Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
KELOMPOK I
ARDANI (1301006)
ARINI HAFIFAH (1301007)
BELLA ARDHIYATI (1301012)
DELFIAN Fikrani (1201015)
A. Dasar Penggunaan Radioisotop
atau Radiofarmasi Untuk Terapetik
Penggunaan isotop radioaktif dalam biologi dan kedokteran telah dimulai sejak
tahun 1901 oleh Henri Danlos yang menggunakan isotop radium untuk pengobatan
Selanjutnya Blumgart dan Weiss (1927) meneliti kecepatan sirkulasi darah pada
orang normal dan pasien penyakit jantung dengan menggunakan gas radon yang
pesat setelah Frederic Joliot dan Irene Joliot-Curie (1934) menemukan radioaktivitas
buatan P-32.
Radioisotop Dalam Bidang
Kedokteran
Pemeriksaan ini memberikan informasi untuk tujuan diagnostik dan dilakukan dengan
Pemeriksaan fungsi tubuh secara in vivo bertujuan untuk mengukur fungsi organ tubuh atau
sistem fisiologis tubuh berdasarkan absorpsi, pengenceran, konsentrasi, bahan radioaktif dalam
tubuh atau ekskresi bahan radioaktif dari tubuh setelah pemberian radiofarmaka.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk keperluan penyembuhan, atau terapi paliatif. Mekanisme
kerja umumnya berupa absorpsi radiasi beta untuk menghancurkan jaringan yang terkena
penyakit.
Syarat - Syarat Rancangan
Radiofarmaka
Dua alat imaging yang sangat bermanfaat dalam kedokteran nuklir adalah
Positron Emission Tomography (PET) dan Single Photon Emission Computed
Tomography (SPECT).
Kedua peralatan ini memberikan informasi fungsi dan anatomi organ dan sangat
cocok untuk memantau proses dinamik seperti metabolisme sel atau aliran darah
dalam jantung, paru, dan juga otak.
Keduanya menggunakan kamera gamma untuk mendeteksi sinar gamma yang
dipancarkan radioisotop tertentu yang ada dalam tubuh pasien
Positron Emission Tomography (PET)
Single Photon Emission Computed
Tomography (SPECT)
RADIODIAGNOSITIK
iodium- radium-
125 60
Radioisotope
Yang
Digunakan
Kobalt-
Au-198
60
lr-192
Efek Samping Radioaktif
Bidang Kesehatan Dan
Kedokteran
42K dan 43K 12,4 dan 22,2 jam Pengukuran klinis Sampai 5MBq
Radioterapi merupakan
pemanfaatan teknik nuklir dalam
bidang kedokteran dengan
menggunakan radionuklida dalam
bentuk sumber radiasi terbuka
maupun tertutup. Misalnya : 32P,
131I,90Y.
d. Internal Source
198Au di suntikan dalam bentuk suspensi koloid (secara intraperitoneal atau intrapleural)
Mula-mula akan terdifusi secara cepat ke dalam cairan, kemudian terkumpul pada
Cara ini sudah berhasil di gunakan pada pengobatan tumor peritoneal dan pleual.
Dalam hal ini, cairan terkumpul di perut tanpa memengaruhi sifat fisik tumor.
198Au hanya membunuh tumor pada permukaan saja. Kadang-kadang di jumpai efek
198Au secara eksperimen juga digunakan pada pengobatan kanker prostat serta cercival
I-131 ini sendiri adalah suatu isotop yang terbuat dari iodin yang
Jika I-131 ini dimasukkan kedalam tubuh dalam dosis yang kecil, maka
gastrointestinalis.
Diperoleh dari hasil penyinaran partikel neutron pada reaktor nuklir terhadap
Tellurium alami.
dimana kebanyakan isotop dari Tellurium yang lebih ringan berubah menjadi isotop
Nuklida Tellurium alami yang terberat, Te-130 menyerap sebuah partikel neutron
dan memancarkan sinar beta untuk menghasilkan Te-131, yang akan meluruh
I-131 juga dapat meluruh dengan waktu paruh 8,02 hari dengan memancarkan
sinar beta dan sinar gamma. Dalam proses peluruhan ini, I-131 akan berubah
menjadi Xe-131
Sifat fisik 131-I
Mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok karena I-131 dapat diserap oleh
kelenjar gondok.
dan beberapa tipe kanker pada kelenjar gondok yang menyerap iodium.
juga digunakan sebagai label radioaktif untuk radiofarmasi tertentu yang dapat
Hipuran I-131
Na I-131
Sodium I-131
Dosis 131-I
2. Ukuran tumor <1.5 cm jika ditemukan gambaran histologi tall cell, sclerosing
atau variant lain
Mukositis
Mual
Ludah berkurang dan
Kadang-kadang muntah
kehilangan rasa
Nyeri pada kelenjar ludah Nyeri dan bengkak pada leher
terutama jika sisa kelenjar
tiroid masih banyak
Penurunan jumlah lekosit
Na 131-I
- Hipertiroidi; Kontraindikasi
- Nodul tiroid otonom (NTO), toksik atau Terapi NaI-131 tidak boleh
non-toksik;
diberikan pada penderita
- Struma multinodosa nontoksik.
yang sedang hamil dan
2. Keganasan tiroid
menyusui.
- Terapi adjuvan karsinoma tiroid
pasca-tiroidektomi total.
Pemberian terapi NaI-131
Dokter yang merawat harus mendapatkan riwayat kesehatan penderita yang berhubungan dengan
Dosis kumulatif dari NaI-131 yang telah diberikan kepada penderita harus dicatat ke dalam rekam medis.
Dokter yang merawat harus memastikan bahwa pemeriksaan laboratorium yang tepat telah
Identitas penderita harus dicatat dengan benar untuk menghindari kesalahan, hal ini disesuaikan dengan
Terapi dengan NaI-131 dapat diberikan dalam bentuk cairan atau di dalam kapsul, namun dosis aktivitas
tetap harus dipastikan sebelum diberikan kepada penderita. Apabila diberikan dalam bentuk cairan
maka harus dilakukan tindakan untuk mengurangi penguapan selama proses persiapan radiofarmaka
dengan cara menyediakan sistim penyaring yang baik dan segera diberikan kepada penderita.
Dosimetri radiasi untuk pasien dewasa dapat dilihat pada lampiran tabel 3 dan 4.
Sodium
Iodida-131