus ini amat bermanfaat untuk menurunkan rangsangan pada otot-otot yang menarik
bolamata juling ke dalam.
Terapi Penglihatan.
Terapi ini efektif pada pengobatan gangguan akomodasi dan disfungsi binokuler akibat dari
hipermetropia. Respon akomodasi habitual pasien dengan hipermetropia tidak akan memberi
respon terhadap koreksi dengan lensa, sehingga membutuhkan terapi penglihatan untuk
mengurangi gangguan akomodasi tersebut.
PENATALAKSANAAN
Terapi Medis.
Agen Antikolinesterase seperti diisophropylfluorophospate(DFP) dan echothiopate iodide
(Phospholine Iodide [PI]) telah digunakan pada pasien dengan akomodasi eksotropia dan
hipermetropia untuk mengurangi rasio konvergensi akomodasi dan akomodasi(AC/A).
Merubah Kebiasaan Pasien.
Modifikasi yang dapat dilakukan adalah pengunaan cahaya yang cukup dalam aktivitas, menjaga
kualitas kebersihan mata dan apabila pasien adalah pengguna komputer sebaiknya
menggunakan komputer dengan kondisi ergonomis.
Bedah Refraksi.
Terapi pembedahan refraksi saat ini sedang dalam perkembangan Terapi pembedahan yang
mungkin dilakukan adalah HOLIUM:YAG laser thermal keratoplasty, Automated Lamellar
Keratoplasty, Spiral Hexagonal Keratotomy, Excimer Laser dan ekstraksi lensa diganti dengan
Intra Oculer Lens. Akan tetapi pembedahan masih jarang digunakan sebagai terapi terhadap
hipermetropia.
KOMPLIKASI & PENCEGAHAAN
Komplikasi yang dapat terjadi adalah esotropia dan glaucoma. Esotropia atau juling ke
dalam terjadi akibat pasien selamanya melakukan akomodasi. Glaukoma sekunder
terjadi akibat hipertrofi otot siliar pada badan siliar yang akan mempersempit sudut
bilik mata.
Pencegahaan
Duduk dengan posisi tegak ketika menulis.
Istirahatkan mata setiap 30-60 menit setelahmenonton TV, komputer atau setelah
membaca.
Aturlah jarak baca yang tepat (> 30 cm).
Gunakan penerangan yang cukup
Jangan membaca dengan posisi tidur.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
TERIMA KASIH
Ada Pertanyaan ?

You might also like