You are on page 1of 24

ASUHAN KEPERAWATAN

ANAK DENGAN GANGGUAN


GASTROINTESTINAL

Oleh: Rita Yuliani, S.Kp, M.Si


Kasus yang Sering terjadi
1.Gastroenteritis (diare akut): inflamasi lambung &
usus yg disebabkan oleh bakteri, virus.
2. Konstipasi: keluarnya feses keras atau padat
atau defekasi yang jarang dgn gejala seperti
kesulitan mengeluarkan feses, feses bercak
darah dan ketidaknyamanan abdomen.
3. GER (gastroesophageal refluk): transfer pasif isi
lambung ke esophagus.
5.Hepatitis: inflamasi kronis atau akut pd
hati.
6. Cirosis terjadi tahap akhir peny kronik
liver termasuk atresia bilier dan hepatitis
kronis.
Gastro Enteritis/Diare
Suatu penyakit yang ditandai dengan
tanda-tanda adanya perubahan bentuk
dan konsistensi tinja, lembek sampai cair
dan bertambahnya frekuensi BAB lebih
dari biasanya (3 kali atau lebih dalam 1
hari).
Etiologi
Bakteri (E. Coli, Salmonella
nontifoid/tifoid), virus (rotavirus), parasit,
jamur
Keracunan makanan/minuman yang
disebabkan oleh bakteri
Intoleransi laktosa
Alergi makanan
PATOFISIOLOGI
Faktor penyebab

Mengeluarkan toksin

Turunnya absorpsi aktif Na+

Tekanan osmotik meningkat

Cairan berpindah dari jaringan ke


dalam usus melalui proses difusi

Cairan dan elektrolit tertahan


di lumen usus

Dikeluarkan dari tubuh

Diare
Pemeriksaan fisik
Kaji berat badan, tinggi badan, tanda-tanda vital
Mual, Muntah atau regurgitasi
Kaji keluaran fekal jumlah, volume, karakteristik
Bising usus, adakah distensi abdomen
Nyeri abdomen
Perdarahan gastrointestinal, hematemisis,
melena.
Ikterik.
Kaji status dehidrasi
Riwayat Penyakit
Kemungkinan memakan makanan atau air
yang terkontaminasi.
Kontak dengan individu yang diketahui
menderita hepatitis.
Transfusi darah terakhir
Mengkonsumsi obat hepatotoksik
Kebiasaan defekasi
Diagnosa Keperawatan
Kurangnya volume cairan b.d kehilangan
cairan melalui feses atau muntah
Data Obyektif (DO):
Muntah, diare, Turgor kulit menurun, ubun-
ubun cekung, sunken eyes, mukosa bibir
kering, terlihat haus.
Tujuan : klien menunjukan tanda-tanda
rehidrasi dan mempertahankan hidrasi
yang adekuat.
Intervensi:
Beri larutan rehidrasi oral.
Berikan dan pantau cairan IV sesuai
ketentuan.
Kaji tanda-tanda vital, tugor kulit, membran
mukosa.
Timbang berat badan.
Catat intake dan output.
Beri diet reguler pada anak
Kriteria hasil:
Anak menunjukkan hidrasi yang cukup
Mukosa lembab, ubun-ubun tidak cekung, mata
tidak cekung, turgor kulit elastis,
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d kehilangan cairan melalui diare,
masukan yang tidak adekuat dan muntah.
DO: BB menurun, anoreksia
Tujuan : klien mengkonsumsi nutrisi yang
adekuat untuk mempertahankan berat
badan sesuai usia.
Intervensi :
Observasi dan catat respon terhadap
pemberian makan.
Mulai dengan pemberian makan tapi sering.
Hindari produk susu yang mengandung
laktosa jika anak mengalami intoleransi
laktosa.
Pantau berat badan.
Kriteria hasil: kebutuhan nutrisi tercukupi
Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan iritasi karena frekuensi BAB yang
sering
DO:
Kemerahan daerah perinal,
anak rewel
Tujuan: kulit terlihat utuh
Intervensi:
Setiap saat mengganti popok, gunakan popok
yang kering dan bersih.
Pelihara kelembaban daerah perianal, hindari
penggunaan bedak.
Observasi tanda-tanda perluasan iritasi.
Lakukan perawatan luka daerah perianal
Kolaborasi: pemberian anti inflamasi/anti
jamur/pelembab kulit.
Kriteria hasil:
Anak menunjukkan tidak memiliki tanda-tanda
kerusakan kulit
Risiko penyebarluasan infeksi
berhubungan invasi mikroorganisme pada
saluran GI
Tujuan: klien tidak menunjukkan tanda-tanda
infeksi gastrointestinal
Intervensi:
Implementasikan substansi tubuh atau praktik
pengendalian infeksi rumah sakit, termasuk
pembuangan feses dan pencucian yang tepat,
serta penanganan spesimen yang tepat.
Pertahankan cuci tangan yang benar
Gunakan popok yang memiliki daya serap baik.
Pakaikan popok dengan tepat
Ajarkan anak/keluarga untuk melakukan
tindakan pencegahan setelah toileting.
Instruksikan kepada anggota
keluarga/pengunjung untuk melakukan
kewaspadaan isolasi (cuci tangan)

Hasil yang diharapkan:


Infeksi tidak menyebar kepada orang lain.
Konstipasi b.d imobilitas, kerusakan
neuromuskuler, obat-obatan
Tujuan : klien mengalami eliminasi usus
yang adekuat.
Intervensi :
Berikan diet yang tepat untuk mencegah
konstipasi.
Tingkatkan masukan cairan.
Tetapkan waktu eliminasi yang teratur.
Berikan privasi toileting yg sesuai dengan
usia dan perkembangan anak.
Berikan pelunak feses sesuai ketentuanan.
Berikan enema dan atau supositoria sesuai
ketentuan.
Kriteria hasil:
Anak menunjukkan tanda-tanda eliminsasi
yang adekuat.
Resiko tinggi infeksi b.d adanya virus
hepatitis
Tujuan : Klien dan orang lain tidak kontak
dengan infeksi
Intervensi :
Lakukan tindakan kewaspadaan umum.
Gunakan teknik mencuci tangan yang tepat.
Popok sekali pakai.
. Popok sekali pakai
4. Jelaskan pada keluarga dan anak cara-
cara umum penyebaran hepatitis a (rute
fekal-oral) dan hepatitis b (rute
parenteral).
5. Ajarkan pada anak dan keluarga pengendalian
infeksi.
6. Beri penjelasan pada orang tua tentang
imunisasi hepatitis.
Popok sekali pakai
Jelaskan pada keluarga dan anak
cara-cara umum penyebaran hepatitis
A (rute fekal-oral) dan hepatitis B (rute
parenteral).
Ajarkan pada anak dan keluarga
pengendalian infeksi.
Beri penjelasan pada orang tua
tentang imunisasi hepatitis.
Tugas Kelompok

Terapi Cairan

You might also like