You are on page 1of 78

STANDARISASI PONKESDES

2016

Dinkes Provinsi, Nov 2016


PENDAHULUAN
Latar belakang
UUD 1945 ps.28 ayat (1) =
setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan
Sistem Kes. Nas. (SKN 2012) =
peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat,
profesionalisme sumber daya manusia kesehatan,
serta upaya promotif dan preventif tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif
PENDAHULUAN
UU RI no. 25/2009 ttg Pelay. Publik ps.15 =
Penyelenggara Pelayanan Kesehatan berkewajiban
menyusun dan menetapkan standar pelayanan agar
pelayanan dapat dilaksanakan sesuai dengan standar serta
penyelenggara dapat memberikan pertanggungjawaban
terhadap pelayanan yang diselenggarakan.
Sustainable Development Goals (SDGs) / Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) =
komitmen global dan nasional dalam upaya
menyejahterakan masyarakat.
Dari 17 tujuan, tujuan ketiga = Hidup Sehat dan Sejahtera.
Upaya pencapaian target TPB menjadi prioritas
pembangunan nasional, yang memerlukan sinergi
kebijakan perencanaan di tingkat nasional dan di tingkat
provinsi maupun kabupaten/kota.
SDGs
Mengakhiri kemiskinan disemua tempat
dalam bentuk apapun

Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan


pangan dan peningkatan gizi dan
mempromosikan pertanian berkelanjutan

Menjamin kehidupan yang sehat dan


mendorong kesejahteraan bagi semua orang
di segala
SDGs
Menjamin pendidikan yang inklusif dan
berkeadilan serta mendorong kesempatan
belajar seumur hidup bagi semua orang

Menjamin kesetaraan gender serta


memberdayakan seluruh wanita dan
perempuan

Menjamin ketersediaan dan pengelolaan


air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi
semua orang
SDGs
Menjamin akses energi yang terjangkau,
terjamin, berkelanjutan dan modern bagi
semua orang

Mendorong pertumbuhan ekonomi yang


terus-menerus, inklusif, dan berkelanjutan,
serta kesempatan kerja penuh dan produktif
dan pekerjaan yang layak bagi semua orang

Membangun infrastruktur yang


berketahanan, mendorong industrialisasi
yang inklusif dan berkelanjutan serta
membina inovasi
SDGs
Mengurangi kesenjangan di dalam
dan antar negara

Menjadikan kota dan pemukiman


manusia inklusif, aman,
berketahanan dan berkelanjutan

Menjamin pola produksi dan


konsumsi yang berkelanjutan
SDGs
Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan
iklim dan dampaknya

Melestarikan dan menggunakan samudera, lautan serta


sumber daya laut secara berkelanjutan untuk
pembangunan berkelanjutan

Melindungi, memperbarui, serta mendorong penggunaan


ekosistem daratan yang berkelanjutan, mengelola hutan
secara berkelanjutan, memerangi penggurunan,
menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta
menghentikan kerugian keanekaragaman hayati
SDGs
Mendorong masyarakat yang damai dan
inklusif untuk pembangunan berkelanjutan,
menyediakan akses keadilan bagi semua
orang, serta membangun institusi yang
efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh
tingkatan

Memperkuat perangkat-perangkat
implementasi (means of implementation)
dan merevitalisasi kemitraan global untuk
pembangunan berkelanjutan
PENDAHULUAN
Kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 =
Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak,
remaja, dan lanjut usia yang berkualitas.
Mempercepat perbaikan gizi masyarakat.
Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan.
Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang
berkualitas.
Meningkatkan ketersediaan, penyebaran, dan mutu sumber
daya manusia kesehatan serta meningkatkan promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
PENDAHULUAN
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Jawa Timur 2005-2025, maka periode 2014-2019 =
Visi = "Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan,
Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak".
Misi = "Makin Mandiri dan Sejahtera bersama Wong
Cilik".
Diwujudkan dg pendekatan akses dan peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Dengan salah satu programnya = pengembangan
Pondok Bersalin Desa (Polindes) menjadi Pondok
Kesehatan Desa (Ponkesdes).
DASAR HUKUM
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular;
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 sebagai Perubahan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian;
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik;
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN;
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan;
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti;
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Pedoman
Penanggulangan Wabah;
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular;
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
DASAR HUKUM
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahuh 2014 tentang Kesehatan Reproduksi;
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan;
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional;
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 585/MENKES/PER/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan
Medik;
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medik;
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor Hk.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Ijin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat;
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum;
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1464/MENKES/PER/X/I/2010 tentang Ijin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan;
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2052/MENKES/PER/X/2011 tentang Ijin Praktik dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 15 Tahun 2014
tentang Standar Pelayanan;
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat;
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak;
DASAR HUKUM
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 71 Tahun 2015 tentang
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular;
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas;
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/MENKES/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Bidan;
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa
Timur Tahun 2014 2019;
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan;
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2015 tentang Upaya
Kesehatan;
Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pondok
Kesehatan Desa (Ponkesdes) di Jawa Timur.
DASAR HUKUM
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 71 Tahun 2015 tentang
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular;
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas;
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/MENKES/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Bidan;
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa
Timur Tahun 2014 2019;
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan;
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2015 tentang Upaya
Kesehatan;
Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pondok
Kesehatan Desa (Ponkesdes) di Jawa Timur.
PENGERTIAN
Standar Pondok Kesehatan Desa ( Ponkesdes )
adalah ukuran baku dan tolok ukur yang
dipergunakan dalam penyelenggaraan pelayanan
dan penilaian kualitas pelayanan kesehatan di
Ponkesdes.
Ponkesdes adalah sarana pelayanan kesehatan
yang berada di desa atau kelurahan yang
merupakan pengembangan dari Pondok Bersalin
Desa (Polindes) sebagai jaringan Puskesmas dengan
tenaga minimal perawat dan bidan dalam rangka
mendekatkan akses dan meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan.
PENGERTIAN
Polindes (Pondok Bersalin Desa) adalah Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang berada di
desa yang memberikan pelayanan kesehatan Ibu, Anak
dan Keluarga Berencana yang dilaksanakan oleh Bidan.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
TUJUAN
Tujuan Umum :
Tersedianya standar penyelenggaraan Ponkesdes sehingga
tercapai pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, efektif dan
efisien agar terwujud derajat kesehatan masyarakat di desa/
kelurahan yang optimal.
Tujuan Khusus :
a. Tersedianya Standar Administrasi dan Manajemen
Ponkesdes;
b. Tersedianya Standar Sumber Daya Ponkesdes;
c. Tersedianya Standar Upaya Pelayanan Kesehatan Ponkesdes;
d. Tersedianya Standar Pencatatan Pelaporan Ponkesdes;
e. Tersedianya Standar Monitoring dan Evaluasi Ponkesdes.
MANFAAT
Memdapat pely. kes
Masyarakat

Penyelenggaraan
Petugas
Ponkesdes

Acuan dlm pelay. Monitoring & evaluasi


Puskesmas

Mengukur kinerja pelayanan kesehatan di Ponkesdes;


Penentuan kebijakan di Ponkesdes.;
Dinkes Prov,
Kab/Kota Sebagai acuan dalam perencanaan program dan anggaran
RUANG LINGKUP
Administrasi dan manajemen
kelembagaan, visi, misi dan tujuan yang merupakan arah strategi Ponkesdes, prosedur
pelayanan, biaya/tarif, jenis pelayanan, indikator kinerja, uraian tugas,perencanaan
kegiatan, rekam medik, SOP, informed consent, tugas limpah dan hak serta kewajiban
pasien
Sumber daya
bangunan, pembiayaan, peralatan, obat-obatan dan sumber daya manusia;

Upaya pelayanan kesehatan


Upaya Pelayanan Kesehatan Wajib dan Pengembangan;

Pencatatan pelaporan
Pencatatan dan mekanisme pelaporan;

Monitoring dan evaluasi

Penilaian Standar
ADMINISTRASI & MANAJEMEN

Administrasi = semua pekerjaan kegiatan dan tata


cara tulis menulis yang dilakukan secara teratur,
tertib, terarah dan seragam serta mempunyai
peranan dalam mendukung pelaksanaan tugas
pokok guna mencapai tujuan organisasi

Manajemen = proses rangkaian kegiatan yang


dilaksanakan secara sistematik di Ponkesdes untuk
menghasilkan luaran yang efektif dan efisien
ADMINISTRASI & MANAJEMEN
Kelembagaan, Struktur Organisasi dan Papan Nama;
Visi, Misi dan Tujuan;
Jenis Pelayanan
Alur Pelayanan;
Biaya/Tarif;
Indikator Kinerja;
Uraian Tugas;
Perencanaan Kegiatan;
Rekam Medik;
Standar Operasional Prosedur;
Informed Consent;
Pendelegasian Pemeriksaan dan Pengobatan Tingkat Dasar;
Hak dan Kewajiban Pasien.
KELEMBAGAAN

UU 36/2009 ttg Kesehatan ps. 30


Faskes hrs berijin yg dikeluarkan o/ pemerintah (Bupati/Walikota)
Perbup no. .

Kriteria Pembentukan Ponkesdes


Desa/kelurahan yang belum mempunyai sarana pelayanan
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu;
Ponkesdes didirikan di desa/kelurahan, diutamakan yang sudah
ada Polindes. Bagi desa/kelurahan yang belum punya Polindes
dapat langsung didirikan Ponkesdes;
Tanah dan bangunan Ponkesdes bukan milik pribadi.
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi = bagan yang memperlihatkan tata
hubungan kerja antar bagian dan garis kewenangan
diantara kepala Puskesmas, penanggung jawab
Puskesmas Pembantu, koordinator Ponkesdes dan
pelaksana Ponkesdes.

Kedudukan dan tanggung jawab =


Aspek administrasi = jaringan Puskesmas dimana
Koordinator bertanggung jawab kepada Kepala
Puskesmas;
Aspek teknis pelayanan kesehatan = melaksanakan
pelayanan kesehatan wajib dan pengembangan,
sesuai dengan kewenangan dan kompetensinya.
STRUKTUR ORGANISASI

Kepala Puskesmas

Penanggung jawab Penanggung jawab


Puskesmas Pembantu Ponkesdes

Pelaksana Pelaksana
Garis koordinasi
Garis pertanggung jawaban
PAPAN NAMA

Papan nama harus menunjukan :


Nama
Lokasi
Wilayah Kerja

Ukuran yang normal


VISI & MISI

VISI :
Terwujudnya Desa/Kelurahan Sehat Menuju Kecamatan
Sehat
MISI ;
a. Menggerakkan masyarakat desa/ kelurahan, agar
menciptakan lingkungan desa/ kelurahan yang sehat;
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di desa/ kelurahan;
c. Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
dasar di Ponkesdes;
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,
keluarga, masyarakat desa/ kelurahan.
TUJUAN

Meningkatkan akses pelayanan kesehatan serta


menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
berkualitas untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang yang bertempat tinggal di
desa/kelurahan agar tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
JENIS PELAYANAN

Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama

Upaya kesehatan pereorangan tingkat


pertama yang dilakukan di Puskesmas
ALUR PELAYANAN
Kemudahan tahapan pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi
kesederhanaan alur pelayanan kesehatan
Dibuat prosedur proses penyelesaian setiap
jenis pelayanan :
alur pendaftaran di loket
alur pemeriksaan dan pengambilan obat.
Bagan alur dibuat sesederhana mungkin dan
tidak berbelit-belit
ALUR PELAYANAN & JAM PELAYANAN
PONKESDES.
Jl............ No..Kab/Kota.
PENDERITA

PENDAFTARAN

PEMERIKSAAN KESEHATAN

RUJUKAN PENYERAHAN OBAT

PULANG

JAM PELAYANAN
Senin- Sabtu : 07.00 15.00 WIB
Minggu : Tutup
Biaya / Tarif :
diberlakukan berdasarkan peraturan yang ada
di Puskesmas

Indikator Kinerja :
Variabel untuk mengukur prestasi
pelaksanaan kegiatan perawat dan bidan
dalam kurun waktu tertentu.
Berdasarkan pada Standar Pelayanan
Minimal (SPM) dan Penilaian Kinerja
Puskesmas (PKP).
Lamp.2 dan Lamp.3 hal.56-57
Uraian Tugas:
Seperangkat fungsi, tugas dan tanggung
jawab yang dijabarkan dalam suatu pekerjaan
yang dapat menunjukkan jenis dan spesifikasi
pekerjaan, sehingga dapat menunjukkan
perbedaan antara pekerjaan yang satu
dengan yang lainnya.
Uraian tugas merupakan dasar utama untuk
dapat memahami dengan tepat tugas dan
tanggung jawab serta akuntabilitas setiap
petugas dalam melaksanakan peran dan
fungsinya.
Uraian Tugas:

Petugas harus mempunyai uraian tugas yang


memuat tanggung jawab, wewenang dan
hubungan kerja antar sesama petugas.
Dibuat oleh Kepala Puskesmas dan dipantau
pelaksanaan tugasnya oleh Penanggung
Jawab. (Contoh lampiran 4 dan 5, hal 58-61).
PERENCANAAN KEGIATAN
Setiap awal tahun harus membuat perencanaan terlebih dahulu
kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan harus sesuai
dengan rencana kegiatan yang telah dibuat
Perencanaan kegiatan disampaikan pada microplanning di
Puskesmas (Contoh lampiran 6)
Pelaksanaan rencana kegiatan harus dievaluasi berdasarkan
indikator yang telah ditentukan :
P1 : Perencanaan, meliputi penyusunan rencana lima tahunan dan
penyusunan rencana tahunan;
P2 : Penggerakan dan Pelaksanaan;
P3 : Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja
REKAM MEDIK
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008.
Rekam medik =
berkas yang berisikan catatan tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien (Contoh perencanaan kegiatan pada lampiran 7 hal 65)
Data medik pasien tertulis
Dapat dipergunakan sebagai alat bukti yang sah menurut hukum

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:


Dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas;
Sesuai standar yang ditetapkan menurut jenis pelayanan;
Disediakan untuk setiap kunjungan;
REKAM MEDIK
Isi rekam medik untuk pasien rawat jalan (sekurang-
kurangnya) memuat :
Identitas pasien (nama, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat,
pekerjaaan);
Tanggal dan waktu;
Hasil anamnesa (keluhan dan riwayat penyakit);
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
Diagnosis;
Rencana penatalaksanaan;
Pengobatan dan/atau tindakan;
Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien;
Persetujuan tindakan bila diperlukan.
REKAM MEDIK
Perawat dan Bidan bertanggung jawab akan kebenaran dan
ketepatan pengisian rekam medik;

Setiap pemberian pelayanan kesehatan oleh para tenaga


kesehatan wajib disertai dengan pemberian catatan pada
berkas rekam medik,

Pasien rujukan harus disertai dengan informasi alasan


rujukan.
S O P = Standar Operasional Prosedur

Perangkat instruksi/langkah yang dibakukan


Untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin
tertentu
Memberikan langkah-langkah yang benar dan
terbaik berdasarkan konsensus bersama
Melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi
pelayanan untuk membantu mengurangi kesalahan
dan pelayanan sub standar
Memberikan langkah-langkah yang sudah diuji dan
disetujui dalam melaksanakan berbagai kegiatan.
S O P = Standar Operasional Prosedur
Manfaat :
Acuan dan dasar bagi perawat dan bidan dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan bermutu
Setiap tindakan dan kegiatan yang dilakukan berorientasi
pada budaya mutu
Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan
Meningkatkan motivasi dan pendayagunaan staf
Digunakan untuk mengukur mutu pelayanan keperawatan
dan kebidanan
Melindungi masyarakat dari pelayanan tidak bermutu.
S O P = Standar Operasional Prosedur
Contoh hal 66 - 72:
SOP Pengukuran Tekanan Darah (lampiran 8);
SOP Perawatan Luka (lampiran 9);
SOP Penyuluhan Kesehatan kepada Individu/Keluarga (lampiran 10);
SOP Penyelidikan Epidemiologi Penderita DBD (lampiran 11);
SOP Penimbangan Balita (lampiran 12);
SOP P2 TB dalam gedung Ponkesdes (lampiran 13);
SOP ANC, dilengkapi masing-masing SOP dari 10 T;
SOP Pertolongan Persalinan Normal;
SOP Melakukan Rujukan Gawat Darurat Maternal dan Neonatal;
SOP Pelayanan Nifas;
SOP Pelayanan Neonatal; dan
SOP lain yang digunakan Puskesmas dalam melaksanakan program
sesuai kewenangan.
Informed Consent
(Persetujuan tindakan medik)
Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya
atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan
dilakukan perawat dan bidan terhadap pasien.
Setiap tindakan medik yang mengandung risiko tinggi harus
dengan persetujuan tertulis yang ditanda tangani oleh
yang berhak memberikan persetujuan;
Informasi tentang tindakan medik harus diberikan kepada
pasien, baik diminta maupun tidak diminta.
Persetujuan/ penolakan dapat diberikan secara tertulis
maupun lisan oleh pasien setelah yang bersangkutan
mendapat penjelasan secara lengkap dari tenaga kesehatan
( lampiran 14 dan 15 hal 74-75).
Informed Consent
(Persetujuan tindakan medik)
Bagi pasien dewasa yang menderita gangguan mental,
persetujuan diberikan oleh orang tua/wali.
Bagi pasien dibawah umur 21 (dua puluh satu) tahun dan
tidak mempunyai orang tua/wali dan atau orang tua/wali
berhalangan, persetujuan diberikan oleh keluarga terdekat.
Dalam hal pasien tidak sadar/pingsan serta tidak
didampingi oleh keluarga terdekat dan secara medik
berada dalam keadaan gawat dan atau darurat yang
memerlukan tindakan medik segera untuk kepentingannya,
tidak diperlukan persetujuan dari siapapun.
Pendelegasian Pengobatan Dasar

Suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter


berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh
selama anamnesis dan pemeriksaan.
Pendelegasian ini diberikan oleh Kepala Puskesmas
kepada perawat yang ditempatkan di wilayah untuk
melaksanakan pengobatan dasar (Contoh lampiran
16, hal 76).
Bila Kapusnya bukan seorang dokter umum, maka
sesuai kesepakatan tim akreditasi Dinkes Situbondo,
yang membuat adalah Dokter Umum di
Puskesmasnya masing2
Pendelegasian Pengobatan Dasar
Pendelegasian pengobatan dilakukan karena:
Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa
seseorang/pasien dan tidak ada dokter ditempat
kejadian.
Perawat merupakan petugas kesehatan dari Puskesmas
yang ditempatkan di wilayah dan harus melaksanakan
tugas Pengobatan Dasar sesuai dengan SOP.
Keadaan situasional tertentu seperti jumlah yang
banyak yang tidak dapat ditangani oleh dokter yang ada
atau ada kejadian Luar Biasa (KLB).

Kepala Puskesmas bertindak sebagai penanggung jawab dan


menerima laporan dari perawat Ponkesdes.
HAK & KEWAJIBAN PX
Hak Px :

1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan


peraturan yang berlaku;
2. Memperoleh layanan yang bermutu, aman, nyaman, adil,
jujur dan manusiawi;
3. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan;
4. Mendapat informasi hasil pemeriksaan yang meliputi
diagnosis dan tata cara tindakan, tujuan tindakan,
alternatif tindakan, resiko, biaya dan komplikasi yang
mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan;
HAK & KEWAJIBAN PX
Hak Px :

5. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan


yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap
penyakit yang dideritanya;
6. Keluarga dapat mendampingi saat menerima pelayanan
kesehatan.

HARUS TERPAMPANG
DAN DAPAT DIBACA O/
PX
HAK & KEWAJIBAN PX
Kewajiban pasien :

1. Memeriksakan diri sedini mungkin;


2. Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang
masalah kesehatannya kepada tenaga kesehatan di
Ponkesdes;
3. Mematuhi nasehat dan petunjuk tenaga kesehatan di
Ponkesdes; dan
4. Membayar biaya sesuai peraturan yang berlaku

HARUS TERPAMPANG
DAN DAPAT DIBACA O/
PX
SUMBERDAYA

Bangunan
Pembiayaan
Peralatan
Pelayanan kefarmasian
Sumber daya manusia
BANGUNAN
Merupakan bagian dari jejaring pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencapai
indikator kinerja kesehatan yang ditetapkan daerah
Didirikan diatas tanah negara dan merupakan bangunan milik Pemerintah Daerah.
luas bangunan minimal sebesar 49 m2
Lokasi mudah dijangkau oleh masyarakat, bebas dari pencemaran, banjir dan tidak
berdekatan dengan rel kereta api, tempat bongkar muat barang, tempat bermain
anak, pabrik industri dan limbah pabrik.
Luas lahan untuk bangunan tidak bertingkat, minimal 1,5 kali luas bangunan.
Jenis Bangunan: Permanen
Kriteria bangunan yang memenuhi syarat minimal kesehatan:
o Bangunan harus kuat, utuh, dinding tidak berlubang, atap kuat, luas ventilasi
20 % luas lantai, penerangan cukup, lantai kedap air, sirkulasi udara yang baik.
o Pada setiap ruangan periksa harus tersedia wastafel dengan air mengalir.
o Untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan di Ponkesdes diperlukan
ruangan-ruangan
BANGUNAN
3M Belakang 3M 1M

RUANG PERIKSA RUANG PERIKSA KMR


3M 3M
PERAWAT BIDAN MANDI/

WC

1M 1M

RUANG RUANG
TUNGGU OBAT
RUANG
PASIEN
3M BERSALIN DAN NIFAS 3M
RUANG

PENDAF-
TARAN

1,5 M 4M
Depan
BANGUNAN
Ruangan minimal :

Jumlah Luas (m2)


No Nama Ruang
minimal minimal
1 Ruang Periksa Perawat 1 buah 9

2 Ruang Periksa Bidan 1 buah 9

3 Ruang persalinan dan nifas 1 buah 12


4 Ruang tunggu 1 buah 4,5

5 Kamar mandi/WC 1 buah 3


6 Ruang Pendaftaran dan Obat 1 buah 4,5

7 Koridor 7

8 Luas Bangunan 49
BANGUNAN
Ruangan-ruangan harus ditata menurut alur kegiatan dan
memperhatikan ruang gerak petugas.
Pelayanan administrasi umum hendaknya berdekatan
dengan pintu utama Ponkesdes.
Fasilitas ruangan yang ada harus dirawat dengan baik.
Bangunan harus terpelihara, mudah dibersihkan dan dapat
mencegah penularan penyakit serta kecelakaan.
Ruangan (baik untuk pemeriksaan, persalinan, maupun
kamar mandi) harus terlihat bersih, tidak ada sampah
berserakan
Tersedia tempat sampah
Atap bersih dan terawat tidak ada sarang laba-laba.
PEMBIAYAAN

Pembiayaan diperoleh dari :


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten/Kota,
APBD Provinsi,
APBN
Sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Dana operasional adalah dana yang dapat digunakan untuk


kelangsungan kegiatan bisa berupa dana untuk pemeliharaan
bangunan, pelaksanaan program maupun pembelian bahan
pakai habis.

Tarif sesuai dengan aturan yang berlaku.


PERALATAN
Peralatan kebidanan dan keperawatan harus terlihat bersih
sehabis dipakai, langsung dicuci, atau disetrika, disimpan
pada tempatnya dengan rapi dan tertutup sehingga tidak ada
debu yang menempel.
Peralatan (minimal) dan bahan habis pakai yang harus dimiliki
baik dalam gedung maupun luar gedung yang terdiri dari (hal
16-22) :

Bidan Kit
Perawatan Kesehatan Masyarakat Kit / PHN Kit
Posyandu Kit
Imunisasi Kit
PERALATAN
Peralatan Non Medis :
o Promosi kesehatan (Promkes) Kit
Promkes kit adalah media yang dibutuhkan untuk penyuluhan kesehatan
berupa leaflet, lembar balik, Poster, standard flipchard, wireless & mic,
meghaphone (toagh).
o Transportasi (kendaraan roda dua).
o Papan data.
o Papan nama Ponkesdes.
o Mebelair Ponkesdes minimal :

No Uraian Jumlah Satuan


1 Lemari obat 1 Buah
2 Meja 4 Buah
3 Tempat tidur periksa 3 Buah
4 Kursi lipat 6 Buah
5 Kursi tunggu panjang 1 Buah
6 Rak 1 Buah
PELAYANAN KEFARMASIAN
Pelayanan kefarmasian secara terbatas yang meliputi:
1. Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai (kegiatan
perencanaan, penyimpanan, pencatatan dan pelaporan)
2. Pelayanan obat (kegiatan peracikan obat, penyerahan obat
dan pemberian informasi obat)
3. Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian secara terbatas
dibawah pembinaan dan pengawasan tenaga kefarmasian di
Puskesmas.
4. Pencatatan dalam rekam medis pasien (jenis obat, dosis obat
yang diberikan dan aturan pakai)
5. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan mengenai pemakaian
obat dan efek samping obat.
6. Pemberian informasi kepada pasien maupun keluarga pasien
(dosis obat, cara pemakaian obat, penyimpanan obat serta
kontra indikasi penggunaan obat)
SUMBER DAYA MANUSIA
Minimal terdiri dari 1 ( satu) orang bidan dan 1 (satu)
orang Perawat.
Diharapkan bertempat tinggal di desa atau kelurahan
wilayah kerjanya.
Jenis dan jumlah tenaga di Ponkesdes dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan.
Bidan yang melaksanakan tugas di Ponkesdes harus
mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin
Praktek Bidan (SIPB) dan SIKB (Surat Izin Kerja Bidan). Perawat
dapat melaksanakan praktik keperawatan pada sarana
pelayanan kesehatan, baik
SUMBER DAYA MANUSIA

BIDAN PERAWAT
STR STR
SIKB SIPP
PNS/PTT (Pusat/Daerah) PNS/Kontrak
Min D 3 Kebidanan Min D 3 Keperawatan
Kompetensi : Kompetensi :
Pra konsepsi, keluarga berencana Asuhan keperawatan klinik.
dan ginekologi. Pertolongan Pertama Gawat
Asuhan dan konseling selama Darurat (PPGD)/ Basic Life
kehamilan. Support(BLS).
Asuhan persalinan dan kelahiran. Penyuluhan dan konseling.
Asuhan ibu nifas dan menyusui. Imunisasi.
Asuhan bayi baru lahir. Keperawatan kesehatan
Asuhan bayi dan anak balita. masyarakat.
Kebidanan komunitas.
Asuhan ibu dengan gangguan
reproduksi.
UPAYA KESEHATAN
Upaya Kesehatan = setiap kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan
untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk :
pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan,
pengobatan penyakit,
pemulihan kesehatan oleh pemerintah
dan/atau masyarakat.
UPAYA KESEHATAN
Ponkesdes merupakan :
bagian dari jejaring Puskesmas untuk mencapai indikator
kinerja kesehatan yang ditetapkan daerah.
mempunyai hubungan koordinatif, kooperatif dan
fungsional dengan Puskesmas dan Dinas Kesehatan dan
sarana pelayanan kesehatan lain.
wajib berpartisipasi dalam penanggulangan bencana,
wabah penyakit, pelaporan penyakit menular dan penyakit
lain yang ditetapkan oleh tingkat nasional dan daerah serta
dalam melaksanakan program prioritas pemerintah.
melaksanakan pelayanan kesehatan dasar yang terdiri dari
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan.
UPAYA KESEHATAN

Lingkup Upaya Pelayanan Kesehatan :


upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama
upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama di wilayah desa/kelurahan.
UPAYA KESEHATAN

Upaya Kesehatan Masyarakat Tingkat Pertama:


Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial (5)
a). Pelayanan Promosi Kesehatan;
b). Pelayanan Kesehatan Lingkungan;
c). Pelayanan Kesehatan Ibu Anak dan
Keluarga Berencana;
d). Pelayanan Gizi; dan
e). Pelayanan pencegahan dan pengendalian
penyakit.
UPAYA KESEHATAN

Upaya Kesehatan Masyarakat Tingkat Pertama:


Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
(9) :
a). Pelayanan keperawatan kesehatan
masyarakat
b). Pelayanan kesehatan jiwa
c). Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
d). Pelayanan kesehatan tradisional
komplementer
e). Pelayanan kesehatan olahraga
f). Pelayanan kesehatan indera
UPAYA KESEHATAN

Upaya Kesehatan Masyarakat Tingkat Pertama:


Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
g). Pelayanan kesehatan lansia
h). Pelayanan kesehatan kerja
i). Pelayanan kesehatan lainnya.
Disesuaikan dengan prioritas masalah
kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan
potensi sumber daya yag tersedia.
UPAYA KESEHATAN

Upaya Kesehatan Perseorangan Tingkat


Pertama (2) :
a). Rawat jalan
b). Home care

Dilaksanakan sesuai dg kewenangan


PROMOSI KESEHATAN

Promosi Kesehatan adalah


upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat agar mereka
dapat menolong dirinya sendiri serta
mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya
masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan
didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.
PROMOSI KESEHATAN

Tujuan promosi kesehatan adalah agar


masyarakat mau dan mampu menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) rumah tangga (10 indikator) meliputi:
1.pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan,
2.bayi diberi ASI eksklusif,
3.menimbang bayi atau Balita,
4.menggunakan air bersih,
PROMOSI KESEHATAN

5.mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,


6.menggunakan jamban sehat,
7.memberantas jentik di rumah,
8.makan sayur dan buah setiap hari,
9.melakukan aktifitas fisik setiap hari
10.tidak merokok di dalam rumah.
PROMOSI KESEHATAN

Jenis komunikasi dalam promosi kesehatan:


Komunikasi perorangan (komunikasi
interpersonal)
Komunikasi kelompok
Komunikasi massa
Macam metode dalam Promosi Kesehatan :
Ceramah memperhatikan :
kemasan informasinya,
Diskusi Kelompok keadaan penerima
informasi (termasuk
Curah pendapat sosial budayanya)
hal-hal lain seperti
Demonstrasi, dll. ruang dan waktu
PROMOSI KESEHATAN
Agar pesan dapat mudah diterima oleh sasaran,
penyuluhan gunakan alat bantu atau media
penyuluhan.
Jenis media penyuluhan :
Leaflets,
Poster,
lembar balik,
Stiker
Spanduk,
Umbul umbul,
Banner
PROMOSI KESEHATAN

Pemberdayaan Masyarakat adalah segala


upaya fasilitasi yang bersifat non instruktif,
untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan masyarakat, agar mampu
mengidentifikasi masalah, merencanakan dan
melakukan pemecahannya dengan
memanfaatkan potensi setempat.
PROMOSI KESEHATAN

Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah


meningkatkan kemandirian masyarakat dan
keluarga dalam bidang kesehatan, sehingga
masyarakat akan dapat berkontribusi dalam
meningkatkan derajat kesehatan.
PROMOSI KESEHATAN

Antara Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan


Masyarakat merupakan dua hal yang tidak
dapat dipisahkan.
Promosi Kesehatan = adanya kemampuan dan
kemauan masyarakat untuk bertindak
(masyarakat yang berdaya)
Pemberdayaan Masyarakat = diawali dengan
pemberian informasi yang terus menerus
(Proses)
PROMOSI KESEHATAN

Upaya Kesehatan
Pemberdayaan
Masyarakat Desa Siaga Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM)

Posyandu
Poskesdes
Poskestren
Pos UKK
PROMOSI KESEHATAN
POSKESDES
Melakukan penyuluhan perorangan, keluarga dan
kelompok.
Keg. di dalam Pemasangan dan pemanfaatan Media Promosi
Kesehatan.
gedung Melaksanakan konseling masalah kesehatan.
Pencatatan dan pelaporan kegiatan promosi
kesehatan.

Melakukan pendekatan kepada pimpinan wilayah setempat agar mendapat


dukungan dalam pengembangan kegiatan kesehatan.
Membina hubungan kerjasama dengan para tokoh masyarakat/agama di desa.

Keg. di Melakukan kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan, Lembaga Sosial


Masyarakat ( LSM) , Tokoh Masyarakat ( TOMA) dan Tokoh Agama ( TOGA).
Melakukan penyuluhan perorangan pada saat kunjungan rumah.
luar Melakukan Penyuluhan kelompok yang ada (pengajian, arisan, karang taruna
dsb).
gedung Melakukan pengembangan dan pembinaan UKBM yang berkembang di desa
( Posyandu, Poskestren, Pos UKK, Poskesdes dsb.)
Mengembangkan Desa Siaga Aktif.
Memberdayakan Masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
KESEHATAN LINGKUNGAN

Kesehatan lingkungan adalah upaya


pencegahan penyakit dan/atau gangguan
kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat
baik dari aspek fisik, kimia, biologi maupun
sosial.
KESEHATAN LINGKUNGAN

Penyehatan lingkungan adalah upaya


pengawasan terhadap sarana Kesehatan
lingkungan antara lain perumahan, lingkungan
permukiman, sarana air bersih dan sanitasi
dasar dilaksanakan terhadap subtansi yaitu air,
udara, tanah, limbah padat, cair, gas,
kebisingan/ getaran pencahayaan, habitat
vektor penyakit, radiasi, kecelakaan, makanan/
minuman, dan bahan bahan berbahaya.

You might also like