You are on page 1of 44

Laporan Kasus

HEMOROID

Pembimbing :
Dr. Ruchika Sp. BTKV, FIHA, FICS
Oleh :
Lisa Ambalinggi
11 2015 251
Identitas Pasien
Nama : Tn. D Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 31 tahun Suku Bangsa : Sunda

Status Perkawinan : Sudah Menikah Agama : Islam

Pekerjaan : Tentara Pendidikan : SMA

Alamat : Asrama Yonkes Cimandala No RM: 00084***


RT01/010
Anamnesis
Autoanamnesis
Keluhan Utama
nyeri pada benjolan di anus sejak 2 minggu
SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang

datang dengan keluhan nyeri pada benjolan di anus sejak 2 minggu


SMRS. Pasien mengeluh adanya benjolan di anus sejak 2 tahun yang
lalu. Pada awalnya, benjolan dapat masuk sendiri tanpa dibantu,
namun sekarang jika benjolan dimasukkan, benjolan keluar dengan
sendirinya. Benjolan yang dirasakan pasien terasa mengganggu. Nyeri
saat BAB (+) terutama saat selesai defekasi. Pasien mengaku sering
mengedan saat BAB dan terdapat darah yang menetes keluar dari
lubang anus saat BAB. Darah berwarna merah segar, tidak bercampur
dengan feses dan tidak ada lendir. Bentuk BAB seperti kotoran kambing
disangkal, nyeri perut di sangkal. Pasien mengaku jarang
mengkonsumsi buah sayur-sayuran, suka mengangkat beban berat dan
tidak teratur BAB. Pasien belum mengkonsumsi obat dan tidak ada
keluhan penurunan berat badan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit terdahulu : tidak ada riwayat masa lampau
Trauma terdahulu : tidak ada riwayat masa lampau
Operasi : tidak ada riwayat masa lampau
Sistem saraf : tidak ada riwayat masa lampau
Sistem kardiovaskular : tidak ada riwayat masa lampau
Sistem gastrointestinal : tidak ada riwayat masa lampau
Sistem urinarius : tidak ada riwayat masa lampau
Sistem genitalis : tidak ada riwayat masa lampau
Sistem muskuloskeletal : tidak ada riwayat masa lampau

Riwayat Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis ( GCS 15 = E4 V5 M 6 )
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36,5 oC
Frekuensi napas : 20 kali/menit
Frekuensi nadi : 80 kali/menit

Kulit
Warna sawo matang, hiperpigmentasi (-), kulit normotermi, kelembapan lembab, tekstur
halus, sianosis (-), ikterik (-)

Kepala
Normocephali, tidak teraba benjolan maupun lesi, distribusi rambut merata, warna hitam,
rambut tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, refleks cahaya langsung
+/+, refleks cahaya tidak langsung (+/+), pupiil isokor
Telinga : Normotia (+/+), nyeri tekan tragus (-/-), serumen (-/-)
Hidung : Septum tidak deviasi, pernafasan cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis
(-), nyeri tekan paranasal (-)
Mulut : Simetris, bibir sianosis (-), bibir kering (-), pucat (-) , perdarahan gusi (-), atrofi
papil lidah (-), coated tongue (-), purse lips breathing (-), hiperplasia ginggiva (-), tonsil
T1-T1 tenang, faring hiperemis (-)
Leher : Tekanan Vena Jugularis (JVP): tidak dilakukan, kelenjar tiroid: tidak teraba
membesar, kelenjar limfe : tidak teraba membesar

Thorax
Inspeksi: Bentuk thorax simetris, gerakan dinding dada saat statis dan dinamis, tipe
pernapasan abdomino-torakal, retraksi sela iga (-)
Palpasi: Nyeri tekan pada thoraks (-)
Pulmo Anterior Posterior
Inspeksi Pergerakan dinding dada simetris Pergerakan dinding dada simetris
saat statis dan dinamis. saat statis dan dinamis.

Palpasi Sela iga tidak melebar, fremitus taktil Sela iga tidak melebar, fremitus taktil
simetris, nyeri tekan (-). simetris, nyeri tekan (-).

Perkusi Sonor pada seluruh lapang paru Sonor pada seluruh lapang paru.
Batas paru-hati linea midclavicularis
dextra intercosta V.
Batas peranjakan hati : 2 cm

Auskultasi Suara nafas dasar vesikuler Suara nafas dasar vesikuler


Cor
Inspeksi: ictus cordis terlihat pada ICS ke-IV, 1 jari lateral dari linea axilaris anterior
sinistra.
Palpasi: ictus cordis teraba pada ICS ke-IV, 1 jari lateral dari linea axilaris anterior
sinistra.
Perkusi:
Batas kanan : ICS IV linea parasternal dextra.
Batas atas : ICS II linea sternalis sinistra.
Pinggang jantung : ICS II linea parasternal sinistra.
Batas kiri : ICS V linea midclavicula sinistra.
Auskultasi: BJ I-II murni, reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : perut buncit
Palpasi : Defans muscular (-), nyeri tekan (-)
Hati : Tidak teraba membesar
Lien : Tidak teraba membesar
Ginjal : pemeriksaan bimanual (-/-), ballotement (-/-) nyeri tekan (-)
Perkusi :Timpani di seluruh lapang perut, shifting dullness (-), undulasi (-)
Auskultasi : Bising usus (+), normoperistaltik
Refleks

Kanan Kiri
Refleks Tendon
Bisep
Trisep
Patella
Achiles
Kulit
-
Refleks Patologis -
Status Lokalis
Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

HEMATOLOGI
Darah Rutin

Hemoglobin 15.5 g/dl L: 13-16, P:12-14

Leukosit 9.200/mm3 5.000 ~ 10.000

Hematokrit 44.8% L: 40-48; P: 36-42

Trombosit 237.000/Ul 150.000 ~ 450.000

HEMOSTASIS
Pembekuan/CT 12 menit 9 - 15
Pendarahan/BT 2 menit 13
Resume
Seorang laki-laki usia 31 tahun datang dengan keluhan nyeri
pada benjolan di anus sejak 2 minggu SMRS. Pasien mengeluh
adanya benjolan di anus sejak 2 tahun yang lalu. Pada awalnya,
benjolan dapat masuk sendiri tanpa dibantu, namun sekarang
jika benjolan dimasukkan, benjolan keluar dengan sendirinya.
Benjolan yang dirasakan pasien terasa mengganggu. Nyeri saat
BAB (+) terutama saat selesai defekasi. Pasien mengaku sering
mengedan saat BAB dan terdapat darah yang menetes keluar
dari lubang anus saat BAB. Darah berwarna merah segar.
Pasien mengaku jarang mengkonsumsi buah sayur-sayuran, suka
mengangkat beban berat .
Pada pemeriksaan fisik status generalis keadaan umum tampak
sakit ringan, kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/80
mmHg, Nadi 80x/menit, Suhu 36,5oC, Napas 20x/menit. Pada
pemeriksaan status lokalis regio analis terdapat benjolan.
Benjolan pertama di dalam anus, arah jam 3, menonjol hingga
ke luar, dapat dimasukan dengan jari, permukaan licin,
konsistensi lunak, tepi rata, batas tegas. Ukuran kurang lebih 2
x 1 cm. Benjolan kedua di dalam anus, menonjol hingga ke luar
arah jam 9, dapat dimasukan dengan jari, permukaan licin,
konsistensi lunak, tepi rata, batas tegas. Ukuran kurang lebih
1x1
Diagnosa

Hemoroid Interna Grade IV


Anjuran Pemeriksaan Penunjang
Anoskopi
Sigmoideskopi
Penatalaksanaan
Rawat Inap 1 hari pre-operasi
Puasa 6 jam pre-operasi
Diet lunak 1x24 jam pre-operasi
Dulcolax tab 2x1
Fleet enema supp 1x1
LAPORAN OPERASI
Operasi dilakukan di Ruang Operasi RS FMC pada tanggal 14/06/2017 Pukul 07.15 WIB. Selesai pukul
08.00 WIB.
Nama Ahli Bedah : dr. Mudianto, Sp. B
Diagnosa post operatif: Hemorrhoid Interna Grade IV

Laporan Operasi:
1. Dilakukan spinal anestesi pada pasien, dengan posisi litotomi
2. Dilakukan asepsis dan antisepsis menggunakan povidone iodine 10 % dan alcohol 70 % pada daerah
sekitar regio analis dan dipasang duk steril bolong.
3. Pada pemeriksaan tidak didapatkan tumor pada rectum
4. Terdapat pile hemoroid pada arah jam 3 dan jam 9
5. Kedua pile dilakukan pengkleman dan kemudian diligasi dengan menggunakan chromic No. 0
6. Dilakukan kontrol perdarahan luka operasi
7. Dilakukan pencucian luka operasi dengan menggunakan NaCl
8. Dilanjutkan dengan lateral sfingterotomi
9. Setelah dinilai kembali tidak dijumpai kelainan, luka operasi dipasang tampon betadine dan difiksasi
10. Operasi selesai
POST OP HEMORRHOIDEKTOMI 6/06/2017
Cefotaxime 3 x 1 gr perhari (IV)
Ketorolac 3 x 30 mg perhari (IV)
Tramadol 3 x 100 mg perhari (IV)
Infus RL 1 L/24 jam
Boleh makan biasa
Besok pagi 06.00 WIB aff tampon di anus
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Follow Up
FOLLOW UP
7 Juni 2017
S : Pasien merasa nyeri pada bekas operasi.
O : Keadaan umum : Tampak sakit Sedang
Kesadaran : compos mentis
TD: 110/90 mmHg
Nadi: 84 x/menit
Suhu: 37 C
RR: 20x/ menit
A : post-op hemorrhoidektomi h+1
P : IVFD RL 20 tpm
Cefotaxime 3 x 1 gr
Ketorolac 3 x 30 mg
Tramadol 3 x 100 mg
Pasien boleh pulang
Kontrol poli bedah tanggal 14 Juni 2017
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Hemoroid

Berasal dari kata


haemorrhoides (Yunani)
yang berarti haima = darah,
rheo = mengalir
merupakan penebalan
submukosa pada lubang
anus yang mengandung
pleksus vena, arteri kecil,
dan jaringan areola yang
melebar
Anatomi Anal Canal

Anal canal : akhir dari


usus besar dengan
panjang 4 cm dari
rektum hingga
orifisium anal.
Terjadinya varises pada Pembengkakan vena pada
pleksus hemorodialis inferior pleksus hemoroidalis superior,
di bawah linea dentate dan di atas linea dentate dan
tertutup oleh kulit. tertutup oleh mukosa

Hemoroid Eksterna Hemoroid Interna


Klasifikasi

Derajat I Derajat II Derajat III Derajat IV

Berdarah : +
Berdarah : + Berdarah : + Berdarah : + Prolaps : menetap
Prolaps : - Prolaps : + Prolaps : + Reposisi : sesudah
Reposisi : - Reposisi : spontan Reposisi : manual reposisi akan keluar
lagi.
Etiologi
Etiologinya belum diketahui secara pasti,
beberapa faktor pendukung yang terlibat :
Penuaan
Kehamilan
Hereditas
Konstipasi atau diare kronik
Penggunaan toilet yang berlama-lama
Posisi tubuh, misal duduk dalam waktu lama
Obesitas
Manifestasi Klinis
Perdarahan
Darah yang keluar berwarna merah segar dan
tidak tercampur dengan faeces.
Benjolan (grade II IV)
Keluarnya mukus
rasa gatal
Nyeri
Hemoroid Eksterna Hemoroid Interna

Perdarahan saat defekasi berwarna


Nyeri jika ada trombus merah segar dan tidak bercampur
Tampak berwarna merah muda dengan feses.
dengan konsistensi lembut Rasa tidak nyaman pada anus
Rasa gatal di anus
Manifestasi Klinis
akibat trauma oleh faeces
Perdarahan yang keras (berhubungan
dengan proses mengedan)
Awal : kembali spontan
Prolaps suatu massa Tahap lanjut : dimasukkan manual
pada waktu defekasi -> tidak dapat masuk

Nyeri Biasanya setelah defekasi

Pengeluaran lendir
Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan Fisik


Adanya darah segar pada Inspeksi
saat buang air besar - Hemoroid eksterna mudah
terlihat apalagi jika sudah
Terasa gatal di daerah anus mengalami trombosis
Adanya massa - Hemoroid interna yang prolaps
terlihat
Kadang terasa nyeri Apakah ada fisura, fistula, polip,
Ditanyakan apakah suka atau tumor
mengedan saat BAB, atau Rectal Touche
sering duduk berlama-lama
di toilet.
Pemeriksaan Penunjang

Anoskopi
untuk menilai mukosa rectal dan evaluasi tingkat
pembesaran hemoroid.
Penatalaksanaan

Mengkonsumsi makanan tinggi serat


Warm sits baths dengan merendam rektal pada air
hangat selama 10-15 menit 2-3 kali sehari.
farmakologi seperti obat-obatan yang dapat
memperbaiki defekasi, obat simptomatik yang
mengurangi keluhan rasa gatal dan nyeri, obat untuk
menghentikan perdarahan, dan obat analgesic dan
pelembut tinja (mungkin bermanfaat).
Skleroterapi
Rubber band ligation
Skleroterapi
Penyuntikan larutan
kimia dengan tujuan
menimbulkan
peradangan yang
kemudian menjadi
fibrotic dan
meninggalkan parut
efektif untuk hemoroid
interna grade I dan II
Rubber band ligation

dengan menempatkan
karet pengikat di sekitar
jaringan hemoroid
interna sehingga
mengurangi aliran
darah ke jaringan
tersebut menyebabkan
hemoroid nekrosis
Closed Hemorrhoidectomy Open Hemorrhoidectomy
Penatalaksanaan
Procedure for Prolapse Hemorrhoids (PPH)
atau Hemoroid Circular Stapler
Mula-mula jaringan hemoroid yang
prolaps didorong ke atas dengan alat yang
dinamakan dilator, kemudian dijahitkan ke
tunika mukosa dinding anus.
Kemudian alat stapler dimasukkan ke
dalam dilator.
Dari stapler dikeluarkan sebuah gelang
dari titanium diselipkan dalam jahitan dan
ditanamkan di bagian atas saluran anus
untuk mengokohkan posisi jaringan
hemoroid tersebut. Bagian jaringan
hemoroid yang berlebih masuk ke dalam
stapler.
Dengan memutar sekrup yang terdapat
pada ujung alat , maka alat akan
memotong jaringan yang berlebih secara
otomatis
Teknik Hemoroid Circular
Stapler
Komplikasi Pasca Operasi
Komplikasi Dini:
-Nyeri post op -Bengkak jar kulit
-Infeksi
-Perdarahan post operative
Komplikasi Lanjut:
- striktur ani
-Pembentukan skin tag
-Rekurensi

You might also like