You are on page 1of 32

Asuhan pada bayi

dengan resiko tinggi


DISUSUN OLEH :
1. ILNI DESPINTIKA(2015037)
2. INKKE DETRI (2015038)
3. JULITA (2015039)
4. JULIZA ERNANINGSI(2015040)
5. LAMIA ULFAH SARI (2015045)
6. TRIA NOPENDA(2015060)
7. YOPITA SARI(2015066)
8. YUKE MARISA(2015067)
A.BBLR

a.Definisi BBLR
Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi
baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat
kelahiran kurang dari 2500 gram.
b.Etiologi
1. Faktor Ibu.
a. Penyakit
b. Usia ibu
c. Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan
usia kehamilan yang belum cukup bulan (prematur)
disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya
bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu),
tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang
masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500
gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya
gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam
kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu
seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi
dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai
makanan ke bayi jadi berkurang.
d. Manifestasi Klinis
Fisik.
1. Bayi kecil
2. Pergerakan kurang dan masih lemah
3. Kepala lebih besar dari pada badan
4. Berat badan
e. Komplikasi
1. Sindroma Distress Respiratori Idiopatik
2. Takipnea selintas pada bayi baru lahir
3. Fibroplasias retrolental
4. Serangan Apnea
5. Enterokolitis Nekrotik
f. Penatalaksanaan
1. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR
2. Nutrisi
3. Menghindari Infeksi
B. ASFIKSIA NEONATORUM
a.Definisi Asfiksia Neonatorum
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir
tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur.
Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir,
umumnya akan mengalami asfiksia pada saat
dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan
gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat,
atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan
bayi selama atau sesudah persalinan (Asuhan
Persalinan Normal, 2007).
b.Penyebab Asfiksia Neonatorum
1. Faktor ibu
a. Preeklampsia dan eklampsia
b. Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
c. Partus lama atau partus macet
d. Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC,
HIV)
e. Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
2. Faktor Tali Pusat
a. Lilitan tali pusat
b. Tali pusat pendek
c. Simpul tali pusat
d. Prolapsus tali pusat
3. Faktor Bayi
a. Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
b. Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia
bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
c. Kelainan bawaan (kongenital)
d. Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
c. Tanda Gejala dan Diagnosa pada BBL dengan
Asfiksia
1. Gejala dan Tanda-tanda Asfiksia
a. Tidak bernafas atau bernafas megap-megap
b. Warna kulit kebiruan
c. Kejang
d. Penurunan kesadaran
2. Diagnosis
Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan
kelanjutan dari anoksia / hipoksia janin.
e.Penanganan Asfiksia pada Bayi Baru
Lahir
1. Persiapan Alat Resusitasi
2. Penanganan Asfiksia pada Bayi Baru Lahir
3. Memulai pernafasan
4. Langkah-Langkah Resusitasi
5. Tahap I Langkah Awal
6. Tahap II Ventilasi
7. Prinsip-Prinsip Resusitasi Yang Efektif
C. HIPOTERMIA

Hipotermia yaitu suhu bayi di bawah normal


sehingga menyebabkan bayi kedinginan. Suhu
normal pada bayi baru lahir berkisar 36,5C-37,2C.
Gejala awal hipotermi adalah suhu<36C atau kedua
kaki dan tangan teraba dingin.
b. Penyebab Hipotermi

1. Ketika bayi baru lahir tidak segera dibersihkan,


terlalu cepat dimandikan, tidak segera diberi
pakaian, tutup kepala, dan dibungkus, diletakkan
pada ruangan yang dingin, tidak segera didekapkan
pada ibunya, dipisahkan dari ibunya, tidak segera
disusui ibunya
2. Bayi lahir sakit seperti asfiksia, infeksi sepsis dan
sakit berat
3. Hipoglikemia
c. Penanganan Hipotermi pada BBL

1. Bayi yang mengalami hipotermi biasanya mudah sekali


meninggal.
2. Melaksanakan metode kanguru
3. Bayi baru lahir mengenakan pakaian dan selimut yang
disetrika atau dihangatkan diatas tungku.
4. Biasanya bayi hipotermi menderita hipoglikemia,
sehingga bayi harus diberi ASI sedikit sedikit sesering
mungkin
5. Meminta pertolongan kepada petugas kesehatan
terdekat.
6. Dirujuk ke rumah sakit
D.IKTERUS
a. Definisi Ikterus

Ikterus neonatal adalah kondisi munculnya


warna kuning dikulit dan selaput mata pada bayi
baru lahir karena adanya bilirubin atau ( pigmen
empedu ) pada kulit dan selaput mata sebagai akibat
peningkatan kadar bilirubin dalam darah
(hiperbilirubinemia ).
b. Klasifikasi
1. Ikterus fisiologik
2. Ikterus Patologik
c. Tanda dan Gejala
1. Dehidrasi
2. Pucat
3. Trauma lahir
4. Metorik atau penumpukan darah
5. Letargik
6. Gejala sepsis lainya
7. Ptekiae atau bintik merah dikulit
8. Mekrosefali atau ukuran kepala lebih kecil dari
normal
9. Pembesaran hati dan limfa dan peradangan
umbilicus
d. Penyebab

1. Proses pemecahan sel darah merah (


eritrosit ) yang berlebihan
2. Gangguan proses transportasi pigmen
empedu ata ( bilirubin )
3. Gangguan proses penggabungan (
konjungsi ) pigmen empedu ( bilirubin )
dengan protein
4. Gangguan proses pengeluaran pigmen
empedu (bilirubin ) bersama air
e.Etiologi

1. Produksi yang berlebihan,


lebih daripada kemampuaan
bayi untuk mengeluarkanya
2. Gangguan dalam proses
uptake dan konjungsi hepar.
3. Gangguan dalam ekskresi
f. Jenis Ikterus Neonatal

1. Ikterus Hemolitik
2. Ikterus Obstruktiva
3. Ikterus yang disebabkan oleh hal lain
4. Kens-ikterus
g. Penatalaksanaan

1. Terapi sinar
2. Terapi transfusi
3. Terapi obat obatan
4. Menyusui bayi dengan ASI
5. Terapi sinar matahari
E.PERDARAHAN TALI PUSAT
a.Definisi Perdarahan Tali Pusat
Perdarahan tali pusat adalah perdarahan yang
terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari
pengikatan tali pusat yang kurang baik atau
kegagalan proses pembentukan trombus normal.
b. Etiologi
1. Robekan umbilikus normal
2. Robekan pembuluh darah abnormal
3. Perdarahan akibat plasenta previa dan aprupsio
plasenta
c. Gejala Perdarahan Tali Pusat

1. Ikatan tali pusat lepas atau klem pada tali


pusat lepas tapi masih menempel pada tali
pusat.
2. Kulit di sekitar tali pusat memerah dan
lecet.
3. Ada cairan yang keluar dari tali pusat.
Cairan tersebut bisa berwarna kuning, hijau,
atau darah.
4. Timbul sisik di sekitar atau pada tali
pusat.
F. PENYAKIT YANG DIDERITA IBU
SELAMA HAMIL

a.Bayi Lahir Dari Ibu Dengan Diabetes


Militus
b. Bayi Lahir Dari ibu Dengan Sifilis
c. Bayi Lahir Dari Ibu Dengan Malaria
d. Bayi Lahir Dari Ibu Dengan
Sitomegalovirus
G. LAHIR DARI IBU YANG
MENDERITA HIV DAN AIDS
a. Definisi
AIDS adalah salah satu penyakit retrovirus
epidemic menular, yang disebabkan oleh infeksi
HIV, yang pada kasus berat bermanifestasi sebagai
depresi berat imunitas seluler, dan mengenai
kelompok resiko tertentu, termasuk pria
homoseksual, atau biseksual, penyalahgunaan obat
intra vena, penderita hemofilia, dan penerima
transfusi darah lainnya, hubungan seksual dan
individu yang terinfeksi virus tersebut.( Kementerian
Kesehatan RI.2011)
B. Etiologi

1. Resiko HIV utama pada anak-anak yaitu:


2. Air susu ibu yang merupakan sarana
transmisi
3. Pemakaian obat oleh ibunya
4. Pasangan sexual dari ibunya yang
memakai obat intravena
5. Daerah asal ibunya yang tingkat infeksi
HIV nya tinggi
c.Tanda dan Gejala

1. Gangguan tumbuh kembang


2. Kandidiasis oral
3. Diare kronis
4. Hepatosplenomegali (pembesaran hepar dan lien)
e. Penularan

1. Penularan HIV dari bayi kepada bayinya dapat


melalui:
2. Dari ibu kepada anak dalam kandungannya
(antepartum)(5-10 %)
3. Selama persalinan (intrapartum)(10-20 %)
4. Bayi baru lahir terpajan oleh cairan tubuh ibu yang
terinfeksi (postpartum)
5. Bayi tertular melalui pemberian ASI
6. Sebagian besar (90%), infeksi HIV pada bayi
disebabkan penularan dari ibu, hanya sekitar 10%
yang terjadi karena proses tranfusi.
f. Pencegahan

Penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dicegah


melalui :
1. Saat hamil.
2. Saat melahirkan.
3. Setelah lahir.
g.Penatalaksanaanya

Penghisapan lendir bayi tidak boleh dilakukan


dengan penghisap mulut, melainkan dengan suction
penghisap lendir yang dihubungkan dengan mesin
penghisap.
Perlakukan bayi seperti individu yang tidak
terinfeksi.
Pencegahan infeksi harus dilakukan agar bayi
terhindar dari transmisi infeksi dari ibu ke bayi.
Ibu bayi harus diberitahu agar menghindari bayinya
terkena sekresi tubuhnya.
Pemilihan makanan bayi harus didahului dengan
konseling tentang risiko penularan HIV melalui ASI.

You might also like