Professional Documents
Culture Documents
Metformin
Metformin bekerja dengan cara menurunkan kadar gula darah
melalui sel target insulin yang ada di hati, otot dan lemak
dengan meningkatkan sensitivitas sel tersebut terhadap
insulin.
Keunggulan metformin bila dibandingkan dengan sulfonilurea
yaitu dapat menurunkan kadar hemoglobin yang terglikosilasi
tanpa risiko hipoglikemia.
Kontraindikasi : pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal
(serum kreatinin > 1,5 mg/dL) dan hati, serta pasien-pasien
dengan kecenderungan hipoksemia (misalnya penyakit
serebro-vaskular, sepsis, renjatan, gagal jantung). Efek
Samping Mual
Glimepiride
Glimepiride, adalah obat anti diabetes oral golongan
sulfonilurea generasi ketiga, yang memiliki khasiat
ganda : sebagai insulin secretagogue sekaligus sebagai
insulin sensitizer. glimepiride punya keunggulan
dengan adanya adiponektin yang terdapat pada
glimepiride memberi nilai tambah tersendiri dalam
perbaikan resistensi insulin. Kombinasi antara
glimepiride ( sulfonilurea ) dan metformin ( biguanide
) akan memberi dampak perbaikan terhadap
gangguan sensitivitas jaringan terhadap insulin dan
defisiensi insulin. Khasiat keduanya akan menjadi
semakin optimal dalam menekan hiperglikemia serta
kelainan kardiovaskuler.
FARMAKODINAMIK
Mekanisme Kerja Obat Metformin
Metformin merupakan antihiperglikemik bukan
hipoglikemi. Obat ini tidak menstimulasi pelepasan
insulin dari pankreas dan biasanya tidak menyebabkan
hipoglikemia, bahkan pada dosis besar. Metformin
menurunkan kadar glukosa terutama dengan
menurunkan produksi glukosa hepatik dan dengan
meningkatkan kerja insulin di otot dan lemak.
Mekanisme Kerja Obat Sulfonilurea (Glimepiride,
Glikazid)
Sulfonilurea menstimulasi pelepasan insulin dari sel
-pankreas. Pemberian Sulfonilurea akut ke pasien
DM tipe 2 meningkatkan pelepasan insulin dari
pankreas. Pada bulan-bulan pertama pengobatan
sulfonilurea, kadar insulin plasma saat puasa dan
respons insulin terhadap adanya glukosa oral
meningkat.
FARMAKOKINETIK
Pola ADME (Absorbsi, Distribusi, Metabolisme,
Eksresi)
Pola ADME Obat Metformin
Metformin diabsorbsi terutama dari usus halus. Obat
ini stabil, tidak berikatan pada protein plasma, dan
dieksresikan dalam bentuk utuh di urin (Goodman &
Gilman,2010).
Waktu Paruh ( t 1/2 )
Waktu Paruh Obat Metformin
Obat metformin ini memiliki waktu paruh ( t ) ~ 2
jam (Goodman & Gilman,2010).
Waktu Paruh Obat Golongan Sulfonilurea
Senyawa generasi kedua sekitar 100 kali lebih poten
daripada generasi pertama. Meskipun waktu paruhnya
pendek 3-5 jam tetapi efek hipoglikemiknya bertahan
selama 12-24 jam dan sering diberika sekali sehari
(Goodman & Gilman,2010).
Bioavailabilitas
Biguanid ( Metformin)
Penyerapan oleh usus baik sekali dan obat ini dapat
digunakan bersamaan dengan insulin atau
sulfonilurea. Metformin mencapai kadar puncak
dalam darah setelah 2 jam dan diekskresi melalui urin
dalam keadaan utuh dengan waktu paruh 2-5 jam.
Metformin mempunyai bioavailabilitas oral sekitar 50-
60%, kelarutan rendah pada lemak & memiliki volume
distribusi pada cairan tubuh. ( Ibrahim,2006 )
Bioavailabilitas Sulfonilurea ( Gliclazid , Glimepiride )
Sulfonilurea bekerja menginduksi pankreas
meningkatkan produksi insulin; dapat menyebabkan
hipoglikemia sampai 50 jam selama
puasa.Reasorbsinya dari usus umumnya lancar dan
lengkap, sebagian besar terikat pada protein antara
90-99%. ( Meta,2015 ).
Efek Samping
Metformin
Memiliki efek samping berupa diare, mual, muntah,
gangguan abdominal, kecaplogam (metallic taste), dan
anoreksia. (Prasetyo Agung, 2016).
Glimepiride
Gangguan pada saluran cerna, reaksi alergi, gangguan
metabolism, perubahan pada akomodasi atau kaburnya
penglihatan dan reaksi hematologic.(Novitasari Evi, 2015).
Gliclazide
Efek samping yang terpenting adalah hipoglikemia
(Farmakologi UI ,2012).
PEMBAHASAN
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang
ditandai dengan hiperglikemia disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu penurunan sekresi insulin, penurunan
penggunaan glukosa di otot, dan peningkatan produksi
glukosa (Agung Prasetyo, 2016).
Saat ini, metformin adalah landasan farmakologi untuk
pasien dengan diabetes tipe 2 (DMT2). Ketika pengobatan
metformin saja tidak cukup atau dikontraindikasi, pilihan
pengobatan oral berikutnya adalah; sulphonylureas (SU),
meglitinides, a-glukosidase inhibitor, thiazolidinediones
(TZD), dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4) inhibitor, dan
natrium glukosa transporter-2 reseptor (SGLT-2) inhibitor
(Landman, Gijs W.D. et al. 2014).
Kombinasi Obat Metformin dan Glimepiride
Glimepiride, adalah obat anti diabetes oral golongan
sulfonilurea generasi ketiga, yang memiliki khasiat
ganda : sebagai insulin secretagogue sekaligus sebagai
insulin sensitizer. (Asman Manaf, 2009).
Sulfonilurea dan biguanide adalah obat diabetes oral
yang lazim digunakan dalam mengatasi hiperglikemia
pada DMT2. (Asman Manaf, 2009).
KESIMPULAN
Diabetes Melitus merupakan penyakit yang menjadi
masalah pada kesehatan masyarakat. Oleh karena itu,
Diabetes Melitus tercantum dalam urutan keempat
prioritas penelitian nasional untuk penyakit degeneratif
setelah penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler,
rheumatik dan katarak.
Kombinasi Glimeripide dengan metformin
diharapkan akan memberikan efek komplementer dan
sinergis dengan sasaran ganda yakni perbaikan terhadap
gangguan sekresi insulin sekaligus terhadap aksi insulin di
jaringan. Glimepiride terbukti tidak menghambat
mekanisme kardioprotektif yang bermanfaat dari ischemic
preconditioning.
SARAN
Saran
Penggunaan obat kombinasi perlu diwaspadai interaksi
dari polifarmasi obat tersebut.
Perhatikan pemberian obat kombinasi ini kepada orang
tua.
Sulfonilurea merupakan obat yang baik diberikan
kepada pasien lansia.