You are on page 1of 17

Asuhan Keperawatan Dengan

Fraktur

OLEH :
KELOMPOK III
Konsep Teoritis

Definisi
Fraktur adalah patahnya kontinuitas tulang yang terjadi ketika tulang tidak mampu lagi
menahan tekanan yang diberikan kepadanya (Donna L. Wong, 2004).

Klasifikasi
1) Menurut ada tidaknya hubungan antara patahan tulang dengan dunia luar
2) Menurut derajat kerusakan tulang
3) Menurut bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma
4) Menurut jumlah garis patahan

Etiologi
* Trauma langsung/direk
* Trauma tidak langsung
* Fraktur Patologik
Manifestasi Klinis

Deformitas, Bengkak , Spasme otot , Kehilangan sensasi , Pergerakan


abnormal, Nyeri , dan Krepitasi.

Pemeriksaan Penunjang

1) Rontgen (Sinar X)

2) Arthography

3) Mylofraphy

4) Magnetik Resonance Imaging (MRI)

5) Arthroscopy dan Biopsi


Komplikasi

1) Komplikasi Awal : Kerusakan Arteri, Kompartement Syndrom, Fat Embolism


Syndrom, Infeksi , dan Avaskuler Nekrosis.

2) Komplikasi Dalam Waktu Lama : Delayed Union, Nonunion, dan Malunion.

Penatalaksanaan

1) Terapi konservatif terdiri dari : Proteksi, Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips,
dan Traksi

2) Terapi farmakologi, terdiri dari : Reposisi terbuka, fiksasi eksternal dan Reposisi
tertutup kontrol radiologi diikuti interial.
Konsep Keperawatan

Pengkajian Primer
Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan
sekret akibat kelemahan reflek batuk.
Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jal. napas, timbulnya
pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar
ronchi /aspirasi.
Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap
lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia,
kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut.
Pengkajian Sekunder
a) Identitas Klien
b) Keluhan Utama : Pada umumnya keluhan utama pada kasus
fraktur adalah rasa nyeri dan imobilisasi. Nyeri tersebut bisa
akut atau kronik tergantung dan lamanya serangan. Untuk
memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien
digunakan P, Q, R, S, T.
c) Riwayat Penyakit Sekarang
d) Riwayat Penyakit Dahulu
e) Riwayat Penyakit Keluarga
f) Riwayat Psikososial
g) Pola-Pola Fungsi Kesehatan
Pemeriksaan Fisik
1) pemeriksaan umum (status generalisata) untuk
mendapatkan gambaran umum
2) Secara sistemik dari kepala sampai kelamin
Pemeriksaan Lokal
1) Look (inspeksi)
Perhatikan apa yang dapat dilihat antara lain:
* Cicatriks (jaringan parut baik yang alami maupun buatan seperti
bekas operasi).
*Cape au lait spot (birth mark).
*Fistulae.
*Warna kemerahan atau kebiruan (livide) atau hyperpigmentasi.
*Benjolan, pembengkakan, atau cekungan dengan hal-hal yang tidak
biasa (abnormal).
*Posisi dan bentuk dari ekstrimitas (deformitas)
*Posisi jalan (gait, waktu masuk ke kamar periksa)
2) Feel (palpasi)
Pada waktu akan palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki
mulai dari posisi netral (posisi anatomi). Pada dasarnya ini merupakan
pemeriksaan yang memberikan informasi dua arah, baik pemeriksa
maupun klien.Yang perlu dicatat adalah:
(a) Perubahan suhu disekitar trauma (hangat) dan kelembaban kulit.
Capillary refill time Normal 3 5 .
(b) Apabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau
oedema terutama disekitar persendian.
(c) Nyeri tekan (tenderness), krepitasi, catat letak kelainan (1/3
proksimal, tengah, atau distal).
Otot: tonus pada waktu relaksasi atau kontraksi, benjolan yang
terdapat di permukaan atau melekat pada tulang. Selain itu juga
diperiksa status neurovaskuler. Apabila ada benjolan, maka sifat
benjolan perlu dideskripsikan permukaannya, konsistensinya,
pergerakan terhadap dasar atau permukaannya, nyeri atau tidak, dan
ukurannya.
3)Move (pergerakan terutama lingkup gerak)
Setelah melakukan pemeriksaan feel, kemudian
diteruskan dengan menggerakan ekstrimitas dan dicatat
apakah terdapat keluhan nyeri pada pergerakan.
Pencatatan lingkup gerak ini perlu, agar dapat
mengevaluasi keadaan sebelum dan sesudahnya.
Gerakan sendi dicatat dengan ukuran derajat, dari tiap
arah pergerakan mulai dari titik 0 (posisi netral) atau
dalam ukuran metrik. Pemeriksaan ini menentukan
apakah ada gangguan gerak (mobilitas) atau tidak.
Pergerakan yang dilihat adalah gerakan aktif dan pasif.
Intervensi Keperawatan

1) Nyeri berhubungan dengan spasme otot dan


pergeseran fragmen tulang
NOC 1: Level Nyeri
Kriteria Hasil:
*Kaji frekuensi dan durasi nyeri
*Ekspresi wajah terhadap nyeri
*Perubahan TTV
NOC 2: Kontrol Nyeri
* Mengenal faktor penyebab
*Gunakan tindakan pencegahan
*Gunakan tindakan non analgetik
*Gunakan analgetik yang tepat
NIC
Kaji secara menyeluruh tentang nyeri termasuk
lokasi, durasi, frekuensi, intensitas, dan faktor
penyebab.
Ajarkan teknik non farmakologi (misalnya:
relaksasi, guide, imagery,terapi musik,distraksi)
Kolaborasi medis untuk pemberian analgetik,
fisioterapis/ akupungturis.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
kerusakan rangka neuromuskuler
NOC: Mobility level
Kriteria Hasil:
Keseimbangan penampilan Memposisikan tubuh
Gerakan otot
Gerakan sendi
Ambulansi jalan
Ambulansi kursi roda
NIC :
Kaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh cedera
Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan
pasif.
Bantu pasien untuk menggunakan fasilitas alat bantu
jalan dan cegah Kecelakaan atau jatuh.
Konsultasikan dengan fisioterapi tentang rencana
ambulansi sesuai kebutuhan
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan fraktur
dan imobilisasi fisik
NOC : Integritas Jaringan kulit dan membran mukosa
Kriteria Hasil:
Sensasi normal
Elastisitas normal
Warna
Tekstur
Jaringan bebas lesi
Adanya pertumbuhan rambut dikulit
Kulit utuh
NIC :
Observation ekstremitas oedema, ulserasi,
kelembaban
Monitor warna kulit dan temperatur kulit

Inspeksi kulit dan membran mukosa

Inspeksi kondisi insisi bedah

Monitor kulit pada daerah kerusakan dan


kemerahan
Monitor infeksi dan oedema

You might also like