You are on page 1of 15

Kelompok 4

Ai Marlina A.06.11.0001
Asty Ilmayanti A.06.11.0006
Erni Hermayani A.06.11.
Perni Perdiantini A.06.11.

Akademi Kebidanan Cianjur


2012/2013
Bahasa Yunani, a artinya tidak ada, trepis artinya nutrisi atau makanan

Atresia ani adalah kelainan


Dalam istilah kedokteran :
kongenital yang dikenal sebagai

Keadaan tidak adanya atau anus imperforata meliputi anus,


tertutupnya lubang badan normal rektum atau keduanya
atau organ tubular secara kongenital
(Betz. Ed 3 tahun 2002)
disebut juga clausura.
1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah
dubur.
2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan
berusia 12 minggu atau 3 bulan.
3. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan
embriologik di daerah usus, rektum bagian distal
yang terjadi antara minggu ke-empat sampai ke-enam
usia kehamilan.
Terjadinya anus imperforata
Atresia anal ini terjadi
karena kelainan kongenital dimana
karena ketidaksempurnaannya migrasi
saat proses perkembangan embrionik
dan perkembangan struktur kolon
tidak lengkap pada proses
antara 7- 10 minggu selama
perkembangan anus dan rektum.
perkembangan janin. Kegagalan
Dalam perkembangan selanjutnya
migrasi tersebut juga karena gagalnya
ujung ekor dari belakang berkembang
agenesis sakral dan abnormalitas pada
jadi kloaka yang juga akan
daerah uretra dan vagina atau juga
berkembang jadi genito urinari dan
pada proses obstruksi.
struktur anorektal.
Anus imperforata dapat
terjadi karena tidak adanya
pembukaan usus besar yang keluar
anus sehingga menyebabkan feses
tidak dapat dikeluarkan.
1. Bayi muntah muntah pada umur 24 48 jam.

2. Sejak lahir tidak ada defekasi mekonium.

3. Tinja keluar dari vagina atau uretra.

4. Anus tampak merah, usus melebar.

5. Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rektal.

6. Pada auskultasi terdengar hiperperistaltik.

7. Perut menggembung.

8. Pada pemeriksaan rectal touche terdapat

adanya membran anal.


Lqqd dan
Gross
TIPE I TIPE II
Saluran anus atau rektum bagian bawah Terdapat suatu membran tipis yang
mengalami stenosis dalam berbagai menutupi anus karena menetapnya
derajat. membran anus.

TIPE IV
TIPE III
Saluran anus dan rektum bagian bawah
Anus tidak terbentuk dan rektum berakhir
membentuk suatu kantung buntu yang
sebagai suatu kantung yang buntu
terpisah pada jarak tertentu dari ujung
terletak pada jarak tertentu dari kulit di
rektum yang berakhir sebagai suatu
daerah anus seharusnya terbentuk
kantung buntu.
(lekukan anus).
Atresia ani biasanya jelas sehingga diagnosis sering
dapat ditegakkan segera setelah bayi lahir dengan melakukan
inspeksi secara cepat dan cermat pada daerah perineum.
Anamnesis perjalanan penyakit yang khas dan
gambaran klinis perut membuncit seluruhnya merupakan
kunci diagnosis pemeriksaan penunjang yang dapat
membantu menegakkan diagnosis ialah pemeriksaan
radiologi dengan enema barium.
Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Kepada ibu hamil hingga kandungan menginjak usia tiga
bulan untuk berhati-hati terhadap obat-obatan,
makanan awetan dan alkohol yang dapat menyebabkan
atresia ani.
2. Memeriksa lubang dubur bayi saat baru lahir karena
jiwanya terancam jika sampai tiga hari tidak diketahui
mengidap atresia ani karena hal ini dapat berdampak
feses atau tinja akan tertimbun hingga mendesak paru-
parunya.
3. Pengaturan diet yang baik dan pemberian laktulosa
untuk menghindari konstipasi.
Bagi pengidap kelainan tipe I dengan stenosis yang ringan dan tidak
mengalami kesulitan mengeluarkan tinja tidak memerlukan
penanganan apapun.

Bentuk operasi yang diperlukan pada tipe II, baik tanpa atau dengan
fistula, adalah anoplasti pcrincum, kemudian dilanjutkan dengan
dilatasi pada anus yang baru selama 23 bulan.
Pada tipe III, apabila jarak antara ujung rectum yang buntu ke lekuken
anus kurang dari 1,5 cm, pembedahan rekonstruktif dapat dilakukan melalui
anoproktoplasti pada masa neonatus. Akan tetapi, pada tipe III biasanya
perlu dilakukan kolostomi pada masa neonatus sebelum dilakukan
pembedahan definitif pada usia 12-15 bulan.

Penanganan tipe IV dilakukan dengan kolostomi, untuk kemudian dilanjutkan


dengan operasi abdominal pull though seperti pada kasus megakolon
kongenital.
Memberikan informasi pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa
bayinya saat ini mengalami kelainan yaitu memiliki lubang anus tetapi
saluran pembuangan dari pencernaan terputus hingga tidak terhubung.
Jelaskan pada ibu bahwa kelainan yang diderita bayinya menyebabkan
tidak dapat buang air besar, perut membuncit sehingga bayi menangis
dan menjadi rewel, disebabkan penumpukan feses.
Memberikan informed consent dan menyiapkan surat persetujuan
untuk dilakukan rujukan, merujuk bayi ibu ke dokter anak untuk
segera dioperasi

ASKEB

You might also like