DEFINISI (Brunner & Suddarth, 2002) Kongesti dan hiperemi mempunyai pengertian yang sama bila dilihat dari peningkatan volume darah pada jaringan atau bag. tubuh yang mengalami proses patologik. Hiperemi atau hiperemi aktif timbul jika dilatasi pembuluh arteriol dan arteri menyebabkan peningkatan aliran darah ke dalam jaringan kapiler dengan terbukanya kapiler-kapiler yang tidak aktif DEFINISI (Brunner & Suddarth, 2002) Bendungan, disebut juga hiperemi pasif terjadi bila aliran cairan tubuh yang melalui vena mengalami gangguan, misalnya pada sianosis atau peningkatan Hb darah mengalami deoksigenasi. Hiperemi dilihat dari waktu dibagi menjadi Hiperemi akut dan kronik JENIS Hiperemi Pasif Bersifat Kronik Aliran darah vena menurun disertai pelebaran vena dan kapiler Ada/tidaknya pembuluh kolateral menentukan berat ringannya hiperemi Bendungan vena sistemik terjadi pada gagal jantung kongesti dengan dekompensasi ventrikel kanan JENIS Hiperemi Pasif Gagal jantung kiri menimbulkan gangguan aliran darah paru Dekompensasi ventrikel kanan terjadi bendungan di seluruh tubuh tanpa gangguan paru Obstruksi dari lumen (trombosis), atau luar lumen akibat tekanan (tumor, jar. parut, hernia, dll) JENIS Hiperemi Pasif Obstruksi aliran balik vena ekstremitas dapat timbul dari bendungan lokal Atau hanya melibatkan sirkulasi portal seperti pada hipertensi portal akibat sirosis hati Bendungan jaringan kapiler berhubungan erat dengan timbulnya edema dan pada umumnya berlangsung bersama-sama JENIS Hiperemi Aktif Timbul karena jumlah darah pada arteriol sebagian jaringan tubuh bertambah Rangsang saraf vasodilator atau hambatan hantaran saraf vasokonstriktor akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah Contoh : kulit kemerahan karena malu, keadaan panas atau radang ETIOLOGI 1. Kelainan otot jantung : Gagal jantung pada penderita kelainan otot jantung karena penurunan kontraktilitas jantung 2. Aterosklerosis koroner : Menyebabkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung 3. Hipertensi sistemik : Maningkatkan beban kerja otot jantung kemudian mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung ETIOLOGI 4. Peradangan & penyakit myocardium generataif : Gagal jantung yang terjadi karena kondisi ini merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun 5. Penyakit jantung lain : Gangguan katup semilunar, ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade, pericarditis, dll) 6. Faktor sistemik : Faktor-faktor yang berperan dalam beratnya gagal jantung, meningkatnya laju metabolisme (demam, tirotoksikosis), hipoksia, anemia dll (Moyet 2006) PATOFISIOLOGI MANIFESTASI KLINIK 1. Meningkatnya volume intravaskular. Kongestif jaringan akibat penurunan curah jantung. Manifestasinya tergantung pada kegagalan ventrikel yang mana 2. Dispnu. Sesak napas terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dang mengganggu pertukaran gas 3. Batuk. Merupakan refleks fisiologis akibat peningkatan tekanan di paru-paru MANIFESTASI KLINIK 4. Mudah lelah. Terjadi karena curah jantung yang kurang, menghambat jaringan dari sirkulasi normal 5. Kegelisahan dan kecamasan. Terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat kesakitan bernapas da pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik (Udjianti Juni, 2010) KOMPLIKASI Edema Paru