You are on page 1of 33

SKENARIO 1

Pak Ahmat umur 50thn. Dibawa ke ruang gawat darurat dengan rasa nyeri yang luar biasa
pada betis kanan dan pergelangan kakinya. Sebelumnya 1 hari yang lalu pak Ahmat
telah mengikuti turnamen tenis bersama puteranya yang berusia 20thn, dan pak
Ahmat mengatakan bahwa, pada saat itu ia pak Ahmat menerjang setelah suatu
lontaran bola dengan pukulan yang keras, pak Ahmad mendengar suatu sentakan
keras kemudian terjatuh di lapangan dengan rasa nyeri yang luar biasa pada betis
kanannya, dan tidak dapat berjalan.

Pada pemeriksaan, betis kanan nyeri, edema, panas badan, dan mengeras, disertai
adanya massa yang tak beraturan ditemukan pada bagian belakang daerah
pertengahan betis kanan.

Apa yang terjadi pada betis kanan pak Ahmat sebenarnya?


Bagaimana keadaan pak Ahmat sekarang ini?
Bagaimana nasib pak Ahmat yang sudah berumur 50thn?
KATA KUNCI
Umur 50 tahun
Rasa nyeri pada betis kanan
Sentakan keras
Tidak dapat berjalan
Edema
Merasa badan panas
Mengeras
Masa yang tidak beraturan
PROBLEM

1. Mengapa sentakan keras yang dialami Pak Ahmat menyebabkan rasa nyeri ?
2. Apakah usia Pak Ahmat berpengaruh terhadap kesembuhannya?
3. Bagaimana cara mendiagnosis penyakit yang diderita Pak Ahmat ?
PEMBAHASAN
BATASAN
1. Usia 50 Tahun
Tingkat daya tahan tubuh pada fase ini cenderung menurun. Itulah mengapa, pada fase ini
beberapa penyakit kerapuhan mulai menghinggapi manusia. Penyakit-penyakit itu umumnya
adalah; Arthritis, osteoporosis, jantung, gangguan memori, stroke, pembesaran prostat bagi
pria dan juga kanker. Pola hidup usia remaja dan usia muda terindikasi sebagai penentu
hidup usia di usia 30 tahun ke atas. Karena berbagai penyakit yang terpapar berdasarkan
fase usia manusia,dapat disimpulkan bahwa pola hidup selalu menentukan kesehatan
seiring bertambahnya usia manusia.
2. Edema
Edema adalah pembengkakan yang dapat diamati dari akumulasi cairan dalam jaringan-jaringan
tubuh. Edema paling umum terjadi pada feet (tungkai-tungkai) dan legs (kaki-kaki).
Pembengkakan adalah akibat dari jumlah cairan yang berlebihan dibawah kulit dalam ruang-
ruang di dalam jaringan-jaringan. Semua jaringan-jaringan dari tubuh terbentuk dari sel-sel
dan connective tissues (jaringan-jaringan penghubung) yang menjaga kesatuan dari sel-sel.
Jaringan penghubung sekitar sel-sel dan pembuluh-pembuluh darah dikenal
sebagai interstitium. Kebanyakan dari cairan-cairan tubuh yang ditemukan diluar sel-sel
normalnya disimpan dalam dua ruang-ruang; pembuluh-pembuluh darah (sebagai bagian
yang cair atau serum dari darah anda) dan ruang-ruang interstitial (tidak dalam sel-sel).
Pada berbagai penyakit-penyakit, cairan yang berlebihan dapat berakumulasi dalam satu
atau dua dari bagian-bagian ruangan (kompartemen) ini.
3. Panas Badan
Suhu tubuh normal orang dewasa berkisar antara 36-37C. Suhu terendah terjadi pada pagi hari,
sesaat setelah kita bangun tidur, sedangkan suhu tertinggi biasanya terjadi pada malam hari,
terutama saat kita tertidur. Pada anak-anak, kondisi normal suhu tubuhnya (kurang dari 38C)
lebih tinggi daripada orang dewasa (kurang dari 37C). Sebab, anak yang sedang bertumbuh
tingkat metabolismenya lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa. Setiap proses
pertumbuhan membutuhkan kalori dan menghasilkan panas.
4. Tekanan Darah
Nilai normal tekanan darah dipengaruhi oleh usia, seacara umum tekanan darah normal ialah
120/80 mm Hg. Disebut Prehipertensi kalau tekanan darah sistole berkisar 120 139 mmHg
dan diastole antara 80 89 mm Hg. Kalau sama atau lebih dari 140/90 mm Hg sudah
dikategorikan sebagai hipertensi.
5. Respiratory Rate
Denyut nadi normal untuk individu yang sehat saat istirahat dapat berkisar 60-100 denyut per
menit. Selama tidur, denyut nadi dikenal untuk datang ke serendah 40 denyut per menit dan
selama latihan berat itu dapat meningkat menjadi 150-200 denyut per menit. Denyut nadi pada
umumnya lebih tinggi pada bayi dan anak-anak. Untuk atlet dikondisikan dengan baik denyut
nadi istirahat umumnya lebih kecil dan dapat di kisaran 40-60 denyut per menit.
ANATOMI TUNGKAI BAWAH
Regio cruris terdiri dari dua tulang yaitu os.tibia dan os.fibula. Regio cruris dikelompokkan menjadi 3 bagian
yaitu regio cruris anterior, regio cruris lateral, dan regio cruris posterior.
Anatomi Kaki Bagian Bawah (Regio Cruris)
Regio cruris anterior terdiri dari :
M. Tibialis Anterior
M. Extensor Hallucis Longus
M. Extensor Digitorum Longus
M. Peroneus Tertius
Dilewati oleh N. Peroneus Profundus dan A. Tibialis Anterior
Regio cruris lateralis terdiri dari M. Peroneus Longus dan M. Peroneus Brevis dan
dilewati oleh N. Peroneus Superficialis dan A. Fibularis

Regio cruris posterior terdiri dari :


M. Gastrocnemius Caput Lateral &
Medial
M. Soleus
M. Plantaris
Tendon Calcaneus (Achilles)
Dilewati oleh N. Tibialis dan A. Tibialis
Posterior
HISTOLOGI TULANG
Tulang membentuk rangka penunjang dan perlindungan bagi tubuh dan tempat melekatnya otot-
otot yang menggerakkan kerangka tubuh. Tulang panjang disusun untuk menyangga berat
badan dan gerakan, ruang di tengah tulang-tulang tertentu berisi jaringan hematopoietik
yang membentuk berbagai sel darah. Tulang juga merupakan tempat primer untuk
menyimpan dan mengatur kalsium.
Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus/kortikal. Tulang panjang misal: femur seperti
tangkai/batang panjang dengan ujung yang membulat. Batang atau diafisis terutama
tersusun atas tulang kortikal. Ujung tulang panjang dinamakan epifisis dan terutama
tersusun oleh tulang kanselus. Tulang tersusun atas sel matriks protein dan deposit mineral.
Sel-selnya terdiri atas 3 jenis dasar osteoblas, osteosit, osteoklas.
Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mengsekresikan matriks tulang.
Matriks tersusun atas 98% kolagen 2% substansi dasar (glukosaminoglikan). Osteosit adalah
sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan. Fungsi tulang dan terletak di mosteon (unit
matriks tulang). Osteoklas adalah sel multinukelar (berinti banyak) yang berperan dalam
penghancuran resorbsi dan remodeling tulang.
Tulang diselimuti di bagian luarnya oleh periosteum, periosteum mengandung saraf, pembuluh
darah dan limfatik. Endosteum adalah membran vaskuler tipis yang menutupi rongga
sumsum tulang panjang dan rongga dalam tulang kanselus. Sumsum tulang merupakan
jaringan vaskuler dalam rongga. Sumsum (batang) tulang panjang dan tulang pipih, tulang
kanselus menerima asupan darah yang sangat banyak melalui pembuluh metafisis dan
epifisis.
HISTOLOGI OS. TIBIA DAN OS.FIBULA
Tibia atau tulang kering merupakan yang utama dari tungkai bawah dan terletak medial dari fibula
atau tulang betis. Tibia adalah tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung.
- Ujung atas
Melebar secara transversal dan memiliki permukaan sendi superior pada tiap condylus medial dan
lateral. Ujung atas fibula melekat pada permukaan sendi pada condylus lateralis.
- Corpus
Bagian segitiga dan batas anteriornya membentuk penonjolan yang dapat diraba. Corpus
menyempit pada sekitar pertengahannya kemudian melebar.
- Ujung bawah
Mempunyai 3 bagian:
-Malleolus medialis, penonjolan tajam pada aspek bagian dalam pergelangan kaki.
-Permukaan sendi untuk ujung bawah fibula.
-Permukaan sendi di bawah dan medial dari tulang.
Fibula adalah tulang panjang kurus pada aspek lateral tungkai. Tulang ini memiliki 2 ujung atas
dan ujung bawah. Tibia dan fibula bergabung menjadi satu di atas dan di bawah dengan sendi
yang tidak dapat bergerak. Membrana interossea melekat pada corpus kedua tulang dan
mengisi ruang diantaranya: merupakan tempat perlengketan otot.
HISTOLOGI OTOT
Regio cruris tersusun oleh otot lurik (skelet muscle). Otot lurik secara umum berwarna merah
muda, sebagian disebabkan oleh pigmen mioglobin dalam serat otot dan vaskularisasi di
dalam otot itu sendiri. Variasi antara otot merah ataupun putih disebabkan oleh
banyaknya pigmen tersebut dalam serat otot. Serat otot rangka berbentuk silindris panjang
dan berinti banyak dengan ujung serat otot meruncing atau agak membulat pada ujung otot
(mendekati tendon). Kekuatan kontraksi otot ini dipengaruhi oleh banyaknya serat otot
(sebagai unit fungsional kontraksi), bukan oleh panjangnya serat otot. Contohnya: pada otot
pengatur gerak bola mata; serat ototnya mengandung puluhan hingga ratusan serat otot,
berbeda pada otot pada daerah femur; serat ototnya mengandung ratusan tibu serat otot.
Tiap gelendong otot dibungkus oleh jaringan ikat yaitu epimisium, yang tampak sebagai selubung
putih di sekitar otot. Di dalamnya, terdapat serat-serat otot yang tersusun dalam fasikulus.
Setiap fasikulus tersebut dikelilingi oleh jaringan ikat yang sama yaitu perimisium. Di dalam
fasikulus, setiap serat otot dibungkus oleh jaringan ikat bernama endomisium. Struktur
tambahan berupa arteri, vena, dan neuron menyelinap diantara jaringan ikat pada
otot. Nukleus ditemukan di pinggir serat otot. Otot rangka ini memiliki multinukleus
karena berasal dari fusi beberapa nukleus dari mioblas. Jadi satu serat otot rangka
terbentuk dari beberapa mioblas.
Di dalam serat otot, ada struktur yang disebut dengan miofibril. Miofibril ini terdiri dari dua
pita yaitu pita A (pita gelap) dan pita I (pita terang). Jika dilihat lebih detail lagi, di
dalam pita A ada bagian yang lebih terang sedikit yaitu pita H dan pita I dibelah dua
oleh pita Z. Segmen yang terdapat diantara dua pita Z disebut sarkomer.
Di dalam miofirbril tersusun miofilamen berupa filamen aktin (tipis) dan filamen miosin
(tebal). Miosin menempati bagian tengah sarkomer membentuk pita A, sedangkan
aktin terikat pada pita Z dan ujung bebasnya menyelinap masuk ke dalam pita A
sehingga pada potongan melintang terlihat satu miosin dikelilingi oleh enam aktin
dalm bentuk heksagonal. Untuk potongan pada pita I, ditemukan titin dan aktin.
Kembali ke pita H (pita A yang tidak mengandung aktin), lebar dari pita H ini
tergantung dari keadaan otot (kontraksi maupun relaksasi).
Filamen aktin dikelilingi oleh untaian tropomiosin. Di tropomiosin tersebut ada struktur
yang lain berupa troponin (trimer yaitu T,C, dan I). Troponin ini berfungsi sebagai
penutup dari situs aktin. Situs tersebut akan berhubungan dengan kepala miosin
dalam melakukan kontraksi.
PATOFISIOLOGI
Trauma merupakan penyebab mayoritas dari fraktur yang menyebabkan rusak atau putusnya
kontinuitas jaringan tulang. Selain itu keadaan patologik tulang seperti Osteoporosis yang
menyebabkan densitas tulang menurun, tulang rapuh akibat ketidakseimbangan
homeostasis pergantian tulang dan kedua penyebab di atas dapat mengakibatkan
diskontinuitas jaringan tulang yang dapat merobek periosteum dimana pada dinding
kompartemen tulang tersebut terdapat saraf-saraf sehingga dapat timbul rasa nyeri yang
bertambah bila digerakkan. Fraktur dibagi 3 grade menurut kerusakan jaringan tulang.
Grade I menyebabkan kerusakan kulit, Grade II fraktur terbuka yang disertai dengan
kontusio kulit dan otot terjadi edema pada jaringan. Grade III kerusakan padakulit, otot,
jaringan saraf dan pembuluh darah.
Kerobekan tendon Achilles merupakan cidera yang parah dan menyebabkan kecacatan.
Kerobekan biasanya terjadi pada beberapa inchi diatas perbatasan antara tendon dan
tulang tumit. Ini secara khas terjadi ketika seseorang mengontraksikan, atau
menegangkan otot betis dan secara mendadak mendorongkan kakinya, seperti pada
olahraga bola basket. Seseorang akan mengalami nyeri, bengkak, dan kesulitas untuk
berjinjit pada cidera ini.
Gejala dan terapi untuk rupture tendon Achilles biasanya terjadi pada orang setengah baya
karena penggunaan otot yang berlebihan atau penggunaan otot yang tidak biasanya.
Pengalaman orang yang mengalami cidera sangat kesulitan untuk mendorong kakinya dan
bahkan berjalan. X-ray bisa digunakan untuk memastikan diagnosis. MRI (Magnetic
resonance imaging) atau ultrasound dapat juga untuk memastikan kerobekan tendon
Achilles, bagaimanapun mereka ini tidak selalu penting.
Pembedahan biasanya direkomendasikan untuk terapi kerobekan tendon Achilles pada pasien
yang sehat dan aktif. Pada orang-orang yang mempunyai sedikit aktifitas pembalutan
(bandage) dapat diberikan. Permulaan aktifitas olahraga lagi biasanya setelah empat
sampai enam bulan, atau lebih, setelah terapi pembedahan pada pasien. Pembedahan
memperbaiki tendon untuk sembuh lebih kuat dengan kesempatan terjadinya kerobekan
kembali yang kecil.
JENIS-JENIS PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN
Tendinitis Achilles
Tendonitis Achilles adalah peradangan (pembengkakan) pada tendon, dimana biasanya terjadi
karena hasil dari cidera pada penggunaan yang berlebihan (overuse). Pemain basket adalah
yang paling mudah terkena tendonitis Achilles karena banyaknya frekuensi meloncat. Pada
beberapa aktivitas menuntut berjinjit secara terus-menerus seperti pada aktivitas lari dan
menari, yang bisa menimbulkan pembengkakan pada tendon.

Penyebab :
Tendinitis achilles terjadi jika tekanan pada tendon lebih besar dibandingkan dengan kekuatan
tendon tersebut. Berlari menuruni bukit memberikan tekanan lebih pada tendon achilles
karena kaki bagian depan harus melangkah lebih jauh sebelum menyentuh tanah. Berlari
menaiki bukit juga memberikan tekanan berlebih pada tendon achilles karena otot betis harus
mengerahkan tenaga lebih besar untuk mengangkat tumit ketika jari-jari kaki didorong.
Gejala :
Orang dengan tendonitis Achilles sering mengalami nyeri selama dan setelah latihan. Aktivitas
berlari dan meloncat menjadi nyeri dan terasa sulit. Gejalanya termasuk kekakuan dan nyeri
pada pergelangan kaki bagian belakang ketika menendang bola dengan kaki. Untuk pasien
dengan tendonitis yang kronis (lebih dari 6 minggu), x-ray mungkin menampakkan kalsifikasi
(pengerasan pada jaringan) pada tendon. Tendinitis yang kronis dapat menyebabkan
kerusakan pada tendon atau dinamakan tendinosis, yang melemahkan tendon atau bisa
menyebabkan ruptur.
Ruptur Tendo Achilles

Ruptur Tendo Achilles adalah robek, pecah atau terputusnya tendon archilles.Yaitu tendon yang merupakan
jaringan fibrosa di bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang
tumit.

Penyebab
Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes
Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan risiko pecah.
Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton, tenis,basket dan
Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis

Tanda dan Gejala


Rasa sakit mendadak dan berat dapat dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki atau betis.
Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan kelemahan
Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang tumit
Tumit tidak dapat digerakan turun atau naik
Fraktur Pergelangan Kaki (Ankle Fracture)
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang terjadi saat tulang mengalami tahanan
atau tekanan melebihi yang mampu diatasi tulang. Fraktur (patah tulang) pada ujung
distal fibula dan tibia merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan fraktur
pergelangan kaki(ankle fracture). Fraktur ini biasanya disebabkan oleh terpuntirnya
tubuh ketika kakisedang bertumpu di tanah atau akibat salah langkah yang
menyebabkan tekanan yang berlebihan (overstressing) pada sendi pergelangan kaki.

Gejala dan Tanda


Nyeri pada pergelangan kaki dan ketidakmampuan menahan berat
tubuh.
Deformitas dapat timbul bersama dengan fraktur/dislokasi.
Sering juga ditemukan pembengkakan dan ekimosis.
Dislokasi Pergelangan Kaki (Ankle Dislocation)
Dislokasi sendi adalah suatu keadaan dimana permukaan sendi tulang yang membentuk sendi tidak
lagi dalam posisi anatomis. Secara kasar adalah tulang terlepas dari persendian. Subluksasi
adalah dislokasi parsial permukaan persendian. Kadang luksasi disertai dengan fraktur luksasi /
dislokasi, misalnya fraktur panggul dengan fraktur pinggir acetabulum.
Dislokasi disertai dengan kerusakan simpai sendi atau ligament sendi. Bila kerusakan tersebut
tidak sembuh dengan baik, luksasi muda terulang kembali seperti sendi bahu. Pada sendi
panggul perdarahan dicaput femur mungkin terganggu karena kerusakan pada trauma luksasi
sehingga terjadi nekrosis avasculer.

Gejala dan Tanda Dislokasi Pergelangan Kaki


Pembengkakan - Pergelangan kaki
Memar - Pergelangan kaki
Rasa Sakit/Nyeri - Kaki (Bawah)
Rasa Sakit/Nyeri - Kaki
Deformasi (Parah) - Pergelangan kaki
Mati rasa - Pergelangan kaki
Mati rasa - Kaki
Gerak Terbatas - Kaki
Gerak Terbatas - Pergelangan kaki
Kesulitan Berjalan
Rasa Sakit/Nyeri (Parah) - Pergelangan kaki
Mati rasa - Jari Kaki
Kelemahan - Pergelangan kaki
PEMERIKSAAN FISIK PENYAKIT
Pada pemeriksaan awal penderita, perlu diperhatikan adanya:
Syok, anemia atau perdarahan.
Kerusakan pada organ-organ lain, misalnya otak, sumsum tulang belakang atau organ-organ
dalam rongga toraks, panggul dan abdomen.
Faktor predisposisi, misalnya pada fraktur patologis (penyakit Paget).

Pada pemeriksaan fisik dilakukan:


Look (Inspeksi)
Deformitas: angulasi ( medial, lateral, posterior atau anterior), diskrepensi (rotasi,perpendekan
atau perpanjangan).
Bengkak atau kebiruan.
Fungsio laesa (hilangnya fungsi gerak).
Pembengkakan, memar dan deformitas mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting adalah
apakah kulit itu utuh. Kalau kulit robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur,
cedera itu terbuka (compound).
Feel (palpasi)
Palpasi dilakukan secara hati-hati oleh karena penderita biasanya mengeluh sangat nyeri. Hal-hal
yang perlu diperhatikan:
Temperatur setempat yang meningkat
Nyeri tekan; nyeri tekan yang superfisisal biasanya disebabkan oleh kerusakan jaringan lunak
yang dalam akibat fraktur pada tulang.
Krepitasi; dapat diketahui dengan perabaan dan harus dilakukan secara hati-hati.
Pemeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma berupa palpasi arteri radialis, arteri dorsalis
pedis, arteri tibialis posterior sesuai dengan anggota gerak yang terkena. Refilling (pengisian)
arteri pada kuku.
Cedera pembuluh darah adalah keadaan darurat yang memerlukan pembedahan.

Move (pergerakan)
Nyeri bila digerakan, baik gerakan aktif maupun pasif.
Gerakan yang tidak normal yaitu gerakan yang terjadi tidak pada sendinya.
Pada penderita dengan fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri hebat sehingga uji
pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar, disamping itu juga dapat menyebabkan
kerusakan pada jaringan lunak seperti pembuluh darah dan saraf.
PEMERIKSAAN PENUNJANG PENYAKIT
Sinar -X
Dengan pemeriksaan klinik kita sudah dapat mencurigai adanya fraktur. Walaupun demikian
pemeriksaan radiologis diperlukan untuk menentukan keadaan, lokasi serta eksistensi
fraktur. Untuk menghindari nyeri serta kerusakan jaringan lunak selanjutnya, maka
sebaiknya kita mempergunakan bidai yang bersifat radiolusen untuk imobilisasi
sementara sebelum dilakukan pemeriksaan radiologis.
Tujuan pemeriksaan radiologis:
Untuk mempelajari gambaran normal tulang dan sendi.
Untuk konfirmasi adanya fraktur.
Untuk mengetahui sejauh mana pergerakan dan konfigurasi fragmen serta pergerakannya.
Untuk mengetahui teknik pengobatan.
Untuk menentukan apakah fraktur itu baru atau tidak.
Untuk menentukan apakah fraktur intra-artikuler atau ekstra-artikuler.
Untuk melihat adanya keadaan patologis lain pada tulang.
Untuk melihat adanya benda asing.
HIPOTESIS AWAL
Ruptur Tendon Calcaneus (Achilles)
Tendinitis Achilles
Fraktur Pergelangan Kaki (Ankle Fracture)
ANALISIS DARI DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
GEJALA KLINIS
Rasa nyeri pada betis kanan
Tidak dapat berjalan
Edema
Panas badan
Terdapat massa yang tidak beraturan pada bagian belakang pertengahan betis kanan

ANAMNESA
Identitas
Nama : Tn Ahmat
Umur : 50 th

Keluhan Utama
Tidak dapat berjalan
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Nyeri hanya di betis kanan dari kemarin (saat terjatuh)
Nyeri kalau digerakkan
Bengkak di kaki kanan yang nyeri
Merasa badan panas segera setelah terjatuh sampai sekarang

Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)


-
Riwayat Penyakit Keluarga (RPK)
-
Riwayat Sosial
-
Riwayat Kebiasaan
-
PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign
Tekanan darah : 130/90
Nadi : 110/menit
RR : 24/menit
Suhu Tubuh : 380C
GCS : 4,5,6
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menghasilkan gambar organ dalam pada organisme
hidup dan juga untuk menemukan jumlah kandungan air dalam struktur geologi. Biasa
digunakan untuk menggambarkan secara patologi atau perubahan fisiologi otot hidup.
Elektromiograf
Elektromiografi (EMG) adalah teknik untuk mengevaluasi dan rekaman aktivitas listrik yang
dihasilkan oleh otot rangka. EMG dilakukan menggunakan alat yang disebut Electromyograph,
untuk menghasilkan rekaman yang disebut Elektromiogram. Sebuah. Electromyograph
mendeteksi potensial listrik yang dihasilkan oleh sel-sel otot ketika sel-sel ini elektrik atau
neurologis diaktifkan. Sinyal dapat dianalisis untuk mendeteksi kelainan medis, tingkat aktivasi,
perintah rekrutmen atau untuk menganalisa biomekanik gerakan manusia atau hewan.
Sinar -X
Dengan pemeriksaan klinik kita sudah dapat mencurigai adanya fraktur. Walaupun demikian
pemeriksaan radiologis diperlukan untuk menentukan keadaan, lokasi serta eksistensi fraktur.
Untuk menghindari nyeri serta kerusakan jaringan lunak selanjutnya, maka sebaiknya kita
mempergunakan bidai yang bersifat radiolusen untuk imobilisasi sementara sebelum dilakukan
pemeriksaan radiologis.
Hasil MRI :
Didapatkan Gambar Soft Tissue Tendon Achilles Dextra Ruptur
HIPOTESIS AKHIR (DIAGNOSIS)
Berdasarkan data yang diperoleh dengan membandingkan keadaan pasien kami
menyimpulkan pasien di diagnosis Ruptur Tendon Calcaneus (Achilles).
Keluhan
utama:Tidak
dapat berjalan

ANMNESA:

Riwayat penyakit sekarang: Hipotesis awal:

Fraktur tibia dan fibula, Pemeriksaan fisik:


Rasa nyeri pada betis
kanan Ruptur tendon Achilles, Compos Mentis (Sadar)
Tidak dapat berjalan
Tendinitis Achilles. Tensi :130/90 mmHg
Edema
Panas badan RR :24X/menit

MEKANISME
Terdapat massa yang Nadi :110x/menit
tidak beraturan pada

DIAGNOSIS bagian belakang Suhu :38C

pertengahan betis GCS : 4,5,6


kanan Keluhan utama:
Pemeriksaan penunjang:
Riwayat penyakit dahulu: Tidak dapat berjalan
MRI
- sejak terjatuh dari
Elektromiograf
main tenis, dengan
Riwayat sosial: - disertai edema dan
badan terasa panas
Riwayat keluarga: -

Riwayat kebiasaan: -

Hipotesis
akhir:

Ruptur Tendon
Achilles
STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH
PENATALAKSANAAN
Ada 2 tindakan yang bisa dilakukan untuk menangani kasus Ruptur Tendon Achilles yaitu
tindakan pembedahan dan tindakan nonpembedahan.
Tindakan pembedahan biasanya dilakukan oleh para atlet karena tingkat penyembuhannya
yang lumayan cepat. Ini dilakukan dimana ujung tendon yang terputus disambungkan
kembali dengan teknik penjahitan. Tindakan pembedahan dianggap paling efektif.
Tindakan non pembedahan dengan orthotics atau theraphi fisik. Tindakan tersebut biasanya
dilakukan untuk non atlit karena penyembuhanya lama atau pasienya menolak untuk
dilakukan tindakan operasi.
Untuk mengurangi rasa sakit diberikan obat yang bersifat analgesik. Analgesik dibagi menjadi 2
yaitu yang bersifat analgesik non narkotik dan narkotik. Pada kasus ruptur Tendon Achilles
biasanya langsung diberikan analgesik narkotik karena rasa nyeri yang tinggi.
Pada kasus Pak Ahmat ini disarankan sebaiknya Pak Ahmat melakukan tindakan pembedahan
karena hasilnya lebih menjanjikan dan karena pertimbangan dari faktor usia Pak Ahmat.
Usia Pak Ahmat yang kini menginjak usia 50 tahun, dimana pada usia ini telah terjadi
degenerasi dari semua aspek penyusun tubuh termasuk tulang dan otot sehingga
kemungkinan untuk terjadi regenerasi dari sel sel otot sangat minimal walaupun telah
dipacu oleh berbagai suplemen.
PRINSIP TINDAKAN MEDIS

Menyambungkan kembali Tendon Achilles ke tulang


Mengembalikan kekuatan berjalan pasien
Mencegah terjadinya kelainan cara berjalan pasien yang bersifat permanen
Memperbaiki bentuk kaki pasien yang cidera
Menghilangkan gejala nyeri
PROGNOSIS
Kebanyakan orang yang mengalami ruptur tendo Achilles, tendo akan kembali normal. Jika operasi
dilakukan, tendo mungkin menjadi lebih kuat dan kecil kemungkinannya untuk ruptur
lagi.Biasanya, kegiatan berat, seperti berjalan baru bisa dilakukan kembali setelah 6 minggu.
Atlet biasanya kembali berolahraga, setelah 4 sampai 6 minggu setelah cedera terjadi.
CARA PENYEMPAIAN KEPADA PASIEN/KELUARGA
Cara penyempaiannya dengan bahasa yang sopan dan dimengerti pasien/ keluarga pasien.
Dengan memberi sopport dan harapan kepada pasien/ keluarga pasien.

TANDA UNTUK MERUJUK PASIEN


Saat pasien tidak sadar
Saat pasien datang dengan perdarahan hebat
Saat pasien datang dengan keluhan nyeri hebat
Saat pasien fraktur
Saat pasien datang dengan trauma abdomen
Saat pasien datang dengan trauma dada
Saat pasien datang dengan trauma wajah
PERAN PASIEN/KELUARGA UNTUK PENYEMBUHAN
Rest
Istirahat untuk mengurangi pergerakan guna menghindari trauma lebih lanjut.
Elevation
Menempatkan kaki ke tempat yang lebih tinggi untuk mengurangi perdarahan yang menumpuk.
Ice
Meminimalisir perdarahan yang menumpuk untuk menghindari pembengkakan.

PENCEGAHAN PENYAKIT
Mungkin tidak banyak yang bisa disampaikan dalam pencegahan dari topik ini karena
tergantung dari aktivitas dan kondisi yang tidak terduga dari orang yang bersangkutran.
Misalnya kecelakaan saat berolahraga dan berkendara.
Jika disebabkan oleh olahraga maka pencegahannya mungkin sebelum melakukan olahraga,
perlu melakukan beberapa gerakan pemanasan yang berfungsi untuk meregangkan otot agar
siap menerima tekanan dan berhati-hatilah saat melakukan aktifitas apapun.

You might also like