You are on page 1of 8

ANTISIPASI

EFEK SAMPING
PENGOBATAN
PADA PENGOBATAN MASSAL
FILARIASIS

Dr. I Nengah Darna, MKes


Kasubdit Filariasis & Schsitosomiasis
Sebelum MDA dikerjakan, dahului dengan
-pelathn (teknis Puskesmas & kader)
-sosialisasi prog.eliminasi (MDA)
kpd masy

Untuk meminimalkan efek samping


pengobt, dosis obat(DEC,
albendazole,parasetamol) berdasarkan
klp.umur bukan BB
Dosis Obat berdasarkan
kelompok umur
Kelompok OBAT
Umur
DEC Albendazol Parasetamol
100 mg 400 mg 500 mg

2 5 Th 1 1 1/4

6 14 Th 2 1 1/2

> 14 Th 3 1 1
Untuk meminimalkan efek samping pengobt,pdd
yang boleh minum obat hanya pdd yang layak
minum obat (eligible population),u/k ini
perlu seleksi pdd oleh petugas
Puskesmas , bersama kader

Untuk pdd Non eligible, ditunda pengobtnya


seperti pada:
- Usia < 2 tahun
- Ibu hamil,menyusui
- dalam keadaan sakit
- Busung lapar / gizi buruk
- Orang tua usia lanjut kondisi lemah
- Kasus kronis filariasis dalam serangan akut
Masy diberi penyuluhan MDA seperti
- Minum obat sesudah makan
- Sebaiknya sore hari, bila timbul efek
samping ringan, pdd tertidur.
- Pdd di follow up pasca MDA
siapa ada reaksi dan butuh
pengobt,datang ke pos pengobt
yang telah ditentukan, di pos tsb
sudah ada Medis / Para medis
Setiap Puskesmas dimana MDA
dilaksanakan harus sudah ada obat efek
samping 5 10 % dari total populasi di
wilker Puskesmas tsb.

Selama MDA dan 1 minggu pasca MDA,


petugas medis/para medis berada
ditempat yang mudah dijangkau oleh
pdd yang timbul reaksi pengobt
Kader bekerja sama dengan paramedis
untukmenenangkan dan
mengobati pdd dengan efek samping
ringan
merujuk ke Puskesmas/RS untuk efek
samping berat.
Dokter praktek swasta di Kab tsb
diberikan informasi adekuat ttg MDA,
untuk membantu MDA &melaporankan
ke Puskesmas.
RS Pemerintah/swasta di kab / kota
diberikan informasi adequat ttg MDA
dokter di RS tsb dipersiapkan
sbg sistim rujukan u/k
efek samping yang tak dapat
ditangani oleh Puskesmas.

You might also like