You are on page 1of 34

Antihipertensi

Nadia Vinka Lisdianti


1061050189
Diuretik

Furosemid
Merupakan diuretik kuat, bekerja di ansa henle asenden
dengan cara menghambat kotransport Na, K, Cl dan
menghambat resorpsi air dan elektrolit.

Indikasi : edema yang disebabkan oleh payah jantung,


sirosis hati, penyakit ginjal termasuk sindrom nefrotik, dan
hipertensi ringan sampai sedang.

KI : penderita hipersensitifitas, anuria.


Diuretik
Dosis : 40mg/tab, 10 mg/ml (inj)
Dws sehari 1-2 x 1-2tab, maksimal 5 tab sehari. Atau
dosis awal 20-40 mg IM/IV
Edema paru-paru akut, dosis awal 40 mg IV dpt
dilanjutkan 20-40 mg setelah 20 menit.

ESO : Ggn sal.pencernaan, reaksi hipersensitifitas,


reaksi saluran saraf pusat, reaksi hematologi,
reaksi dermatologi seperti urtikaria, reaksi
kardiovaskular, dan hiperurisemia
Penghambat Adrenergik
Beta Blocker

Mekanisme :

Penurunan frekuensi denyut jantung dan


kontraktilitas miokard sehingga menurunkan curah
jantung.

Hambatan sekresi renin di sel jugstaglomerulus ginjal


dengan akibat penurunan produksi angiotensin II

Efek sentral yang mempengaruhi aktivitas saraf


simpatiss, perubahan pada sensitivitas
baroreseptor, perubahan aktivitas neuron
adrenergik
Atenolol
I : hipertensi dan angina pektoris akibat
arteriosklerosis koroner
KI : asma bronkial, syok kardiogenik, hambat
jantung, payah jantung, sinus bradikardia.
ESO : bradikardi, hipotensi, bronkospasme, reaksi
alergi
Ds :
hipertensi ; sehari 50 mg, lalu tingkatkan setelah 1
minggu mjd 100mg sehari kalau dpt ditoleransi.
Angina : sehari 100 mg
Propanolol
Farmakologi:
Propranolol adalah suatu obat penghambat beta-
adrenoseptor yang terutama digunakan untuk
terapi takiaritma dan antiangina. Propranolol
memiliki khasiat menghambat kecepatan konduksi
impuls dan mendepresi pembentukan fokus aktopik.
Perbedaannya dengan kinidin adalah Propranolol
tidak memiliki efek antikolinergik, sehingga tidak
mengakibatkan takikardia paradoksal.
Indikasi:
Angina
Aritmia
Hipertensi
Pencegahan migrain

Kontraindikasi:
Penderita asma bronkial dan penyakit paru obstruktif
menahun yang lain.
Penderita asidosis metabolik (diabetes militus ).
Penderita dengan payah jantung termasuk payah jantung
terkompensasi dan yang cadangan kapasitas jantung kecil.
Kardiogenik syok.
Bila ada "atrio-ventricular (A-V) blok " derajat 2 dan 3.
Dosis:
Dewasa :
Angina : oral 10 - 20 mg, 3 - 4 kali sehari, setiap 3 - 7
hari dosis dapat ditingkatkan.
Aritmia : oral 10 - 20 mg, 3 - 4 kali sehari, dosis dapat
ditingkatkan bila diperlukan.
Hipertensi : oral 20 mg, 3 -4 kali sehari atau 40 mg , 2
kali sehari, bila diperlukan dosis dapat ditingkatkan.
Migrain : oral 20 mg, 3 - 4 kali sehari, bila diperlukan
dosis dapat ditingkatkan.
Anak-anak :
Aritmia : oral 0,5 mg/kg BB perhari dibagi 3 - 4 kali
pemberian.
Hipertensi : 1 - 3 mg/kg BB/hari dibagi 3 kali
pemberian.
Efek Samping:
Kardiovascular : bradikardia, gagal jantung kongestif,
blokade A-V, hipotensi, tangan terasa dingin,
trombositopenia, purpura, insufisiensi arterial.
Susunan saraf pusat : rasa capai, lemah dan lesu (
paling sering), depresi mental/insomnia, sakit kepala,
gangguan visual, halusinasi.
Gastrointesnial : mual, muntah, mulas, epigastric
distress, diare, konstipasi ischemic colitis, flatulen.
Pernafasan : bronkospasme.
Hematologik : diskarasia darah (trombositopenia,
agranulositosis).
Lain-lain: gangguan fungsi seskual, impotensi, alopesia,
mata kering, alergi.
Interaksi Obat:
Aluminium hidrosida gel mengurangi absorpsi
Propranolol didalam usus.
Etanol memperlambat absorpsi Propranolol
Fenitoin, fenobarbital dan rifampin mempercepat
klirens Propranolol
Bila diberikan bersama klorpromazin akan menaikkan
kadar kedua obat tersebut didalam plasma.
Klirens antipirin, lidokain dan teofilin akan berkurang bila
diberikan bersama dengan Propranolol.
Simetidin akan mengurangi metabolisme Propranolol di
dalam hati, memperlambat eliminasi dan
meningkatkan kadar di dalam plasma.
Penghambat Adrenergik
Alfa Blocker
Mekanisme : hambatan reseptor 1 menyebabkan
vasodilatasi di arteriol dan venula sehingga menurunkan
resistensi perifer. Vasodilatasi juga menyebabkan aliran balik
vena berkurang yang selanjutnya menurunkan cuah jantung.

Doksazosin
I : hipertensi, hiperplasia prostat ringan
KI : hipersenstif
Efek samping : hipotensi ortostatik, sakit kepala, palpitasi,
edema perifer, hidung tersumbat, mual.
Dosis : awal 1 mg/hr, dpt ditingkatkan setelah 1-2 minggu
mjd 2mg/hr, dan seterusnya dgn selang waktu yg sama mjd
4, 8, dan sampai maksimum 16 mg.
Adrenolitik Sentral
Metildopa
Mekanisme kerja : prodrug yg dlm SSP
menggantikan kedudukan DOPA dlm sintesis
katekolamin dgn hasil akhir -metilnorepinefrin.
Diduga efek antihipertensinya lbh disebabkan krn
stimulasi reseptor -2 di sentral sehingga mengurangi
sinyal simpatis ke perifer. Metildopa mempengaruhi
resistensi vaskular tanpa banyak mempengaruhi
frekuensi dan curah jantung.

Efek maksimal tercapai setelah 6-8 jam setelah


peemberian oral atau IV.
Dosis efektif min 2x125mg/hari dan dosis maksimal 3
g/hari.
Untuk hipertensi pasca bedah sering diberikan IV dgn
infus intermiten 250-1000mg/6jam

Efek samping : sedasi, hipotensi postural, pusing, mulut


kering, sakit kepala. ES lain: depresi, ggn tidur,
kecemasan, penglihatan kabur, dan hidung tersumbat.

Interaksi :
Pemakaian bersama prepaat besi dpt
mengurangi absorpsi metildopa sampai 70%,
tapi sekaligus mengurangi eliminasi dan
menyebabkan akumulasi metabolik sulfat.
Efek hipotensif metildopa ditingkatkan oleh
diuretik dan dikurangi oleh antidepresan trisiklik
dan amin simpatomikmetik.
Penghambat Saraf
Adrenergik
Reserpin
Mekanisme : reserpin terikat kuat pada vesikel di
ujung saraf sentral dan perifeer dan menghambat
proses penyimpanan katekolamin kedalam vesikel.
Selanjutnya katekolamin dipecah oleh enzim
monoamin oksidase di sitoplasma. Proses yg sama
terjadi juga pada serotonin. Pemberian reserpin
mengakibatkan penurunan curah jantung dan
resistensi perifer.

I : hipertensi
KI : depresi, parkinson, epilepsi, terapi
elektrokonvulsi, tukak lambung, atau duodenum
akut, hamil dan menyusui.
Efek samping : hidung tersumbat, mulut kering, lelah,
penglihatan kabur,muntah, letargi, depresi mental,
mimpi buruk; bradikardi, hipotensi ortostatik, ggn
fungsi seksual
Dosis : awal sehari 0,1-0,25mg, maksimum 0,5
mg/hari
Penghambat Ganglion
Trimetafan
Digunakan untuk menurunkan tekanan darah
dengan segera spt pd :
Hipertensi darurat, terutama aneurisma aorta
Untuk menghasilkan hipotensi yg terkendali
selama operasi besar
Diberikan secara IV dgn dosis 0,3-5mg/menit.
Efek hipotensi tjd dlm 3-5 menit dan hilang 15 menit
setelah pengentian tetesan infus.
ES : ileus paralitik, dan paralisis kandung kemih, mulut
kering, penglihatan kabur, dan hipotensi ortostatik.
VASODILATOR
HIDRALAZIN
Indikasi : hipertensi esensial

Kontraindikasi : hipertensi dengan PJK,


tidak dianjurkan pada pasien usia diatas 40
tahun

Dosis :
Oral : 25-100 mg 2xsehari
Hipertensi darurat (glomerulonefritis akut &
eklampsia) : 20-40mg i.m/i.v
Dosis maksimal 200mg/hari
MEKANISME KERJA
Bekerja langsung merelaksasi otot polos arteriol

Vasodilatasi yang terjadi menimbulkan reflek


kompensasi yang kuat peningkatan kekuatan
dan frekuensi denyut jantung, peningkatan renin
dan norepinefrin plasma
EFEK SAMPING
Sakit kepala

Mual

Flushing

Hipotensi

Takikardia

Palpitasi

Angina pektoris
GOLONGAN ANGIOTENSIN II
ANTAGONIS
VALSARTAN-NI
Valsartan 80 &160 mg.

Indikasi :
Hipertensi
Gagal jantung
Pasca infark miokard

Kontraindikasi :
Gagal hati berat
Sirosis hati
Obstruksi saluran empedu
Hamil dan menyusui
DOSIS :
Hipertensi
Sehari 1x80mg, dapat ditingkatkan sampai 160mg
Gagal jantung
Awal : sehari 2x40mg, dapat ditingkatkan menjadi sehari 2x80 dan
160mg
Pasca infark miokard
Awal : sehari 2x20mg, dapat ditingkatkan menjadi sehari 2x40, 80,
160mg
Efek Samping :
Sakit kepala
Pusing
Lelah
Hipokalemia
Hiperurisemia
Hipotensi postural
Peningkatan kadar lemak dalam darah
Antagonis Kalsium
Golongan dihidropiridin (DHP; nifedipin, nikardipin,
isradipin, felodipin, amlodipin) bersifat
vaskuloselektif sehingga
Tidak ada efek langsung pada nodus AV dan SA
Menurunkan resistensi perifer tanpa depresi fungsi
jantung yang berarti
Relatif aman dengan kombinasi bloker

Bioavailabilitas oral yang tinggi dari amlodipin


menguntungkan karena menghasilkan kadar
plasma yang tinggi dan predictable

Absorbsi yang lambat dari amlodipin


menyebabkan TD turun dengan perlahan
Antagonis Kalsium
Waktu paruh amlodipin yang panjang memastikan
dapat bekerja 24 jam penuh, kadarnya pada 24
jam masih 2/3 kadar puncaknya sehingga dapat
diberikan 1 kali sehari
Metabolisme yang hampir sempurna oleh hati dari
semua antagonis kalsium menunjukkan bahwa
penggunaannya pada penderita dengan sirosis
hati dan penderita usia lanjut harus dengan hati-
hati
Ekskresi utuh melalui ginjal yang kecil dari semua
antagonis kalsium menunjukkan tidak perlunya
perubahan dosis pada penderita dengan
gangguan fungsi ginjal
Antagonis Kalsium
Hanya isradipin dan amlodipin yang tidak
meningkatkan kadar digoksin yang diberikan
bersama

Hanya verapamil dan amlodipin yang kadarnya


tidak ditingkatkan oleh simetidin yang diberikan
bersama

Kombinasi antagonis kalsium dengan bloker,


penghambat ACE atau bloker memberikan
efek yang baik namun kombinasi dengan
diuretik hanya memberikan penambahan efek
yang kecil
Antagonis Kalsium
Efek Samping dan Perhatian
Golongan dihidropiridin merupakan vasodilator poten
jika dikombinasikan dengan mula kerja yang cepat
(nifedipin) maka akan terjadi:
Penurunan TD yang besar dan cepat
Hipotensi berlebihan menyebabkan iskemia miokard
atau serebral
Takikardia, palpitasi yang dapat mencetuskan
serangan angina pada penderita PJK
Vasodilatasi akut; sakit kepala, pusing, muka merah
Mula kerja yang lambat (amlodipin) menyebabkan
penurunan TD yang perlahan sehingga mencegah hal
diatas.
Antagonis Kalsium
Efek Samping dan Perhatian
Vasodilatasi menetap edema perifer (paling sering
terjadi dengan nifedipin)
Bradiaritmia dan gangguan konduksi terutama terjadi
dengan verapamil, kurang dengan diltiazem, tidak
terjadi dengan golongan DHP
Efek inotropik negatif paling kuat dimiliki oleh verapamil,
kurang dengan diltiazem, dan minimal oleh golongan
DHP
Konstipasi, retensi urin, refluks esofagus
Hiperplasia gusi
Penghentian mendadak menyebabkan angina atau
infark miokard pada penderita dengan PJK
Tidak mempunyai efek samping metabolik
Antagonis Kalsium
Dosis Dosis Frekuensi Sediaan
Awal Maksimal
Verapamil 80 320 2x Tablet 80 mg
Diltiazem
Biasa 90 360 3x Tablet 30;60 mg
Lepas lambat 180 360 2x Kapsul 90;180 mg
Nifedipin
Biasa 15 30 3x Tablet 5;10 mg
Retard 20 40 2x Tablet 10;20 mg
Oros 30 30 1x Tablet 30 mg
Amlodipin 2,5 7,5 1x Tablet 5 mg
Pilihan AH Berdasarkan
Karakteristik Penderita
Karakteristik AH yang AH yang Tidak Dianjurkan
Dianjurkan
Demografik/Pola Hidup
Usia <50 tahun BB, ACEI, AB Diuretik
Usia lanjut Diuretik, CA Guanetidin, Guandrel, AB,
Labetalol, Adrenolitik sentral
Aktif fisik ACEI, CA, AB BB
Perokok AB BB
Perlu menghindari sedasi Semua lainnya Adrenolitik sentral
Tidak patuh Dosis sekali sehari Adrenolitik sentral
Menghindari gangguan ACEI, CA,A B Diuretik, BB, Guanetidin,
seksual Guandrel, Adrenolitik sentral
Pilihan AH Berdasarkan
Karakteristik Penderita
Karakteristik AH yang AH yang Tidak Dianjurkan
Dianjurkan
Angina
Stabil Kronik BB non ISA, CA Vasodil langsung
Vasospastik CA BB, Vasodil langsung
Pasca infark miokard BB non ISA, ACEI Vasodil langsung
Gagal jantung Diuretik, ACEI BB, CA, Labetalol
Hipertensi pada kehamilan
Hipertensi kronik Metildopa ACEI
Preeklamsia Metildopa Diuretik, ACEI
Gangguan fungsi ginjal
Awal (CCR 1,5-2,5 mg/dl) (-) Diuretik hemat K
Lanjut (CCR >2,5 mg/dl) Diuretik kuat, Diuretik tiazid, diuretik hemat K,
Indapamid ACEI
Pilihan AH Berdasarkan
Karakteristik Penderita
Karakteristik AH yang Dianjurkan AH yang Tidak
DIanjurkan
Asma/PPOM (-) BB, Labetalol, ACEI
Diabetes Mellitus ACEI, AB BB, Diuretik
Gout/Hiperurisemia (-) Diuretik
Dislipidemia AB Diuretik, BB non ISA
Penyakit Hati (-) Metildopa, Labetalol
Kombinasi Antara Berbagai
AH
Diuretik bloker ACEI Kalsium bloker
Antagonis
Diuretik *** + + - +

bloker + *** + + +

ACEI + + *** + +

Kalsium - + + *** +
Antagonis

bloker + + + + ***

+ Hasil baik
*** Hati-hati pada gangguan fungsi jantung atau gangguan konduksi terutama dengan verapamil
atau diltiazem
- Tidak dianjurkan karena penambahan efek sedikit/tidak ada

You might also like