You are on page 1of 114

JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja)

Pengobatan dan perawatan


(Pelayanan Medis)

Santunan

Program promotif, preventif


dan Return to Work
Pelayanan di Fasilitas
Kesehatan Kerjasama

pemeriksaan dasar dan penunjang


perawatan tingkat pertama dan lanjutan
rawat inap kelas I Rumah Sakit
Pemerintah atau Rumah Sakit Swasta
yang setara
perawatan intensif
penunjang diagnostik
pengobatan
pelayanan khusus : ortose, protesa
alat kesehatan dan implant
jasa dokter/medis
operasi
transfusi darah
rehabilitasi medik

Pelayanan di Faskes yang tidak


kerjasama reimbursement
Manfaat JKK
Manfaat JKK
Santunan JKK
Cacat Dalam Kecelakaan Kerja

CACAT SEBAGIAN (CACAT ANATOMIS)


cacat yang mengakibatkan hilangnya sebagian
atau beberapa bagian anggota tubuh

CACAT FUNGSI
cacat yang mengakibatkan berkurangnya fungsi
sebagian atau beberapa bagian anggota tubuh

CACAT TOTAL
cacat yang mengakibatkan tenaga kerja tidak dapat lagi
melakukan pekerjaan baik fisik maupun mental, sehingga
untuk keperluan hidupnya selalu bergantung pada
bantuan orang lain
Santunan JKK
Santunan JKK

Beasiswa pendidikan anak

Bagi setiap peserta yang meninggal dunia atau


cacat total tetap akibat kecelakaan kerja sebesar
Rp 12juta dan hanya untuk 1 (satu) orang anak
Santunan JKK
Manfaat JKK - RTW

GOLDEN HOUR

Perusahaan
Prothesis dan Orthosis

Case Manager
Kecelakaan Perawatan Rehabilitasi
Kerja Pelatihan Kerja
Medis di RSTC Fisik & Mental
Kembali
Bekerja

Kompensasi
dan Santunan
JK (Jaminan Kematian)
JHT (Jaminan Hari Tua)

- PRINSIP : Tabungan untuk bekal hari tua

- Merupakan akumulasi iuran +


hasil pengembangan

- Diberikan secara sekaligus atau berkala

- Manfaat subsidi bunga perumahan


Manfaat dari Hasil Pengembangan
Jaminan Hari Tua (JHT)

Lebih Menguntungkan
JHT (Jaminan Hari Tua)
Manfaat JHT sebelum mencapai usia 56 tahun dapat diambil sebagian jika
mencapai kepesertaan 10 tahun dengan ketentuan sebagai berikut:

Diambil max 10 % dari total saldo sebagai persiapan usia pensiun

Diambil max 30% dari total saldo untuk uang perumahan


JP (Jaminan Pensiun)

BPJS Ketenagakerjaan diamanatkan untuk


menyelenggarakan Program Jaminan
Pensiun sesuai UU Nomor 24 tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) pasal 6 ayat (2).
JP (Jaminan Pensiun)

Untuk pertama kali ditetapkan usia pensiun 56 tahun


Mulai 1 Januari 2019 usia pensiun menjadi 57 tahun,
dan setiap 3 (tiga) tahun berikutnya usia pensiun ditambah
1 (satu) tahun sampai mencapai usia 65 tahun
Manfaat JP

Untuk 1 (satu) tahun pertama, dihitung berdasarkan


formula manfaat pensiun
JP (Jaminan Pensiun)
Untuk 1 (satu) tahun selanjutnya, dihitung sebesar
manfaat pensiun tahun sebelumnya dikali faktor
indeksasi ( 1 + tingkat inflasi umum tahun sebelumnya)

Formula Manfaat Pensiun = 1% x (Masa Iur/12)) x (rata-


rata upah tertimbang)

Untuk Pertama Kali, manfaat pensiun ditetapkan


minimal Rp300.000,- per bulan dan maksimal Rp
3.600.000 per bulan

Iuran :
sebesar 3 % dari upah per bulan ( 2% ditanggung
perusahaan/pemberi kerja, 1 % ditanggung pekerja)

Batas maksimal upah sebulan yang digunakan adalah Rp


7.000.000
Manfaat JP

JP (Jaminan Pensiun)
Manfaat JP

JP (Jaminan Pensiun)
Kasus 1 Manfaat Bulanan
Peserta mencapai usia pensiun dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
PESERTA PENSIUN HARI TUA MANFAAT BULANAN
Data Upah dan Inflasi

A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar,
usia A adalah 45 tahun. A akan memasuki usia pensiun (60 tahun) pada Agustus 2030, dengan iuran yang
selalu dibayarkan penuh setiap bulan dan histori upah sebagai berikut:
UPAH
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang

Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan


45 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 6.694.617
46 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 7.090.872
47 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 7.463.047
48 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 7.778.021
49 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 8.218.286
50 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 8.632.653
51 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 9.056.604
52 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 9.577.219
53 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 10.056.607
54 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 10.568.520
55 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 11.173.877
56 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 11.750.760
57 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 12.344.297
58 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 13.035.404
59 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 13.070.000 13.690.825
60 2030 4,75% 100,00% 15.650.000 14.360.000 14.360.000 14.360.000
indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2030 diperhitungkan terhadap batas atas upah

51
Upah Tertimbang

A memasuki usia pensiun (60 tahun) pada tahun 2030, dengan masa iur 15 tahun (180 bulan). Untuk
menghitung manfaat bulanan A, perlu dihitung terlebih dulu upah tertimbang masing-masing upah yang
diperhitungkan di tahun 2030.
Upah Tertimbang(T) = Upah Diperhitungkan(T) x Indeks Inflasi(T)

Indeks Inflasi(T) = (1+Inflasi tahun ke T) x (1 + Inflasi tahun ke T+1) x ... x (1 + Inflasi tahun 2028)
x (1 + Inflasi tahun 2029)

Sebagai contoh, Indeks Inflasi(2028) adalah:

Indeks Inflasi(2028) = (1 + Inflasi tahun 2028) x (1 + Inflasi tahun 2029) x (1 + Inflasi tahun 2030)
= (1 + 4,75%) x (1 + 4,75%) x (1 + 4,75%) = 109,73%

Dengan demikian, maka Upah Tertimbang(2028) peserta A adalah:

Upah Tertimbang(2028) = Upah Diperhitungkan(2028) x Indeks Inflasi(2028)


= 11.880.000 x 109,73% = 13.035.404


=1 ()
=

52
Manfaat Bulanan

A memasuki usia pensiun (60 tahun) pada tahun 2030, dengan masa iur 15 tahun (180 bulan). Untuk
menghitung manfaat bulanan A, perlu dihitung terlebih dulu upah tertimbang masing-masing upah yang
diperhitungkan di tahun 2030.
1.819.237.005
= = 10.106.872
(12 15)

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 1% x (180 / 12) x 10.106.872
= 15% x 10.106.872
= Rp.1.516.031

MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada
tahun 2031 adalah sebesar:

MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)


= 1.516.031 x (1 + 4,75%) = 1.516.031 x 1,0475
= Rp.1.588.042

53
Kasus 2
Peserta terkena PHK sebelum mencapai usia pensiun dengan masa iur
sedikitnya 15 tahun
PESERTA PHK SEBELUM PENSIUN
Data Upah dan Inflasi

B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Juli 2015. Pada saat terdaftar,
usia B adalah 40 tahun. B terkena PHK dan tidak bekerja lagi pada akhir Desember 2030 di usia 55 tahun.
B akan memasuki usia pensiun (63 tahun) pada tahun 2038, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh
setiap bulan dan histori upah sampai dengan tahun 2030 sebagai berikut:
UPAH
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang

Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan


40 2015 7,00% 323,47% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 9.704.161
41 2016 6,75% 302,31% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 10.278.551
42 2017 6,50% 283,19% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 10.818.037
43 2018 6,25% 265,91% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 11.274.605
44 2019 6,00% 250,27% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 11.912.790
45 2020 5,75% 236,10% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 12.513.435
46 2021 5,50% 223,26% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 13.127.972
47 2022 5,25% 211,63% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 13.882.628
48 2023 5,00% 201,07% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 14.577.523
49 2024 4,75% 191,49% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 15.319.565
50 2025 4,75% 182,81% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 16.197.058
51 2026 4,75% 174,52% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 17.033.277
52 2027 4,75% 166,61% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 17.893.637
53 2028 4,75% 159,05% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 18.895.429
54 2029 4,75% 151,84% 14.850.000 13.070.000 13.070.000 19.845.492
55 2030 4,75% 144,95% 15.650.000 14.360.000 14.360.000 20.815.493
indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2038 diperhitungkan terhadap batas atas upah

55
Manfaat Bulanan

Karena usia pensiun yang ditetapkan pada tahun 2030 adalah 60 tahun, dan B terkena PHK pada usia 55
tahun, maka B belum berhak memperoleh manfaat pensiun hari tua. B akan menerima manfaat pensiun hari
tua pada tahun 2038 di usia 63 tahun. Karena memiliki masa iur 15,50 tahun (186 bulan), maka B akan
menerima manfaat bulanan pada tahun 2038 dengan perhitungan sebagai berikut:
2.750.850.873
= = 14.789.521
(12 15,50)

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 1% x (186 / 12) x 14.789.521
= 15,50% x 14.789.521
= Rp.2.292.376

MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)


Jika inflasi pada tahun 2038 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta B pada
tahun 2039 adalah sebesar:

MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)


= 2.292.376 x (1 + 4,75%) = 2.292.376 x 1,0475
= Rp.2.401.264

56
Kasus 3 Manfaat Lumpsum
Peserta mencapai usia pensiun dengan masa iur kurang dari 15 tahun
PESERTA PENSIUN HARI TUA MANFAAT LUMPSUM
Manfaat Pensiun Lumpsum

C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Juli 2015. Pada saat terdaftar,
usia C adalah 50 tahun. C pensiun pada Juni 2023 di usia 58 tahun, sesuai dengan usia pensiun yang
ditetapkan pada tahun 2023. Masa iur C adalah 95 bulan (7,92 tahun). Karena masa iur C kurang dari 15
tahun, maka C akan menerima manfaat lumpsum sebesar akumulasi iuran ditambah hasil
pengembangannnya. Berikut adalah riwayat upah dan iuran peserta C:

UPAH IURAN dan HASIL PENGEMBANGAN


Usia Tahun Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Iuran per bulan Iuran Setahun Tingkat Pengembangan Hasil Pengembangan
50 2015 7.000.000 3.000.000 3.000.000 90.000 540.000 9,00% 11.802
51 2016 7.400.000 3.400.000 3.400.000 102.000 1.224.000 8,75% 101.081
52 2017 7.800.000 3.820.000 3.820.000 114.600 1.375.200 8,50% 217.184
53 2018 8.250.000 4.240.000 4.240.000 127.200 1.526.400 8,25% 348.344
54 2019 8.700.000 4.760.000 4.760.000 142.800 1.713.600 8,00% 495.183
55 2020 9.200.000 5.300.000 5.300.000 159.000 1.908.000 7,75% 658.354
56 2021 9.700.000 5.880.000 5.880.000 176.400 2.116.800 7,50% 837.356
57 2022 10.250.000 6.560.000 6.560.000 196.800 2.361.600 7,25% 1.032.420
58 2023 10.800.000 7.250.000 7.250.000 217.500 1.087.500 7,00% 495.769

C akan menerima manfaat lumpsum sebesar:

Manfaat Pensiun Lumpsum = Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan


= 13.853.100 + 4.197.493
= Rp.18.050.593

58
Kasus 4 Manfaat Bulanan
Peserta mengalami cacat total dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
PESERTA CACAT TOTAL MANFAAT BULANAN
Data Upah dan Inflasi

A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar,
usia A adalah 25 tahun. A mengalami kecelakaan dan cacat total pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A
memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut:
UPAH
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang

Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan


25 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 6.694.617
26 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 7.090.872
27 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 7.463.047
28 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 7.778.021
29 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 8.218.286
30 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 8.632.653
31 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 9.056.604
32 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 9.577.219
33 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 10.056.607
34 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 10.568.520
35 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 11.173.877
36 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 11.750.760
37 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 12.344.297
38 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 13.035.404
39 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 13.070.000 13.690.825
40 2030 4,75% 100,00% 15.650.000 14.360.000 14.360.000 14.360.000

indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2030 diperhitungkan terhadap batas atas upah

60
Manfaat Bulanan

A mengalami cacat total pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan). Karena A memiliki
masa iur lebih dari 15 tahun, maka A akan menerima manfaat pensiun cacat secara bulanan dengan
perhitungan sebagai berikut:
1.833.597.005
= = 10.130.370
(12 15,08)

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 1% x (181 / 12) x 10.130.370
= 15,08% x 10.130.370
= Rp.1.527.998

MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada
tahun 2031 adalah sebesar:

MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)


= 1.527.998 x (1 + 4,75%) = 1.527.998 x 1,0475
= Rp.1.600.577

61
Kasus 5 Manfaat Bulanan
Peserta mengalami cacat total dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan
density rate lebih dari 80%
PESERTA CACAT TOTAL MANFAAT BULANAN
Data Upah dan Inflasi

B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat
terdaftar, usia B adalah 34 tahun. B mengalami kecelakaan dan cacat total pada Maret 2016. B memiliki
riwayat iuran dan upah sebagai berikut:
UPAH
Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
34 Agustus 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
35 September 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
35 Oktober 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
35 November 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
35 Desember 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
35 Januari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
35 Februari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

Terhitung sejak 1 Agustus 2015, B memiliki masa kepesertaan dan masa iur sampai dengan Maret 2016
masing-masing 8 bulan dan 7 bulan.
Dengan demikian density rate yang dimiliki B sampai dengan Maret 2016 adalah:

7
= = = 87,50%
8

63
Manfaat Bulanan

B mengalami cacat total pada Maret 2016, dengan masa iur 0,58 tahun (7 bulan)dan density rate 87,50%.
Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka B
akan menerima manfaat pensiun cacat secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15
tahun dan perhitungan sebagai berikut:
36.750.000
= = 5.250.000
12 0,58

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 1% x ( 180 / 12) x 5.250.000
= 15,00% x 5.250.000
= Rp.787.500

MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

Jika inflasi pada tahun 2016 adalah 6,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta B pada
tahun 2017 adalah sebesar:

MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)


= 787.500 x (1 + 6,75%) = 787.500 x 1,0675
= Rp.840.656

64
Kasus 6 Manfaat Lumpsum
Peserta mengalami cacat total dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan
density rate kurang dari 80%
PESERTA CACAT TOTAL MANFAAT LUMPSUM
Manfaat Pensiun Lumpsum

C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat
terdaftar, usia C adalah 34 tahun. C mengalami kecelakaan dan cacat total pada Mei 2016. C memiliki
riwayat iuran dan upah sebagai berikut:
UPAH IURAN dan HASIL PENGEMBANGAN
Usia BLTH Dilaporkan Diperhitungkan Iuran Tanggal Bayar Hasil Pengembangan
34 Agustus 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Agustus 2015 10.969
35 September 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 September 2015 9.781
35 Oktober 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Oktober 2015 8.630
35 November 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 November 2015 7.442
35 Desember 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Desember 2015 6.292
35 Januari 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Januari 2016 5.128
35 Februari 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Februari 2016 4.016

Terhitung sejak 1 Agustus 2015, C memiliki masa kepesertaan dan masa iur sampai dengan Mei 2016
masing-masing 10 bulan dan 7 bulan, dengan density rate sampai dengan Mei 2016 adalah:
7
= = = 70%
10

Dengan demikian C akan menerima manfaat lumpsum sebesar:

Manfaat Pensiun Lumpsum = Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan


= 1.050.000 + 52.259
= Rp.1.102.259
66
Kasus 7 Manfaat Bulanan
Janda/Duda menerima Manfaat Pensiun dari Peserta yang meninggal dunia
dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
PESERTA MENINGGAL DUNIA MANFAAT BULANAN
JANDA/DUDA
Data Upah dan Inflasi

A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar,
usia A adalah 25 tahun. A meninggal dunia pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan
upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut:
UPAH
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang

Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan


25 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 6.694.617
26 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 7.090.872
27 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 7.463.047
28 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 7.778.021
29 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 8.218.286
30 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 8.632.653
31 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 9.056.604
32 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 9.577.219
33 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 10.056.607
34 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 10.568.520
35 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 11.173.877
36 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 11.750.760
37 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 12.344.297
38 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 13.035.404
39 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 13.070.000 13.690.825
40 2030 4,75% 100,00% 15.650.000 14.360.000 14.360.000 14.360.000

indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2030 diperhitungkan terhadap batas atas upah

68
Manfaat Bulanan

A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan), dan meninggalkan seorang
janda. Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka janda ahli waris A akan menerima manfaat
pensiun janda/duda secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut:
1.833.597.005
= = 10.130.370
(12 15,08)

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 50% x 1% x (181 / 12) x 10.130.370
= 7,54% x 10.130.370
= Rp.763.999

MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada
tahun 2031 adalah sebesar:

MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)


= 763.999 x (1 + 4,75%) = 763.999 x 1,0475
= Rp.800.289

69
Kasus 8 Manfaat Bulanan
Anak menerima Manfaat Pensiun dari Peserta yang meninggal dunia dan
tidak memiliki janda dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
PESERTA MENINGGAL DUNIA MANFAAT BULANAN ANAK
Data Upah dan Inflasi

A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar,
usia A adalah 25 tahun. A meninggal dunia pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan
upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut:
UPAH
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang

Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan


25 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 6.694.617
26 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 7.090.872
27 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 7.463.047
28 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 7.778.021
29 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 8.218.286
30 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 8.632.653
31 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 9.056.604
32 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 9.577.219
33 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 10.056.607
34 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 10.568.520
35 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 11.173.877
36 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 11.750.760
37 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 12.344.297
38 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 13.035.404
39 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 13.070.000 13.690.825
40 2030 4,75% 100,00% 15.650.000 14.360.000 14.360.000 14.360.000

indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2030 diperhitungkan terhadap batas atas upah

71
Manfaat Bulanan

A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan). A tidak memiliki janda dan
meninggalkan anak yang berusia di bawah 23 tahun, belum menikah, dan belum bekerja. Karena A memiliki
masa iur lebih dari 15 tahun, maka anak ahli waris A tersebut akan menerima manfaat pensiun anak secara
bulanan dengan perhitungan sebagai berikut:
1.833.597.005
= = 10.130.370
(12 15,08)

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 50% x 1% x (181 / 12) x 10.130.370
= 7,54% x 10.130.370
= Rp.763.999

MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada
tahun 2031 adalah sebesar:

MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)


= 763.999 x (1 + 4,75%) = 763.999 x 1,0475
= Rp.800.289

72
Kasus 9 Manfaat Bulanan
Orangtua menerima Manfaat Pensiun dari Peserta Lajang yang meninggal
dunia dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
PESERTA MENINGGAL DUNIA MANFAAT BULANAN
ORANGTUA
Data Upah dan Inflasi

A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar,
usia A adalah 25 tahun. A meninggal dunia pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan
upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut:
UPAH
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang

Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan


25 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 6.694.617
26 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 7.090.872
27 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 7.463.047
28 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 7.778.021
29 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 8.218.286
30 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 8.632.653
31 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 9.056.604
32 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 9.577.219
33 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 10.056.607
34 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 10.568.520
35 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 11.173.877
36 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 11.750.760
37 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 12.344.297
38 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 13.035.404
39 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 13.070.000 13.690.825
40 2030 4,75% 100,00% 15.650.000 14.360.000 14.360.000 14.360.000

indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2030 diperhitungkan terhadap batas atas upah

74
Manfaat Bulanan

A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan). Ketika meninggal, A masih
berstatus lajang. Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka orangtua ahli waris A akan menerima
manfaat pensiun orangtua secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut:

1.833.597.005
= = 10.130.370
(12 15,08)

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 20% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 20% x 1% x (181 / 12) x 10.130.370
= 3,02% x 10.130.370 = 305.600
Karena manfaat minimum tahun 2030 diperkirakan sebesar 710.000, maka orangtua A menerima manfaat
bulanan sebesar Rp.710.000.

MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada
tahun 2031 adalah sebesar:

MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)


= 710.000 x (1 + 4,75%) = 710.000 x 1,0475
= Rp.743.725
75
Kasus 10 Manfaat Bulanan
Janda menerima manfaat pensiun dari Peserta yang meninggal dunia
dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate lebih dari 80%
PESERTA MENINGGAL DUNIA MANFAAT BULANAN
JANDA/DUDA
Data Upah dan Inflasi

B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat
terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November 2016. B memiliki riwayat iuran dan
upah sebagai berikut:
UPAH
Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
37 Agustus 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 September 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Oktober 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 November 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Desember 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Januari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Februari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Maret 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 April 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Mei 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juni 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juli 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
39 Agustus 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000
39 September 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000

Terhitung sejak 1 Agustus 2015, B memiliki masa kepesertaan dan masa iur sampai dengan November 2016
masing-masing 16 bulan dan 14 bulan.
Dengan demikian density rate yang dimiliki B sampai dengan November 2016 adalah:

14
= = = 87,50%
16

77
Manfaat Bulanan

B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan density rate 87,50%. B
meninggalkan seorang janda. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki
density rate lebih dari 80%, maka janda ahli waris B akan menerima manfaat pensiun janda/duda secara
bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun.
73.070.000
= = 5.219.286
12 1,16

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 50% x 1% x ( 180 / 12) x 5.219.286
= 7,50% x 5.219.286
= Rp.391.446

78
Kasus 11 Manfaat Bulanan
Anak menerima manfaat pensiun dari Peserta yang meninggal dunia tanpa
janda dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate lebih dari 80%
PESERTA MENINGGAL DUNIA MANFAAT BULANAN ANAK
Data Upah dan Inflasi

B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat
terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November 2016. B memiliki riwayat iuran dan
upah sebagai berikut:
UPAH
Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
37 Agustus 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 September 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Oktober 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 November 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Desember 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Januari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Februari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Maret 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 April 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Mei 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juni 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juli 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
39 Agustus 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000
39 September 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000

Terhitung sejak 1 Agustus 2015, B memiliki masa kepesertaan dan masa iur sampai dengan November 2016
masing-masing 16 bulan dan 14 bulan.
Dengan demikian density rate yang dimiliki B sampai dengan November 2016 adalah:

14
= = = 87,50%
16

80
Manfaat Bulanan

B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan density rate 87,50%. B
tidak memiliki janda serta meninggalkan anak yang berusia di bawah 23 tahun, belum menikah, dan belum
bekerja. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%,
maka anak ahli waris B tersebut akan menerima manfaat pensiun anak secara bulanan dengan masa iur
yang diperhitungkan adalah 15 tahun.
73.070.000
= = 5.219.286
12 1,16

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 50% x 1% x ( 180 / 12) x 5.219.286
= 7,50% x 5.219.286
= Rp.391.446

81
Kasus 12 Manfaat Bulanan
Orangtya menerima manfaat pensiun dari Peserta Lajang yang meninggal
dunia dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate lebih dari 80%
PESERTA MENINGGAL DUNIA MANFAAT BULANAN
ORANGTUA
Data Upah dan Inflasi

B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat
terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November 2016. B memiliki riwayat iuran dan
upah sebagai berikut:
UPAH
Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
37 Agustus 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 September 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Oktober 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 November 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Desember 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Januari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Februari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Maret 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 April 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Mei 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juni 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juli 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
39 Agustus 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000
39 September 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000

Terhitung sejak 1 Agustus 2015, B memiliki masa kepesertaan dan masa iur sampai dengan November 2016
masing-masing 16 bulan dan 14 bulan.
Dengan demikian density rate yang dimiliki B sampai dengan November 2016 adalah:

14
= = = 87,50%
16

83
Manfaat Bulanan

B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan density rate 87,50%.
Ketika meninggal dunia, B masih lajang. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena
memiliki density rate lebih dari 80%, maka orangtua ahli waris B tersebut akan menerima manfaat pensiun
orangtua secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun.

73.070.000
= = 5.219.286
12 1,16

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 20% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 20% x 1% x ( 180 / 12) x 5.219.286
= 3,00% x 5.219.286 = Rp.156.579
Karena manfaat minimum tahun 2016 sebesar 325.000, maka manfaat bulanan tahun pertama yang akan
diterima oleh orangtua ahli waris peserta B adalah Rp.325.000.

84
Kasus 13 Manfaat Lumpsum
Peserta meninggal dunia dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density
rate kurang dari 80%
PESERTA MENINGGAL DUNIA MANFAAT LUMPSUM
Manfaat Pensiun Lumpsum

C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat
terdaftar, usia C adalah 37 tahun. C meninggal dunia pada Januari 2017. C memiliki riwayat iuran dan upah
sebagai berikut:
UPAH IURAN dan HASIL PENGEMBANGAN
Usia BLTH Dilaporkan Diperhitungkan Iuran Tanggal Bayar Hasil Pengembangan
37 Agustus 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Agustus 2015 20.135
38 September 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 September 2015 18.879
38 Oktober 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Oktober 2015 17.663
38 November 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 November 2015 16.407
38 Desember 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Desember 2015 15.192
38 Januari 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Januari 2016 13.979
38 Februari 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Februari 2016 12.859
38 Maret 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Maret 2016 11.812
38 April 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 April 2016 10.692
38 Mei 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Mei 2016 9.608
38 Juni 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Juni 2016 8.488
38 Juli 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Juli 2016 7.404
39 Agustus 2016 5.660.000 5.660.000 169.800 10 Agustus 2016 7.114
39 September 2016 5.660.000 5.660.000 169.800 10 September 2016 5.846

Terhitung sejak 1 Agustus 2015, C memiliki masa kepesertaan dan masa iur sampai dengan Januari 2017
masing-masing 18 bulan dan 14 bulan, dengan density rate sebesar 77,78% (14/18). Ahli waris peserta B
akan menerima manfaat lumpsum sebesar:

Manfaat Pensiun Lumpsum = Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan


= 2.139.600 + 176.078
= Rp.2.315.678

86
Administrasi
CARA PENDAFTARAN
PROGRAM JAMINAN PENSIUN
CARA PENGAJUAN DAN PEMBAYARAN
MANFAAT JAMINAN PENSIUN

You might also like