You are on page 1of 49

TATALAKSANA GANGGUAN JIWA

Oleh :
Eva oktavidiati

Pembimbing :
dr. Andri, Sp.KJ

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS BENGKULU
2017
Tatalaksana Gangguan Jiwa
Psikofarmaka
Konseling dan Psikoterapi Suportif
Intervensi Krisis
CBT
Psikofarmaka
Psikofarmakoterapi terapi dengan obat obat
psikofarmaka yang memiliki efek utama terhadap
proses mental di susunan saraf pusat, spt proses pikir,
perasaan, dan disfungsi motorik atau tingkah laku.
Dibagi menjadi 4 kelompok besar :
Antipsikotik
Antidepresan
Antiansietas
Antimanik/mood stabilizer
Antipsikotik

Bermanfaat pada terapi psikosis akut maupun


kronik, suatu gangguan jiwa yang berat.
Ciri- ciri obatnya :
Berguna mengatasi agresivitas, hiperaktivitas
dan labilitas emosional pada pasien psikosis;
Dosis besar tidak menyebabkan koma yang
dalam ataupun anestesia
Dapat menimbulkan gejala ekstrapiramidal
yang reversibel atau ireversibel
Tidak ada kecenderungan untuk menimbulkan
ketergantungan fisik dan psikis.
Berdasarkan rumus kimia dibagi menjadi :
Fenotiazin (low potency), ex : chlorpromazine
Nonfenotiazin (high potency), ex : haloperidol
Berdasarkan cara kerja dibagi menjadi :
Dopamine receptor Antagonist sering disebut antipsikotik
tipikal
Serotonine Dopamin Antagonist sering dsebut antipsikotik
atipikal
Tipikal: mempunyai afinitas tinggi dalam
menghambat reseptor dopamin 2, hal inilah
yang diperkirakan menyebaban reaksi
ekstrapiramidal yang kuat.

Atipikal: afinitas yang lemah terhadap


dopamin 2, selain itu juga memiliki afinitas
terhadap reseptor dopamin 4, serotonin,
histamin, reseptor muskarinik dan reseptor
alfa adrenergik;
Tipikal: umumnya hanya berespons untuk gejala positif.

Atipikal: gejala positif (seperti bicara kacau, halusinasi,


delusi) maupun gejala negatif (miskin kata kata, afek
yang datar, menarik diri dari lingkungan, inisiatif
menurun)
Farmakodinamik
Bekerja sebagai antagonis reseptor dopamin dan
serotonin di otak
Targetnya menurunkan gejala psikotik seperti
halusinasi, waham dan lain-lain
Sistem dopamin yang terlibat : nigrostriatal,
mesolimbokortikal, tuberoinfundibuler
Prinsip pengobatan
Terapi inisial dimulai dari dosis anjuran, dnaikkan
bertahan selama 1-3 minggu sampai mencapai dosis
optimal yang mengurangi gejala
Terapi pengawasan dosis optimal dipertahankan
selama 8-10 minggu sebelum masuk tahap pemeliharaan
Terapi pemeliharaan mulai diturunkan secara
perlahan sampai dicapai dosis minimal tanpa
menimbulkan kekambuhan (2-5 tahun)
Efek samping
Akatisia
Distonia akut
Parkinsonisme
Sindroma neuroleptik maligna
Tatalaksana Efek Samping
Trunkan dosis terlebih dahulu
Jika tidak teratasi dapat diberikan obat-obat
antikolinergik, ex: triheksifenidil 3x2mg,benztropin,
atau dypenhidramine injeksi IM/IV 10-50 mg/ml
Jika masih ada gejala efeksamping, ganti ke preparat
antipsikotik lain yang sedikit menimbulkan efek samping
Antidepresan
Obat untuk mengatasi atau mencegah depresi mental.
Depresi terjadi karena rendahnya kadar serotonin di
pasca sinaps
Antidepresi generasi pertama
MAO inhibitor,
antidepresi trisiklik dan tetrasiklik
antidepresi generasi kedua
SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors)
generasi ketiga
SNRI (Serotonine Norepinephrine Reuptake Inhibitor).
Golongan trisiklik dan tetrasiklik bersifat serotogenik
yang menghambat ambilan kembali neurotransmitter
yang dilepaskan di celah sinaps, tidak selektif
menimbulkan efek samping
SSRI bekerja dengan cara yang sama namun hambatan
bersifat selektif terhadap serotonin
MAOI bekerja di presinaps menghambat enzim yang
memecah serotonin
SNRI menghambat ambilan kembali serotonin dan
norepineprin.
Efek samping
Hipotensi
Gangguan jantung
Gejala ganggan saraf otonom
Gejala ganggan susunan saraf pusat
Alergi
Gejala psikis lain (maniak, gelisah, delirium)
Prinsip pengobatan
Dimulai dosis rendah, ditingkatkan bertahap sampai
dosis terapeutik.
Efek terapi baru akan tampak 2-3 minggu, sehingga
pada minggu pertama sering diberikan benzodiazepin
yang punya efek cepat
Terapi pemeliharaan, remisi gejala, mecegah relaps
minimal 6 bsampai 3-5 tahun.ulan bahkan
Antiansietas
Kelompok obat yang dipergunakan untuk mengatasi
cemas
Biasanya juga memiliki efek sedasi, relaksasi otot,
amnestik dan antiepileptik
Ansietas didefinisikan sebagai perasaan khawatir atau
ketakutan yang ditandai dengan gejala fisik seperti
palpitasi, berkeringat dan tanda tanda stres lainnya.
Antiansietas dosis tinggi dan jangka panjang dapat
menimbulkan ketergantungan fisik dan psikis
Derivat Benzodiazepin
Diazepam (valium)
Bromazepam (lexotan)
Lorazepam (ativan)
Alprazolam (xanax)
Clobazam (frisium)
Derivat Gliserol
Meprobamat
Derivat Barbiturat
Fenobarbital
Toleransi dan Ketergantungan Fisik
Keadaan ini dapat terjadi bila benzodiazepin diberikan
dalam dosis tinggi dan dalam jangka waktu lama. Jadi
pemberian golongan obat ini lebih dari 3 minggu
sebaiknya dihindari
Cara Kerja
Mekanisme kerja benzodiazepin
merupakan potensiasi inhibisi neuron
dengan GABA sebagai mediator nya.

Efek Samping
Rasa mengantuk, sakit kepala, ataksia, nafsu makan
meningkat, mudah terjadi toleransi bila pemberian
dosis besar yang lama, serta gejala putus zat bila
diberhentikan tiba-tiba
Antimanik/
Mood Stabilizer
Adalah obat yang kerjanya terutama mencegah naik
turunnya mood pada pasien gangguan bipolar (sindrom
manik-depresi)
Klasifikasi
Garam Lithium
Litum carbonat seperti priadel, theralith
Lain-lain
Carbamazepine
Asam valproate
Natrium divalvroate
Cara kerja Lithium
Efek pada elektrolit dan transpor ion yaitu
litium dapat mengganti natrium dalam
membantu suatu potensial aksi sel neuron,
tetapi litium bukan merupakan substrat yang
adekuat untuk pompa Na.
Efek
pada neurotransmiter, diperkirakan litium
menurunkan pengeluaran norepinefrin dan
dopamin, menghambat supersensitivitas
dopamin, juga meningkatkan sintesis asetilkolin
Efekpada second messengers, yakni litium
menghambat konversi IP2 menjadi IP1 (inositol
monofosfat) dan konversi IP menjadi inositol.
Dosis lithium 2-3 x 300mg perhari, kadar plasma stabil
dicapai pada 4-5 hari.
Lalu diberikan dosis tunggal perhari 1200-1800mg
Efek Samping Lithum
Ringan (nontoxic) : disforia, tidak spontan, perlambatan
waktu reaksi, kesulitan memori
Tremor
Toxic : tremor, disartria, ataksia, iritaibilitas
neuromuskular, kejang, koma, kematian
Lain lain : ginjal, kardiovaskular, renal, kulit, saluran
cerna dan lain-lain
Psikoterapi

Terapi atau pengobatan yang menggunakan cara-cara psikologik,


dilakukan oleh seorang yang terlatih khusus, yang menjalin hubungan
kerjasama secara profesional dengan sorang pasien dengan tujuan untuk
menghilangkan, mengubah atau menghambat gejala dan penderitaan
akibat penyakit.
Prinsip Umum Psikoterapi
Dilakukan dengan wawancara tidak dapat dipisahkan
antara sifat terapeutis dan penegakan diagnosis
Dalam wawancara terapis berusaha mengumpulkan data
dan mengoptimalkan hubungan interpersonal
Yang terapis amati :
Apa yang terjadi pada pasien
Apa yang terjadi pada pewawancara sendiri
Apa yang terjadi antara terapis dan pasien
Keterampilan yang harus dimiliki terapis

Mempunyai pengetahuan mengenai dasar ilmu psikologi,


psikopatologi, dan proses-proses mental
Dapat menarik suatu konklusi tentang keadaan mental
pasien yang diperiksa
Terampil dan berpengalaman dalam menerapkan teknik
dan metode penanganan fungsi-fungsi mental pasien.
Contohnya empati, desensitisasi, pemberian nasihat,
pemberian contoh
Kepribadian, harus sensitif, objektif dan jujur,
fleksibel, dapat berempati, bebas dari problem
emosional dan kepribadian
Jenis Psikoterapi
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai:

Psikoterapi suportif Psikoterapi reedukatif Psikoterapi


Mendukung fungsi- Untuk mengubah Rekontruktif
fungsi ego atau perilaku dengan Akan dicapai tilikan
memperkuat defense meniadakan konflik-konflik
Memperluas kebiasaan tertentu dengan usaha untuk
mekanisme dan membentuk mencapai perubahan
pengendalian kebiasaan yang lebih luas kepribadian
Perbaikan ke suatu menguntungkan seseorang
keadaaan Ex: terapi perilaku, Ex: psikoterapi
keseimbangan yang kelompok keluarga, berorientasi
adaftif dll psikoanalitik dan
Ex: bimbingan, terapi dinamik
kelompok, manipulasi
lingkungan
Psoses Psikoterapi
Fase awal
Untuk membentuk hubungan kerja dengan pasien
Tugas terapeutik:
Memotivasi pasien untuk menerima terapi
Menjelaskan dan menjernihkan salah pengertian mengenai
terapi (bila ada)
Meyakinkan pasien bahwa terapis mengerti penderitaan
dan bahwa terapis mampu membantunya
Menetapkan secara tentatif mengenai tujuan terapi
Fase Pertengahan
Menentukan perkiraan sebab dan dinamik gangguan
yang dialami pasien, menerjemahkan tilikan dan
pengertian (bila ada), menentukan langkah korektif
Tugas terapeutik :
Mengeksplorasi berbagai frustasi terhadap lingkungan dan
hubungan interpersonal yang menimbulkan ansietas
Membantu pasien dalam mengatasi ansietas yang
berhubungan dengan problem kehidupan
Fase Akhir
Untuk terminasi terapi
Tugas terapis :
Menganalisis elemen-elemen dependensi hubungan terapis-
pasien
Mendefinisiskan kembali situasi terapi untuk mendorong
pasien membuat keputusan, menentukan nilai dan ciota-
cita sendiri
Membantu pasien mencapai kemandirian dan ketegasan
diri yang setinggi-tingginya
Efektivitas Psikoterapi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perbaikan terapeutik yang dicapai :
Tujuan yang ingin dicapai
Motivasi pasien
Kepribadian dan keterampilan terapis
Teknik yang digunakan
Konseling
Hubungan saling membantu antara dua orang
dalam situasi saling tatap muka, yang
memutuskan untuk
Membantu klien menolong dirinya sendiri untuk
menyelesaikan masalah dalam kehidupannya, lebih
mengerti diri sendiri, dapat menyesuaikan diri
Berkomunikasi secara terampil untuk dapat mengenal hal-
hal yang menjadi masalah klien
Terlibat dalam proses yang bertujuan memberi
keterampilan, pengetahuan, jangkauan kepada berbagai
sumberdaya dan bersikap membantu klien menanggapi
masalah dalam kehidupannya yang menjadi sebab
kekhawatiran dan disfungsi
Meneruskan psoses jangka panjang dukungan yang
berkelanjutan
Intervensi Krisis
Suatu metode yang diberikan segera kepada seseorang
yang mengalami suatu peristiwa yang dapat
mengakibatkan gangguan pada mental dan fisik.
Krisis situasi yang mengakibatkan seseorang
mendadak tidak dapat menggunakan kemampuan
menyelesaikan masalah
Kejadian yang dapat menimbulkan krisis : bencana
alam, pelecehan seksual, perisiwa kriminal
Tujuan Intervensi krisis :
Menurunkan intensitas dari reaksi emosi, mental, fisik
dan perilaku seseorang terhadap krisis yang ia hadapi
Memberikan kebutuhan dasar yang pasien butuhkan
Membantu pasien memecahlkan masalah
Membantu pasien memiliki kontrol kembali
Membantu pasien berhubungan dengan jejaring yang ia
butuhkan
Membantu seseorang kembali pada fungsinya seperti
sebelum menghadapi krisis
Intervensi krisis diberikan dalam satu atau beberapa
sesi rata-rata sesi sebanyak 4 minggu. Satu sesi 20
menit sampai 2 jam atau lebih.
Reaksi individu terhadap krisis dapat berupa :
Reaksi emosional takut, marah, bersalah dan berkabung
Reaksi fisik sakit kepala, lemah, gangguan perut
Reaksi perilaku gangguan makan dan tidur, isolasi diri
dan kegelisahan
Langkah-langkah intervensi krisis
Klarifikasi masalah pada pasien
Membantu pasien mengekspresikan perasaanya
Dukung pasien mecari dukungan dari teman dan
keluarga
Mengidentifikasi mekanisme coping pasien dan
mengdiskusikannya
Mendiskusikan strategi dalam penyelesaian masalah dan
konsekuensinya
Membantu pasien mengidentifikasikan pikiran negatif
yang ada
Metode SSAC (Everly dan
Finn, 2004)
Stabilisasi mencegah kondisi menjadi lebih buruk
dengan memberika :
Kebutuhan fisik dasar
Mengurangi stressor yang bersifat akut
Memberi rasa aman dan nyaman
Assesment dan Triage penilaian segera pada kondisi
psikologik yang membutuhkan intervensi segera
seperti : psikotik, percobaan bunuh diri, gangguan
panik, depresi berat dll
Komunikasi dengan tujuan memberikan dukungan
Mendengar secara mepatik
Memberi dukungan
Memberikan manajemen stres yang sesuai dengan keadaan
misalnya relaksasi
Koneksi menghubungkan pasien dengan sistem
pendukung yang dibutuhkan :
Keluarga atau teman
Rumah sakit, lembaga swadaya masyarakat yang sesuai
dengan kebutuhan pasien
CBT

Cognitive Behavioral Therapy salah satu terapi


modifikasi perilaku yang menggunakan kognisi sebagai
kunci dari perubahan perilaku.
Terapis membantu klien dengan cara membuang pikiran
dan keyakinan buruk klien, untuk kemudian diganti
dengan konstruksi pola pikir yang lebih baik.
Teknik dalam Cognitive Behavioral
Therapy

Cognitive Restructuring Methods


membantu klien mengidentifikasi pikiran-pikiran
buruknya, kemudian menggantinya dengan pikiran-
pikiran yang lebih rasional dan realistis.
Ada dua jenis Cognitive Restructuring Methods
Ellis s Rational-Emotive (Behavior ) Therapy
Becks Cognitive Therapy
Ellis s Rational-Emotive (Behavior ) Therapy
Masalah emosi berasal dari pernyataan irrasional ketika menghadapi kejadian
yang tidak sesuai dengan harapannya.
Mengajarkan klien mengubah pikiran irrasional menjadi pikiran rasional yang
lebih positif dan realistis.
Menantang pikiran irasional dengan memberikan interpretasi rasional terhadap
kejadian buruk yang menimpa klien.

Becks Cognitive Therapy


Gangguan emosi karena adanya disfungsi berpikir (dichotomous thinking,
overgeneralization, magnification)
Mengidentifikasi disfungsi berpikir dan asumsi maladaptif yang menjelaskan
emosi yang tidak menyenagkan.
Menetralisir disfungsi berpikir testing realitas
Self Instructional Coping Methods (Meichenbaum)
Mengganti pikiran negatif menjadi positif.
Self instruction untuk mengubah perilaku

Langkah-langkah dalam Self Instructional Coping Methods :


Mengidentifikasi stimulus yang menyebabkan stress negative self
statement.
Melalui modelling atau behaviour rehearsal klien belajar self talk
untuk menetralisir negative self statement ketika situasi yang
menimbulkan stress muncul.
Mengajarkan klien self instruction (misalnya menarik napas panjang).
Mengajarkan klien self reinforcing setelah berhasil menguasai situasi.
Problem Solving Methods (Dzurilla & Golfried)
Asumsi dasar problem solving mengandung proses
perilakuan, baik overt (tampak), atau kognitif yang
menyediakan berbagai alternatif respon efektif untuk
menyelesaikan situasi problematis, dan meningkatkan
kemungkinan memilih respon-respon yang paling efektif
dari berbagai alternatif tersebut.

Tujuan bukan untuk memberikan solusi tetapi


memberikan ketrampilan umum supaya individu
memiliki kemampuan menyelesaikan berbagai problem
secara efektif.
Tahapan problem solving

Orientasi Umum
Menjelaskan dasar pikiran
Mengarahkan pemahaman yang merupakan bagian
hidupnya.
Menekankan pada klien bahwa ia harus belajar
mengenali situasi yang terjadi dan responnya yang
seharusnya tidak dimunculkan secara otomatis
Klien dapat bertanya
Klien menceritakan situasi problematis yang dialami dan
reaksi yang berhubungan dengan pemikiran dan
perasaannya.
Definisi & Formulasi Problem
Pada mulanya klien menceritakan problem secara samar
dan abstrak (gambaran umum)
Klien harus belajar menceritakan problem secara
spesifik dan mendetail.
Tidak hanya menceritakan kejadian yang eksternal,
tetapi juga pikiran dan perasaan yang terlibat di
dalamnya.
Klien belajar memisahkan informasi yang tidak relevan
dan memfokuskan pada informasi yang berhubungan
dengan problemnya.
Membuat Alternatif
Setelah mendefinisikan masalah dnegan tepat, klien
diinstruksikan melakukan brainstorming tentang solusi-
solusi yang mungkin dilakukan.
Setelah klien mengidentifikasi beberapa alternatif
respon penting, ia siap membuat keputusan berkaitan
dengan strategi berikutnya
Mengambil Keputusan
Membuat estimasi dari beberapa alternatif yang muncul
Memperkirakan kemungkinan efektivitas dan konsekuensi
jangka pendek dan panjang.
Membuat evaluasi.

Verifikasi
Setelah ditemukan pemecahan masalah, dibuat pelatihan dan
diwujudkan dalam kehidupan nyata dalam tingkah lakunya.
Terapis perlu memotivasi dan membimbing klien untuk
menerapkan tingkah laku yang dipilih.
Mengevaluasi apa yang telah dilakukan.
Terima
Kasih

You might also like