Professional Documents
Culture Documents
MENGUKUR TEKANAN
UJI GERAKAN OTOT MATA OFTALMOSKOPI
CAIRAN
PENATALAKSANAAN
NON-FARMAKOLOGI
KACAMATA
Pada pasien miopi ini diperlukan lensa kaca mata baca tambahan atau lensa eddisi
untuk membaca dekat yang berkuatan tetentu. Pengobatan pasien dengan dengan
miopi adalah memberikan kaca mata sferis negative terkecil yang memberikan
ketajaman penglihatan maksimal 33 cm. Bila pasien dikoreksi dengan 3.0 D
memberikan tajam penglihatan 6/6 dan demikian memberikan istirahat mata
dengan baik sesudah dikoreksi (Ilyas, 2003).
PENATALAKSANAAN
NON-FARMAKOLOGI
LENSA KONTAK
Pengobatan biasanya ditolong dengan kacamata rangkap dan harus melakukan terapi
dengan cara menggunakan lensa eddisi untuk membaca dekat. Untuk jarak baca 33 cm,
bila jarak berubah maka pemberian lensa juga berubah. Pada umur 40 tahun lensa masih
dapat mengembang, tetapi sangat menurun. Pada umur 60 tahun, lensa menjadi sclerosic
semua. Jadi pemberian lensa addisi tergantung pada pada jarak baca dan umur pederita.
Bifokus adalah kacamata yang digunakan untuk mengatasi presbiopia. Kacamata ini
memeliki 2 lensa, yaitu untuk membaca dipasang dibawah dan untuk melihat jarak jauh
dipasang diatas. Jika pelihat jarak jauh masih baik, bisa digunakan kacamata untuk baca
yang dijual bebas.
PENATALAKSANAAN
NON-FARMAKOLOGI
BEDAH KERATOREFRAKTIF
OPERASI LASIK
Obat yang digunakan untuk penderita miopia adalah obat tetes mata untuk
mensterilisasi kotoran yang masuk ke dalam mata. Obat-obat tradisionalpun banyak
digunakan ada penderita myopia
Ablasio retina
komplikasi
Resiko untuk terjadinya ablasio retina pada 0 sampai (- 4,75) D sekitar
1/6662.Sedangkan pada (-5) sampai (-9,75) D risiko meningkat menjadi
1/1335.Lebih dari (-10) D risiko ini menjadi 1/148. Dengan kata lain
penambahan faktor risiko pada miopia lebih rendah tiga kali sedangkan
miopia tinggi meningkat menjadi 300 kali (Sidarta, 2003).
Vitreal Liquefaction dan Detachment
Badan vitreus yang berada di antara lensa dan retina mengandung 98% air
dan 2% serat kolagen yang seiring pertumbuhan usia akan mencair secara
perlahan-lahan, namun proses ini akan meningkat pada penderita miopia
tinggi. Halini berhubungan dengan hilangnya struktur normal kolagen.
Pada tahap awal, penderita akan melihat bayangan-bayangan kecil
(floaters). Pada keadaan lanjut, dapat terjadi kolaps badan viterus sehingga
kehilangan kontak dengan retina. Keadaan ini nantinya akan menimbulkan
risiko untuk terlepasnya retina dan menyebabkan kerusakan retina. Vitreus
detachment pada miopia tinggi terjadi karena luasnya volume yang harus
diisi akibat memanjangnya bola mata (Sidarta, 2003).
ABLASIO RETINA VITREAL LIQUEFACTION
Miopik makulopati
komplikasi
Dapat terjadi penipisan koroid dan retina serta hilangnya pembuluh darah
kapiler pada mata yang berakibat atrofi sel-sel retina sehingga lapangan
pandang berkurang. Dapat juga terjadi perdarahan retina dan koroid yang
bisa menyebabkan berkurangnya lapangan pandang. Miopi vaskular koroid
atau degenerasi makular miopia juga merupakan konsekuensi dari
degenerasi makular normal dan ini disebabkan oleh pembuluh darah yang
abnormal yang tumbuh di bawah sentral retina (Sidarta, 2003).
Glaukoma
Risiko terjadinya glaukoma pada mata normal adalah 1,2%, pada miopia
sedang 4,2%, dan pada miopia tinggi 4,4%. Glaukoma pada miopia terjadi
dikarenakan stres akomodasi dan konvergensi serta kelainan struktur
jaringan ikat penyambung pada trabekula (Sidarta, 2003).
Katarak
Lensa pada miopia kehilangan transparansi. Dilaporkan bahwa pada orang
dengan miopia, onset katarak muncul lebih cepat (Sidarta, 2003).
MIOPIK MAKULOPATIK GLAUKOMA KATARAK
BAGAIMANA PENCEGAHAANNYA ?
Jarak baca 40 45 cm.
Aktifitas pemakaian mata jarak dekat dan jauh bergantian. Misalnya setelah
membaca atau melihat gambar atau menggunakan komputer 45 menit, berhenti
dahulu untuk 15 20 menit, beristirahat sambil melakukan aktifitas lain.
Gizi yang berimbang bila diperlukan sesuai aktifitas.
Melihat atau merasakan adanya posisi kepala miring atautorticollis terutama pada
aktifitas lihat televisi atau komputer tepat waktu pemberian kaca mata.
Mengatur program harian anak (sekolah,ekstra kurikuler). Seharusnya diharuskan
aktifitas luar misalnya kegiatan olah raga, musik dan lainlain.
Tidak membaca dalam keadaan gelap dan menonton TV dengan jarak yang dekat.
Memegang alat tulis dengan benar.
Gunakanlah penerangan yang cukup.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
HIPERMETROPI ?
Rabun dekat atau dikenal dengan hipermetropi merupakan keadaan gangguan
kekuatan pembiasan mata, yang mana pada keadaan ini sinar sejajar jauh tidak cukup
dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina. Hipermetrop terjadi
apabila berkas sinar sejajar difokuskan di belakang retina.
Mata hipermetropi disebabkan oleh keadaan
fisik lensa mata yang terlalu pipih atau tidak
dapat mencembung dengan optimal, oleh
sebab itu bayangan yang dibentuk lensa mata
jatuh di belakang retina. Rabun dekat dapat
tolong menggunakan kaca mata lensa cembung,
yang berfungsi untuk mengumpulkan sinar
sebelum masuk mata, sehingga terbentuk
bayangan yang tepat jatuh di retina.
ETIOLOGI
Sumbu utama bola mata yang terlalu pendek (Hipermetropi Axial), biasanya terjadi karena
Mikropthalmia, renitis sentralis, arau ablasio retina (lapisan retina lepas lari ke depan sehingga
titik fokus cahaya tidak tepat dibiaskan).
Daya pembiasan bola mata yang terlalu lemah (Hipermetropi Refraksi), terjadi gangguan-
gangguan refraksi pada kornea, aqueus humor, lensa dan vitreus humor. Gangguan yang dapat
menyebabkan hipermetropi adalah perubahan pada komposisi kornea dan lensa sehingga
kekuatan refraksi menurun dan perubahan pada komposisi aqueus humor dan viterus humor.
Misal pada penderita Diabetes Melitus terjadi hipermetopi jika kadar gula darah di bawah
normal
Kelengkungan kornea dan lensa tidak adekuat (hipermetropi kurvatura), kelengkungan kornea
ataupun lensa berkkurang sehingga bayangan difokuskn di belakang retina.
Perubahan posisi lensa, dalam hal ini, posisi lensa menjadi lebih posterior. Tidak ada lagi
(afakia).
KLASIFIKASI
Hipermetropia manifest
Adalah hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan kacamata positif maksimal yang
memberikan tajam penglihatan normal. Hipermetropia ini terdiri atas hipermetropia absolut
ditambah dengan hipermetropia fakultatif. Hipermetropia manifes didapatkan tanpa
siklopegik dan hipermetropia yang dapat dilihat dengan koreksi kacamata yang maksimal.
Hipermetropia Absolut
Dimana kelainan refraksi tidak diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan kacamata
positif untuk melihat jauh. Biasanya hipermetropia laten yang ada berakhir dengan
hipermetropia absolut ini. Hipermetropia manifes yang tidak memakai tenaga akomodasi
sama sekali disebut sebagai hipermetropia absolut, sehingga jumlah hipermatropia fakultatif
dengan hipermetropia absolut adalah hipermetropia manifes.
KLASIFIKASI
Hipermetropia Fakultatif
Dimana kelainan hipermatropia dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun dengan kaca mata positif.
Pasien yang hanya mempunyai hipermetropia fakultatif akan melihat normal tanpa kaca mata yang bila
diberikan kaca mata positif yang memberikan penglihatan normal maka otot akomodasinya akan
mendapatkan istrahat. Hipermetropia manifes yang masih memakai tenaga akomodasi disebut sebagai
hipermetropia fakultatif.
Hipermetropia Laten
Dimana kelainan hipermetropia tanpa siklopegi ( atau dengan obat yang melemahkan akomodasi)
diimbangi seluruhnya dengan akomodasi. Hipermetropia laten hanya dapat diukur bila siklopegia. Makin
muda makin besar komponen hipermetropi laten seseorang. Makin tua seseorang akan terjadi
kelemahan akomodasi sehingga hipermetropia laten menjadi hipermetropia fakultatif dan kemudian
akan menjadi hipermetropia absolut. Hipermetropia laten sehari-hari diatasi pasien dengan akomodasi
terus menerus, teritama bila pasien masih muda dan daya akomodasinya masih kuat.
Hipermetropia Total
Hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah diberikan siklopegia.
KLASIFIKASI
Klasifikasi berdasar berat ringan gangguan
Hipermetropia ringan: gangguan refraksi dibawah +2D
Hipermetropia sedang: gangguan refraksinya +2.25- +5 D
Hipermetropia berat: gangguan refraksinya diatas 5D
MANIFESTASI KLINIS
Penglihatan tidak nyaman (asthenopia), terjadi ketika harus fokus pada suatu jarak tertentu
untuk waktu yang lama.
Akomodasi akan lebih cepat lelah terpaku pada suatu level tertentu dari ketegangan.
Bila 3 dioptri atau lebih, atau pada usia tua, pasien mengeluh penglihatan jauh kabur.
Penglihatan dekat lebih cepat buram, akan lebih terasa lagi pada keadaan kelelahan, atau
penerangan yang kurang.
Sakit kepala biasanya pada daerah frontal dan dipacu oleh kegiatan melihat dekat jangka
panjang. Jarang terjadi pada pagi hari, cenderung terjadi setelah siang hari dan bisa membaik
spontan kegiatan melihat dekat dihentikan.
Eyestrain
Sensitive terhadap cahaya
Spasme akomodasi, yaitu terjadinya cramp m. ciliaris diikuti penglihatan buram intermiten
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis hipermetropi adalah :
Opthalmoscope adalah alat yang digunakan untuk melihat media dan fundus mata yaitu dengan
cara membiarkan praktisioner untuk memandang sepanjang sinar lampu. Selaput yang dalam
keadaan normal tidak bisa dilihat, dengan opthalmoscope akan terlihat. Opthalmoscope dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, Opthalmoscope Langsung (Direct Opthlamoscope) dan
Opthalmoscope tidak langsung (Indirect Opthalmoscope)
E-chart / Snellen Chart
Retinoskopi
Sampai usia 5 tahun anomali refraksi dapat ditentukan secara objectif dengan retinoskopi
setelah atropinisasi dengan atropin 0,5 % 1 %, diatas usia 5 tahun ditentukan secara
subbjektif seperti pada orang dewasa.
Uji Krimsky
Mengukur sudut deviasi pada juling dengan meletakkan ditengah cahaya refleks kornea
dengan prisma.
PENATALAKSANAAN
Koreksi Optikal
Hipermetropia dikoreksi dengan kacamata berlensa plus (konveks) atau dengan lensakontak.
Pada anak kecil dengan kelainan berderajat rendah yang tidak menunjukan gejala sakit kepala
dan keluhan lainnya, tidak perlu diberi kacamata. Hanya orang-orang yang derajat
hipermetropianya berat dengan atau tanpa disertai mata juling dianjurkan menggunakan
kacamata. Pada anak-anak dengan mata juling ke dalam (crossed eye) yang disertai
hipermetropia, diharuskan memakai kacamata berlensa positif. Karena kacamata berlensa
plus ini amat bermanfaat untuk menurunkan rangsangan pada otot-otot yang menarik
bolamata juling ke dalam.
Terapi Penglihatan.
Terapi ini efektif pada pengobatan gangguan akomodasi dan disfungsi binokuler akibat dari
hipermetropia. Respon akomodasi habitual pasien dengan hipermetropia tidak akan memberi
respon terhadap koreksi dengan lensa, sehingga membutuhkan terapi penglihatan untuk
mengurangi gangguan akomodasi tersebut.
PENATALAKSANAAN
Terapi Medis.
Agen Antikolinesterase seperti diisophropylfluorophospate(DFP) dan echothiopate iodide
(Phospholine Iodide [PI]) telah digunakan pada pasien dengan akomodasi eksotropia dan
hipermetropia untuk mengurangi rasio konvergensi akomodasi dan akomodasi(AC/A).
Merubah Kebiasaan Pasien.
Modifikasi yang dapat dilakukan adalah pengunaan cahaya yang cukup dalam aktivitas, menjaga
kualitas kebersihan mata dan apabila pasien adalah pengguna komputer sebaiknya
menggunakan komputer dengan kondisi ergonomis.
Bedah Refraksi.
Terapi pembedahan refraksi saat ini sedang dalam perkembangan Terapi pembedahan yang
mungkin dilakukan adalah HOLIUM:YAG laser thermal keratoplasty, Automated Lamellar
Keratoplasty, Spiral Hexagonal Keratotomy, Excimer Laser dan ekstraksi lensa diganti dengan
Intra Oculer Lens. Akan tetapi pembedahan masih jarang digunakan sebagai terapi terhadap
hipermetropia.
KOMPLIKASI & PENCEGAHAAN
Komplikasi yang dapat terjadi adalah esotropia dan glaucoma. Esotropia atau juling ke
dalam terjadi akibat pasien selamanya melakukan akomodasi. Glaukoma sekunder
terjadi akibat hipertrofi otot siliar pada badan siliar yang akan mempersempit sudut
bilik mata.
Pencegahaan
Duduk dengan posisi tegak ketika menulis.
Istirahatkan mata setiap 30-60 menit setelahmenonton TV, komputer atau setelah
membaca.
Aturlah jarak baca yang tepat (> 30 cm).
Gunakan penerangan yang cukup
Jangan membaca dengan posisi tidur.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
TERIMA KASIH
Ada Pertanyaan ?