You are on page 1of 183

TEKNIK PEMBUATAN

GIGI TIRUAN
LENGKAP
DIAGNOSA /
PEMERIKSAAN/PROGNOSA
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF watak
pasien / psikologis pasien
PEMERIKSAAN OBJEKTIF

ekstra oral
intra oral
PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL
PEMERIKSAAN INTRA ORAL
Dasar mulut post ( mylohyoid attachment )
memperhatikan kedalaman dan bentuk space
retromylohyoid.
Perlekatan frenulum jumlah, ukuran
Bibir
Relasi rahang ( maxilomandibula relation ship )
Oral mucosa ( eritema, ulcerasi,edema , epulis,
tumor, fibroma
Palatum (keras & lunak )
Linggir sisa ( morfologi, bentuk anatomi,
konsistensi)
Lidah ( posisi, ukuran, gerakan )
Saliva ( kuantitas & kualitas )
Relasi rahang
Bentuk linggir sisa
Batas anatomis RA
Batas anatomis RB
LANGKAH-LANGKAH
DIAGNOSA RENCANA PERAWATAN
CETAK ANATOMISSTOCK TRAYMASC individu
CETAK FISIOLOGISMK
POST DAM/POSTERIOR PALATAL SEAL
PEMBUATAN BASIS
BITE RIM
DATARAN OKLUSAL
DIMENSI VERTIKAL
RELASI SENTRIK
ARTIKULATOR
PENYUSUNAN GIGI
PROSESING AKRILIK
INSERSI/PASANG
MENCETAK
Tindakan membuat suatu bentuk negatife
dari gigi atau jaringan lain dari rongga
mulut menggunakan bahan yang relative
menjadi keras atau mengeras pada saat
berkontak dengan jaringan tersebut .
TUJUAN CETAKAN
Memelihara sisa ridge/ linggir alveolaris
Teknik dan bahan cetak dapat berpengaruh pada
bentuk dan kecekatan basis gigi tiruan, hal ini dapat
berpengaruh pada kelanjutan kesehatan jaringan lunak
dan keras rahang.
Memberikan dukungan/support
Dukungan bagi gigi tiruan dibagi dalam beberapa
dukungan :
1. Dukungan primer RA Bag post palatum
RB bag bukkal
2. Dukungan sekunder ridge alv
3. Dukungan tambahan jaringan vestibulum
peripherial seal
Memberikan retensi dan stabilisasi
Memberikan estetika
RETENSI
kekuatan yang menahan gigi tiruan terhadap gaya
yang arahnya berlawanan dengan arah pemasangan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi :
1.Adesi
2.Kohesi
3.Tegangan permukaan
4. Mechanical lock di daerah undercut
5.Peripherial seal / pengap perifer dan tekanan
atmosfir
6.Pengendalian otot-otot oro facial dan toleransi
pasien
MENCETAK
AWAL / ANATOMIS / PRELIMINARY
AKHIR / FISIOLOGIS/PERORANGAN
CETAK ANATOMIS
STOCK TRAY SEDIAAN PABRIK MODEL
STUDI/MODEL DIAGNOSTIKMEMBUAT
SENDOK FISIOLOGIS
STOCK TRAY/SENDOK CETAK
SEDIAAN PABRIK
CETAKAN AWAL/ANATOMIS
MODIFIKASI SENDOK CETAK
Tujuan modifikasi :
mendapatkan cetakan yang baik.
penutupan tepi ( peripheral seal) yang baik.
mengirit bahan cetak.
Pembagian tekanan yang merata.
PERSIAPAN PENDERITA PENJELASAN
PADA PENDERITA SEBELUM DI CETAK
1. Menarik nafas panjang.
2. Selama pencetakan dianjurkan :
- Penderita tidak boleh menahan nafas
- Penderita tidak boleh bernafas melalui mulut.
3. Sebelum mencetak rahang bawah, di
instruksikan ujung lidah diletakan di palatum
anterior.
MENCOBA SENDOK CETAK DALAM MULUT
RAHANG ATAS :
1. Memasukan sendok cetak rahang atas
Jari telunjuk/kaca mulut di tangan kiri, sudut mulut kiri
penderita digeser ke luar.
Sendok cetak ditangan kanan, titik tengah sayap bukal
sendok titik tumpu untuk mengeser sudut mulut kanan
penderita keluar, gunakan rotasi bagian kiri sendok cetak
masuk ke mulut.
2. Sentering
Masukan seluruh sendok cetak hingga tepi posterior
menutupi tuber maksilaris dan puncak prosesus
alveolaris tepat ditengah cekungan sendok cetak.
Garis tengah pegangan sendok berhimpit dengan garis
tengah pegangan rahang.
Ruang antara tepi sayap sendok dengan lereng
bukal/labial/palatal prosesus alveolaris lebih kurang 5
mm.
PERSIAPAN ALAT&BAHAN
CETAK
MEMPERSIAPKAN BAHAN DAN MENGADUKNYA
1. Cara megaduk bahan cetak alginat
Bowl dan spatula harus kering.
Bubuk ditakar, ditaruh dibowl dan ditambah air
Bubuk + air diaduk dengan spatula perlahan-lahan, permukaan
adonan kasar dan keruh stadium II
Adonan selanjutnya diaduk lebih cepat, bowl diputar dengan
tangan kiri dan tangan kanan pegang spatula yang ditekankan
pada bowl hingga adonan halus dan mengkilat stadium III
Pada stadium III adonan dimasukan kesendok cetak
2. Cara memasukan bahan cetak ke sendok cetak.
Spatula yang berisi bahan cetak digeserkan pada tepi sayap
bukal, labial dan posterior / lingual sendok cetak hingga seluruh
permukaan sendok terisi.
Tangan jari telunjuk dan telapak tangan yang dibasahi,
permukaan bahan cetak dirapikan dan dihaluskan .
PROSEDUR MENCETAK
1.Mengisi daerah undercut rahang dengan bahan
cetak
2. Memasukan sendok cetak dalam mulut.
3. Sentering
3. Mengangkat bibir atas/menurunkan bibir bawah.
4. Menekan sendok cetak.
5. Melakukan trimming otot-otot pipi, bibir dan
lidah.
6. Melepaskan sendok cetak dari rahang.
7. Mengeluarkan sendok cetak dari dalam mulut.
faktor-faktor yang diperhatikan ketika mencetak penderita sensitif :
Posisi duduk penderita lebih tegak dari biasa.
Penderita dilatih bernafas melalui hidung.
Sendok cetak tidak bolah terlalu besar dan terlalu panjang.
Jangan pernah mengatakan kata muntah pada penderita.
Jangan mengaduk bahan cetak dihadapan penderita.
Mencetak rahang bawah terlebih dulu.
Menggunakan bahan cetak yang wangi.
Bahan cetak jangan terlalu banyak dan encer.
Jangan mengizinkan penderita untuk menelan ludah selama pencetakan.
Menekan sendok cetak bagian belakang dulu.
Buang secepatnya alginat berlebihan yang mengalir keluar sendok.
Bila usaha diatas tidak menolong, lakukan secara topikal/blok anestesi :
Filadonum komfaratum 8 10 tetes + segelas air, terus kumur-kumur sebelum
mencetak.
Tablet isap sedagul, eufagin.
Topikal dengan pantokain/kokain
Blok anestesi
RAHANG BAWAH
1.Memasukan sendok cetak
Sudut mulut kanan penderita dibuka dengan jari
telunjuk/kaca mulut di tangan kanan.
Titik tengah sayap bukal kiri sendok cetak sebagai titik
tumpu untuk mengeser sudut mulut kiri, memutar sendok
sehingga sisi kanan posterior sendok cetak masuk ke
dalam mulut.
2. Sentering
Memasukan seluruh sendok cetak hingga
bagian posterior sendok menutupi
retromolar pad.
Puncak prosesus alveolaris tepat di tengah
cekungan sendok cetak.
Sayap sendok tidak mengenai jaringan
lunak, lebih kurang 5 mm ruangnya untuk
bahan cetak.
Finish cetakan RA
Custom tray
SENDOK FISIOLOGIS
CUSTOM TRAYDIBUAT PADA MODEL
SENDOK CETAK FISIOLOGIS
ALAT & BAHAN
SHELLAC BASE PLATE/RESIN AKRILIK
STICK COMPOUND
API SPRITUS
SCAPEL / LEE CROWN
BUR
MODEL ANATOMISDITANDAI2MM DIATAS GARIS

SHELLAC DILUNAKAN

TEKAN PADA MODEL

POTONG

TANGKAI
Sendok cetak fisiologis dengan
stop vertikal
Resin Akrilik
1. Self curing
a. Malam dilunakan dan ditekan pada model
studi . Potong malam sedikit lebih pendek dari
batas yang telah digambar
b. Buat lubang pada malam di daerah molar dan
kaninus kiri/kanan untuk stop vertikal.
c. Dasar lubang dan sekitar malam diolesi bahan
separating medium ( cold mould seal )
d. Aduk resin akrilik dan letakan adonan merata
di atas malam dan lubang stop vertikal serta
meliputi garis tepi. Tebal akrilik jangan lebih
dari 2 mm untuk
e. Buat pegangan di anterior secara vertikal.
f. Setelah keras, lepas model dan di haluskan.
g. Mencoba sendok cetak perorangan dalam
mulut pasien
Mencoba (try in ) sendok cetak
fisologis
1. Atur duduk pasien
a. kepala lurus
b. tinggi mulu pasien setinggi siku
operator
2. Sediakan alat yang diperlukan
3. Mencoba sendok cetak perorangan dalam
mulut.
a. Perhatikan posisi sendok cetak.
b. Batas tepi sendok cetak lebih kurang 2 mm lebih pendek dari
batas mukosa bergerak dan tidak bergerak.
c. Rahang bawah Batas posterior retromolar pad, vertikal ke
bawah ke retromylohyoid. Sayap lingual anterior, perhatikan batas
perlekatan otot dasar mulut dengan rahang. Gerakan lidah ke
arah pipi yang berlawanan untuk melihat aktifitas dasar mulut.
d. Rahang atas batas posterior hamular nocth melewati fovea
palatina, perhatikan garis AH . Untuk melihat sayap
distolingual penderita menjulurkan lidah lurus keluar. Jika
terangkat, pendek sayap daerah retromylohyoid. Konfigurasi tepi
lingual sendok yang telah dipas menunjukan tepi yang pendek
pada regio Molar satu dan memanjang ke retromylohyoid.
Panjang sayap kanan dan kiri tidak perlu simetris.
e. Untuk sendok cetak compound lunakan tepinya agar licin dan
membulat, masukan ke mulut dan di trimming.
MUSCLE TRIMMING
= BORDER MOULDING
MEMBENTUK PINGGIRAN SENDOK
CETAK
MENDAPAT BATAS YG AKURAT
STICK COMPOUND
Muscle trimming
SENDOK CETAK DILUBANGI CETAK
CETAKAN BENAR :
1. DAERAH MUSCLE TRIMMING TIDAK
TERTUTUP
2. TIDAK ADA POREUS
3. TIPIS & SEMUA BATAS ANATOMIS
Cara mendapatkan posterior
palatal seal
Keringkan daerah palatum bagian posterior dan
cekungan hamular notch, beri tanda dengan
menggunakan pensil tinta garis vibrasi di dalam mulut
denga n pasien dianjurkan mengucapkan huruf AH
dimulai dari hamular notch kiri mengikuti garis khayal /
garis vibrasi ke hamular notch kanan.
Pindahkan garis tersebut pada basis sendok cetak.
Letakan stick compound lunak dari hamular notch kiri ke
hamular notch kanan, lakukan tempering kemudian
masukan ke dalam mulut dan lakukan gerakan fungsi
menelan.
CETAK RA A-H LINE ( POST.PALATAL
SEAL)
HASIL BORDER MOLDING
RAHANG BAWAH

Retro molar pad


Masseter groove
Frenulum bukalis
vestibulum labialis
Fossa retromylohyoid
Sulkus sub lingualis
Frenulum lingualis
HASIL BORDER MOLDING
RAHANG ATAS
HASIL BORDER MOLDING RAHANG ATAS
Hamular notch
Jejak processus coronoideus vestibulum
bukalis
Zygomatico alveolar crest vestibulum bukalis
Frenulum buakalis
Vestibulum labialis
Frenulum labialis
Posterior palatal seal / postdam
MODEL KERJA
POST DAM/POST.PALATAL SEAL
BEADING & BOXING
BASE PLATE/BASIS
DIRECT/PERMANENT
INDIRECT/SEMENTAR
A

AKRILIK
PEMBUATAN BITE RIM ATAS
Syarat base plate
Beradaptasi dengan model kerja secara akurat tepat
kontak dengan model tidak jatuh jika model dibalik.
bebas gelembung udara fitting surface.
Stabil model kerja & dalam mulut tidak mudah
bergerak.
Harus kuat rigid.
Dimensi stabil.
Mudah dilepas model kerja.
tepinya sesuai dengan tepi GT sampai mengisi buccal
fold .
Halus, tepi membulat, bisa merefleksikan kontur dan
dimensi model kerja.
FUNGSI
1. Menetapkan relasi rahang.
2. Menyusun gigi tempat meletakan
elemen gigi.
SYARAT BASE PLATE
SEMENTARA
Kuat menahan tekanan gigit.
Tidak mengiritasi jaringan mulut.
Warna sesuai gusi.
Bentuk dan warna tidak berubah karena
pengaruh cairan mulut.
Dapat menjamin retensi dan stabilisasi.
Kuat memegang gigi tiruan.
SYARAT BASE PLATE
PERMANENT
Tidak mengiritasi jaringan mulut.
Warna sesuai gusi.
Bentuk &warna tidak berubah pengaruh cairan mulut.
Dapat menjamin retensi & stabilisasi.
Kuat memegang gigi tiruan
Tidah mudah rapuh & mudah di polish.
Tidak mengisap jaringan mulut.
Mudah dibersihkan.
Mudah dibuat dengan alat sederhana.
Relatif ringan
Kuat menahan tekanan gigitan.
BITE RIM / OCCLUSAL RIM /
GALENGAN GIGIT

Galengan yang diletakan diatas base plate


lebih kurang diatas processus alveolaris.
Pembuatan bite rim
BITE RIM
Fungsi :
Menetapkan relasi rahang (VD dan CR )
Pedoman penyusunan gigi.
Kontur dari occlusal rim akan
memberikan dukungan bibir & pipi
ekspresi normal
Faktor dasar cara pembuatan bite rim :
1. Relasi gigi asli tulang alveolar.
Resorbsi RA lengkung RA akan
menyempit
Resorbsi RB lengkung RB akan
melebar.
2. Relasi bite rim edentulous ridge
Menentukan stabilitas GTL pada
pembuatan bite rim
Hubungan galengan gigit rahang atas
dan rahang bawah. A. normal, B.
Protrusif, C. retruded
3. Teknik pembuatan bite rim
Dimensi awal bite rim rahang atas dan rahang
bawah :

Anterior Posterior

Lebar 4 mm Lebar 5 6 mm
Tinggi 10 12 mm Tinggi 8 10 mm
PEMBUATAN BITE RIM
Try in bite rim / petunjuk klinis pada
pasien
1. Labial Fullness
Bibir didukung alveolar ridge bite
rim permukaan labial ditambah atau
dikurangi posisi bibir atas dalam
keadaan alami.
2. Tinggi bite rim rahang atas :
Rest posisi, 2mm dibawah garis bibir
atas.
Tersenyum tinggi bite rim 2- 4 mm
dibawah sudut mulut.
TINGGI BITE RIM DENGAN BIBIR
3. Bidang oklusal dataran anterior (
dari depan ) sejajar dengan garis
pupil

4. Dataran anteroposterior ( dari


samping ) berhubungan dengan
bagian depan sejajar garis champer
( alanasi tragus / meatus
acusticus externus ).
DATARAN OKLUSAL =
BIDANG ORIENTASI

Kesejajaran bidang oklusal dengan garis champer dan


garis pupil occlusal bite plane dan bite rim. Posisi
pasien kepala tegak dan rahang atas sejajar dengan
lantai.
DATARAN OKLUSAL
Penentuan dataran oklusal
ALAT DAN BAHAN
KESEJAJARAN DG OKLUSAL
BITE PLANE
DIMENSI VERTIKAL

Ukuran vertikal wajah / muka antara


dua titik diatas dan dibawah mulut,
biasanya pada garis tengah wajah
muka / wajah.

= Panjang muka / wajah yang


ditentukan oleh pembukaan rahang.
DIMENSI VERTIKAL
PENENTUAN VERTIKAL DIMENSI
FISIOLOGIS MEKANIS
DIMENSI VERTIKAL

FISIOLOGIS OKLUSI

REST FISIOLOGIS BITE RIM/GIGI


KONTAK
MULUT TERBUKA
DVF=DVO+FWS DVF=DVF-FWS
Kegunaan dimensi vertikal dan
relasi sentrik
Mengembalikan wajah normal
kembali
Menggembalikan fungsi berbicara,
mengunyah, menelan.
Memelihara sisa jaringan sehat
waktu lama.
Pedoman pemilihan dan penyusunan
arah vertikal dan horizontal.
CARA MENENTUKAN DIMENSI VERTIKAL
MEKANIS Pengukuran

FISIOLOGIS Aktifitas otot mulut


1. Free way space
2. menelan
3. fonetik
4. estetis
RELASI SENTRIK

= Relasi rahang kondilus berada dalam posisi


paling posterior di glenoid fossa
= Hubungan paling posterior mandibula
terhadap maksila kondilus terletak paling
posterior dan relaks di glenoid fossa. rahang
bawah masih dapat digerakkan ke lateral
dengan bebas, garis tengah maksila dan
mandibula ada di dalam satu bidang vertikal dan
berimpit dengan garis tengah muka pasien.
KLASIFIKASI RELASI RAHANG
RELASI ORIENTASI Mandibula - kranium
Condylus terletak di fossa glenoid.
RELASI VERTIKAL
a. Relasi waktu oklusi gigi berkontak
b. Relasi waktu rest posisi otot pembuka
dan penutup mulut dalam keadaan seimbang
Dalam pembuatan GTL:
Sebagai petunjuk terhadap hilangnya relasi vertikal oklusi yang
dimungkinkan karena perbedaan relasi vertikal rest posisi dan relasi
vertikal oklusi sama dengan jarak inter oklusal. Free way space
RELASI HORIZONTAL
relasi antara rahang atas dan rahang bawah terhadap kranium
bidang horizontal.
a. Relasi sentris Relasi tidak ada pergeseran
b. Relasi eksentris relasi disertai sedikit pergeseran
- Relasi protrusif ( kearah anterior relasi sentris )
- Relasi Lateral ( Kearah lateral relasi sentris )
METODE MELAKUKAN RELASI
SENTRIK
Metode Statis = pasif operator yang aktif
MENGUNTUNGKAN
. Pada posisi ini base plate dan occlusal rim direkam pada record block
dan di fiksasi
Metode ini dapat dilakukan dengan :
a. Metode Gysi
- Pedoman ventral otot masseter
- Ibu jari + telunjuk operator diletakan dibagian ventral otot
masseter.
- Pasien relaks operator mendorong mandibula ke
posterior kemudiaan disuruh mengigit.
- Condylus diposisi posterior tidak tegang pada fossa glenoid
- Kedua galengan gigit fixir
b. Metode Rhem sda
Metode gravitasi
kepala menengadah ke atas mandibula
terdorong ke belakang pasien di suruh
menggigit.
Condylus akan menempati posisi posterior
Kedau galengan gigit fixir
Metode Green
Pasien disuruh mengigit kuat RS benar
otot temporalis bagian ventral jika di palpasi
terasa mengelembung
Ke dua galengan gigit fixir
Metode Fungsional = aktif Pasien
sendiri yang aktif mencari relasi sentrik
GARIS PEDOMAN PD BITE RIM
1. Garis median BR RA GRS TENGAH
WAJAH
Philtrum, frenulum labialis.
2. Garis caninus MEMILIH UKURAN GIGI
Menarik garis tegak lurus pada sayap hidung
sampai sudut mulut pada bite
rim rahang atas pada waktu otot mulut relaks .
3. Garis tertawa ( laugh line ) ditandai pada bite
rim rahang atas
batas bibir atas
RELASI SENTRIK
ARTIKULATOR = ANALOG MEKANIK TMJ DG
LENGKUNG RAHANG

tujuan menirukan hubungan kontak


fungsional dan parafungsional antara
lengkung yang satu dengan lengkung
yang lainnya menirukan gerakan
rahang bawah lereng sendi sesuai
dengan rahang pasien
MACAM2 ARTIKULATOR

1. Articulator non anatomis buka tutup


2. Articulator anatomis.
- Non Adjustable Gysi artikulator atau
artikulator rata-rata
- Semi adjustable Hanau dan Wip Mix
- Adjustable Dentatus
Artikulator hanau ( face bow / busur
wajah)
Artikulator hanau
Cara transfer artikulator
1. Persiapkan jenis artikulator
2. Semua bagian artikulator dalam keadaan
terkunci dan pemasangan meja artikulator
3. Base plate rahang atas dan bawah diolesi
dengan vaselin
4. Bite rim rahang atas diatas meja artikulator dan
median line berada tepat pada garis
perpotongan pada meja f iksasi plaster of
paris tunggu keras.
5. Rahang bawah Artikulator dibalik rahang
bawah kontakkan kembali dengan V groove
rahang atas fiksasi plaster of paris
ARTIKULATOR NON
ADJUSTABLE/GISI
FIKSASI
Cara memfixir :
Staples/pin
Interocclusal record
PEMILIHAN DAN PENYUSUNAN
GIGI
Estetis ditinjau dari segi :
1. Biologis fisiologis sesuai dengan otot-otot
fasial, wajah normal, batas batas fisiologis
2. Biomekanis batas-batas mekanis dalam
penempatan gigi anterior, tepat diatas
procesus alveolaris, keseimbangan tekanan
otot pipi dan lidah.
3. Psikologi self image
Pemilihan gigi
GIGI TIRUAN ANTERIOR

1. Ukuran :
a. Lebar insisivus = 1/16 bizygomatik
b.lebar dari distal kaninus kiri-kanan = 1/3
bizygomatik Sudut mulut yang ditandai
pada bite rim rahang atas menentukan jarak
ke enam gigi anterior.
kaninus kiri kanan sesuai dengan sudut bibir
c. Panjang gigi tergantung jarak antar rahang atas dan
rahang bawah
Menurut House Insisivus 1 atas = 1/16 trichion-gnathion
Garis ketawa 2/3 gigi yang terlihat.
Menentukan lebar gigi ant
2. BENTUK wajah dan usia ( aus )
a. Wajah dan usia
Bentuk wajah
Pemilihan gigi ( bentuk wajah)
PENYUSUNAN GIGI
BENTUK LENGKUNG RAHANG

SGUARE

OVAL

TAPERING
LANGKAH-LANGKAH
PENYUSUNAN GIGI
Gigi anterior atas
Gigi anterior bawah
Gigi posterior atas
Gigi posterior bawah ( dimulai dari molar
satu )
b. Jenis kelamin
wanita oval
pria persegi
c. Profil
GIGI ANTERIOR ATAS
Disusun tepat garis median atas
1). Inklinasi labio-palatal
I-1 terlihat garis lurus ditarik dari
servik ke insisal bagian insisal sedikit
lebih kepalatal
2). Inklinasi mesio-distal
I-1 long axis sudut 85 derajat
kearah distal dengan bidang oklusal
3). Bidang oklusal
Tepi insisal menyentuh dataran
oklusal ( glass plate )
Gigi insisivus dua atas ( I-2 )
1). Inklinasi labio-palatal = I-1
Bagian servikalnya lebih condong
Kepalatal dibandingkan dengan I-1.
2). Inklinasi mesio-distal
Long axisnya sudut 80 derajat dengan
bidang oklusal
3). Bidang oklusal
Tepi insisal terletak 1 mm diatas dataran
oklusal ( menggantung )
Gigi kaninus atas ( C )
1). Inklinasi labio palatal
Bagian servikalnya lebih kelabial dan
insisalnya lebih ke palatal
2). Inklinasi mesio-distal
Long axisnya hampir sama dengan I-1
dan bagian distal lebih condong
kepalatal dari pada mesial .
3). Bidang oklusal
Tepi insisalnya sama dengan I-1
berkontak dengan dataran oklusal.
INKLINASI LABIO-PALATAL
GIGI ANTERIOR ATAS
INKLINASI MESIO-DISTAL
BIDANG OKLUSAL
BIDANG OKLUSAL
PENYUSUNAN GIGI ANTERIOR
BAWAH
PENYUSUNAN MENGIKUTI GIGI ANT
ATAS OVER BITE & OVER JET
Gigi insisivus satu bawah (I-1)
1). Inklinasi labio-lingual
Bidang oklusal dibandingkan I-2. Bagian insisal
lebih ke labial & bagian sevikal lebih kelingual.
2). Inklinasi mesio-distal
Long axisnya membentuk sudut 85 derajat
dengan bidang oklusal.
3). Bidang oklusal
Tepi insisal 1-2 mm diatas bidang oklusal,
dilihat dari bidang oklusal tepi insisal terletak
diatas linggir rahang .
Gigi insisivus dua bawah (I-2)
1). Inklinasi labio-lingual
Bagian servikal dan labial lurus terhadap
bidang oklusal
2). Inklinasi mesio-distal
Long axisnya membentuk sudut 80
derajat dengan bidang oklusal
3). Bidang oklusal
Bagian tepi insisal sama jaraknya 1- 2 mm
diatas bidang oklusi
Gigi kaninus bawah ( C)
1). Inklinasi labio-lingual
Bagian servikal lebih kelabial dan tepi
insisal lebih ke lingual.
2). Inklinasi mesio-distal
Long axisnya miring , tepi distal tegak
lurus dengan bidang oklusal
3). Bidang oklusal
Ujung cuspnya terletak diatas bidang
oklusal.
INKLINASI LABIO-LINGUAL
INKLINASI MESIO-DISTAL
BIDANG OKLUSAL
POSTERIOR ATAS
Premolar satu ( P-1)
1). Inklinasi mesio-distal
Tegak lurus dengan bidang insisal
2). Bidang oklusal
Cusp bukal berkontak dengan
bidang oklusal dan cusp palatal tidak
berkontak
Premolar satu ( P-1)
1). Inklinasi mesio-distal
Tegak lurus dengan bidang insisal
2). Bidang oklusal
Cusp bukal berkontak dengan bidang
oklusal dan cusp palatal tidak berkontak
Premolar dua ( P-2
1). Inklinasi mesio-distal sama dengan P1
2). Bidang oklusal
Cusp Bukal dan palatal berkontak
dengan bidang oklusal
Molar satu ( M-1)
1). Inklinasi mesio-distal bagian distal lebih
kearah palatal
2). Bidang oklusal cusp mesio-palatal
berkontakdengan bidang oklusal dan cusp
yang lain menggantung (mesio-bukal, disto-
bukal dan disto-palatal ) .Cusp mesio-bukal
berada pada mesio-bukal groove
M-1 bawah.
Molar dua ( M-2)
1). Inklinasi mesio-distal sama dengan
M-1
2). Bidang oklusal semua cusp
mengantung dan makin kearah distal
lebih tinggi
Tahap percobaan gtl wax

sebelum mencoba periksa :


1. Artikulator
a. susunan gigi ant & post
b. bentuk permukaan yg akan dipolis
dan permukaan cetakan
c. perlekatan basis dg model
d. oklusi dan artikulasi
2. Lepaskan gtl dari artikulator
fitting surface bersih dan tidak ada
bag . Tajam
Try in dlm mulut
1. Perluasan sayap, retensi & stabilisasi
2. Estetis
3. dimensi vertikal
4. Relasi sentrik
1. Perluasan sayap
lakukan gerakan fungsional gtl
lepas/bergerak periksa:
a. panjang/tebal sayap
b. tepi disto bukal hamular notch pendek
c. tepi post vibrating line
2. Retensi
RA a. tekan tepi insisal
palatal ke
labial lepas
post pendek
b tekan caninus kiri
lepas sayap
distobukal caninus
kanan pendek
c. bag ant lepas/turun
sayap labial
pendek/tebal gigi
ant terlalu ke labial
RB a. mlt terbuka 2 jari kiri
menekan oklusal premolar kanan (
Ibu jari pda ekstra oral/tepi bawah
mandibula & kanan mengerakan pipi
& bibir bag. kiri) lepas/tidak
b. hub lidah
3. Estetis
a. duk. Bibir & pipi
b. Garis tengis berhimpit dg garis tengah
wajah
c. Permukaan okl
d. Gigi cukup terlihat saat tersenyum 2/3 &
rest posisi dibawah garis bibir bawah
e. Besar, bentuk warna & susunan gigi
f. Pasien diberi cermin
4. Dimensi vertikal
dg pengukuran dan fonetik
5. Relasi sentrik
Pemasangan ( insersi )
Tujuan :
1. Penyesuaian permukaan cetakan
nyaman
2. Memperbaiki permukaan oklusal
oklusi merata
3. Memberikan instruksi
Instruksi
1.Keterbatasan gigi tiruan
Sebaiknya saat dilakukan pemeriksaan awal
masalah anatomis menimbulkan kesulitan
harus dijelaskan lebih awal
2. Pengedalian gt
Dianjurkan tidak makan makanan yg lengket &
mengunyah 2 sisi
60 % dapat makan & bicara 1 mg
20 % 1 bln
3. Penampilan
Menyesuaikan diri dg perubahan
penampilan yg baru
4. Memakai dimalam hari
pertama pakai lebih kurang 10 hari tidak
boleh dilepas reseptor mekanis
mempercepat adaptasi
5. Membersihkan gigi tiruan
Reparasi
Perbaikan protesa retak, penyatuan kembali
bag. Yg patah /hilang, pengantian gigi,
perbaikan bagian yang longgar
Relining pembentukan kembali permukaan
landasan gigi tiruan dengan menambah/melapisi
dg bahan yg baru agar gt sesuai dg jaringan yg
berada dibawahnya
Rebasing penggantian basis yg lama dg baru
Rekonstruksi perbaikan semua
Perbaikan gt yg patah atau elemen gigi yg lepas
Relining / pencekatan kembali/
melapisi
Indikasi
1. Gt imediat 4-5 bln
2. Resorbsi tulang alv kesehatan & usia & rB >
RA
3. Vertikal dimensi rendah
4. Perubahan sedikit oklusi
5. Basis ,estetis, oklusi masih baik
6. Pasien kooperatif
Kerugian
1. Garis sambung bahan yg dg baru terlihat
2. Warna resin lama dg baru tidak sama
Cara :
1. Langsung ke pasien
2. Indirect
Sifat:
1. Sementara

You might also like