Professional Documents
Culture Documents
Hupp JR, Ellis E, Tucker MR. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. Ed. Ke-5. Mosby Elsevier. St. Louis. 2008. 11
Laub D.R., Facial Trauma, Mandibular Fractures. 2009. <http://emedicine.medscape.com> (6 Maret 2011).
DIAGNOSIS FRAKTUR MANDIBULA
Hupp JR, Ellis E, Tucker MR. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. Ed. Ke-5. Mosby Elsevier. St. Louis. 2008. 12
DIAGNOSIS FRAKTUR MANDIBULA
13
Tawfilis A.R. Facial Trauma, Panfacial Fractures. eMedicine Journal. 2006. In: http://emedicine.medscape.com. (9 Maret 2011)
DIAGNOSIS FRAKTUR MANDIBULA
Hematoma,
Odema,
bleeding IO
Ekstra Oral
Step
Pemeriksaan klinis deformity
# Mandibula Maloklusi,
dataran oklusal
terputus
Intra Oral
Nyeri Palpasi,
pergeseran #
14
Penanganan Fraktur Mandibula
Tergantung pada lokasi fraktur, luasnya, dan keluhan
yang diderita, lokasi fraktur ditentukan dengan
pemeriksaan radiografi seperti foto polos pada posisi
PA, lateral, towne, lateral oblik, kiri dan kanan
Penggunaan Mini atau mikro plate pada fraktur
mandibula oleh karena:
Populer sejak tahun 1970an.
Tidak menimbulkan kallus.
Mini plate dipasang dengan menggunakan sekrup.
Bersifat lebih stabil tidak memberikan reaksi jaringan.
Dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama.
Mudah dikerjakan.
Kekurangan metode ini adalah sulit didapat dan mahal.
DIAGNOSIS FRAKTUR MANDIBULA
A. Proyeksi posterior-anterior
B. Proyeksi oblik lateral
C. Proyeksi Towne
D. Foto panoramik
16
Hupp JR, Ellis E, Tucker MR. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. Ed. Ke-5. Mosby Elsevier. St. Louis. 2008.
DIAGNOSIS TRAUMA MAKSILOFASIAL
CT scan
3D imaging
Metode Reduksi
Tertutup/ immobilisasi
Perawatan Konservatif dg fiksasi MX-MD
# Mandibula
Reduksi Fiksasi
Metode Terbuka
Dg kawat/ plate
18
Indikasi Metode Reduksi Tertutup
Michael Miloro. Petersons Principles of Oral and Maxillofacial Sugery. BC Decker Inc. Hamilton. London. 2004. 21
KOMPLIKASI
22
Trauma Dentoalveolar
Trauma Dentoalveolar
Fraktur dentoalveolar merupakan fraktur yang terjadi pada gigi,
tulang alveolar atau dapat mengenai gigi dan tulang alveolar
Trauma jaringan keras meliputi trauma pada gigi dan prosesus
alveolaris, fraktur rahang serta fraktur tulang-tulang fasial.
Sanders, brady dan Johnson mengklasifikasikan trauma dentoalveolar
sebagai berikut :
Retak mahkota
raktur mahkota
Fraktur mahkota-akar
Fraktur akar horisontal
Sensitivitas
Perubahan letak gigi
Avulsi
Fraktur prosesus alveolaris
Menurut Hale dalam Kruger (1984) membagi fraktur gigi sebagai
berikut:
Kelas 1 Fraktur mengenal email (Ellis 1)
Kelas 2 Fraktur mengenai email dan dentin (Ellis 2)
Kelas 3 Fraktur mengenai email, dentin dan terbukanya pulpa (Ellis 3)
Kelas 4 Fraktur berada dibawah garis servikal
Fraktur gigi (Hale & Krager)
Penanganan Trauma Dentoalveolar
Tujuannya adalah penyembuhan tulang yang cepat, memperbaiki
fungsi pengunyahan, pernafasan, bicara serta menghasilkan susunan
wajah dan gigi geligi yang estetis.
Perawatan Fraktur meliputi :
Perawatan fraktur gigi
Perawatan fraktur wajah
Rehabilitatif
Perawatan Fraktur Gigi
Perawatan terhadap fraktur email, dentin dan pulpa, kombinasi
ketiganya serta perawatan terhadap fraktur akar, gigi yang bergeser,
intrusif, ekstrusi, dan avulsi.
Debridemen, alveolektomi, ekstraksi, replantasi, dan reposisi,
tergantung dari kasus gigi geligi yang mengalami trauma.
Pemberian obat-obat antibiotika, analgetika.
Splinting : untuk mengembalikan pergeseran gigi ke posisi semula
sampai jaringan pendukung menyokong dengan baik.
Splinting